Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664

EISSN: 2654 ± 3249

ANALISIS SISTEM PELAYANAN BANK DARAH RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT


DAERAH Dr. M. YUNUS BENGKULU TAHUN 2018

ANALYSIS OF BLOOD BANK SERVICE SYSTEM HOSPITAL IN THE REGIONAL


HOSPITAL DR. M. YUNUS BENGKULU IN 2018

Oleh :
Oktarianita1, Wulan Angraini2, Henni Febriawati3 dan Asririn Auliani4
(Dosen FIKES Universitas Muhammadiyah Bengkulu)

ABSTRAK
Pelayanan darah yang berkualitas, aman, tersedia tepat waktu, dapat dicapai
apabila pelayanan berjalan dengan sistem tertutup, dimana rumah sakit tidak lagi
menyerahkan upaya memperoleh darah tranfusi kepada keluarga pasien, tapi seluruh
mekanisme pelayanan dilaksanakan oleh petugas. Peneliti mendapati pada saat melakukan
pendistribusian darah ke ruang perawatan pihak bank darah melibatkan keluarga pasien
untuk melakukan pendistribusian darah tersebut. Penelitian ini bertujuan diketahuinya
proses sistem pelayanan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) di Rumah Sakit Dr. M. Yunus
Bengkulu.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan observasi dengan lembar
checklist. Penelitian ini dilakukan di Bank Darah Rumah Sakit Dr.M.Yunus Bengkulu.
Informan dalam penelitian ini sebanyak tujuh orang yaitu Kepala BDRS, 3 orang Staff BDRS
dan tiga orang keluarga pasien.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa permintaan dan penerimaan darah donor dari
UTD di BDRS, penyimpanan darah dan komponen darah di BDRS, persiapan darah
transfusi di BDRS, pemerikasaan pra transfusi di BDRS, pendistribusian ke ruang perawatan
di BDRS, penelusuran reaksi transfusi di BDRS serta pencatatan dan pelaporan di BDRS di
BDRS sesuai dengan PERMENKES No.91 Tahun 2015.

Kata kunci: Sistem, Pelayanan, Darah, BDRS

ABSTRACT
Quality, safe blood services are available on time, can be achieved if the service
runs in a closed system, where the hospital no longer submits efforts to obtain transfusion
blood to the patient's family, but the entire service mechanism is carried out by the officer.
Researchers found that when blood was distributed, the treatment of the blood banks involved
families of patients to distribute the blood.
This research is a descriptive study with a qualitative approach. Data collection
techniques using interviews and observation with a checklist sheet. This research was
conducted at Dr.M. Yunus Bengkulu Hospital Blood Bank. The informants in this study were
seven people, namely the Head of Hospital Blood Bank, 3 Hospital Blood Bank Staff and three
patients' families.
The results of this study were the request and receipt of donor blood from UTD in
Hospital Blood Bank, blood and blood component storage in Hospital Blood Bank, transfusion
blood preparation in Hospital Blood Bank, pre transfusion examination in Hospital Blood Bank,

| Analisis Sistem Pelayanan.....( Oktarianita, Wulan Angraini, Henni Febriawati 29


dan Asririn Auliani)
distribution to the treatment room in Hospital Blood Bank, tracing transfusion reactions in
Hospital Blood Bank and recording and reporting in Hospital Blood Bank in accordance with
Minister of Health regulations No.91 of 2015.
$GYLFH JLYHQ WR +RVSLWDO %ORRG %DQN¶V 2IILFHUV WR PHHt blood service standards is
by distributing closed cold chain systems and in accordance with Minister of Health
regulations No.91 of 2015.

