Anda di halaman 1dari 52

JUMLAH SAMPEL YANG

DIGUNAKAN DALAM
PEMERIKSAAN DARAH
HEMATOLOGI DAN
KOAGULASI
KELOMPOK 9
• Dilla Sinansari • Anisa bela Amalia
• Alicka Putri Mauly • Ade Sri Lestari
• Regita Aulia Rosalina • Syadiah Rindi Astari
• Monafia Nur Syakinah • Saskia Ratna Ayu
• Yosetri Meylintina Perdana
• Beta Lutfi A. N. • Dhea Friyunisa
Ananda
1. Pengambilan Darah Vena
• Pengambilan darah vena yaitu suatu pengambilan
darah yang diambil pada pembuluh darah vena
fossa cubiti, median cubital atau caphalic dan vena
saphena magma/vena superviciall lain yang cukup
besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik
dan representatif dengan menggunakan spuit atau
vacumtainer.

• Pengambilan darah ada tiga cara yaitu dengan


melalui Tusukan vena (Venipuncture), Tusukan kulit
(Skinpuncture) dan Tusukan arteri atau nadi. Cara
yang sering digunakan adalah venipuncture dengan
spuit.
Alat dan Bahan
1. Alat
- Tourniquet (tali pembendung)
- Spuit
- Kapas kering
- Plester
- APD lengkap
2. Bahan
- Alkohol 70%
Cara Kerja
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol
70%, tali pembendung (turniket), plester, dan tabung. Untuk
pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan
jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang
sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
2. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah;
usahakan pasien senyaman mungkin.
3. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di
lembar permintaan.
4. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi
obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa
dsb.
5. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang
banyak melakukan aktifitas.
6. Minta pasien mengepalkan tangan.
7. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas
lipat siku.
8. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti
sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena
tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku,
atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan
jangan dipegang lagi.
10. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke
atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah
masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk
kena.
11. Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta
pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil
kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
12. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik
jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15
menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Adalah :

Pemasangan Tourniquet (tali


pembendungan) :
Pemasangan dalam waktu lama dan
terlalu keras dapat mengakibatkan
hemokonsentrasi
Melepas Tourniquet sesudah jarum dilepas
dapat memyebabkan hematoma
Jarum dilepaskan sebelum tabung alcohol
terisi penuh sehingga mengakibatkan
masuknya udara kedalam tabung dan
merusak sel darah merah.
Penusukan
Penusukan yang tidak sekali kena
menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengakibatkan
pembekuan. Penusukan yang berkali-kali
berpotensi menyebabkan hematoma.

