Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indicator kesehatan suatu Negara adalah MMR ( Maternal Motality Rate
). MMR diIndonesia saat ini mencapai 307,berarti terjadi 307 kematian ibu per 100.000
kelahiran Hidup ( SDKI 2002/2003 ) . Bila dibandingkan dengan negara ASEAN maka
angka kematian di Indonesia masih sangat tinggi. Berbagai kondisi diketahui sebagai
penyebab tingginya angka kematian ibu tersebut dan beberapa penelitian menunjukan
bahwa penyebab kematian ibu melahirkan adalah perdarahan ( 28%,SKRT 2001 )
sehingga dapat dikatakan bahwa tingginya angka kematian ibu di Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan kualitas pelayanan darah. Selain darah tranfusi yang aman juga
dibutuhkan untuk penanganan penyakit degeneratif, cedera akibat kecelakaan, serta
berbagai penyakit yang memerlukan tranfusi darah untuk tujuan pengobatan dan
pemulihan pasien.
Pentingnya penyelenggaraan pelayanan darah disuatu negara serta
teridentifikasinya pelayanan darah telah mendorong World Health Organization (WHO)
untuk mengisyaratkan kepada pemerintah Indonesia perlunya dibentuk National Blood
Policy sebagai regulator dalam pelaksanaan pelayanan transfusi darah di
Indonesia.Sejarah perkembangan transfusi darah di Indonesia dimulai pada tahun 1950
yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia, dan pada tahun 1980 terbit peraturan
pemerintah Republik Indonbesia ( PP ) nomer 18 tahun 1980 tentang Tranfusi Darah.Sejak
saat itu pelayanan transfusi darah dilaksanakan berdasar PP nomner 18 tahun 1980
tersebut. Dalam bab IV pasal 6 PP nomer 18 tahun 1980 tercantum bahwa : Pengelolaan
dan pelaksanaan transfusi darah ditugaskan kepada Palang Merah Indonesia atau
instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan ( ayat 1 ), Penyelenggaraan transfusi
darah harus disesuaikan dengan kebutuhannya dalam menunjang pelayanan kesehatan
( ayat 2 ). Palang Merah Indonesia melaksanakan tugasnya melalui 187 unit transfusi
darah yang tersebar di 185 kab/kota, penyebaran kurang merata yaitu 60 % terdapat di
Jawa dan Madura, 15 % di Sumatrera, 8 % di Kalimantan, 4 % dipulau-pulau lain, 3 % di
Bali, dan 2 % di Papua.
Selain UTD PMI terdapat juga 46 UTDRS di 46 kab/kota dan I UTD Pembina milik
Pemprov Sulawesi Selatan. Seluruh UTD siapapun pemiliknya, dalam menjalankan
kegiatannya harus mengikuti peraturan perundang-undangan dan standart Pemerintah
Departemen Kesehatan RI.Kondisi tersebut diatas masih belum dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat Indonesia baik dari segi akses maupun kualitas pelayanan. Hal ini
dapat dilihat dari gambaran bahwa dari 457 kab/kota di Indonesia baru 231 kab/kota yang
memiliki UTD berarti masih ada 226 kab/kota belum memiliki UTD. Disamping itu
teridentifikasi pula bahwa tidak semua UTD PMI dan UTDRS mampu memberikan
pelayanan yang berkualitas dan mencukupi kebutuhan setempat. Masih banyak kendala
yang dihadapi dalam upaya pemenuhan darah baik dari segi kecukupan, kualitas maupun
ketepatan waktu. Selain itu perhatian para klinisi dan RS juga masih kurang. Sebagai
2