Keywords: System, Service, Blood, Hospital, Bank

A. LATAR BELAKANG menyerahkan upaya memperoleh darah


Menurut Keputusan Menteri tranfusi kepada keluarga pasien, tapi
Kesehatan Nomor: 423/ Menkes/ SK/IV/ seluruh mekanisme pelayanan
2007 dalam perkembangan dewasa ini dilaksanakan oleh petugas. Hal ini dapat
kebutuhan akan pelayanan darah semakin dilaksanakan apabila rumah sakit sebagai
meningkat khususnya untuk menurunkan pengguna darah tranfusi, mempunyai Bank
Angka Kematian Ibu (AKI), penanganan Darah Rumah Sakit sebagai unit pelaksana
penyakit degeneratif, cedera akibat pelayanan tranfusi darah yang
kecelakaan, penyakit darah (hemophilia, bekerjasama melalui ikatan kerjasama
thalsemia), memerlukan tranfussi darah dengan UTD kab/kota/propinsi setempat
untuk tujuan pengobatan dan pemulihan (Depkes RI, 2008).
kesehatan pasien (Kepmenkes 2007). Ketersediaan darah aman di Rumah
Rumah sakit merupakan salah satu Sakit merupakan salah satu standar
institusi pelayanan kesehatan di haruskan Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang
mengantisipasi agar dalam memberikan berarti setiap Rumah Sakit harus memiliki
pertolongan dapat maksimal yaitu dengan stock darah aman 24 jam di Bank Darah
mendirikan Bank Darah Rumah Sakit Rumah Sakit atau Unit Tranfusi Darah
seperti yang tertuang dalam Keputusan Rumah Sakit serta manajemen pelayanan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No tranfusi darah agar unit Bank Darah Rumah
83 tahun 2014, bahwa seluruh Rumah Sakit dapat berjalan dengan baik dan
Sakit wajib memiliki Bank Darah Rumah berstandar maka dibutuhkan pedoman
Sakit (BDRS). pelaksanaan yang di pakai sebagai acuan
BDRS merupakan unit pelayanan di bagi seluruh Rumah Sakit dalam
Rumah Sakit yang bertanggung jawab atas melaksanakan pelayanan darah yang
tersedianya darah untuk tranfusi yang berkualitas (Depkes RI, 2008).
aman, berkualitas dan dalam jumlah yang Berdasarkan survey awal pada bulan
cukup (PP NO:7.2011). januari di unit Bank Darah Rumah Sakit
Pentingnya penyelenggaraan Dr.M.Yunus Bengkulu peneliti mendapati
pelayanan darah di suatu Negara serta pada saat melakukan pendistribusian darah
teridentifikasinya masalah pelayanan darah keruang perawatan pihak bank darah
di Indonesia mendorong World health melibatkan keluarga pasien untuk
organization (WHO) untuk mengisyaratkan melakukan pendistribusian darah tersebut.
kepada pemerintah Indonesia perlu Sedangkan pada Peraturan Mentri
dibentuk National Blood Policy sebagai Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang
regulator dalam pelaksanaan pelayanan pelayanan transfusi darah pendistribusian
tranfusi darah Indonesia (Depkes RI, 2008). darah keruang perawatan atau sistem
Pelayanan darah yang berkualitas, transportasi darah dilakukan dengan sistem
aman, tersedia tepat waktu, dapat dicapai tertutup dan hanya dilakukan oleh petugas
apabila pelayanan berjalan dengan sistem yang kompeten. Pengiriman darah dari
tertutup, dimana rumah sakit tidak lagi Bank Darah ke ruang perawatan harus