Kulit yang ditusuk masih basah oleh


alcohol menyebabkan rasa terbakar dan
rasa nyeri yang berlebihan pada pasien
ketika dilakukan penusukan.
Komplikasi Pada Pengambilan Darah
1) Alergi terhadap atiseptik dan plester
2) Pendarahan berlebihan
3) Hematoma terjadi karena :
• Venaterlalu kecil untuk jarum yang dipakai
•Jarum menembus seluruh dinding vena
•Jarum hanya menembus sebagian vena
•Jarum dilepaskan pada saat tourniquet masih dipasang
•Penekanan yang tidak adekuat setelah venipuncture
4) Muntah
5) Nyeri
6) Kerusakan vena
7) Kerusakan saraf
8) Terambilnya darah arteri
9) Petekiae
10) Vena Kolaps
11) Aliran balik antikoagulan
Faktor-Faktor Kegagalan
• Posisi jarum salah :
– Lubang jarum menempel pada bagian atas
atau bawah dinding vena
– Jarum masuk terlalu dalam
– Jarum masuk sebagian atau kurang dalam
– Jarum masuk kedalam vena yang kolaps
Koreksi Terhadap Kegagalan
Venipuncture
Perlahan-lahan posisi jarum diubah kearah
yang tepat
Pada vena yang kolaps : Tekatkan tourniquet
Bila darah tetap tidak keluar, lakukan
venipuncture pada bagian yang lain
Bila dua kali pengambilan tetap gagal, ganti
flebotomis. Bila perlu pasien diberi istirahat
dahulu
Lokalisasi atau Tempat
Pengambilan Darah Vena
• Tempat-tempat yang memungkinkan dilakukan
pemngambilan darah vena adalah sebagai berikut :
Lengan : Vena Basilica, Vena Cepalicha, Vena
Mediana Cubiti, Vena Medial/anterbracial, Vena
Radialis
Tungkai : Vena Saphinous
• Lokasi lain apabila vena lengan tidak dapat
digunakan untuk dilakukan pengambilan darah yaitu
: Vena Pergelangan Tangan, Vena Jugulari atau
Sinus Sagitalis (pengambilan darah vena pada
bayi), Vena Hermolaris, Vena Dorsalis Pedis.
Macam – macam Antikoagulan
• Antikoagulan adalah bahan yang digunakan untuk mencegah
pembekuan darah. Pemeriksaan di dalam laboratorium klnik tidak
hanya satu atau dua, tetapi banyak pemeriksaan, tergantung pada
banyak spesimen yang masuk dan jenis pemeriksaan yang diminta,
sehingga tidak semua spesimen yang datang bisa langsung
diperiksa. Penambahan antikoagulan bertujuan supaya darah tidak
membeku, sehingga kondisi darah dapat dipertahankan walau tidak
langsung diperiksaan atau pemeriksaan memakan waktu yang
lama. Ada banyak jenis antikoagulan, namun tidak semuanya dapat
digunakan karena ada yang terlalu banyak berpengaruh terhadap
bentuk/morfologi eritrosit atau leukosit.
1. Garam Kalium atau Natrium dari Ethylen
Diamine Tetra Asetat (EDTA)
• Garam-garam tersebut mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk
yang bukan ion sehingga pembekuan dapat dicegah. EDTA tidak
mempengaruh terhadap besar dan bentuk dari Eritrosit dan leukosit. Selain
itu EDTA juga dapat mencegah penggumpalan trombosit, Penggunaan
EDTA yang kurang dari ketentuan dapat menyebabkan darah membeku.
Sedangkan penggunaan yang lebih dari ketentuan dapat menyebabkan
eritrosit mengkerut sehingga nilai hematokrit rendah dari nilai yang
sebenarnya.
• Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium
EDTA (K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Dari ketiga jenis EDTA
tersebut, K2EDTA adalah yang paling baik
• Jumlah EDTA yang Digunakan :
• -EDTA kering: 1 mg EDTA/1 ml darah
• -EDTA cair: 0.01ml EDTA/1 ml darah
• -EDTA cair (laruatan EDTA 10 %) lebih sering digunakan.
Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan
EDTA :
• -Penentuan kadar Hb
• -Penentuan Hematokrit
• -Penentuan Laju Endap Darah (LED)
• -Penentuan Resisitensi osmotik darah
• -Penentuan golongan darah
• -Perhitungan sel-sel darah, termasuk retikulosit
• -Pembuatan apusan darah
2. Natrium Sitrat (Trisodium Citrat)
• Natrium Sitrat(Trisodium Citrat) yang digunakan berbentuk larutan
3,2 % dan 3,8%. Antikogulan ini mencegah pembekuan dengan
cara mengikat ion kalsium. Antikoagulan Natrium Sitrat tidak toksis
sehingga dapat juga digunakan untuk transfusi darah.
• Banyaknya Natrium Sitrat yang Digunakan:
-Larutan Natrium Sitrat 3,2 % digunakan untuk pemeriksaan soal-soal
proses pembekuan darah (Koagulasi) dan agregasi trombosit.
Volume = 1 volume antikoagulan : 9 volume darah
- Larutan Natrium Sitrat 3,8 % digunakan pemeriksaan Laju Endap
Darah dan Eritrosit Sedimen Rate (ESR), Volumenya : 1 volume
antikoagulan : 4 volume darah
• Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Natrium
Citrat : Penentuan Laju Endap Darah, Eritrosit Sedimen Rate (ESR),
Pemeriksaan soal-soal proses pembekuan darah, Agregasi
Trombosit, Penentuan golongan darah , Transfusi darah
3. Heparin