akibatnya keluarga pasien harus ikut berjuang untuk mendapatkan darah transfusi yang
dibutuhkan tanpa memperhatikan keamanan dengan menhubungi sendiri UTD terdekat
yang memiliki stok darah.
Pelayanan darah yang berkualitas, aman, tersedia tepat waktu,dapat dicapai
apabila pelayanan berjalan dengan sistem tertutup, dimana RS tidak lagi menyerahkan
upaya memperoleh darah transfusi kepada keluarga pasien tetapi seluruh mekanisme
pelayanan dilaksanakan oleh petugas. Hal ini dapat dilaksanakan apabila RS sebagai
pengguna darah transfusi mempunyai Bank Darah RS sebagai unit pelaksana pelayanan
transfusi darah yang bekerjasama melalui ikatan kerjasama dengan UTD kab/kota/propinsi
setempat.
Pada bulan April 2007 dikeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomer
423/Menkes/SK/IV/2007 tentang Kebijakan Peningkatan Kualitas dan Akses Pelayanan
Darah.Salah satu point yanng tercantum dalam SK tersebut adalah bahwa setiap RS
harus memiliki Bank Darah RS. Hal ini dimaksudkan agar pelayanan darah dilakukan
dengan distribusi tertutup oleh petugas dan menggunakan prinsip rantai dingin sehingga
setiap RS harus memiliki minimal Unit Bank Darah RS ( BDRS ) sebagai unit yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan transfusi darah di RS dan melakukan
pemeriksaan crossmatch sebelum darah ditransfusikan kepada pasien.Unit BDRS ini
harus selalu memilik stok darah yang aman (non reaktif pada uji saring IMLTD ) yang
berasal dari UTD setempat. Bagi RS didaerah yang tidak memiliki UTD PMI atau UTD PMI
tidak berfungsi maka harus membangun UTDRS dimana selain menyimpan darah yang
telah aman, UTDRS juga memiliki tanggung jawab menyiapkan darah aman yang berasal
dari donor darah sukarela yang memiliki resiko rendah terhadap penyakit infeksi serta
melakukan pemeriksaan uji saring terhadap IMLTD ( HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, sifilis ).
Ketersediaan darah aman RS merupakan Standart Pelayanan Minimal RS yang berarti
setiap RS harus memiliki stok darah aman 24 jam di BDRS atau UTDRS serta manajemen
pelayanan transfusi darah.Agar Unit BDRS dapat berjalan dengan baik dan terstandart
maka dibutuhkan pedoman pelaksanaan yang dipakai sebagai acuan bagi seluruh RS
dalam melaksanakan pelayanan darah yang berkualitas.

B. Tujuan Pedoman
Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium dibuat agar pelayanan laboratorium
memiliki acuan atau standar dalam melakukan pelayanan, sehingga tercapai standar mutu
dan keselamatan pasien yang diharapkan

C. Ruang Lingkup
Bank Darah Rumah Sakit bertanggungjawab meyediakan kebutuhan darah untuk
pasien Rumah Sakit. Ruang lingkup Pelayanan Bank Darah adalah :
1. Menerima darah yang sudah diuji saring dari UTD
2. Menyimpan darah dan memantau persediaan darah
3. Melakukan uji silang serasi darah donor dan darah pasien
4. Melakukan rujukan bila ada kesulitan uji silang serasi dan golongan darah ABO/Rh ke
UTD jejaring secara berjenjang
5. Menyerahkan darah yang cocok untuk pasien RS
6. Melacak reaksi transfuse atau kejadian ikutan akibat transfuse darah yang dilaporkan
oleh dokter rumah sakit
7. Mengembalikan darah yang tidak layak pakai ke UTD untuk dimusnahkan.
3

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat


RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat merupakan rumah sakit umum dengan pelayanan
4

kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat spesialistik, yang
dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam.RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat
berlokasi di Jalan Lang Sesat No. 0 Taliwang Sumbawa Barat, Nomor telepon (0372)
8281057. Kode Pos rumah sakit adalah 84355. Email yang digunakan adalah
rsud.sumbawabarat@gmail.com.Sebagai institusi pelayanan kesehatan, RSUD Asy-Syifa’
Sumbawa Barat berdiri sebagai Rumah Sakit Kelas D oleh Bupati Sumbawa Barat melalui
Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 38 Tahun 2011 yang ditandatangani pada tanggal
17 November 2011, kemudian ditindaklanjuti dengan terbitnya Nomor Registrasi RSUD
Kabupaten Sumbawa Barat dari kementerian Kesehatan RI dengan Nomor Registrasi
5207002S.