30 Vol. 13, No. 3, Desember 2018 : 1 - 63|


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664
EISSN: 2654 ± 3249

dilakukan oleh personil Bank Darah atau P2 48


Keluarga
-
Pasien
petugas ruang perawatan yang telah
Keluarga
mendapatkan pelatihan, transpotasi darah P3 40
Pasien
-
tidak boleh melibatkan keluarga pasien. Sumber : Hasil Penelitian, 2018
Penelitian ini bertujuan diketahuinya a. Permintaan dan Penerimaan Darah
proses sistem pelayanan Bank Darah Donor dari Unit Transfusi Darah
Rumah Sakit (BDRS) di Rumah Sakit Dr. Permintaan dan penerimaan darah di
M. Yunus Bengkulu yang meliputi: BDRS memiliki alur tertentu.
1.Permintaan dan penerimaan darah donor Pemenuhannya juga berubah-ubah,
dari Unit Transfusi Darah bergantung dengan ketersediaan produk
(UTD),2.Penyimpanan darah dan yang diminta pada unit pengelolaan darah
komponen darahdi Bank Darah Rumah (di Indonesia dilakukan oleh Palang Merah
Sakit (BDRS),3.Persiapan darah transfusi, Indonesia; PMI). Pada umumnya, BDRS
4.Pemeriksaan pra menerima permintaan darah secara harian.
transfusi,5.Pendistribusian ke Ruang ³Jadi biasanya kalau disini melayani pasien
Perawatan, 6.Penelusuran reaksi transfusi, yang di rawat di M. Yunus aja kan di bank
dan 7.Pencatatan dan pelaporan di BDRS. darah kan, biasanya pasien itu datang
Berdasarkan uraian diatas maka bawa sampel sama blanko permintaan
penulis tertarik melakukan penelitian transfusi terus kita catat di buku
tentang Analisis Sistem Pelayanan Bank penerimaan sampel diperiksa golongan
Darah Rumah Sakit (BDRS) di RSUD Dr. darahnya apa kalau udah nanti kita kasih
M. Yunus Bengkulu. pengantar ke UTD/PMI butuhnya berapa
kantong golongan darahnya
B. METODOLOGI PENELITIAN DSD ´ :DZDQFDUD 6 )
Penelitian ini merupakan penelitian Namun, unit ini tidak selalu
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, ditransfusikan karena kelebihan
dilakukan pada bulan Juli s.d Agustus 2018 pemesanan atau penundaan operasi, dan
di unit Bank Darah di Rumah Sakit Umum dalam praktiknya yang ditransfusikan
Daerah Dr. M. Yunus Bengkulu. Informan hanya separuh unit dari keseluruhan unit
dalam penelitian ini sebanyak tujuh yang telah di-crossmatch (Katsaliaki dan
informan yang terdiri dari: Kepala Ruangan Brailsford, 2007).
Bank Darah Rumah Sakit 1 orang, Petugas ³Misalnya keluarga pasien udah donor
Bank Darah Rumah Sakit sebanyak 3 udah dicek semua penyakit udah lulus
orang, dan Keluarga Pasien sebanyak 3 skrining itu baru diantar kesini sama
orang. petugas dari UTD tapi kadang-kadang
kalau mereka ada kesibukan keluarga
C. HASIL PENELITIAN pasien sendiri yang ngantar kesini
Data Informan VHPXDQ\D VHVXDL 632´. ( Wawancara
Tabel 4.1 Data Informan S3)
Lama Dari observasi yang peneliti lakukan
Kode Umur
Jabatan Bekerja
Informan (Tahun) diketahui bahwa permintaan dan
(Tahun)
S1 36 Kepala BDRS 15 penerimaan darah dibuat dengan
S2 32 Staff BDRS 1 pengajuan tertulis dan serah terima
S3 28 Staff BDRS 7 dibuatkan berita serah terima. Pada saat
S4 36 Staff BDRS 1 ada pasien datang untuk meminta darah
Keluarga ternyata stok darah sedang kosong. BDRS
P1 28 -
Pasien akan membuat permintaan tertulis kepada
UTD. Setelah darah diterima, petugas
| Analisis Sistem Pelayanan.....( Oktarianita, Wulan Angraini, Henni Febriawati 31
dan Asririn Auliani)