• Heparin merupakan antikoagulan yang normal dalam


tubuh, namun di laboratorium heparin jarang digunakan
dalam pemeriksaan-pemeriksaan di laboratorium karena
mahal harganya. Heparin berdaya seperti antitrombin.
Heparin bekerja dengan cara
menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin
sehingga menghentikan pembentukan fibrin dari
fibrinogen.Heparin tidak mempengaruhi bentuk eritrosit
maupun trombosit.
• Jenis heparin yang paling banyak digunakan adalah
Lithium heparin karena antikoagulan karena tidak
mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.
• Banyaknya Heparin yang Digunakan:
-Heparin Kering : 0,1-0,2 mg/ml Darah
-Heparin Cair : 15 IU +/- 2.5 IU/ml darah
• Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan
Antikoagulan Heparin : Penentuan hemoglobin,
Penentuan hematokrit, Penentuan resistensi osmotik,
Penghitungan sel-sel darah, Penentuan golongan darah,
Transfusi darah
• *Heparin tidak bisa digunakan untuk membuat
apusan darah karena menyebebabkan dasar yang biru
kehitaman bisa dicat dengan cat wright stain.
4. Natrium Oxalat

• Bekerja dengan menikat ion Ca, sehingga


terbentuk Ca Oxalat yang mengendap. Na
oxalat yang digunakan berbentuk larutan 0.1 N
• Banyaknya Na-Oxalat yang Digunakan:
• -Pemeriksaan Plasma Protrombin Time (PPT) :
1 volume darah: 9 volume darah
• Pemeriksaan Hematologi yang
Menggunakan Antikoagulan Na-Oxalat
• - Pemeriksaan Plasma Protrombin Time (PPT)
5. Double Oxalat
• Nama lainnya dalah Balance Oxalat Mixture atau antikoagulan dari
Heller dan Paul. Antikoagulan ini mengandung kalium oxalat dan
ammonium oxalat dengan perbandingan 2:3. Kalium oxalat
menyebebkan eritrosit mengkerut, sedangkan ammonium oxalat
menyebabkan eritrosit mengembang. Campuran kedua garam
tersebut bertujuan untuk menghindari perubahan perubahan volume
eritrosit.

• Banyaknya Antikoagulan Double Oxalat yang digunakan:


-Double oxalat kering : 2 mg Double oxalat / 1 ml darah
-Double oxalat cair 2%: 0.1 ml Double oxalat/ 1 ml darah

• Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Double


Oxalat : Penentuan hemoglobin, Penentuan hematokrit, Penentuan
Laju Endap Darah (LED), Penentuak resistensi eritrosit, Penentuan
golongan darah
Macam-macam tabung vakum untuk plebotomi

1. Tabung dengan Tutup Merah

Keterangan :
- Tidak terdapat zat Additive
- Tindakan : Darah Beku, dan serum dipisahkan oleh sentrifius
- Digunakan untuk pemeriksaan : Kimia, Imunologi dan Serologi, Bank
Darah (crossmatch)
2. Tabung dengan Tutup Warna Emas

Keterangan :
- Tidak terdapat zat Additive
- Tindakan : Pemisah tabung serum (SST) berisi gel di bagian bawah untuk
memisahkan darah dari serum dengan cara sentrifugasi
- Digunakan untuk pemeriksaan : Kimia, Imunologi dan Serologi
3. Tabung dengan Tutup Warna Hijau Terang

Keterangan :
- Zat Additive : Plasma Separating Tube (PST) dengan heparin
Lithium
- Tindakan : Anticoagulates dengan heparin lithium; Plasma
dipisahkan dengan gel PST di bagian bawah tabung
- Digunakan untuk pemeriksaan : Kimia