Berdirinya Puskesmas di kecamatan-kecamatan di seluruh wilayah kabupaten


Sumbawa Barat dalam kurun waktu 6 tahun, Puskesmas Taliwang yang merupakan
Puskesmas Perawatan terbesar di Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun 2011 telah
ditingkatkan statusnya menjadi RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMBAWA BARAT Kelas
D pada awal tahun 2012. Keputusan meningkatkan status Puskesmas Taliwang menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa Barat Kelas D tidak lepas dari peluang
pengembangan wilayah dengan adanya otonomi daerah serta kebutuhan masyarakat akan
fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Kemudian pada bulan Juli 2015 Rumah Sakit Umum
Daerah Sumbawa Barat berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2015 dan Surat
Keputusan Bupati Nomor 934 Tahun 2015 berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Asy-Syifa’ Sumbawa Barat dengan klasifikasi C. Kepemilikan rumah sakit
sebagai lembaga di bawah pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat.

Pada saat ini RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat dipimpin oleh dr. Carlof, selaku plt
direktur. Perubahan terjadi seiringnya berjalan waktu, demikian juga visi, misi, dan nilai
untuk menyusun rencana strategi rumah sakit sesuai kebutuhan dan perkembangan RSUD
Asy-Syifa’ Sumbawa Barat.RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat memberikan berbagai jenis
pelayanan medik antara lain, klinik penyakit dalam, klinik bedah, klinik kesehatan anak,
klinik kebidanan dan kandungan, klinik gigi dan mulut, klinik khusus (CST, DOTS, Narkoba),
Instalasi Gawat Darurat, Kamar Operasi, serta rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, dan
VIP yang dilengkapi dengan pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi, fisioterapi, anastesi.
Pelayanan rawat inap juga memiliki rawat inap khusus bedah, isolasi, nifas, ICU yang
sekaligus menangani HCU dan PICU, Perinatal dan NICU serta rawat inap anak. Kapasitas
tempat tidur pasien yang disediakan di RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa barat sebanyak 100
tempat tidur.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit


1. Tugas pokok
Rumah Sakit Umum Daerah Asy-Syifa’ Sumbawa Barat mempunyai tugas pokok
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi
dan terpadu dengan upaya pengobatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya
rujukan.
5

2. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas tersebut Rumah Sakit Umum Daerah Asy-Syifa’ Sumbawa
Barat mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan perencanaan bidang pelayanan kesehatan

b. Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan

c. Penyelenggaraan pelayanan medik

d. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik

e. Penyelenggraan pelayanan medis

f. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis

g. Peyelenggraan pelayanan dan asuhan keperawatan

h. Penyelenggraan rujukan

i. Penyelenggaraan pendidikan kebidanan dan penyakit kandungan

j. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya

C. Gambaran Umum Unit Pelayanan Darah


Salah satu bentuk pelayanan yang diselenggarakan oleh RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa
Barat adalah Unit Pelayanan Darah. Pelayan Darah berfungsi sebagai pelayanan
penunjang medik yang membantu paramedis dalam memberikan pemenuhan kebutuhan
darah pasien.

BAB III
6

VISI, MISI, NILAI DAN TUJUAN

A. Visi RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat


Adapun Visi dari RSUD Asy-Sifa’ Sumbawa Barat yaitu “terwujudnya RSUD Asy-Sifa’
Sumbawa Barat yang tanggap, dan unggul DENGAN BERORIENTASI PADA PASIEN
menuju Rumah Sakit rujukan di pulau Sumbawa “.

B. Misi RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat

Visi diatas dapat dicapai melalui 4 (empat) misi berikut :

1. Meningkatkan kelancaran dan ketertiban pelayanan internal

2. Meningkatkan kelancaran dan ketertiban pelayanan medic dan keperawatan

3. Meningkatkan ketersediaan dan ketertiban pelayanan penunjang medik dan non medik

4. Meningkatkan kelancaran dan ketertiban informasi publik dan rekam medik

C. Motto RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat

Hati yang ikhlas, jujur dan sungguh – sungguh (IJS)

D. Falsafah RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat

Dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia yang dilandasi ikhlas, jujur dan
sungguh-sungguh akan mampu memberikan pelayanan yang aman dan bermutu

E. Nilai nilai RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat


Sikap kerja pegawai Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas didasarkan atas nilai-nilai
berikut :
1. Keikhlasan
2. Kejujuran
3. Kesenguhan
4. Kedisiplinan
5. Kebersamaan
6. Kepedulian