BDRS memeriksa kelengkapan identitas dapat bertahan selama lima hari dalam
kantong darah dan memastikan suhu pada rentang suhu tersebut, sedangkan
saat proses serah terima tersebut. Pasien granulosit pekat harus segera diberikan
juga dikenakan sejumlah biaya terkait kepada pasien setelah 24 jam
pelayanan darah. Biaya pelayanan darah pengambilan. Oleh sebab itu pengendalian
untuk pasien umum sebesar Rp 150.000 suhu memang harus dilakukan bergantian
per kantong sedangkan untuk peserta sesuai jadwal jaga.
BPJS sebesar Rp.170.000 per kantong. Darah yang telah diperiksa akan
dibubuhi tanggal pengambilan dan tanggal
b. Penyimpanan Darah dan Komponen kadaluarsa. Berdasarkan wawancara yang
Darah di BDRS dilakukan dengan staff BDRS bahwa
Penyimpanan darah dan komponen selama ini tidak pernah terjadi kadaluarsa
darah memiliki syarat-syarat tertentu. karena darah selalu cepat habis karena
Penyimpanan darah terkait dengan kebutuhan yang banyak. Akan tetapi jika
monitoring suhu serta penanganan darah terjadi kadaluarsa darah maka akan
yang kadaluarsa. Berdasarkan observasi dikembalikan kepada UTD untuk
yang peneliti lakukan, dalam ruangan Bank dimusnahkan.
Darah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. ³.D\DNQ\D NDODX GLVLQL MDUDQJ GDUDK VDPSDL
Yunus Bengkulu terdapat dua lemari kadaluarsa karena kurang-kurang ya
pendingin. Kondisi lemari pendingin juga kadangkan kalau pasien udah pulang ya
terlihat bersih. Ketika ada pendonor yang gak dipake darahnya itukan kita kasih
diambil darahnya, maka darah segar kepasien lain yang membutuhkan jadi
tersebut akan dilabeli kemudian jarang sampai kadaluarsa. Kalau selama
ditempatkan pada lemari pendingin yang aku disini kayaknya belum ada darah
khusus menyimpan darah segar (belum di NDGDOXDUVD ´ :DZDQFDUD 6 )
crossmatch). Untuk memberikan darah yang
Darah tersebut diendapkan selama aman dan berkualitas, pada setiap kantong
enam jam. Setelah diendapkan, darah di darah akan tertera identitas seperti Jenis
crossmatch dan diberikan identitas. darah, Nomor Kantong darah, Golongan
Selanjutnya darah ditempatkan pada lemari darah, Tanggal pengambilan, Tanggal
pendingin khusus menyimpan darah yang Kadaluarsa, Jenis anti Koagulan, Hasil
telah diuji silang. pemeriksaan HBs.Ag, HIV, HCV dan Sifilis.
Lemari pendingin tersebut dilengkapi Pencatatan dilakukan oleh UTD PMI Kota.
dengan thermometer pengatur suhu. ³<DQJ QHQWXLQ LWX GDUL 87' 30I karenakan
Tujuannya adalah agar kualitas darah tetap donor darahnya disitu jadi orang situ yang
terjaga karena komponen darah akan rusak nentuin dikantong darahkan ada tanggal
jika berada dibawah atau diatas suhu yang donornya kapan dan kadaluarsanya kapan
telah direntukan. Dalam SPO suhu LWX RUDQJ 30,´ :DZDQFDUD 6 )
penyimpanan darah 20C-60C, namun pada Dengan demikian dapat disimpulkan
suhu thermometer di lemari pendingin 30C- bahwa permintaan dan penerimaan darah
40C. Hal ini tidak menjadi kendala asal dilakukan dengan proses yang sesuai SPO
suhu masih berada pada interval yang telah yang telah ditentukan. Petugas juga sangat
ditentukan. Petugas BDRS akan bergantian berhati-hati dalam monitoring suhu
memeriksa suhu tersebut penyimpanan darah agar kualitas darah
³Biasanya gimana ya ada yang ngecek sih´ selalu terjaga.
(Wawancara S2)
Komponen darah memiliki batasan
tertentu. Sel darah merah dan plasma cair

