Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN PELAYANAN UNIT TRANSFUSI DARAH (UTDRS)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhan akan pelayanan darah yang berkualitas dan mudah diakses serta
dalam jumlah yang cukup semakin meningkat. Pelayanan darah yang berkualitas dan mudah
diakses ini akan mendukung program pemerintah dalam menurunkan Angka kematian Ibu (AKI)
yang masih tinggi di Indonesia ( 228 per 100.000 kelahiran hidup, 2007) dimana penyebab
utamanya antara lain adalah perdarahan (20 % - 40 %). Selain itu darah transfusi yang aman juga
dibutuhkan untuk penanganan penyakit degenerative, cedera akibat kecelakaan, serta berbagai
penyakit yang memerlukan transfuse darah untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan
pasien. Ketersediaan darah aman di RS merupakan salah satu standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit, yang berarti setiap RS harus memiliki stock darah aman 24 jam di UTDRS dan manajemen
pelayanan transfusi darah.
Dalam mewujudkan pelayanan darah yang berkualitas dan mudah diakses tersebut, RS......
sebagai Rumah Sakit Kelas A Pendidikan yang berfungsi sebagai Pusat Rujukan bagi Wilayah
Jakarta Selatan, ditunjuk oleh Departemen Kesehatan RI untuk memiliki Unit Transfusi Darah
Rumah Sakit yang berperan dalam penyedia dan pengelolaan darah yang aman sesuai standar.

B. Tujuan Pedoman
1. Terlaksananya pelayanan transfuse darah aman di rumah sakit dengan sistim distribusi
tertutup serta berkualitas, terkoordinasi dan sesuai dengan standar
2. Tersedianya acuan bagi rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan transfuse darah yang
berkualitas (aman, tepat waktu, efisien, akses mudah, rasional) sebagai pendukung
pelayanan prima rumah sakit.

C. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang Lingkup Pelayanan UTDRS RS.............. terdiri dari serangkaian kegiatan mulai dari
pelayanan donor , pengolahan darah / pembuatan komponen darah, uji saring terhadap infeksi
menular lewat transfuse darah (IMLTD, yaitu terhadap HIV, Hepatitis C, Hepatitis B, Sifilis),
penyimpanan darah dan melayani permintaan klinisi dalam pemenuhan kebutuhan darah yang
aman, berkualitas dan tepat waktu.

D. Dasar Hukum

1. Undang – Undang Nomor : 36 Tahun 2008 tentang Kesehatan


2. Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1980 tentang Transfusi Darah
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 478/ Menkes/ Peraturan/X/1990 tentang Upaya
Kesehatan di Bidang Transfusi Darah
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1178/Menkes/ Per /X/1990 tentang Upaya Kesehatan
Swasta dibidang Pelayanan medik
5. Keputusan Dirjen Pelayanan Medik no 1147 / Yanmed / RSKS / 1991 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Upaya Kesehatan di bidang Transfusi Darah
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 423/Menkes/SK/IV/2007 tentang Kebijakan
Peningkatan Kualitas dan Akes Pelayanan Darah.
7. Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2011 tentang Pelayanan Darah
BAB II
KETENTUAN UMUM
A. Pengertian

1
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan

I. Darah adalah materi biologis yang terdiri dari bagian sel dan plasma. Sel – sel darah terdiri
dari sel darah merah, sel darah putih dan keping – keping trombosit. Pada plasma darah
terdapat banyak protein, termasuk protein pembekuan darah dan albumin yang
mempunyai manfaat dalam bidang transfusi darah.

II. Komponen darah adalah:


produk darah yang dihasilkan dari pemisahan darah lengkap seorang donor yang telah
diberi antikoagulan menjadi beberapa macam produk
Pembuatan komponen darah dimungkinkan karena sel darah merah, trombosit dan plasma
mempunyai berat jenis yang berbeda (masing-masing 1,08- 1,09; 1,03-1,04 dan 1,03)
sehingga dengan menggunakan differential centrifugation darah lengkap dapat dibuat
menjadi komponen darah.

Keuntungan penggunaan komponen:


 Sesuai kebutuhan resipien (penerima transfusi darah)
 Meminimalisasi risiko transfusi seperti: reaksi imunologis maupun transmisi penyakit.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan darah donor, misalnya, dari 1
orang donor dapat dihasilkan 3 komponen yang dapat berguna untuk 3 orang pasien.
 Penyimpanan optimal sesuai standar masing-masing komponen.

Darah dan komponen darah:


1. Darah lengkap (whole blood)
Yang dimaksud darah lengkap (whole blood) adalah darah yang diambil dari seorang
donor dan mengandung seluruh komponen darah sesuai yang ada pada darah donor.
Kantong yang tersedia di UTDRS adalah kantong dengan volume 250 cc, 350 cc.

2. Komponen sel darah merah:


2.1 Sel darah merah pekat (Packed Red Cell)
Yang dimaksud Sel darah merah pekat (Packed Red Cell) adalah komponen darah
merah yang telah dipisahkan dari plasmanya dengan cara sentrifus.
Kandungan hemoglobin ± 20 g/dL dan hemataokrit 55 – 75 %. Pembuatan darah
merah pekat dapat dilakukan setiap saat sebelum tanggal kadaluarsa. Kandungan
yang ada: sel darah merah, lekosit, trombosit dan faktor koagulasi yang labil (f V
dan f VIII) yang sudah tidak berfungsi.

