Anda di halaman 1dari 30

KIMIA KLINIK 3

ELA MELANI MS.,M.Si

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


BAHAN KAJIAN
KIMIA KLINIK 3

Kimia Darah
Elektrolit , Asam Basa ,Gas Darah Dan Tekanan Gas Dalam Darah
Uts
Cairan Tubuh, Batu Ginjal Dan Batu Empedu
Pemeriksaan Feses, Malabsorpsi Dan Analisis Sperma
Uas
Kimia Darah
1. Persiapan Pemeriksaan Kimia Darah
2. Pengenalan Alat
3. Pemeriksaan Glukosa Darah
4. Pemeriksaan Protein Darah
5. Pemeriksaan Lemak Darah
6. Pemeriksaan Enzim Darah
7. Pemeriksaan Hormon
8. Pemeriksaan Fungsi Hati
9. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
10.Pemeriksaan Fungsi Jantung
1. Persiapan Pemeriksaan Kimia Darah
Persiapan Pasien

Tahap awal : Menginformasikan dan memberi arahan apa


yang harus dipersiapkan dan akan dilakukan sesuai dengan
jenis pemeriksaan.

Perlu/tidaknya puasa. Berikan penjelasan Tujuan Berpuasa

Catat kondisi Penting : olahraga/aktivitas fisik, obat yang


diminum, atau sakit yang diderita.
Identifikasi Pasien

Pengisian Formulir Pemeriksaan :


 nama lengkap pasien, Jenis Kelamin dan Umur
 Nomor Identitas Pasien
 Tanggal Pengambilan Sampel
 Inisial flebotomis (petugas pengambil darah)
 Nama Dokter Yang Meminta
 Jenis Pemeriksaan
 Keterangan Tambahan (Konsumsi Obat tertentu dan
Diagnosa Penyakit)
 Kamar Pasien ( Jika Pasien Dirawat)
Pengambilan Sampel

Area

 Pengambilan darah harus dilakukan pada tempat yang tepat


, jangan sampai terjadi hemolisis atau kontaminasi.
 jika mengambil darah dari vena (flebotomi), jangan lakukan
di atas infus, di daerah kulit yang mengalamai sklerosis atau
hematoma, di daerah yang terdapat fistula (shunt), atau pada
tangan di area pasca-mastektomi.
 pengambilan darah perifer : jangan menusuk jari/tumit yang
memar, dingin, bengkak, atau sianotik
Tempat Pengambilan darah yang harus dihindari :
1. Area mastektomi : untuk menghindari infeksi dan kesala
han hasil karena terjadi penumpukan cairan tubuh di
bagian ini
2. Edema: daerah edema mengandung kumpulan cairan
tubuh sehingga dapat mempengaruhi hasil.
3. Jalur Vena yang terpasang infus : cairan infus dapat
mengkontaminasi sampel. Jika terpaksa, lakukan
pengambilan di daerah distal.
Wadah

Tabung khusus untuk sampel darah dan bertutup.


Rekomendasi dari National Committee on Clinical Laboratory Sta
ndards (NCCLS) untuk tutup tabung
-Tabung bertutup merah untuk serum
- Tabung bertutup biru mengandung sitrat (untuk hemostatis)
- Tabung Bertutup kuning mengandung gel separator
- Tabung bertutup hijau mengandung heparin (untuk troponin T)
- Tabung bertutup ungu mengandung EDTA
- Tabung bertutup abu-abu barisikan NaF (Natrium fluorida)
Prosedur

Prosedur standar sebelum pengambilan sampel :


1. Beri salam kepada pasien
2. Verifikasi/pastikan identitas pasien
3. Terangkan kepada pasien tentang prosedu yang akan dilaksan
akan
4. Tanyakan kepada pasien apakah persiapan pemeriksaan sudah
dilaksanakan

Note : ingat dan laksankan selalu kewaspadaan standar (standar


precautions), yaitu dengan menganggap semua sampel infeksi
us dan menggunakan sarung tangan ketika mengambil darah.
Pemakaian bendungan (turniket)

 Kesalahan : penggunaan turniket yang terlalu lama )


lebih dari 3 menit)
 menyebabkan peningkatan atau penurunan zat-zat tertentu
 penekanan yang berlebihan juga tidak diperbolehkan karen
dapat menyebabkan peningkatan kadar kalium, fosfat, dan
laktat.
Sampel Hemolisis

Hemolisis : peristiwa pecahnya eritrosit, sehingga isi/kandungan d


ari eritrosit tumpah keluar.
Dapat dikenali : penampilan serum yang berwarna kemerahan
Penyebab :
1. Menarik darah terlalu cepat dengan spuit
2. Mengambil darah pada daerah hematoma
3. Mendorong terlalu keras saat memindahkan darah ke tabung
4. Mengocok tabung terlalu keras
5. Darah terkontaminasi oleh alkohol
6. Memeras daerah perifer berlebihan
7. Menusuk area yang sama dua kali
8. Ukuran jarum yang terlalu kecil
9. Darah terkena air (dalam wadah)
Teknik Memperoleh Serum dan Plasma

