Anda di halaman 1dari 14

Nama : Sri kartina

Nim:91B21026
Dosen pengampu : Aini S.Si.,M.Si
25.Definisi retikulosit dan interpretasi
hasiljika tinggi dan rendah didalam darah

Retikulosit adalah sel darah merah yang belum matang, atau


baru saja diproduksi oleh sumsum tulang dan diedarkan
melalui aliran darah.
• Interpretasi hasil retikulosit
nilai normal retikulosit adalah sekitar 0.1% dari jumlah sel darah
merah total
Tingginya persentase sel ini dalam darah menandakan bahwa tubuh
sedang mengalami anemia karena adanya perdarahan, baik yang
bersifat akut maupun kronis.
Rendahnya persentase retikulosit dalam darah menandakan ada
masalah tertentu pada tubuh, seperti anemia atau penyakit pada
sumsum tulang, hati, atau ginjal.
26.Cara sediaan apusan darah dan cara
pembacaan
• cara pembuata apusan darah tipis
1.Bagian yang biasa diambil darah adalah ujung jari tangan atau telinga bagian bawah. Usap bagian permukaan yang akan
diambil darahnya dengan kapas beralkohol 70 %.
2.Tusuk dengan blood lancet, tetes darah yang pertama dihapus lagi dengan kapas.
3.Ambil tetes darah yang kedua pada objek gelas bersih.
4.Ambil objek gelas yang lain, lalu salah satu bagian tepi objek gelas tersebut ditempelkan pada tetes darah di atas (no. 3),
diamkan sehingga darah melebar sepanjang tepi objek gelas tadi.
5.Geserkan dengan objek gelas (4) denan sudur 45 derajat sepanjang permukaan objek gelas (3), sehingga terbentuk lapisan
darah tipis.
6.Preparat dibiarkan kering.
7.Sediaan difiksasi dengan metanol selama 3 - 5 menit.
8.Warnai dengan larutan giemsa selama 45 menit. (Reagen Giemsa ; 1 bagian aqaudes/buffer + 1 bagian Giemsa).
9.Preaprat dicuci dengan air kran/ air mengalir secara perlahan.
10.Preparat dikeringkan.
11.Periksa dibwah mikroskop (pembesaran 10x100).
• cara pembuata apusan
darah tebal
1.Metode pengambilan darah sama dengan pada pembuatan sediaan darah apus tipis.
2.Setetes atau dua tetes darah diteteskan pada sebuah objek gelas yang bersih.
3.Tetes darah dilebarkan hingga membentuk suatu lingkaran dengan diameter 1 - 1,5 cm.
Preparat harus cukup tipis sampai transparan.
4.Biarkan kering di udara, hindarai dari debu.
5.Preparat yang sudah kering diwarnai dengan giemsa selama 45 menit.
6.Preparat dicuci dengan air kran / air mengalir secara perlahan - lahan.
7.Keingkan di udara.
8.Periksa dibawah mikroskop pembesaran 100x10.
27.Definisi pemeriksaan bleding time,kapan indikasi memerlukan pemeriksaan serta cara
pemeriksaan bleding time metode duke
Waktu perdarahan ( bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh
menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris.
 Indikasi

1. DBD
2. Anemia
3. Antraks
4. Kejang
5. Demam tifolid
6. TB paru anak
7. TB paru
8. Diabetes
9. Hiv
10.Diare
• Cara pemeriksaan bleeding time merode
duke
Persiapan Pasien: tidak memerlulakan persiapan khusus
Persiapan sample: darah kapiler
Prinsip: Dibuat perlukaan standar pada daun telinga, lamanya perdarahan sampai berhenti dicatat.

Alat dan bahan


- Disposable Lanset steril
- Kertas saring bulat
- Stop Watch
- Kapas alkohol

Cara kerja :
1.Bersihkan daun telinga dengan kapas alkohol , biarkan mengering.
2.Buat luka dengan disposable lanset steril panjang 2 mm dalam 3 mm. sebagai pegangan pakailah kaca objek
dibalik daun telinga dan tepat pada saat darah keluar jalankan stop watch.
3.Setiap 30 detik darah yang keluar diisap dengan kertas saring bulat tetapi jangan sampai menyentuh luka
4.Bila perdarahan berhenti , hentikan stop watch dan catatlah waktu perdarahan.
Nilai rujukan:1-3 menit
28.cara blending time duke,cara menghitung tekanan,dan cara
perhitungan patechia
• Cara blending time duke
1.Bersihkan daun telinga dengan kapas alkohol , biarkan mengering.
2.Buat luka dengan disposable lanset steril panjang 2 mm dalam 3 mm. sebagai pegangan
pakailah kaca objek dibalik daun telinga dan tepat pada saat darah keluar jalankan stop
watch.
3.Setiap 30 detik darah yang keluar diisap dengan kertas saring bulat tetapi jangan sampai
menyentuh luka
4.Bila perdarahan berhenti , hentikan stop watch dan catatlah waktu perdarahan.
Nilai rujukan:1-3 menit
29.Cloting time