2.2 Sel darah merah cuci (Washed Eritrocyte)


Sel darah merah cuci ( washed red cell) adalah sel darah merah pekat yang telah
dicuci dengan larutan garam fisiologis dengan menghilangkan 99% plasma protein,
elektrolit, antibody dan sebagian lekosit. Komponen ini dapat ditransfusikan dalam
24 jam.

3. Konsentrat trombosit (Thrombocyte concentrate)


Konsentrat trombosit (Thrombocyte concentrate) adalah komponen plasma yang
banyak mengandung trombosit.
Diperoleh dari pemisahan whole blood, berisi 5,5 x 10 10 dalam 1 unit, maupun
plateletferesis (> 3 x 1011 /unit )
2
Pemeriksaan pretransfusi tidak perlu dilakukan cross matching

4. Plasma dan produk plasma


Plasma didapatkan dari sentrifugasi darah segar ataupun dengan plasmaferesis
yang akan mendapatkan volume 2 kali lipat plasma konvensional.
Jenis-jenis produk plasma:
4.1 Plasma segar beku (Fresh Frozen Plasma/ FFP)
plasma segar beku adalah plasma segar yang dibekukan, didapat dengan cara
plasma dibekukan dalam waktu 8 jam setelah pendonoran sehingga mengawetkan
factor pembekuan labil yaitu F V dan F VIII.
4.2 Kriopresipitat (Anti hemophilic factor/ AHF)
Kriopresipitat (Anti hemophilic factor/ AHF) adalah plasma yang banyak berisi faktor
pembekuan VIII, fibrinogen, fibronektin dan von Willebrand yang dibekukan.
AHF didapatkan dari pencairan FFP pada suhu 1-6°C. Presipitat (cryo) akan
terpisah dari supernatant lalu disimpan dalam bentuk beku.
Volume 1 kantong AHF 45 - 60 mL mengandung 80-120 unit faktor VIII, fibrinogen,
faktor von Willebrand dan fibronektin dalam konsentrasi yang lebih tinggi
dibandingkan plasma, digunakan untuk pasien hemofilia A, pasien dengan penyakit
von Willebrand dan defisiensi fibrinogen.

III. Donor Darah


Donor Darah adalah oranag yang menyumbangkan darahnya untuk maksud dan
tujuan transfuse darah. Pada dasarnya ada tiga macam donor darah yaitu :
III.1 Donor Sukarela
Donor yang memberikan darah / komponen darah dengan kemauan sendiri dan
sukarela tanpa menerima bayaran dalam bentuk uang / bentuk lain sebagai
pengganti uang (termasuk cuti kerja, kebutuhan lain)
III.2 Donor Pengganti
Donor yang memberikan darahnya ketika diperlukan oleh keluarga / kerabat /
kenalan donor tersebut, golongan pendonor dan resipien tidak harus sama
III.3 Donor Langsung
Donor yang memberikan darahnya ketika diperlukan oleh keluarga / kerabat /
kenalan donor tersebut, golongan darah pendonor dan resipien harus sama

B. Pengorganisasian
 Unit Transfusi Darah Rumah sakit ( UTDRS ) RS.............. berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Medik dan Keperawatan RS...............

Unit Transfusi Darah Rumah Sakit ( UTDRS ) dipimpin oleh seorang Kepala dengan
sebutan Kepala Unit Transfusi Darah Rumah sakit (UTDRS ) RS.............. dengan
susunan organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Unit Transfusi Darah Rumah Sakit


2. Penangung Jawab Administrasi, Sarana & Prasarana
3. Penangung Jawab Pelayanan

 Struktur Organisasi Unit Transfusi Darah Rumah Sakit

Direktur Utama
3
Direktur Medik dan Keperawatan

Kepala Unit Transfusi Darah (UTDRS)

Penanggung Jawab Administrasi, Sarana dan Prasarana Penanggung Jawab Pelayanan

 Pola Ketenagaan
UTDRS dipimpin oleh seorang dokter yang telah dilatih dalam bidang transfusi darah.
Sebagai pelaksana teknis laboratorium / tenaga teknik medik adalah Paramedis Teknologi
Transfusi Darah (PTTD) atau analis yang sudah dilatih di bidang transfusi darah sesuai
standar minimal yang tersertifikasi. Selain itu diperlukan pula tenaga administrasi dan
tenaga pekarya yang mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh UTDRS.

Persyaratan ketenagaan UTDRS :


- Kepala UTDRS adalah seorang dokter spesialis Patologi Klinik atau dokter Spesialis
Penyakit Dalam Konsultan Hematologi, atau dokter umum yang sudah mendapat
pelatihan tentang pelayanan transfusi darah, mempunyai kompetensi dan kewenangan
sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI.
- Penanggung Jawab Pelayanan adalah seorang petugas yang memiliki kompetensi
sebagai teknisi transfusi darah dan berpengalaman 2 tahun.
- Penanggung Jawab Administrasi, Sarana dan Prasarana adalah petugas minimal
lulusan SMA / sederajat, dan telah memiliki pengalaman 2 tahun.
- Petugas teknis transfusi darah adalah petugas yang memiliki kompetensi sebagai
teknisi transfusi darah.

