Dasar Teori
Pemeriksaan sediaan apus darah tepi merupakan bagian yang dari rangkaian
pemeriksaan hematologi. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi adalah untuk
menilai berbagai unsur sel darah seperti eritrosit, leukosit, serta trombosit dan mencari
adanya parasit seperti malaria, Mikrofilaria, dan lain sebagainya. Apus darah tepi
memberikan banyak informasi, bukan saja terkaitan dengan morfologi sel darah tetapi
juga memberikan petunjuk keadaan hemologik yang semula tidak diduga. Bahan
pemeriksaan yang terbaik adalah darah segar yang berasal dari kapiler atau vena yang
dihapuskan pada kaca obyek.
Adapun ciri sediaan apus yang baik adalah sebagai berikut :
1. Apus tidak melampaui atau menyentuh pinggir kaca obyek
2. Ketebalan gradual, paling tebal di daerah kepala, makin menipis ke arah ekor
3. Bagian ekor tidak membentuk bendera robek
4. Tidak bergelombang dan tidak putus – putus
5. Tidak berlubang – lubang
Sediaan apus darah tepi yang dibuat dan di warnai dengan baik merupakan
syarat mutlak untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik. Dasar dari
pemeriksaan Romanowsky adalah menggunakan dua zat warna yang berbeda , yaitu :
azur B (Trimetiltionin) yang bersifat basa dan eosin y (tetrabromoflurescein) yang
bersifat asam. Azur B akan mewarnai komponen sel yang bersifat asam seperti
kromatin, DNA dan RNA. Sedangkan eosin yang akan mewarnai komponen sel yang
bersifat basa seperti granula eosinofil dan hemoglobin. Ikatan eosin pada Azur B yang
beragregasi dapat menimbulkan warna ungu kemudian dikenal sebagai efek
Romanowsky giemsa. Efek ini terjadi sangat nyata pada DNA tetapi tidak pada RNA
sehingga menimbulkan kontras antara inti yang berwarna ungu dengan sitoplasma
yang berwarna biru.
Pra Analitik
Tahap Pra Analitik adalah semua proses yang terjadi sebelum sampel di proses
dalam alat baik menual maupun autoanalyzer. Contoh kesalahan pada Pra Analitik
antara lain permintaan tes yang tidak tepat, tulisan tangan tidak terbaca pada formulir
permintaan, kesalahan mempersiapkan pasien, pengambilan sampel yang tidak benar,
penundaan transportasi, serta kesalahan penyimpanan sampel.
4. Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari teknik pembuatan sediaan apus darah tepi.
5. Prinsip
Darah di teteskan di objek glass kemudian di paparkan atau di spreading
(keringkan) dicat dan di lihat di bawah mikroskop
Tahap Analitik
1. Sampling
Alat : spuite/jarum suntik, tourniquet, kapas kering, kapas alkohol,
antikoagulan
Bahan : alkohol 75%
Cara kerja :
1. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan
pasien senyaman mungkin
2. Meminta untuk pasien meluruskan lengannya dan meminta untuk
pasien mengepal tangannya.
3. Pasangkan tourniquet kira – kira 10cm di atas lipatan siku
4. Pilih bagian vena median cubital, dan lakukan palpasi
5. Dibersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alkohol 70% dan biarkan kering
6. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas
7. Setelah volume darah dianggap cukup, meminta pasien untuk
meminta buka kepalan tangannya.
8. Diletakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan jarum.
Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kurang lebih
15menit
2. Pembuatan sediaan apus darah dan pewarnaan sediaan apus menggunakan
pewarna Giemsa :
Siapkan alat dan bahan
Alat : objek glass, deck glass, pipet tetes/mikropipet, mikroskop,
Bahan: Sampel darah vena, Na2EDTA, Methanol, Wright/Giemsa
Cara kerja:
1. Objek glass untuk sampel apus darah di beri nama atau label
identitas pasien
2. Ambil tetesan darah dengan pipet dan meneteskannya pada objek
glass
3. Meletakkan deck glass di depan tetesan darah dengan sudut 350-450.
4. Menarik deck glass ke belakang sampai menempel dengan darah,
kemudian menariknya ke depan. Dan Keringkan selama 10 menit.
5. Letakkan sediaan apus di rak pewarnaan
6. Fiksasi sediaan apus dengan methanol, tunggu sampai kering
7. Dan genangi sediaan apus dengan pewarnaan wright atau giemsa
8. Cuci dengan air mengalir, keringkan biar mengering di udara, baca
di bawah mikroskop.
3. Hasil pengamatan
Morfologi apusan :
itmia vera
5) Limfosit : ukuran 7-14 μ m, berbentuk oval atau bulat
kasar, warna biru gelap dan terletak eksentrik, kromatin
sel kompak memadat, sitoplasma berwarna ungu
Pembahasan
Sediaan apus darah tepi dapat digunakan untuk berbagai macam pemeriksaan,
misalnya untuk mengevaluasi morfologi sel darah, memperkirakan jumlah sel darah
dan juga pemeriksaan identifikasi parasit. Untuk membuat sediaan hapus darah tepi
dibutuhkan teknik dan kemampuan. Karena kita harus hati-hati dalam membuatnya.
Pembacaan yang baik adalah pembacaan pada zona ke 5. Karena pada zona tersebut
eritrosit terletak satu-satu, tidak bertumpuk-tumpuk. Pembacaan di bawah mikroskop
dimulai dari pembesaran 10x, dilanjutkan dengan pembesaran 40x.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat adalah Pewarnaan sel darah pada apusan darah tepi
dengan Giemsa menghasilkan pewarnaan yang baik 100%. Dimana secara
mikroskopis eritrosit berwarna kemerahan, inti leukosit berwarna ungu, trombosit
berwarna ungu muda dan merah muda, sitoplasma limfosit berwarna biru pucat,
sitoplasma monosit berwarna biru, granula eosinofil berwarna orange, dan granula
neutrofil berwarna ungu.