F. Tujuan RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat


1. Tujuan umum
Meningkatkan pelayanan rumah sakit yang professional dengan selalu mengedapankan
mutu, kinerja yang baik, nilai social dan kemanusiaan dalam upaya mencapai derajat
kesehatan.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
7

b. Mewujudkan pengelolaan sumber daya Rumah Sakit yang professional


c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia yang sesuai dengan bidang
tugasnya
d. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan Rumah Sakit

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Struktur Organisasi RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat


8

BAB V

STRUKTUR ORGANISASI UNIT PELAYANAN DARAH

Struktur Organisasi Unit Pelayanan Darah Rumah Sakit Umum Daerah Asy-Syifa’Sumbawa
Barat Tahun 2017

KEPALA SEKSI PENUNJANG DAN SARANA


MEDIK
9

KEPALA INSTALASI SRANA PENUNJANG MEDIK

KEPALA UNIT PELAYANAN DARAH

UTDRS BDRS

BAB VI
URAIAN TUGAS DAN JABATAN

A. Kepala Unit Pelayanan Darah


1. Pengertian
Adalah Seorang yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk melakukan segala kegiatan
pra analitik, analitik, dan pasca analitik di UTDRS.

2. Uraian Tugas
10

a. Menyiapkan peralatan/media untuk kelancaran pelayanan UTDRS

b. Merancang organisasi UTDRS sesuai kebutuhan

c. Mengiventarisir segala kebutuhan UTDRS

d. Melakuakan perencanaan kebutuhan UTDRS akan bahan habis pakai

e. Menentukan metode pemeriksaan UTDRS

f. Melakukan perencanaan alat peralatan UTDRS sebagai aset

g. Merencanakan kebutuhan tenaga UTDRS dan mengusulkan pada pihak manajemen

h. Menjaga dan menyimpan bahan habis pakai UTDRS

i. Berkoordinasi dengan Dokter Speseiali Patologi Klinik dalm hal expertise hasil

j. Berkoordinasi dengan pihak management maupun unit lain yang ada di RS demi
kelancaran pelayanan

k. Membuat laporan kunjungan pasien UTDRS

l. Membuat dan merevisi dokumen teknis UTDRS seperti SPO Protap dll.

m. Menyaiapkan dokumen akreditasi UTDRS

3. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan UTDRS bertanggung jawab kepada
kepala instalasi UTDRS terhadaphal-hal sebagai berikut:
a. Ketersediaan peralatan untuk kelancaran pelayanan UTDRS

b. Perencanaanorganisasi UTDRS sesuai kebutuhan

c. Iventaris segala kebutuhan UTDRS

d. Perencanaan kebutuhan UTDRS akan bahan habis pakai

e. Penentuan metode pemeriksaan UTDRS

f. Perencanaan alat peralatan UTDRS sebagai aset

g. Perencanakan kebutuhan tenaga UTDRS dan mengusulkan pada pihak manajemen

h. Menjaga dan menyimpan bahan habis pakai UTDRS

i. Koordinasi dengan pihak management maupun unit lain yang ada di RS demi
kelancaran pelayanan

j. Membuat laporan kunjungan pasien UTDRS

k. Membuat dan merevisi dokumen teknis UTDRS seperti SPO Protap dll.

l. Menyaiapkan dokumen akreditasi UTDRS

4. Wewenang
11

Dalam menjalankan tugasnya di UTDRS, kepala ruangan mempunyai wewenang:


a. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
b. Memberikan laporan terkait pelayanan ke kepala Instalasi UTDRS
c. Memberikan hasil periksa / kesimpulan dari bahan uji yang diperiksa di UTDRS
d. Berperan dalam pembuatan pedoman pelayanan UTDRS
e. Menyusun dokumen teknis terkait UTDRS

5. Syarat Jabatan
a. Pangkat/Golongan : Pengatur/IIc

b. Pendidikan : D III Analis Keperawatan

c. Kursus/Pelatihan : Pelatihan pengaktafan darah Pelatihan croossmed

d. Pengalaman Kerja :

e. Kondisi Fisik : Sehat Jasmani dan Rohani

f. Bakat Kerja

1) Inteleqensia,yaitu kemampuan untuk:

- Secara umum,dapat menangkap atau memahami instruksi-instruksi dan


prinsip-prinsip keilmuan laboratorium medik yang mendasarinya

- Kemampuan bekerja secara teoritis dalam menyusun dan membuat


pertimbangan dan mengambil keputusan dalam bekerja

- Bekerja sesuai disiplin ilmu dan memperhatikan resiko efisiensi waktu dan
biaya

2) Bakat verbal, yaitu kemampuan untuk:

- Memahami arti kata-kata dan menggunakan secara efektif

3) Bakat ketelitian,yaitu kemampuan dalam hal:

- Mengamati, menganalisis, menghitung secara


kuantitatif/kualitatif,danmenyimpulkan

g. Tempramen kerja

1) Kegiatan yang menanggung penafsiran perasaan,gagasan atau fakta dari sudut


pandang pribadi.