IV. Distribusi ketenagaan

Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah


Kepala UTDRS Dokter Spesialis Penyakit Dalam Spesilais penyakit Dalam 1
Konsultan Hematologi Medik Konsultan Hematologi
Spesialis Patologi Klinik
Dokter umum yang sudah
mendapat pelatihan transfusi darah
Staff dokter Spesialis Patologi Klinik Spesialis Patologi Klinik 1
Dokter umum Dokter umum 1
Penanggung Jawab D1 PTTD D1 PTTD 1
Administrasi Sarana
dan Prasarana
Penanggung Jawab D1 PTTD D1 PTTD 1
Pelayanan
Pelaksana UTDRS D1 PTTD D1 PTTD 12
Analis Analis 1
BAB III
TATA LAKSANA PEDOMAN UNIT TRANSFUSI DARAH

A. Tata Laksana
1. Pelayanan Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) RS.............. dikelola 24 jam.

2. Pelayanan Pelaksana teknisi transfusi darah (PTTD) dibagi dalam 3 shift :

- Shift pagi : 08.00 – 14.00


- Shift sore : 14.00 – 21.00
4
- Shift malam : 21.00 – 08.00

3. Tugas pokok dan fungsi Unit Transfusi Darah Rumah sakit ( UTDRS ) RS.............. adalah
sebagai :

3.1 Unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan
kegiatan pelayanan donor, melakukan uji saring terhadap infeksi Menular Lewat
Transfusi Darah ( IMLTD ) , membuat komponen darah, penyimpanan dan distribusi
darah untuk pasien RS.............. dan Rumah Sakit luar dan aferesis yang bertujuan
untuk donor dan terapi serta melaksanakan kegiatan administrasi.
3.2 Sebagai Bank Darah menyelenggarakan pelayanan darah lengkap yaitu melayani
permintaan darah, menyimpan persediaan darah, melakukan uji cocok serasi (
Crossmatch ), melakukan pemeriksaan golongan darah dan melakukan
administrasi.

4. Pelayanan Donor Darah


4.1 Pelayanan donor darah dapat berlangsung di UTDRS Fatmawati ataupun dengan
memakai mobil unit ( UTDRS mendatangi lokasi tempat donor berkumpul, dengan
perjanjian terlebih dahulu).
4.2 Syarat untuk menjadi donor darah
4.2.1 Berbadan sehat
4.2.2 Umur donor
Umur antara 17 – 60 tahun, kecuali atas pertimbangan dokter, donor
berumur lebih dari 60 tahun dapat menyumbangkan darahnya sampai
berumur 65 tahun. Donor pertama kali tidak boleh berumur 60 tahun.
4.2.3 Berat badan
Berat badan minimal 45 kg
4.2.4 Kondisi haid, hamil, menyusui
Selama haid, hamil dan menyusui tidak diperkenankan menyumbangkan
darahnya. Calon donor dapat menyumbangkan darahnya 6 bulan setelah
melahirkan, atau 3 bulan setelah berhenti menyusui
4.2.5 Lolos seleksi berdasarkan pengisian formulir donor, pemeriksaan tekanan
darah, pemeriksaan hemoglobin.

5. Pengambilan Darah
5.1 Pengambilan darah donor dilakukan pada donor yang telah lolos seleksi. Seluruh
proses pengambilan darah harus terdokumentasi dengan baik.
5.2 Darah harus disadap secara asepsis menggunakan alat steril dengan sistim tertutup.
5.3 Kantong darah yang digunakan adalah yang lulus uji mutu oleh badan yang
berwenang. Untuk setiap kantong harus ada sistim penomoran kantong darah. Nomor
tersebut harus tertera pada setiapkantong dan selang darah, tabung specimen dan
formulir donor.
5.4 Segera setelah penyadapan, darah harus disimpan pada lemari pendingin karantina,
dengan suhu 2 – 6 0 C, kecuali darah yang akan diolah menjadi trombosit pekat harus
disimpan pada suhu antara 20 – 24 0 C, maksimal 6 jan sebelum diolah.
5.5 Label harus melekat pada kantong darah dan mudah dibaca. Tambahan tulisan tangan
harus dibuat dengan tinta permanen dan dapat dibaca.
5.6 Specimen untuk pemeriksaan laboratorium :

5
5.6.1 Spesimen untuk pemeriksaan IMLTD dan uji konfirmasi golongan darah
masing-masing ditampung didalam tabung dengan jumlah 10 – 15 cc dan
diberi identitas yang sama dengan kantong darah asalnya.
5.6.2 Spesimen untuk uji silang serasi harus disediakan dalam segmen-segmen
slang kantong darah yang telah di “seal” (minimal 5 segmen). Darah dalam
slang kantong tersebut harus tercampur dengan antikoagulan. Setiap segmen
slang kantong darah harus terdapat nomor kantong darah

6. Pemisahan Komponen Darah


Pemisahan komponen darah adalah tindakan memisahkan komponen darah donor dengan
prosedur tertentu menjadi komponen darah yang siap pakai. Dalam proses tersebut aspek
kualitas dan keamanan harus terjamin untuk mendapatkan produk akhir yang diharapkan.
Ketentuan umum
a. Sterilitas harus diperhatikan sewaktu menyiapkan komponen darah. Komponen darah
harus dibuat secara aseptis dengan menggunakan alat-alat dan cairan steril yang bebas
pirogen serta harus menggunakan kantong ganda. Pembuatan eritrosit cuci sebaiknya
menggunakan laminar air flow.
b. Darah untuk pembuatan komponen disimpan pada suhu yang sesuai, kemudian diolah
menjadi komponen maksimal dalam waktu 8 jam sesudah pengambilan darah.
c. Unit darah yang akan diolah menjadi trombosit harus disimpan pada suhu 20 – 24 0 C.
d. Untuk menghasilkan trombosit dan plasma segar beku (FFP) yang baik untuk mencegah
aktivasi dan pembekuan darah, darah harus diambil dengan trauma minimal. Lama waktu
pengambilan darah 4 – 15 menit.
e. Proses pembuatan plasma segar beku (FFP) dengan sistim tertutup maksimal dalam
waktu 8 jam setelah penyadapan. Bila komponen tersebut dicairkan maka komponen
dapat disimpan pada suhu 1 – 6 0 C, dan harus ditransfusikan dalam waktu 24 jam untuk
mempertahankan factor pembekuan yang labil ( factor V dan factor VIII).
f. Segel penutup kantong darah harus dalam keadaan utuh dan tertutup.