32 Vol. 13, No. 3, Desember 2018 : 1 - 63|


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664
EISSN: 2654 ± 3249

c. Persiapan Darah Transfusi apabila ada kebutuhan darah, sampel


Transfusi darah adalah tindakan segera dilakukan pemeriksaan untuk
memindahkan darah atau komponennya ke mengetahui apakah ada stok darah yang
dalam sistem pembuluh darah seseorang. cocok untuk pasien.
Komponen darah yang biasa ditransfusikan ³3HWXJDV GLVLQL yang nerima sampel tadi
ke dalam tubuh seseorang adalah sel biasnya langsung dicek. Kemudian di
darah merah, trombosit, plasma, sel darah crossmatch sama golongan darah tadi pas
putih. Transfusi darah adalah suatu sampel darah nyampe tadi. Dan semua
pengobatan yang bertujuan menggantikan dilakukan sesuai SPO, tidak boleh
atau menambah komponen darah yang VHPEDUDQJDQ´ (Wawancara S2)
hilang atau terdapat dalam jumlah yang Pemeriksaan reaksi silang antara
tidak mencukupi. Sebelum melakukan contoh darah donor dan contoh darah
transfusi tentunya ada hal-hal yang harus pasien dilakukan setelah ada permintaan
dipersiapkan. darah. Pemeriksaan reaksi silang dilakukan
Transfusi darah bisa untuk rawat kurang lebih 1-2 jam. Pemeriksaan silang
inap atau rawat jalan. Jika untuk pasien harus dilakukan walaupun golongan darah
rawat inap akan dilakukan pengambilan pasien dengan golongan darah donor
sampel oleh perawat ruangan. Jika untuk sama. Jika pada pemeriksaan silang tidak
pasien rawat jalan, pasien dapat terdapat kelainan maka darah donor
memberikan sampel darahnya untuk diberikan kepada pasien. Bila pemeriksaan
diperiksa. silang ditemukan perbedaan maka perlu
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
dilakukan peneliti terhadap staff BDRS mencari penyebab perbedaan darah donor
diperoleh hasil sebagai berikut : dan darah pasien.
³%LDVDQ\D SHUDZDWQ\D QHOSRQ GXOX GDUDK VL Observasi yang peneliti lakukan di
A misalkan mau dipake gitukan nanti baru BDRS, seluruh rangkaian pemeriksaan pra
kita crossmatch atau kalau enggak kadang transfusi dilakukan sesuai dengan standar
perawat itu nyuruh keluarga pasien kesini prosedur operasional. Pemeriksaan
bilang pak ambil darah gitukan nantikan dilakukan oleh petugas yang berpendidikan
keluarga pasien kesini kita crossmatch dulu serendah-rendahnya diploma tiga analis
NDQ MDGL WDX FRFRN DWDX HQJJDN ´ kesehatan. Tidak lupa pula semua aktivitas
(Wawancara S2) itu didokumentasikan.
Berdasarkan observasi yang Berdasarkan hasil wawancara dan
dilakukan oleh peneliti pada BDRS semua observasi tersebut diketahui bahwa pada
permintaan darah untuk pasien rawat inap persiapan darah pra transfusi, pasien
harus disertai formulir yang telah diisi oleh mengirimkan sampel darahnya ke BDRS
dokter penanggung jawab. Perawat yang yang selanjutnya akan diperiksa melalui
mengambil darah pasien kemudian reaksi silang.
menampung dalam tabung tersendiri.
Setelah itu darah dibawa ke BDRS untuk e. Pendistribusian ke ruang perawatan
dilakukan pemeriksaan. Apabila stok darah Setelah darah diperiksa dan
ada dan cocok langsung diberikan ke ruang ditemukan kecocokan dari hasil crossmatch
perawatan. dan reaksi silang maka darah akan
didistribusikan kepada pasien. Pengiriman
d. Pemeriksaan Pra Transfusi darah dilakukan dengan rantai dingin.
Pasien yang membutuhkan darah ³,\D DGD ER[ Q\D GLEDZDQ\D SDNDL FRROER[
akan mengirimkan sampel darahnya ke Mestinya suhu sama agar tetap terjaga
BDRS untuk diperiksa. Menurut staff BDRS NXDOLWDV GDUDK ´ (Wawancara S4)

| Analisis Sistem Pelayanan.....( Oktarianita, Wulan Angraini, Henni Febriawati 33