Pengumpulan Serum

Serum : bagian cair darah yang berwarna kuning dan sudah tidak
mengandung fibrinogen, berubah menjadi benang fibrin.
Teknik pengumpulan :
1. Lakukan vena puncture, lalu masukkan darah ke dalam tabung
yang kering dan bersih. Hindari terjadinya lisis
2. Biarkan sedikitnya selama 15 menit agar fibrin terbentuk
seluruhnya
3. Putar darah dengan sentrifuse (kec. 4000rpm/15mnt)
4. Serum yang berada di a=bagian atas dipisahkan dari bagian pad
atnya. Ditampung pada wadah tersendiri (cup serum)
Pengumpulan Plasma
Serupa dengan serum, plasma juga merupakan bagian cair darah, bedanya
Plasma masih mengandung fibrinogen.
Teknik Pengumpulan :
1. Siapkan tabung yang berisi antikoagulan (apa saja sesuai kebutuhan).
antikoagulan berfungsi: mencegah aktivitas faktor-faktor pembeku darah
(salah satunya adalah fibrinogen)
2. Lakukan vena punctute, lalu masukkan darah ke dalam tabung tersebut.
kocok dengan hati-hati hingga homogen.
3. Putar darah dengan sentrifus (kecepatan 4000rpm selama 15menit)
4. Bagian atas (plasma) dapat langsung dipisahkan. Pemisahan sebaiknya dil
akukan sesegera mungkin, karena jika darah terkocok, plasma akan bersat
u kembali dengan bagian padat darah (korpuskuli)

Masalah yang dapat terjadi jika serum atau plasma tidak segera dipisahkan
dengan bagian padat adalah resiko terjadinya kontaminasi serum/plasma oleh
sel-sel darah (eritrosit/leukosit akan mengalami lisis)
PENANGANAN SAMPEL
-Plasma arau serum harus sudah dipisahkan dari sel-sel darh paling lambat 2 j
am sejak pengambilan (penundaan akan berakibat lisis)
- sistem transportasi, kesalahan penanganan menpengaruhi pemeriksaan .
- anggap sebagai bahan infeksius.

Kondisi yang menyebabkan lab. Menolak sampel (WHO).


-Identitas pasien tidak jelas
-Jumlah sampel kurang
-Sampel ditampung dalam wadah yang tidak sesuai
-Penyimpanan sampel tidak sesuai
-Sampel rusak (hemolisis, membeku, dll)
FAKTOR PASIEN
Faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan : variasi fisiologis dan patologi
s pasien

Variasi fisiologis :
-Perubahan posisi pengambilan darah
-Tirah baring (bed rest) dalam waktu yang lama
-Olahraga atau aktivitas fisik
-Variasi sirkadian (variasi kadar analit dalam satu hari, sesuai dengan siklusnya)
-Diet atau pengaruh makanan, rokok, ataupun obat-obatan

Variasi patologis :
“kondisi sakit pasien saat dilakukan pemeriksaan”
2. Pengenalan Alat
Fotometer

Dalam laboratorium klinik : menetapkan kadar suatu zat dengan cara menguk
ur absorbansi cahaya zat tertentu pada panjang gelombang yang sesuai, baik
secra end poind maupun kinetik atau mengukur absorbsi sinar dalam larutan.
Fotometer umumnya dibedakan menurut sinar dan pembiasannya :
- Spektrofotometer
- Spektrolini fotometer
-Filter Fotometer.

Prinsip : penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh bahan


Yang diperiksa
1. Filter Fotometer

-Fotometer paling sederhana. Sumber cahaya : lampu pijar, dan menggunakan


filter kaca.
- kekurangan : pita filter yang sangat besar, daerah panjang gelombang yang
di ukur harus lebih luas dari kurva absorbsi zat, menyebabkan impresisi.
- tidak dianjurkan di lab. klinik
2. Spektrofotometer

-Prisma sebagai monokromator


- λ : 200 nm – 400 nm
- harus dikalibrasi setiap panjang gelombang
- keuntungan : mengukur pada semua panjang gelombang, terutama UV
- kelemahan : intensitas sinar yang keluar lemah, perlu penguat arus (mahal)
3. Spektrolini fotometer

- Memakai lampu Hg (merkuri) atau Cd (cadmium)


- Jika dipanaskan pada kondisi tertentu, unsur-unsur tersebut akan menguap dan
mengeluarkan spektrum dengan lini-lini tertentu
- kelebihan : intensitas sinar yang kuat, tingkat kesalahan kecil
- kekurangan : tidak bisa mengukur pada semua panjang gelombang, lampu Hg
mahal
MIKROPIPET

- Dalam uji kimia darah, jumlah sampel yang diperlukan sangat sedikit: 10-200
μL (1 μL = 0,001 mL)
- Penggunaanya : Teknik Forward dan Teknik Reverse
1. Teknik Forward (Reagen dan Sampel)

Cara Kerja :
1. Tekan tombol sampai posisi 1
2. Masukkan ujung pipet ke dalam cairan ( jangan terlalu dalam). Isap cairan
dengan cara mengembalikan tombol ke posisi awal, cairan akan terisap se
suai jumlah yang tertera pada pipet
3. Untuk mengeluarkan cairan dari dalam pipet, tekan pipet sampai posisi 2.
biasanya ada sedikit cairan tertinggal di ujung pipet
4. Untuk mengeluarkan cairan yang tertinggal tadi, tekan tombol sampai pos
isi 2
5. Pemipetan selesai, kembalikan tombol ke posisi awal
1. Teknik Forward (sampel dan reagen)
2. Teknik Reverse : Reagen
Cara Kerja:
1. Tekan tombol sampai posisi 2
2. Isap cairan dengan cara mengembalikan tombol ke posisi awal
3. Untuk mengeluarkan cairan, tombol ditekan sampai posisi 1
4. Kembalikan sisa cairan ke dalam botol dengan cara menekan tombol ke p
osisi 2 (langkah 4 dan 5)

Anda mungkin juga menyukai