7. Pemeriksaan Serologis
Untuk pengamanan darah, pemeriksaan serologis harus dilakukan terhadap semua darah
sebelum ditransfusikan. Pemeriksaaan Serologis terhadap specimen dibagi menjadi
7.1 Uji saring darah donor terhadap infeksi menular lewat transfuse darah (IMLTD)
 Berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, maka terhadap
darah donor harus dilakukan pemeriksaan uji saring untuk infeksi menular lewat
transfuse darah antara lain HIV, Hepatitis C, Hepatitis B, dan Sifilis.
 Spesimen yang digunakan berupa serum atau plasma. Serum atau plasma tidak
boleh hemolisis, lipemik, terkontaminasi bakteri, ada bekuan fibrin. Pada keadaan
tertentu uang tidak memungkinkan langsung, serum atau plasma harus disimpan
pada suhu 2 – 6 0 C selam kurang dari 3 hari.
 Wadah spesimen adalah tabung vacutainer dengan volume 5 -7 ml. Pada tabung
vacutainer diberi etiket yang berisi nomor kantong darah.
 Petugas ui saring darah donor adalah petugas UTDRS terlatih seperti analis, teknisi
transfusi darah atau petugas lain yang diberi kewenangan.
 Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang sesuai dengan metode
pemeriksaan yang dikerjakan, telah dievaluasi dan divalidasi.
 Strategi uji saring IMLTD mengikuti strategi I WHO yaitu setiap kantong darah di uji
saring 1 kali. Darah dengan hasil reaktif harus dimusnahkan dan hanya darah
dengan hasil non reaktif saja yang boleh digunakan untuk transfusi.
6
7.2 Uji konfirmasi golongan darah
 Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan golongan darah donor, yang
sebelumnya sudah diperiksa pada pemeriksaan pendahuluan sebelum
pengambilan darah.
 Spesimen yang digunakan berupa darah lengkap dengan anti koagulan atau darah
tanpa anti koagulan. Spesimen tidak boleh hemolisis, lipemik, terkontaminasi
bakteri ada bekuan fibrin. Pada keadaan tertentu yang tidak memungkinkan
pemeriksaan langsung, specimen harus disimpan pada suhu 2 – 6 0 C selama
kurang dari 3 hari.

8. Penyimpanan Darah dan Darah Kadaluarsa


Penyimpanan darah di UTDRS RS.............. dan di unit kerja dilakukan secara khusus sesuai
jenis komponen darah dengan memperhatikan suhu dan perawatan alat penyimpannya.
8.1 Penyimpanan Darah
8.1.1 Penyimpanan darah dan komponen darah dilakukan dalam tempat dan suhu
optimal
8.1.1.1. Untuk menyimpan darah dipakai blood refrigerator yang bersuhu 1 – 6 0
C.
8.1.1.2. Untuk menyimpan plasma atau sel darah merah beku (di Indonesia
belum tersedia) dipakai blood freezer suhu -18 0 C s/d -30 0 C atau
suhu -65 0 C s/d -80 0 C
8.1.2 Penyimpanan dengan sistim Firs In First Out (FIFO), setiap kantong darah
diletakkan berjajar / tidak bertumpuk.
8.1.3 Suhu dalam setiap alat penyimpan darah harus selalu dipantau dan dicatat
setiap shift setiap hari (3 shift)
8.1.4 Setelah darah dikeluarkan dari tempat penyimpanan, tindakan transfuse harus
segera dimulai dalam waktu 30 menit. Semua darah yang tidak terpakai
dilaporkan ke UTDRS Fatmawati. Pemusnahan kantong darah yang tidak
ditransfusikan diperlakukan sebagai limbah medis ruangan, dan dibuang ke
tempat sampah medis (warna kuning).

8.2 Kadaluarsa Darah


Tanggal kadaluarsa darah / komponen darah ialah tanggal terakhir dimana darah /
komponen masih dapat dipergunakan untuk keperluan transfusi.
8.2.1 Suhu simpan darah lengkap 1 – 6 0 C
8.2.2 Darah lengkap dengan antikoagulan ACD/CPD mempunyai masa simpan 21
hari setelah penyadapan, sedangkan dengan antikoagulan CPD-Adenin masa
simpan 35 hari setelah penyadapan.
8.2.3 Sel darah merah pekat mempunyai tangggal kadaluarsa sama dengan tanggal
kadaluarsa darah lengkap asalnya (apabila digunakan kantong yang
mengandung zat tambahan manitol adenin fosfat).
8.2.4 Sel darah merah pekat cuci (washed eritrocyte), kadaluarsa 24 jam setelah
pencucia, 4 jam setelah dikeluarkan dari blood refrigerator (disimpan di cool
box).
8.2.5 Sel darah merah beku (belum tersedia di Indonesia) dapat disimpan sampai 10
tahun.
8.2.6 Sel darah merah beku cuci (belum tersedia di Indonesia), bila dicuci tidak
dengan sistim tertutup, masa simpan 24 jam setelah pencucian. Bila dicuci
dengan metode sistim tertutup, masa simpan tergantung jenis aditif yang
dipakai.