2) Kegiatan pengambilan kesimpulan, petimbangan atau pembuatan keputusan


berdasarkan kriteria yang dapat diukur atau yang dapat diuji

3) Mempengaruhi orang lain dalam pendapat,sikap atau pertimbangan mengenai


gagasan

h. Minat kerja

Yaitu pilihan melakukan kegiatan-kegiatan :

Yang berhubungan dengan orang dalam niagPengertiaN

B. Pelaksana Unit Pelayanan Darah


1. Pengertian
Adalah Seorang yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk melakukan segala kegiatan
pra analitik, analitik, dan pasca analitik di UTDRS.
12

2. Uraian Tugas
a. Menyiapkan peralatan/media untuk kelancaran pelayanan UTDRS

b. Menerima pasien yang akan melakukan pemeriksaan UTDRS

c. Memahami Inform concent persetujuan untuk pemeriksaaan UTDRS

d. Melakukan registrasi pasien sesuai formulir permintaan pemeriksaan UTDRS

e. Memberikan informasi ruang dan tempat yang nyaman serta memperhatikan privasi
pasien yang akan diambil sampel atau bahan uji sesuai hak pasien

f. Melakukan tindakan antisipasi dan atau tindakan kedaruratan pada pasien baik
sebelum maupun sesudah diambil sampel seperti shock, gejala haemostatic, dan
lainya.

g. Melakukan pelabelan sampel sesuai Nama,No RM, dan tanggal Lahir dan
memastikan sampel tidak tertukar atau tidak representatif

h. Membuat /mengisi checklist dari pemeriksaan sampel/bahan uji yang akan dilakukan

i. Menyiapkan bahan dan yang diperlukan dalam pemeriksaan

j. Memastikan bahan cukup dan valid untuk digunakan

k. Mengecek kesiapan alat-alat-peralatan yang akan digunakan , dan memastikan alat


layak unuk digunakan

l. Melaporkan pada Supervisor apabila bahan tidak memenuhi sarat atau tidak valid
untuk digunakan

m. Melaporkan pada Supervisor apabila menemukan peralatan UTDRS yang tidak layak
untuk digunakan

n. Melakuakan pemeriksaan tahap Analitik sesuai permintaan dan rencana kerja yang
dibuat sesuai sub-sub parameter

o. Melakukan pemeriksaan sampel/bahan uji Sub Hematologi

1) Pemeriksaan Malaria

2) Pemeriksaan HIV

3) Pemeriksaan HbsAg

4) Pemeriksaan HCV

5) Pemeriksaan syfillis

6) Jenis Golongan Darah

p. Melakukan pemeriksaan sampel/bahan uji sub Kimia Klinik

Melakukan uji saring serasi ( crossmeed)

q. Melakukan pemeriksaan sampel /bahan uji sub Imunologi

Uji Rapid HIV. HBV,HCV, Syphilis

r. Mencatat dan mendokumentasikan hasil periksa pada lembar hasil dan logbook

s. Melakukan analisa hasil sementara sebelum dilaporkan


13

t. Melakukan langkah-langkah uji pembanding dan duplikasi pada hasil yang didapat
diluar ekspektasi artau diluar range nilai normal/dalam kategori nilai kritis sesuai
protap

u. Melaporkan pada Supervisor apabila didapati hasil yang menyimpang atau kinerja
alat yang tidak semestinya

v. Melengkapi checklist / lembar kerja anlitik

w. Mendokumenrtasikan hasil pada buku register pasien UTDRS

x. Menyimpan dan mengoleksi sampel dan preparat hasil uji dalam waktu tertentu untuk
kepentingan uji selanjutnya maupun uji pembanding

y. Melakuakan tindakan pencegahan infeksi dan bahaya B3 di UTDRS dengan


membuang atau menempatan B3 dan bahan-bahan sesuai pada tempatnya.