4. Tabung dengan Tutup Warna Ungu

Keterangan :
- Zat Additive : EDTA
- Tindakan : Bentuk garam kalsium untuk menghilangkan kalsium
- Digunakan untuk pemeriksaan : Hematologi (CBC) dan Bank
Darah (crossmatch); requires full draw - invert 8 times untuk
mencegah penggumpalan dan pembekuan darah.
5. Tabung dengan Tutup Warna Biru Terang

Keterangan :
- Zat Additive : Natrium sitrat
- Tindakan : Bentuk garam kalsium untuk menghilangkan kalsium
- Digunakan untuk pemeriksaan : Tes koagulasi (protime dan waktu
protrombin), full draw required

6. Tabung dengan Tutup Warna Hijau

Keterangan :
- Zat Additive : Sodium heparin atau heparin lithium
- Tindakan : Inactivates trombin dan tromboplastin
- Digunakan untuk pemeriksaan : Untuk tingkat lithium,
menggunakan heparin natrium
Untuk level amonia, menggunakan heparin natrium atau lithium
7. Tabung dengan Tutup Warna Biru Tua

• Keterangan :
- Zat Additive : EDTA
- Tindakan : Tabung ini di design untuk tidak terkontaminasi oleh
logam
- Digunakan untuk pemeriksaan : Untuk Test Trace Elemen (seng,
tembaga, timah, merkuri) dan toksikologi

8. Tabung dengan Tutup Warna Gray Terang

Keterangan:
- Zat Additive : Sodium fluoride dan kalium oksalat
- Tindakan : Agen Antiglycolytic mempertahankan glukosa sampai 5
hari
- Digunakan untuk pemeriksaan : Glucoses, requires full draw (may
cause hemolysis if short draw)
9. Tabung dengan Tutup Warna Kuning

Keterangan :
- Zat Additive : ACD (acid-citrate-dextrose)
- Tindakan : Complement inactivation
- Digunakan untuk pemeriksaan : HLA tissue typing, paternity
testing, DNA studies

10. Tabung dengan Tutup Warna Kuning – Hitam

• Keterangan :
- Zat Additive : Kaldu campuran
- Tindakan : Menjaga kelangsungan hidup mikroorganisme
- Digunakan untuk pemeriksaan : Mikrobiologi - aerob, anaerob,
jamur
11. Tabung dengan Tutup Warna Hitam

Keterangan :
- Zat Additive : Natrium sitrat (buffered)
- Tindakan : Forms calcium salts to remove
calcium
- Digunakan untuk pemeriksaan :
Westergren Sedimentation Rate; requires
full draw
12. Tabung dengan Tutup Warna Orange

• Keterangan :
- Zat Additive : Trombin
- Tindakan : Untuk memeriksa cepat bekuan darah
- Digunakan untuk pemeriksaan : STAT serum kimia

13. Tabung dengan Tutup Warna Coklat Terang

Keterangan :
- Zat Additive : Sodium heparin
- Tindakan : Inactivates trombin dan tromboplastin;
isinya hampir tidak ada timbal
- Digunakan untuk pemeriksaan : Serum lead
determination
13. Tabung dengan Tutup Warna Pink

Keterangan :
- Zat Additive : Kalium EDTA
- Tindakan : Bentuk garam kalsium
- Digunakan untuk pemeriksaan : Immunohematology

14. Tabung dengan Tutup Warna Putih

Keterangan :
- Zat Additive : Kalium EDTA
- Tindakan : Bentuk garam kalsium
- Digunakan untuk pemeriksaan : Molecular/PCR and
bDNA testing
2. Pemeriksaan Hematologi

• Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan


yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah
dan komponen-komponennya.

• Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan


yang bertujuan untuk mengetahui kelainan dari
kuantitas dan kualitas sel darah merah, sel darah
putih dan trombosit serta menguji perubahan yang
terjadi pada plasma yang terutama berperan pada
proses pembekuan darah.
Jenis-jenis pemeriksaan
hematologi :
Pemeriksaan utama :
Darah rutin
Hemoglobin (Hb), LED, hitung leukosit,
hitung jenis leukosit
Darah perifer lengkap (DPL) atau complete
blood count (CBC)
Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), Jumlah
trombosit, Jumlah leukosit dan hitung jenis
leukosit (differential count), Jumlah eritrosit,
Nilai eritrosit rata-rata (NER), RDW, MPV
Laju Endap Darah (LED)
Pemeriksaan khusus :
Hitung retikulosit
Coomb Test
Evaluasi sumsum tulang (BMP)
Gambaran darah tepi
Tes resistensi osmotik
Analisa hemoglobin
Tujuan Pemeriksaan Hematologi
1. Mendeteksi kelainan hematologi (anemia
atau leukemia) di mana diduga ada kelainan
jumlah dan fungsi dari sel-sel darah.
2. Mendeteksi penyakit pendarahan yang
menunjukkan kelainan faal hemostasis.
3. Membantu diagnosis penyakit infeksi
dengan melihat kenaikan atau penurunan
jumlah leukosit serta hitung jenisnya.
4. Mengetahui kelainan sistemik pada hati dan
ginjal yang dapat mempengaruhi sel darah
baik bentuk atau fungsinya.
Metode pemeriksaan
hematologi
1. Metode manual
2. Metode otomatis
mencakup pemeriksaan hematologi
lengkap
Pemeriksaan darah lengkap
• Eritrosit (sel darah merah)
Berfungsi membawa oksigen keseluruh tubuh. Pemeriksaan
ini dilakukan untuk mengetahui keadaan anemia, polisitermia
(peningkatan jumlah eritrosit, hb, atau hematokrit. Kehilangan
30 – 40% eritrosit dengan penurunan Hb <>6/µl) sedang
untuk perempuan 4,2 – 5,4 (106/µl)

• Leukosit (sel darah putih)


Berfungsi melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan virus.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kelainan sel
darah putih yang bertanggungjawab terhadap imunitas tubuh,
evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan
diagnosis keadaan leukemia. Nilai normal leukosit adalah
4,80 – 10,8 (103/µl)
• Hemoglobin (Hb)
Merupakan protein yang terdapat dalam eritrosit
yang berfungsi membawa oksigen ke dalam
tubuh. Nilai normal untuk laki-laki adalah 14 – 18
(g/dL). dan untuk perempuan 12 – 16 (g/dL).

• Hematokrit
Merupakan perbandingan antara sel-sel darah
merah, sel-sel darah putih dan sel trombosit
dengan plasma darah. Pemeriksaan hematokrit
dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan Hb
dan eritrosit yang digunakan untuk menentukan
keadaan anemia, kehilangan darah, anemia
hemolitik, polisitemia. Nilai normal untuk laki-laki
adalah 42 – 52 % sedang untuk perempuan
adalah 37 – 47%.
• Nilai-nilai MC
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ukuran
serta kandungan hemoglobin dalam sel darah merah.

• Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)


Untuk mengetahui rata-rata banyaknya hemoglobin
yang terdapat dalam eritrosit. Nilai normalnya adalah
27 – 31 pg.

• Mean Corpuscular Volume (MCV)


Adalah volume rata-rata sebuah eritrosit yang dapat
digunakan. Nilai normal untuk laki-laki adalah 80 – 94
fL sedang untuk perempuan adalah 81 – 99 fL.
• Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)
Adalah konsentrasi hemoglobin pada volume eritrosit,
pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan
anemia. Nilai normalnya adalah 33 – 37 g/dL.
Beberapa keadaan anemia menunjukkan MCH rendah
dan MCV rendah (hipokromik dan mikrositik)
disebabkan oleh defisiensi besi, thalassemia dan
anemia karena penyakit kronik. Sedangkan MCH
tinggi dan MCV tinggi (hiperkromik dan makrositik)
disebabkan oleh anemia megaloblastik.