7
8.2.7 Plasma cair, mempunyai kadaluarsa sama dengan darah lengkap asalnya.
Plasma cair yang dibuat dari plasma segar beku, tidak boleh dibekukan lagi.
8.2.8 Kriopresipitat dicairkan pada suhu 30 – 37 0 C, pencairan harus selesai tidak
boleh lebih dari 15 menit.
8.2.9 Kriopresipitat yang sudah cair dapat disimpan pada suhu 20 – 24 0 C, dan
ditransfusikan tidak boleh lebih dari 6 jam.
8.2.10 Trombosit pekat
Bila disimpan dengan kantong khusus pada suhu 20 – 24 0 C, dengan agigator
(60 kali permenit) disimpan 5 hari, sedangkan dengan kantong biasa disimpan
dengan cara yang sama, selama 3 hari.

Penyimpanan dan Kadaluarsa


No Jenis Komponen Suhu Alat penyimpan Masa simpan
Darah Simpan

1. Whoole Blood (WB) 20-60 C Blood bank refrigerator 35 hari

2. Packed Red Cell Blood bank refrigerator 14 hari


(PRC) 20-60 C
3. Washed Eritrocyte Segera
(WE) dipakai
4. Thrombocyte Platelet incubator agitator 5 hari
Concentrate (TC) ) 200-240C

5. Fresh Frozen Plasma Freezer 1 tahun


( FFP) -180 -320 C
6. Anti hemophilic -180 -320C Freezer tahun
Factor (AHF)

9. Pendistribusian Darah
Pendistribusian darah adalah penyampaian darah dari UTDRS ke ruang perawatan, Instalasi
Gawat Darurat (IGD), dan Instalasi Bedah Sentral (IBS)
Prosedur pendistribusian darah :
9.1 Prosedur Permintaan Darah
 Prosedur permintaan darah adalah cara memperoleh darah dari Unit Transfusi Darah
Rumah sakit ( UTDRS ), dilaksanakan setiap kali ada permintaan darah dari ruangan
RS.............. , sesuai dengan standar medis untuk mengurangi risiko reaksi transfusi.

Permintaan darah dibedakan menjadi :


 Permintaan darah emergency
 Permintaan darah reguler

 Setiap klinisi bertanggung jawab terhadap setiap pasien yang ditransfusi meliputi:
 Melengkapi formulir permintaan darah dengan BENAR, LENGKAP dan JELAS. Bila
formulir permintaan darah tidak benar, lengkap, dan jelas, UTDRS berhak
mengembalikan formulir dan sampel sehingga potensial terjadi keterlambatan, yang
bukan merupakan tanggung jawab dari UTDRS
8
 Pemberian penjelasan tentang tindakan transfusi, indikasi, dan efek sampingnya serta
pengisian formulir informed consent merupakan tanggung jawab DPJP.
 Mengambil sampel dari pasien yang benar dan dimasukkan dalam tabung sampel yang
benar serta mencantumkan label dengan benar pada tabung sampel tersebut.

 Permintaan darah dari ruang perawatan / igd/ ibs , harus disertai formulir permintaan
yang ditandatangani oleh dokter yang merawat disertai contoh darah resipien yang
diambil oleh perawat.

 Formulir permintaan darah berisi data-data :


- tanggal permintaan,
- tanggal diperlukan,
- diagnosis klinis,
- alasan transfusi,
- kadar hemoglobin,
- nama RS, bagian / ruangan,
- dokter yang meminta,
- identitas pasien ( nama pasien, jenis kelamin, nama suami, tgl lahir / umur, alamat
rumah),
- riwayat transfusi sebelumnya,
- riwayat pemeriksaan coomb’s test sebelumnya,
- khusus wanita : riwayat kehamilan,
- jenis darah yang diminta,
- nama dan tanda tangan petugas yang mengambil darah,
- nama dan tanda tangan dokter yanga meminta darah dan stempel RS

 Untuk permintaan cyto, dilengkapi dengan formulir cyto dan inform concern yang
ditandatangani oleh dokter yang merawat.

 Bila terdapat kesulitan hasil uji silang serasi dan golongan darah ABO / Rhesus petugas
UTDRS akan melakukan rujukan ke UTDD PMI DKI dengan membawa
- Formulir permintaan darah dan 2 jenis contoh darah yaitu darah dengan anti
koagulan dan darah beku masing-masing 10 cc
- Bila darah kompatibel, maka UTDD PMI DKI akan memberikan labu darah yang
diminta, kurir membawa ke UTDRS untuk proses administrasi
- Bila hasil darah inkompatibel, UTDD DKI memberikan formulir hasil pemeriksaan
dan surat pernyataan yang berisi bersedia memberikan darah incompatible dan
untuk ditanda tangani oleh DPJP, darah baru akan diberikan bila surat pernyataan
tersebut diterima oleh UTDD DKI