z. Memberikan/menyerahkan hasil yang diminta kepada petugas medis atau


pasien/orang yang sesuai

aa. Melaksanakan serah terima tugas pada saat pergantian piket baik secara lisan
maupun secara tetulis

bb. Melaksanakan tugas lain dengan melalui pertemuan ilmiah dan pelatihan atas izin
atasan

cc. Melakukan kegiatan penunjang sesuai petunjukteknis jabatan fungsional dengan


pelaksanaan tugas dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan
diruang UTDRS

3. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugasnya pelaksana di UTDRS bertanggung jawab kepada kepala
unit/kepala ruang UTDRS terhadaphal-hal sebagai berikut:
a. Kebenaran dan ketepatan dalam me;lakukan pemeriksaaan

b. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan pra


analitik, analitik dan pasca analitik di UTDRS

c. Kelengkapan bahan-reagensia dan peralatan yang ada di UTDRS

d. Kebersihan UTDRS

e. Kebenaran isi dari hasil pemeriksaan

f. Kebenaran dan keansahan dari bahan uji yang memenuhi kriteria bahan uji

g. Ketepatan waktu yang dibutuhkan dalam bekerja

h. Mencegah kecelakaan kerja dan menjaga resiko infeksi

i. Kenyamanan kerja di dalam UTDRS

4. Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya di UTDRS, Pelaksana mempunyai wewenang:
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
b. Memberikan hasil periksa /kesimpulan dari bahan uji yang diperiksa di UTDRS

5. Syarat Jabatan
14

a. Pangkat/Golongan : Pengatur/IIc

b. Pendidikan : D III Analis Keperawatan

c. Kursus/Pelatihan : Pelatihan pengaktafan darah Pelatihan croossmed

d. Pengalaman Kerja :

e. Kondisi Fisik : Sehat Jasmani dan Rohani

f. Bakat Kerja

Empat inteleqensia,yaitu kemampuan untuk:

- Secara umum,dapat menangkap atau memahami instruksi-instruksi dan prinsip-


prinsip keilmuan laboratorium medik yang mendasarinya

- Kemampuan bekerja secara teoritis dalam menyusun dan membuat


pertimbangan dan mengambil keputusan dalam bekerja

- Bekerja sesuai disiplin ilmu dan memperhatikan resiko efisiensi waktu dan biaya

- Bakat verbal, yaitu kemampuan untuk:

Memahami arti kata-kata dan menggunakan secara efektif

- Bakat ketelitian,yaitu kemampuan dalam hal:

Mengamati, menganalisis, menghitung secara kuantitatif/kualitatif, dan


menyimpulkan

g. Tempramen kerja

1) Kegiatan yang menanggung penafsiran perasaan,gagasan atau fakta dari sudut


pandang pribadi.

2) Kegiatan pengambilan kesimpulan, petimbangan atau pembuatan keputusan


berdasarkan kriteria yang dapat diukur atau yang dapat diuji

3) Mempengaruhi orang lain dalam pendapat,sikap atau pertimbangan mengenai


gagasan

h. Minat kerja

Yaitu pilihan melakukan kegiatan - kegiatan :

Yang berhubungan dengan orang dalam niaga


15

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Akses
sosial
KKPRS PMI

KPPIRS Farmasi
Unit Pelaynan
Darah

Inventory IGD

Klinik RJ IRNA

1. Secara eksternal Unit Pelayanan Darah memiliki hubungan kerja dengan PMI untuk
melakukan pemenuhan kebutuhan darah Rumah Sakit Asy-Syifa’ Sumbawa Barat.
2. Secara internal Unit Pelayanan Darah memiliki hubungan kerja dengan semua unit yang
ada di Rumah Sakit Asy-syifa’ Sumbawa Barat dalam pemenuhan kebutuhan darah.
3. Unit Pelayanan Darah juga memiliki hubungan kerja dengan Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit ( KPPIRS ) dalam hal audit pelaksaan standar PPI,
koordinasi penatalaksanaan kejadian tertusuk benda tajam dan terpapar cairan tubuh, serta
pelaporan indikator pengendalian infeksi.
4. Unit Pelayanan Darah juga memiliki hubungan kerja dengan Komite Keselamatan Pasien
dalam hal pelaksana Sasaran Keselamatan pasien, pelaporan kejadian yang tidak
diharapkan dan pelaporan Indikator Keselamatan Pasien di Unit Pelayanan Darah.
16