• Trombosit
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi,
diagnosis dan pemantauan perdarahan, leukemia,
gangguan pembekuan darah dan lainnya. Dengan
nilai normal 150 -450 (103/µl)
Jumlah Sampel Pemeriksaan Hematologi
Jenis Pemeriksaan Spesimen Antikoagulan

Jenis Jumlah

Hematokrit Darah 2ml Na2EDTA 1-1,5 Mg/ml darah

LED Darah 2ml Na2EDTA 1-1,5 Mg/ml darah

Retikulosit Darah 2ml Na2EDTA 1-1,5 Mg/ml darah

Hitung jumlah leukosit Darah 2ml Na2EDTA 1-1,5 Mg/ml darah

Trombosit Darah 2ml Na2EDTA 1-1,5 Mg/ml darah

Darah Lengkap Darah 3ml Na2EDTA 1-1,5 Mg/ml darah


Kriteria Penolakan Sampel

• - tidak berlabel
• - sampel hemolisis / lipemik / ikterik
• - penggunaan tabung yang salah
• - salah sampel ( tidak sesuai dengan formulir)
• - volume sampel tidak adekuat
• - stabilitas sampel tidak baik ( selisih lama waktu
mulai dari pengambilan sampel dan penerimaan
sampel
Perlakuan Sampel Jika Tidak Langsung
Diperiksa
• Spesimen darah rutin idealnya harus tiba
laboatorium dalam waktu maksimal 45 menit
setelah pengambilan sempel. Bila karena
sesuatu sebab spesimen harus disimpan atau
atau dikirim ke laboratorium rujukan, maka
sebaiknya spesimen disimpan atau dikirim
dalam wadah tertutup rapat untuk mencegah
pencemaran atau penguapan dan diberi label
identitas penderita.

• Batas waktu penyimpanan tergantung dari suhu,


jenis antikoagulan dan jenis pemeriksaan.
Batas waktu pemeriksaan spesimen darah EDTA pada suhu kamar harus
dilakukan sebagai berikut:

1. Hitung trombosit dan preparat apus yang belum di fiksasi harus diperiksa
dalam waktu kurang dari 1 jam
2. Hitung lekosit dan KED harus di periksa dalam waktu kurang dari 2 jam.
3. Hitung eritrosit, hematokrit dan retikulosit harus diperiksa dalam waktu
kurang dari 6 jam.
4. Kadar hemoglobin lebih stabil

Spesimen darah sitrat pada suhu kamar untuk pemeriksaan


hemostatis harus diperiksa dalam waktu 30 menit. Jika karena suatu sebab
pemeriksaan di tunda,plasma yang dapat disimpan pada suhu 20 ± 5 ̊C
hingga 4 jam,bahkan untuk pemeriksaan masa protrombin (PPT), Sampel
plasma tahan sampai 8 jam. Untuk penyimpanan pada suhu 2-8 ̊C
dianjurkan dalam bentuk plasma dan dapat diperiksa dalam waktu 2 jam;
untuk pemeriksaan PPT, Penyimpanan sempelplsma pada suhu ini dapat
menstabilkan faktor V, tetapi menyebabkan teraktivitasinya faktor VII
(prokonvertin) oleh sistem kalikrien. Penundaan pemeriksaan dapat
menyebabkan perubahan hasil pemeriksaan seperti PPT dan APTT
memanjang, fibrinogen dan faktor koagulasi lainnya berubah.Lemari
pendingin untuk penyimpanan sampel hendaknya mempunyai suhu antara
0 ̊C dan 4 ̊C dan harus selalu dipantau.
Pemeriksaan Koagulasi Darah

• Hemostasis adalah kemampuan alami tubuh untuk


menghentikan perdarahan pada lokasi luka oleh
spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan
keterlibatan aktif faktor koagulasi.