9.2 Prosedur Proses Pengambilan Darah


 Darah yang diminta dari UTDRS harus diambil oleh petugas ruangan dengan
membawa bukti tanda terima, cool box dan buku ekspedisi penerimaan darah.
 Setiap serah terima darah ditulis tanggal, jam pengambilan , nama jelas serta tanda
tangan petugas yang mengambil pada formulir permintaan darah ( rangkap 5 ), buku
ekspedisi pengeluaran darah dan bukti tanda terima .
 Bila darah diambil semua ( tidak dititip di UTDRS ), bukti tanda terima diambil dan
disimpan di UTDRS, tembusan form permintaan yang berwarna merah diserahkan ke
petugas untuk disimpan di status pasien.
 Bila darah tidak diambil semua ( dititip di UTDRS ), maka bukti tanda terima dan
tembusan formulir permintaan yang berwarna merah, disatukan ( disteples ),
9
selanjutnya disimpan diruangan dan selalu dibawa bila akan mengambil darah di
UTDRS.
 Bila darah tidak diambil ( batal ), bukti tanda terima dari rungan dikembalikan ke BDRS
/ UTDRS, sedang tembusan form permintaan warna merah tetap disimpan dalam
status pasien.
 Bila pasien pindah ruangan dan tindakan transfusi belum tuntas / masih ada darah
yang dititip di BDRS/UTDRS, tembusan form permintaan warna merah & bukti tanda
terima juga disertakan dalam status pasien agar tindakan / pengambilan darah utk
pasien tsb dapat dilanjutkan di tempat yang baru.

 Darah yang dititip di BDRS / UTDRS , bila lebih dari 5 hari tidak diambil, dianggap
batal dan BDRS / UTDRS berhak memberikannya kepada pasien lain yang
memerlukannya
 Serah terima untuk RS lain prosesnya sama seperti serah terima ke perawatan
RS.............. , yang darahnya diambil semua.

9.3 Prosedur Proses Pemberian Darah


Untuk setiap darah yang dikeluarkan harus disertai formulir permintaan darah dan
label darah yang telah diisi oleh petugas UTDRS.
Pada formulir permintaan yang harus dicantumkan pada kolom hasil pemeriksaan
adalah :
 Nomor stock darah
 Tanggal aftap (tanggal pengambilan darah dari donor)
 Golongan darah dan Rhesus pasien
 Golongan darah donor
 Jenis komponen darah
 Volume darah
 Hasil uji silang serasi
 Petugas pemeriksa dan pencatat
 Nama petugas yang memberikan darah
 Tanggal dan jam pemberian darah
 Nama keluarga / petugas kurir darah,no.telp

Pada label darah petugas harus mencatumkan:


 Nomor stok darah
 Volume darah
 Nama pasien
 Ruang rawat /poliklinik pasien
 Tanggal kadaluwarsa
 Tanggal pemeriksaan
 Hasil pemeriksaan
 Tanggal pemberian darah
 Tanggal dan jam pencairan
 Petugas pemeriksa
Setiap darah yang akan diberikan harus dilakukan pengecekan terhadap identitas
pasien pada formulir permintaan, label darah, dan kantong darahnya untuk
memastikan kecocokannya.

10
Sebelum darah diberikan harus dilakukan pengecekan kantong darah terhadap :
 Tanggal kadaluwarsa darah
 Tanda hemolisis pada garis yang memisahkan sel darah merah dengan plasma.
 Tanda kontaminasi seperti perubahan warna dalam sel darah merah yang terlihat
gelap atau keunguan.
 Bekuan darah yang menandakan darah tersebut tidak tercampur dengan
antikoagulan secara merata.
 Kebocoran pada kantong darah
 Tanda hemolisis dalam plasma yang menandakan adanya kontaminasi.
Pada saat pemberian darah petugas UTDRS harus memastikan bahwa petugas yang
mengambil darah adalah benar mengambil darah untuk pasien yang dimaksud agar
tidak terjadi kesalahan pemberian darah.

9.4 Prosedur Proses Transportasi Darah


Transportasi darah harus dilakukan sesuai prosedur agar produk darah tidak
mengalami penurunan fungsinya.
Transportasi darah berbeda setiap komponennya, dengan memakai alat transportasi
standar (cool box) berisi ice pack, diharapkan suhu selama transportasi dapat
dipertahankan sehingga fungsi darah dapat terjaga.
Sistem transportasi darah yang aman harus sesuai standar dan memperhatikan rantai
dingin darah serta dalam sistem tertutup ( tidak melibatkan keluarga pasien).
 Untuk PRC / WB dibawa dengan cool box berisi ice pack dengan karton pembatas
antara darah dengan ice pack disertai thermometer.
 Untuk FFP / AHF dibawa dengan cool box berisi ice pack dengan karton pembatas
antara darah dengan ice pack disertai thermometer.
 Untuk TC dibawa dengan cool box tanpa ice pack disertai thermometer.
Darah yang akan dibawa harus disertai formulir pengiriman darah yang sudah
dibubuhi tanda tangan pengirim dan pembawa darah tersebut.

10. Uji silang serasi (cross match)


 semua darah harus diuji sebelum transfusi dilakukan untuk;
 Memastikan bahwa sel darah merah yang akan ditransfusikan itu kompatibel dengan
antibodi yang ada pada plasma pasien / resipien

 Menghindari pembentukan antibodi sel darah merah yang baru dalam plasma pasien,
khususnya anti- RhD
 Uji ini akan mendeteksi reaksi antara:
 Serum darah pasien dengan sel darah merah donor (Uji silang serasi mayor)
 Serum darah donor dengan sel darah merah pasien (Uji silang serasi minor)
 Prosedur ini akan memakan waktu sekitar 2 (dua) jam dengan metode tabung
 Permasalahan uji silang serasi:
 Jika sampel pasien memiliki antibodi sel darah merah yang secara klinis signifikan,
sampel darah akan dirujuk untuk pemeriksaan lanjutan di laboratium rujukan UTDD
PMI yang akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menemukan darah yang cocok
 Jika kebutuhan transfusi sangat mendesak, bisa diberikan seperti permintaan cyto. Unit
Transfusi Darah dan dokter yang bertanggung jawab atas pasien harus menimbang
risiko antara penundaan transfusi karena belum mendapatkan darah yang cocok
dengan risiko transfusi darah yang tidak sepenuhnya cocok.