dan Asririn Auliani)
Pada tanggal rencana transfusi, perawat mantau disitukan perawatnya apa ada
atau dokter mengkonfirmasi apakah gatal-gatal atau yanJ ODLQ´ :DZDQFDUD
transfusi tetap berlangsung atau ditunda. S2).
Bila transfusi ditunda lebih dari 3 x 24 jam, Reaksi transfusi ini memang
darah dapat diberikan kepada pasien yang terdengar menakutkan namun tidak
lebih membutuhkan. Sesuai dengan berbahaya jika cepat ditangani. Perawat
penuturan staff BDRS akan mengamati reaksi pasien dalam 15
³0DNVLPDO MDP NDODX OHELK GDUL MDP JDN menit pertama sesuai dengan blangko yang
ELVD GLSDNDL ODJL´ :DZDQFDUD 6). diberikan oleh BDRS. Dari pengamatan
peneliti pada blangko reaksi transfusi
f. Penelusuran Reaksi Transfusi tertera beberapa reaksi yang mungkin
Transfusi darah kadang terjadi seperti gatal-gatal, bentol-bentol,
menyebabkan reaksi transfusi. Reaksi menggigil, panas, sesak nafas, sianosis,
transfusi merupakan semua kejadian yang kemerahan pada muka, nyeri kepala, mual,
tidak menguntungkan penderita, yang nafas cepat dan dangkal, takhikardi,
timbul selama atau setelah transfusi dan hipotensi, oliguri, hematuri/hemoglobinuri.
memang berhubungan dengan transfusi Namun pada saat peneliti melakukan
tersebut. observasi, tidak ditemukan reaksi transfusi
Ada jenis reaksi transfusi yang buruk yang membahayakan. Perawat memang
dan ada yang moderat. Reaksi transfusi memegang blangko ceklis reaksi transfusi
bisa segera terjadi setelah transfusi sambil mengamati jalannya proses
dimulai, namun ada juga reaksi yang terjadi transfusi darah selama 15 menit pertama.
beberapa hari atau bahkan lebih lama Setelah 15 menit dilalui tanpa ada reaksi
setelah transfusi dilakukan. Untuk yang mencurigakan, pengamatan
mencegah terjadinya reaksi yang buruk, dihentikan.
diperlukan tindakan pencegahan sebelum Berdasarkan hasil wawancara dan
transfusi dimulai. observasi diketahui bahwa untuk
³$GD EODQJNR UHDNVL WUDQVIXVL QDQWL memeriksa reaksi transfusi diberikan
menit dipantau oleh perawat. Nanti kalo blangko dari BDRS kepada perawat.
ada reaksi di stop. Darahnya dikembalikan. Selama 15 menit pertama perawat akan
Pencatatan oleh perawat, nanti dicatat mengamati reaksi kepada resipien, apabila
VDPD EDQN GDUDK´ :DZDQFDUD 6 ). terdapat salah satu reaksi yang tertera
Jenis darah diperiksa berkali-kali, pada blangko maka pemberian darah
dan dilakukan cross-match untuk dihentikan dan darah dikembalikan kepada
memastikan bahwa jenis darah tersebut BDRS.
cocok dengan jenis darah dari orang yang
akan mendapatkannya. Setelah itu, g. Pencatatan dan Pelaporan di BDRS
perawat dan teknisi laboratorium bank Pencatatan dan pelaporan memang
darah mencari informasi tentang pasien sangat penting dilakukan. Hal ini
dan informasi pada unit darah (atau dimaksudkan sebagai rekam jejak
komponen darah) sebelum dikeluarkan. pemberian dan penerimaan darah.
Informasi ini dicocokkan sekali lagi di ³,\D VHPXD DGD FDWDWDQ\D GL EXNX GL GHSDQ
hadapan pasien sebelum transfusi dimulai. itu. Iya kalau pelaporan tiap kegiatan ada
³,WX dari perawatnya itu makanya waktu kita bukunya langsung dicatat misal kayak
darah mau dikasihkan ke pasien itukan kita sampel masuk langsung dicatat terus misal
lampirkan formulir reaksi transfusi jadi nanti ada dari PMI masuk langsung di catat di
formulir dari sini yang melakukan buku nya sendiri, darah keluar mau dikasih
penelusuran reakksi perawat karena yang kepasien ada catatannya ada yang gak

34 Vol. 13, No. 3, Desember 2018 : 1 - 63|


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664
EISSN: 2654 ± 3249

cocok mau ditukar ke PMI ada juga kantong darah. Hal ini telah sesuai
EXNXQ\D´ :DZDQFDUD 6 ). dengan PERMENKES No.91 Tahun
Berdasarkan observasi yang 2015.
dilakukan peneliti, pencatatan di BDRS Sebenarnya permintaan darah ini
meliputi: ada yang bersifat rutin dan keadaan
1. Permintaan dan penerimaan darah darurat. Kebutuhan rutin biasanya
rutin dan khusus ke UTD bersumber dari pasien cuci darah dan
2. Berita acara penerimaan darah dari pengidap Thalasemia. Tetapi pada
UTD kenyataannya UTD tidak bisa
memberikan golongan darah tertentu
3. Dokumentasi permintaan darah dari karena pendonor tidak bisa ditetapkan
para klinisi lengkap dengan indikasi harus memiliki golongan darah tertentu.
4. Jenis dan jumlah darah beserta Menurut Ismoko (2013)
identitas paasien permintaan darah memiliki karakteristik
5. Stok darah di Bank Darah stokastik dan pasokan bersifat tidak
6. Permintaan darah dari ruangan konstan dalam pengadaannya. Pasokan
7. Pemeriksaan golongan darah yang tidak konstan disebabkan karena
(ABO/Rhesus) dan uji silang serasi sumber pasokan berasal dari manusia
8. Pengeluaran darah sebagai penghasil darah serta jumlah
9. Dokumentasi darah titipan dan pendonor yang ingin mendonorkan
pemakaian darah darahnya tidak dapat dipastikan.
10. Darah yang harus dikembalikan ke Kegagalan dalam mengelola
UTD persediaan darah sebagai komponen
11. Kebutuhan darah yang tidak terpenuhi vital menurut Gunpinar dan Centeno
12. Hasil monitoring dan evaluasi (2014), akan menimbulkan keadaan
13. Validasi reagen, kalibrasi alat, shortages darah dimana dapat
pencatatan suhu tempat penyimpanan menyebabkan penundaan atau
darah pembatalan kegiatan yang berhubungan
14. Kejadian reaksi transfusi. dengan pelayanan kesehatan kritis
Berdasarkan wawancara dan penting yang mana menyangkut resiko
observasi tersebut dapat diketahui bahwa nyawa sehingga tingkat kematian di
semua aktivitas yang dilakukan di Bank rumah sakit bertambah. Salah satu
Darah dicatat dan dilaporkan secara upaya yang bisa dilakukan untuk
berkala. mengantisipasi hal tersebut dengan
cara menggalakkan acara donor atau
D. PEMBAHASAN memotivasi masyarakat agar mau
a. Permintaan dan Penerimaan Darah mendonorkan darahnya.
Donor dari UTD b. Penyimpanan Darah dan Komponen
Berdasarkan wawancara dan Darah di BDRS
observasi yang peneliti lakukan Berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa permintaan dan dan observasi yang peneliti lakukan di
penerimaan darah pada BDRS dibuat BDRS diketahui bahwa darah dan
dengan pengajuan tertulis dan komponen darah disimpan pada
dibuatkan berita serah terima darah. penyimpanan yang sesuai dengan
Pada saat penerimaan Darah, sesegera monitoring suhu yang tepat yaitu 2-6
mungkin disimpan di lemari pendingin. derajat Celsius. Pada kantong darah
Petugas BDRS dan UTD sama-sama diberikan identitas seperti golongan
melakukan pengecekan identitas pada darah, tanggal pengambilan dan tanggal