• Fungsi utama mekanisme koagulasi adalah


menjaga keenceran darah (blood fluidity) sehingga
darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik,
serta membentuk trombus sementara atau
hemostatic thrombus pada dinding pembuluh
darah yang mengalami kerusakan (vascular
injury).
• Hemostasis terdiri dari enam komponen
utama, yaitu:
• Trombosit
• Endotel vaskuler
• Procoagulant plasma protein faktors
• Natural anticoagulant proteins
• Protein fibrinolitik
• Protein antifibrinolitik
Pada pemeriksaan hemostasis, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
• Antikoagulan
Natrium sitrat 0,109 M dengan pernbandingan 9 bagian darah dan 1
bagian Natrium sitrat. Untuk hitung trombosit antikoagulan yang
dipakai adalah Na2EDTA
• Penampung
Bahan plastik atau gelas yang dilapisi silikon, untuk mencegah
terjadinya aktivasi faktor pembekuan
• Semprit dan jarum
ukuran besar, paling kecil nomor 20
• Cara pengambilan darah
• Hindari masuknya tromboplastin jaringan, sebaiknya digunakan 2
semprit dimana darah pada semprit pertama dibuang karena
dikhawatirkan tercemar tromboplastin jaringan
• Kontrol
Diperiksa 1 kontrol normal (tersedia secara komersial) dan 1 kontrol
abnormal
• Penyimpanan dan pengiriman bahan
Sampel darah segera dikerjakan, harus selesai dalam 3 jam setelah
pengambilan darah. Bila harus ditunda, plasma sitrat disimpan
dalam tempat plastik tertutup dalam keadaan beku
Jenis – jenis Pemeriksaan hemostatis

• Bleeding Time
Bleeding time (BT) menilai kemampuan darah untuk
membeku setelah adanya luka atau trauma, dimana trombosit
berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk
membentuk bekuan.
Prinsip pemeriksaannya adalah mengukur lamanya waktu
perdarahan setelah insisi standart pada lengan bawah atau
cuping telinga. Pemeriksaan BT dapat dilakukan dengan
metode Ivy dan duke. BT memanjang pada gangguan fungsi
trombosit atau jumlah trombosit dibawah 100.000/ mm3.

BT dilakukan insisi dengan lanset sepanjang 10 mm dan


kedalaman 1 mm di lengan bawah kemudian setiap 30 detik
darah dihapus dengan kertas filter sampai perdarahan
berhenti, atau dengan metoda Duke dengan cara yang sama
insisi di lokasi cuping telinga sedalam 3-4 mm.
• Activated Clotting Time (ACT)
ACT adalah pemeriksaan waktu pembekuan untuk monitoring
terapi antikoagulasi Heparin, digunakan terutama pada
kateterisasi jantung dan bedah jantung terbuka CABG.

• Masa Protrombin Plasma (PT)


Pemeriksaan PT digunakan untuk menilai kemampuan faktor
koagulasi jalur ekstrinsik dan jalur bersama, yaitu : faktor I
(fibrinogen), faktor II (prothrombin), faktor V (proakselerin),
faktor VII (prokonvertin), dan faktor X (faktor Stuart).
Perubahan faktor V dan VII akan memperpanjang PT selama
2 detik atau 10% dari nilai normal.
Bahan pemeriksaan PT adalah plasma sitrat yang diperoleh
dari sampel darah vena dengan antikoagulan trisodium sitrat
3.2% (0.109 M) dengan perbandingan 9:1. Darah sitrat harus
diperiksa dalam waktu selambat-lambatnya 2 jam setelah
pengambilan. Sampel disentrifus selama 10 menit dengan
kecepatan 2.500 g.
• activated partial thromboplastin time APTT
Masa tromboplastin parsial teraktivasi (activated partial
thromboplastin time, APTT) adalah uji laboratorium untuk
menilai aktifitas faktor koagulasi jalur intrinsik dan jalur
bersama, yaitu faktor XII (faktor Hagemen), pre-kalikrein,
kininogen, faktor XI (plasma tromboplastin antecendent,
PTA), faktor IX (factor Christmas), faktor VIII (antihemophilic
factor, AHF), faktor X (faktor Stuart), faktor V (proakselerin),
faktor II (protrombin) dan faktor I (fibrinogen).

Pemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual


(visual) atau dengan alat otomatis (koagulometer), yang
menggunakan metode foto-optik dan elektro-mekanik. Dan
metode otomatis dapat memeriksa sampel dalam jumlah
besar dengan cepat dan teliti.
Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah darah vena
dengan antikoagulan trisodium sitrat 3.2% (0.109 M)
dengan perbandingan 9:1.
• D- Dimer
D-Dimer adalah produk degradasi cross linked yang
merupakan hasil akhir dari pemecahan bekuan fibrin
oleh plasmin dalam sistem fibrinolitik. D-dimer
digunakan untuk membantu melakukan diagnosis
penyakit dan kondisi yang menyebabkan
hiperkoagulabilitas, suatu kecenderungan darah untuk
membeku melebihi ukuran normal.

Indikasi pemeriksaan D-dimer adalah pasien dengan


gejala DVT , PE yang biasanya diikuti pemeriksaan
PT, APTT dan jumlah trombosit untuk mendukung
diagnosis. D-dimer juga dipakai untuk membantu
melakukan diagnosis DIC , yang dapat timbul dari
berbagai situasi seperti pembedahan, gigitan ular
berbisa, penyakit hati dan setelah melahirkan.
• Fibrinogen.
pemeriksaan ini digunakan untuk melihat
fungsi fibrinogen dalam pembekuan darah.

Indikasi pemeriksaan fibrinogen adalah


bila dijumpai abnormalitas PT dan APTT,
kasus perdarahan yang belum diketahui
penyebabnya, monitoring progresifitas
suatu penyakit (misalnya penyakit hepar)
dan monitoring terapi DIC.
• Thrombin time (TT)
Thrombin time digunakan mendiagnosis
gangguan perdarahan, mengetahui
efektivitas terapi fibrinolitik.

Thrombin time memanjang pada


afibrinogenemia, hipofibrinogenemia (kadar
fibrinogen kurang dari 100 mg/ mL),
dysfibrinogenemia, sirosis hepatis, karsinoma
hepatoseluler, bayi baru lahir, terdapat
inhibitor thrombin (Hepari, FDP, DIC),
multiple myeloma, procainamide-induced
anticoagulant, amiloidosis sistemik).
Jumlah Sampel pemeriksaan koagulasi darah

Jenis Pemeriksaan Spesimen Antikoagulan


Jenis Jumlah
PT Darah 2ml Sitrat 3,8%
(perbandingan 1:9)
APTT Darah 2ml Sitrat 3,8%
(perbandingan 1:9)
TT Darah 2ml Sitrat 3,8%
(perbandingan 1:9)
CT Darah 4ml -
KESIMPULAN
• Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya.
Pemeriksaan hematologi rutin dapat menentukan kualitas
kesehatan.
• Jenis-jenis pemeriksaan hematologi :
1. Darah rutin
2. Hemoglobin (Hb), LED, hitung leukosit, hitung jenis leukosit
3. Darah perifer lengkap (DPL) atau complete blood count (CBC)
4. Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), Jumlah trombosit, Jumlah
leukosit dan hitung jenis leukosit (differential count), Jumlah
eritrosit, Nilai eritrosit rata-rata (NER), RDW, MPV Laju Endap
Darah (LED).
• Hemostasis adalah kemampuan alami tubuh untuk menghentikan
perdarahan pada lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi
trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi.
• Jenis -jenis pemeriksaan :Bledding Time (BT), Activated clotting
time (APT), Activated partial thromboplastin time (APTT),D – Dimer,
Fibrinogen, Thrombin time (TT)

Anda mungkin juga menyukai