BAB VIII

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Bank darah RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat yang merupakan merupakan bagian
dari struktur organisasi laboratorium dengan sorang dokter patologi klinik sebagai
penanggung jawab teknis sekaligus kepala Instalasi Laboratorium, yang bekerja sepenuh
waktu, sehingga sumber daya manusia di Bank Darah RS sama dengan sumber daya di
laboratorium.
Kualifikasi sumber daya manusia Bank Darah adalah sebagai berikut :
1. Penanggung jawab : dokter spesialis patologi klinik
2. Analis Kesehatan : lulusan D3 analis kesehatan (bergelar Amd )
3. Perawat : lulusan SPK
4. Administrasi : lulusan D1 komputer dan SMA
5. Pembantu Analis : lulusan SMA

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Sumber daya manusia Bank Darah RS dibagi dalam tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut :
1. Penanggung jawab UTD dan BDRS : dr Trias W Senoaji
2. Analis Kesehatan : Jul Sandri Jaya, Amd.Kes.
Sebagai penanggung jawab teknis
3. Perawat
a. Iwan Muliawan B, S.Kep. Sebagai penanggung jawab pelaksana harian.
b. Nita Mariza, Amd.Keb sebagai pelaksana harian.
c. Martina Amd.Kep sebagai pelaksana harian
d. Ns Yuliana sartika, S.Kep sebagai pelaksana harian
e. Ns Sari Dewi, S.Kep sebagai pelaksana harian
f. Ns Rani Indriani, S.Kep sebagai pelaksana harian
g. Ns Lukman, S.Kep sebagai pelaksana harian

C. PENGATURAN JAGA
Dengan 15 tenaga sumber daya manusia laboratorium dan Bank Darahmembagi
pengaturan jadwal dinas sebagai berikut :
1. Dinas pagi jam 07.30 – 14.00
a. Kepala instalasi
b. Penanggungjawab teknis
c. Penanggungjawan pelaksana harian
d. administrator
2. Dinas pagi jam 08.00 – 14.00
Dua perawat pelaksana harian
3. Dinas Siang 14.00 – 20.00
Dua perawat pelaksana harian
4. Dinas Malam 20.00 – 08.00
Dua perawat pelaksana harian
17

BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

Pengertian Orientasi : Usaha membantu para pekerja agar mengenali secara baik dan
mampu beradaptasi dengan situasi atau dengan lingkungan / iklim bisnis suatu organisasi /
perusahaan. Orientasi harus mampu membantu para pekerja baru untuk memahami dan
bersedia melaksanakan perilaku sosial yang mewarnai kehidupan organisasi / perusahaan
18

sehari-hari. Harus mampu membantu para pekerja baru untuk mengetahui dan memahami
berbagai aspek teknis pekerjaan / jabatan, agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara
efektif, efisien dan produktif.