11
11. Pengembalian darah yang tidak terpakai

 Darah yang sudah kadaluarsa, rusak atau kantungnya bocor , juga darah yang sudah lebih dari 30
menit keluar dari lemari es dan darah yang dikembalikan oleh ruangan setelah lebih dari 30 menit
diambil dari bank darah akan dikembalikan ke UTDD DKI atau dari BDRS Rumah Sakit lain dikirim
ke UTDRS RS.............. untuk selanjutnya diserahkan ke ISP RS...............
 Pengembalian darah disertai form pengembalian ke UTDD, dengan mencatat nomor kantong,
golongan darah atau dibuat berita acara pemusnahan oleh petugas BDRS / UTDRS
 Pengembalian darah/ pemusnahan darah yang tidak layak dipakai dilakukan oleh petugas BDRS /
UTDRS pada setiap mengambil darah berikutnya ke UTDD DKI / UTDRS RS.............. untuk
selanjutnya di serahkan ke ISP RS...............

12. Pengadaan darah rutin dan darurat

Pengadaan darah rutin dan darurat adalah prosedur UTDRS untuk memperoleh darah dari
UTDD PMI DKI secara rutin dan pada keadaan darurat (bila stok darah tidak tersedia,
jumlah tidak mencukupi permintaan atau bila jenis darah tidak tersedia)
Prosedur ini dilaksanakan di UTDRS setiap persediaan darah di UTDRS mencapai stok
minimal / sama sekali tidak tersedia.

13. Pengelolaan limbah

Limbah UTDRS terdiri dari limbah umum dan limbah khusus.


Limbah umum : limbah yang berasal dari sampah umum ( domestik)

Limbah khusus :
Limbah khusus padat : Peralatan habis pakai seperti sarung tangan, lidi atau
pengaduk
Limbah khusus cair : Bahan kimia utk pengujian, air bekas pencucian alat, sisa specimen
Tata cara :

 Pengumpulan dan pembuangan limbah padat :


 Limbah padat / sampah umum dikumpulkan dlm kantong plastik warna hitam lalu
dikirim oleh petugas ke tempat terminal pembuangan sampah umum RS...............
 Limbah padat khusus / infeksius tabung contoh darah, disposibel bekas, gel bekas
dikumpulkan dlm kantong plastik warna kuning kemudian dikirim oleh petugas ke
incinerator RS...............
 Pembuangan limbah cair :

Limbah cair dibuang ke dalam saluran pembuangan yang berhubungan dengan saluran ke
pusat pengolahan limbah RS..............

Semua limbah yang dikirim oleh petugas ke incinerator dan tempat terminal pembuangan
sampah umum RS.............. dicatat dalam buku ekspedisi dengan mencantumkan nama jelas
petugas pengirim & penerima serta jumlah kantong sampah yang dikirim

14. Keselamatan Kerja

12
Prinsip Utama adalah menjaga hygiene sanitasi individu, ruangan dan sterilisasi peralatan,
yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Cuci tangan guna cegah infeksi


2. Pemakaian alat pelindung, diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

Kewaspadaan universal di laboratorium


Pelayanan kesehatan
a. ketentuan umum di laboratorium adalah menganggap dan memperlakukan setiap
spesimen sebagai bahan infeksius
b. Petugas laboratorium sering memiliki risiko terpajan paling tinggi

Cara mengurangi risiko terpajan dengan kerja higienis sebagai berikut :


 Cuci tangan sebelum bekerja, sebelum memakai dan sesudah melepas sarung tangan
 Selalu memakai sarung tangan, baju pelindung dan masker bila perlu
 Penghisapan dilakukan secara mekanik dengan pipet atau pipa penghisap
 Jarum suntik dan benda tajam lainnya diletakkan dalam wadah tahan tusuk, jangan
membengkokkan atau mematahkan jarum secara manual
 Specimen rujukan harus diberi label yang jelas, dibungkus dua lapis atau ditempatkan pada
wadah kedua yang tertutup rapat anti bocor dan rahan tusukan.

Tata tertib di laboratorium


 Dilarang makan, minum dan merokok di dalam laboratorium
 Rambut panjang harus diikat atau ditutupi
 Dilarang menyisir rambut atau memakai kosmetik di dalam laboratorium
 Bila terdapat luka terbuka sebaiknya tidak bekerja di laboratorium, sampai sembuh
 Dilarang menyentuh mukosa, mata, hidung pada saat memakai sarung tangan
 Baju pelindung hanya dipakai dilaboratorium, hanya keluar kalau akan dicuci

Tempat kerja :
 Harus rapi dan bersih
 Harus dipisahkan antara daerah kotor dan bersih
 Dilarang menaruh barang yang tidak diperlukan di atas meja dan bangku
 Permukaan meja kerja harus selalu diberi desinfektans sebelum dan sesudah bekerja
 Laboratorium hanya boleh dimasuki petugas laboratorium, pengunjung ditemui di luar
laboratorium
 Tumpahan darah harus segera didekontaminasi
 Lakukan pest control secara teratur
 Alat / wadah kaca hanya dipakai bila tidak ada yang dari plastic
 Pegangan pintu, telepon yang ada di laboratorim harus diberi desinfektan secara teratur
 Harus tersedia alat P3K
 Setiap kecelakaan kerja harus dilaporkan