| Analisis Sistem Pelayanan.....( Oktarianita, Wulan Angraini, Henni Febriawati 35


dan Asririn Auliani)
kadaluarsa. Proses ini telah sesuai karena terjadi penurunan kadar ATP,
dengan PERMENKES No.91 Tahun darah yang telah disimpan selama 3
2015 tentang aturan penyimpanan minggu 20% kandungan eritrosit
darah dan komponen darah. didalamnya akan mati setelah
Sebelum darah diberikan kepada ditranfusikan.
penderita sebelumnya harus dipastikan Setelah darah disimpan selama
bahwa darah tersebut aman untuk beberapa hari akan mengalami
ditranfusikan yaitu harus bebas dari pergeseran kurva disosiasi Oksigen
penyakit menular lewat darah, sehingga kearah kiri. Oksigen terikat kuat dengan
setelah darah selesai disadap dari tubuh hemoglobin dan terlalu sedikit yang
donor maka segera dilakukan tes uji diberikan kepada jaringan. Karena sel
saring darah yang meliputi pemeriksaan eritrosit banyak yang lisis maka
HIV, HBS Ag, Anti HCV, VDRL, Malaria. kemungkinan darah yang disimpan akan
Pemeriksaan lain yang harus dilakukan mengalami kenaikan kadar hemoglobin.
sebelum darah ditranfusikan adalah Oleh sebab itu darah dinyatakan
pemeriksaan Crossmatch atau Uji kadaluarsa jika telah lewat dari 28 hari
Cocok Serasi. Darah yang telah lolos (4 Minggu).
tes uji saring dan menunjukkan hasil
negatif sebelum ada permintaan untuk c. Persiapan Darah Transfusi
tranfusi akan disimpan pada refrigerator Agar transfusi darah yang
khusus penyimpanan darah sampai dilakukan aman bagi si penerima, ada
batas masa kadaluwarsa darah. beberapa hal yang harus diperhatikan
Untuk menjaga kualitas dan mutu dan diketahui sebelum seseorang
darah maka kegiatan penyimpanan menerima transfusi yaitu apakah ia
darah harus memenuhi persyaratan pernah memiliki riwayat transfusi atau
yang telah ditetapkan oleh Depkes, tidak serta jika penerimanya adalah
yaitu disimpan dalam refrigerator perempuan apakah ia sedang hamil
dengan suhu 20 - 60 C dan suhu ini atau tidak. Hal ini menjadi penting
dikontrol setiap hari oleh petugas Bank karena untuk menghindari reaksi
Darah. Darah disimpan dengan sistem transfusi dan juga penyakit lainnya
First in first out (FIFO) yaitu suatu seperti infeksi atau menular.
sistem yang mengatur pengeluaran Berdasarkan hasil wawancara
darah dimana darah yang pertama kali dan observasi yang peneliti lakukan di
masuk maka akan pertama kali BDRS diketahui bahwa persiapan darah
dikeluarkan. transfuse mencakup pengajuan formulir,
Pada masa penyimpanan darah pengiriman sampel dan pengecekan
akan mengalami perubahan-perubahan (crossmatch). Hal ini telah sesuai
komponen darah terutama eritrosit akan dengan PERMENKES No.91 Tahun
mengalami perubahan bentuk yang 2015 tentang standar pelayanan
cukup bermakna seiring lamanya waktu persiapan darah transfusi.
penyimpanan darah. Deformabilitas Jika terjadi ketidakcocokkan
eritrosit juga akan terganggu pada masa antara darah yang masuk dengan darah
menjelang minggu kedua penyimpanan yang ada di dalam tubuh, maka ada
dan ini berlanjut selama penyimpanan kemungkinan terjadi reaksi transfusi
lebih lanjut. ringan hingga yang berat.
Efek dari penyimpanan darah
akan membuat eritrosit banyak yang
mati segera setelah darah ditranfusikan