Waktu pembekuan (clotting time, CT) merupakan


pemeriksaan untuk melihat berapa lama waktu yang diperlukan
untuk proses pembekuan darah. Test waktu pembekuan
digunakan untuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan
darah untuk membeku.
30.Cara pemeriksaan pembendungan
metode rumple leed

1.Melakukan pasien dan dicatat


2.Nilai tekanan sistolik dan pengukuran tekanan darah diastolik ditambahkan dan dibagi
dua. Misalnya jika tekanan darah 100/70 mmHg, maka (100+70)÷2=85 mmHg
3.Kemudian diberikan tekanan sesuai jumlah yang didapat dari penghitungan,
menggunakan manset alat pengukur tekanan darah selama 5 menit. Bila pengukuran
dihentikan sebelum 5 menit, misalnya karena dianggap terlalu lama atau dihentikan
karena anak rewel akibat kesakitan, hasil tes tidak dapat dijadikan acuan karena
dianggap tidak akurat
4.Manset kemudian dikempeskan kembali dan tunggu hasil pemeriksaan selama 2 menit.
Bila jumlah petekie sudah dihitung sebelum 2 menit dikhawatirkan hasil pengukuran
tidak akurat
5.Pemeriksaan dilanjutkan dengan menghitung jumlah petekie dibawah fossa antecubiti
Pemeriksaan dinyatakan positif bila ditemukan 10 atau lebih petekie dalam area dengan
diameter 2,5 cm
31.APTT(Activated Partial
Thromboplastin Time)

activated partial thromboplastin time


adalah salah satu uji untuk menilai
kemampuan pembekuan darah seseorang.
32.Prosedur menggunakan darh kapiler,kelebihan dankekurangan
menggunakan darah kapiler
1) Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
2) Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan
kering.
3) Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa
nyeri berkurang.
4) Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus
diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah
oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol,
tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
5) Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering,
tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
6) Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras
untuk mencegah terbentuknya jendalan. questions from the audience
Keuntungan dan kekurangan menggunakan
darah kapiler

Keuntungan Pengumpulan Darah Kapiler


1.Hanya sejumlah kecil darah yang dibutuhkan, yang mengurangi potensi masalah
yang terkait dengan kehilangan darah pada pasien yang rentan. Pasien ICU dapat
kehilangan hingga 2% dari total volume darah mereka setiap hari ketika pengambilan
sampel darah vena dilakukan.
2.Koleksinya sederhana dan relatif tidak menyakitkan. Menemukan pembuluh darah
pada orang tua atau anak-anak bisa menjadi trauma bagi mereka dan teknisi
laboratorium.
3.Masyarakat dapat diajari untuk melakukan pengambilan darah kapiler di rumah.
Penderita diabetes secara rutin memeriksakan gula darahnya dengan cara ini
menggunakan metode tusuk jari dengan lanset.
4.Tempat pengumpulan dapat diubah sehingga risiko jaringan parut dan nyeri
berkurang.
5.Meningkatkan adopsi dan implementasi di laboratorium dan laboratorium penelitian
klinis.
Lanjuttt….
Kekurangan Pengumpulan Darah Kapiler
1.Tidak semua tes laboratorium dapat dijalankan pada sampel kapiler.
2.Pengumpulan darah kapiler terkadang dapat merusak sel darah, menghasilkan hasil yang
tidak akurat.
3.Masalah dengan perdarahan dan infeksi dapat terjadi dengan metode pengumpulan apa
pun.
4.Pada pasien tertentu mungkin akan pingsan pada semua jenis pengambilan darah.
5.Terlalu sering menggunakan area yang sama untuk pengumpulan dapat menyebabkan
jaringan parut.
6.Nodul yang terkalsifikasi dapat berkembang di tempat pengumpulan, terutama pada bayi.
Nodul biasanya sembuh dengan sendirinya.
TERIMAKASIH……..

Anda mungkin juga menyukai