Peralatan Laboratorium UTDRS, Bahaya dan Cara Mengatasinya

Peralatan Bahaya Cara Mengatasi


Laboratorium
Jarum untuk Tusukan, tumpahan, Gunakan jarum sekali pakai
flebotomi, lancet aerosol
13
Sentrifus Percikan, tabung Jika diduga ada tabung pecah saat sentrifugasi, matikan mesin, jangan
pecah, aerosol dibuka selama 30 menit
Jika tabung pecah selama mesin berhenti, sentrifus harus ditutup
kembali dan biarkan mesin selama 30 menit
Gunakan sarung tangan karet tebal atau forcep untuk mengambil
pecahan kaca
Tabung yang pecah, rotor harus didesinfeksi
Tabung yang tidak pecah didesinfeksi terpisah, ruang dalam sentrifus
(chamber) harus didesinfeksi, dibiarkan satu malam, bilas dengan air
dan keringkan
Alat penggoyang / Percikan, aerosol Gunakan tabung yang tertutup rapat atau tutup mulut tabung dengan
shaker parafilm
Waterbath Pertumbuhan Lakukan desinfeksi (jangan gunakan yang korosif)
mikroorganisme Lakukan penggantian air secara berkala
Oven Pertumbuhan Lakukan desinfeksi (jangan gunakan yang korosif)
mikroorganisme

Pengendalian Mutu

Dalam melaksanakan tugasnya UTDRS menggunakan prinsip Penjaminan Mutu (Quality


Assurance). Penjaminan Mutu adalah kegiatan untuk memastikan bahwa suatu bahan / alat /
proses sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi yang dikehendaki. Dalam Penjaminan Mutu
tercakup Pemantapan Mutu (Quality Control) terhadap semua unsur yang terlibat dalam produksi
darah. Tujuan Pemantapan Mutu adalah memastikan bahwa bahan yang dipakai, proses yang
dijalankan, produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pengendalian Mutu melalui :

 Sistim pengawasan dan bimbingan teknis


 Validasi, pemeliharaan dan kalibrasi
Tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa alat-alat yang dipergunakan untuk pemeriksaan
masih dalam kondisi layak pakai / baik
 Dokumentasi dan pelaporan
 Pemantapan mutu
Untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan mempunyai kualitas sesuai dengan standard
dan spesifikasi yang sudah ditentukan.
Pemantapan mutu meliputi penilaian terhadap peralatan, reagen, dan metode yang
digunakan, serta petugasnya sendiri.
Pemantapan mutu dibagi menjadi dua :
- Pemantapan Mutu Internal
- Pemantapan Mutu Eksternal

Pemantapan Mutu Internal


- Setiap pagi dilakukan quality control pada alat pemeriksaan Hb (hemoque)
- Setiap pagi dilakukan quality control pada gel test.
- Setiap membuka reagen anti sera baru, dilakukan validasi dahulu sebelum
digunakan.
- Setiap kali melakukan pemeriksaan serologi IMLTD, dilakukan quality control
sebelumnya.

Pemantapan Mutu Eksternal


Sebaiknya, pemeriksaan serologi IMLTD diikutkan PME yang diselenggarakan oleh
Depkes.
14
B. Dokumentasi / Pencatatan, Laporan

1. Pencatatan adalah catatan harian yang memuat setiap penerimaan jumlah darah , data
pasien yang meminta darah , stok darah , kejadian reaksi transfusi, permintaan dan
penerimaan reagensia dan alat – alat laboratorium, pemeriksaan crossmatch, darah yang
dikembalikan dari ruangan dan yang sudah rusak
2. Laporan adalah catatan bulanan di Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) yang
memuat jumlah darah masuk dan keluar, data pasien dan ruangan yang meminta darah,
jumlah Pemakaian & permintaan reagensia dan alat – alat laboratorium serta jumlah
darah yang rusak yang dilaporkan ke RS.............. dan UTDD DKI setiap awal bulan
berikutnya.
3. Pencatatan digunakan di lingkungan UTDRS yang dikerjakan setiap hari.
4. Laporan di buat setiap awal bulan berikutnya dan dilaporkan ke UTDD DKI dan Direktur
Utama RS...............

Laporan reaksi transfusi ?????

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

1. Kepala UTDRS RS.............. secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi Program Kerja
UTDRS setiap bulan melalui rapat bulanan.
2. Kepala UTDRS RS.............. secara berkala / setiap tahun) melakukan evaluasi hasil kerja dan
kebutuhan yang ada, sebagai dasar membuat program kerja tahun berikutnya.
3. Kepala UTDRS RS.............. secara berkala melakukan evaluasi hasil kerja setiap triwulan dan
membuat tindak lanjutnya.

BAB V
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kebutuhan darah transfusi, maka
pelayanan UTDRS dalam menyediakan darah aman, berkualitas, efisien, efektif, terjangkau dan
tersedia tepat waktu sangatlah penting.
Melalui pelayanan UTDRS diharapkan kebutuhan darah di RS wilayah Jakarta Selatan, terutama
RS.............. dapat terlayani dengan baik sesuai dengan standar yang ada dan lebih meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap RS...............
Pelayanan UTDRS merupakan never ending proses, karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi
tinggi untuk bersedia bekerja dengan maksimal dan sebaik-baiknya.

15
16

Anda mungkin juga menyukai