A. Orientasi Umum orientasi dengan penjadwalan khusus


Orientasi umum untuk
meliputi : SDM di Unit pelayanan darah mengikuti kebijakan dari bagian
Diklat Rumah Sakit Umum Daerah Asy-Syifa’ Sumbawa Barat- Wa.Dir. Umum
a. Visi, Misi, Nilai, Struktur
B. Orientasi Khusus Organisasi. Keuangan
Kegiatan orientasi
b. PKB khusus dilakukan di Unit Pelayanan darah yakni orientasi awal
- Wa.Dir.Umum
selama 3 (tiga) hari kemudian dilanjutkan dengan masa percobaan sesuai dengan kebijakan
c. Etika Bekerja Keuangan
rumah sakit untuk setiap unit. Kegiatan orientasi awal selama 3 (tiga) hari dapat dilihat pada
d. Patient Savety - Wa. Dir Pelayanan
tabel di bawah ini
e. Pencegahan dan Pengendalian - Ka.KPRS
Infeksi - Ka.PPI & IPCN
f. Kesejahteraan Spiritual - Komite Pastoral
g. Service Excellence - Tim Pelayanan Prima
h. Come to XL - Direktur
i. Handling Complaints - Direktur
j. Produk-Produk Rumah Sakit - Manajer Pemasaran &
k. Basic Life Support Tim
TAHAP PROGRAM ORIENTASI NARA SUMBER
l. Penanggulangan bencana kebakaran - Manajer Gadar &
Orientasi hari pertama : Kepala Bagian SDM dan
I (Hari I) Outcare
1) Penjelasan status kepegawaian. Personalia
- Ketua P2K3 dan Tim
2) Penjelasan Program orientasi yang
Tahap III Kepala
akanUnit kerja pegawai,
diterima membuatperaturan
laporan dan
(Evaluasi) terkait hasil orientasi pegawai.
tata tertib masa orientasi : pegawai
Hasil evaluasi harus memberikan
menandatangani pernyataan orientasi
rekomendasi apakah pegawai dapat
pegawai baru.
bekerja atau tidak, atau perpanjangan
3) Kepada pegawai dikenalkan seluruh
masa orientasi.
unit kerja di RSUD Asy – Syifa’, diajak
berkeliling (Hospital Tour)
4) Orientasi ke unit kerja dimana pegawai
akan ditempatkan diserahkan sesuai
program orientasi unit kerja masing-
masing.
II Orientasi hari II s.d. XIV meliputi :
Hari ke-2 1). Orientasi di unit kerja dimana pegawai - Kepala Unit Kerja

s.d. 14 ditempatkan.
2) Pegawai diberikan berbagai materi
19

BAB X

PERTEMUAN / RAPAT

Pertemuan rapat Unit Pelayanan Darah terdiri dari :

1. Rapat Rutin :
a. Rapat Bulanan Unit Pelayanan Darah
20

Waktu : Selasa minggu ke-2


Jam : 09.00 – 12.00
Tempat : Unit Pelayanan Darah
Peserta : Semua staff Unit Pelayanan Darah
Materi : Membahas notula bulan lalu, mengevaluasi tindak lanjut dan kegiatan bulan
ini, membahas permasalahan yang terjadi bulan berjalan.

b. Rapat Kerja bulanan dengan Direktur


Waktu : Selasa minggu ke-1
Jam : 07.00 – 14.00
Tempat : Ruang Rapat
Peserta : Semua unit dan semua Komite di RS
Materi : Laporan pencapaian dan evaluasi kinerja unit, laporan SPM, dan indikator
mutu

2. Rapat Insidentil :
Rapat insidentil dilakukan karena kebutuhan khusus.

BAB XI
PELAPORAN

Semua kegiatan Unit Pelayanan Darah dibuat laporan untuk arsip dan data evaluasi
kegiatan. Jenis laporan adalah laporan harian, laporan bulanan, dan laporan tahunan.

1. LAPORAN HARIAN
Laporan harian dibuat dalam bentuk
a. Buku Registrasi pasien, untuk mengetahui jumlah pasien harian.
b. Buku serah terima antar dinas untuk mengetahui kejadian / peristiwa yang ada
saat jam dinas berjalan
c. Buku kontrol kualitas
Laporan harian dilaporkan kepada Kepala Unit Pelayanan Darah..

2. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan dibuat untuk laporan bulanan dalam rapat kerja dengan diektur. Isi
laporan bulanan adalah :
a. Pencapaian kegiatan
b. Pencapaian standar pelayanan minimal laboratorium
c. Pencapaian indikator keselamatan pasien
d. Pelaporan indikator pengendalian infeksi
Laporan bulanan dibuat untuk Direktur dan managemen.
21

3. LAPORAN TAHUNAN
Laporan tahunan merupakan rekapitulasi laporan bulanan dan hasil evaluasi kegiatan /
evaluasi kerangka acuan kerja ( TOR ) selama setahun. Laporan dibuat dalam bentuk
buku “hardcopy” dan dilaporkan dalam rapat evaluasi TOR di akhir tahun kerja.

BAB XII
PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pengorganisasian ini dibuat, supaya menjadi pedoman dalam


berjalannya kegiatan pelayanan di Unit Pelayanan Darah.Bila ada perubahan yang harus
dilakukan untuk tujuan Keselamatan pasien dan peningkatan mutu, maka Pedoman ini dapat
dirubah mengikuti standar yang ada dan yang diharuskan.

Anda mungkin juga menyukai