36 Vol. 13, No. 3, Desember 2018 : 1 - 63|


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664
EISSN: 2654 ± 3249

d. Pemeriksaan Darah Transfusi No.91 Tahun 2015 dan SPO agar tidak
Sebelum dilakukan transfusi terjadi kelalaian yang mengakibatkan
darah donor dengan pasien maka kerugian pada pasien.
diperlukan pemeriksaan uji cocok serasi
"crossmatch". Crossmatch terdiri dari e. Pendistribusian ke Ruang Perawatan
mayor (berisi suspensi sel donor dan Salah satu yang sangat
serum pasien) dan minor (berisi mempengaruhi kualitas pelayanan
suspensi sel pasien dan serum donor). darah adalah sistem distribusi atau
Bila kedua pemeriksaan tidak transportasi tertutup. Dalam sistem
menghasilkan aglutinasi eritrosit, maka distribusi / transportasi tertutup ini darah
diartikan bahwa darah donor sesuai mulai proses penyadapan dari pendonor
dengan darah pasien sehingga transfusi baik sukarela maupun pengganti,
boleh dilakukan. Bila crossmatch mayor skrening di UTD, pengiriman ke Bank
menghasilkan aglutinasi, tanpa Darah Rumah Sakit, pengiriman ke
memperhatikan hasil crossmatch minor, ruang perawatan serta proses transfusi
diartikan bahwa darah donor dengan dilakukan oleh petugas. Dalam sistem
pasien tidak sesuai, sehingga transfusi distribusi/ transportasi darah tertutup ini
tidak boleh dilakukan. Bila crossmatch tidak melibatkan keluarga pasien
mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sebagai pelaksanan distribusi/
sedangkan crossmatch minor terjadi transportasi. Untuk distribusi/
aglutinasi, maka crossmatch minor pengiriman darah suhu harus terjaga
harus diulang dengan menggunakan tetap pada suhu 20 - 60 C dan harus
serum donor yang diencerkan. Bila menggunakan Cool Box.
pemeriksaan terakhir ini ternyata tidak Berdasarkan hasil wawancara
menghasilkan aglutinasi, maka transfusi dan observasi yang dilakukan peneliti
darah masih dapat dilakukan dengan pada BDRS diketahui bahwa
menggunakan darah donor. Bila pendstribusian darah masih melibatkan
pemeriksaan dengan serum donor yang keluarga pasien dalam pengantaran dan
diencerkan menghasilkan aglutinasi, pengambilan darah. Keluarga pasien
maka darah donor tidak dapat diminta membawa coolbox dari ruang
ditransfusikan. perawatan disertai blangko pengantar
Berdasarkan hasil wawancara yang telah disii oleh dokter pemeriksa.
dan observasi yang dilakukan oleh Sedangkan ketika ditanyakan kepada
peneliti pada BDRS diketahu bahwa keluarga pasien, beberapa ada yang
pada persiapan darah pra transfusi, keberatan jika harus mengantar dan
pasien mengirimkan sampel darahnya mengambil darah ke Bank Barah.
ke BDRS yang selanjutnya akan Jika dilihat dalam PERMENKES
diperiksa melalui reaksi silang/ No.91 Tahun 2015 dinyatakan bahwa
crossmatch. Hal ini menunjukkan bahwa pendistribusian darah harus
proses pemeriksaan darah pra transfusi menggunakan sistem rantai dingin dan
di BDRS telah sesuai dengan tertutup, tidak boleh melibatkan
PERMENKES No.91 Tahun 2015. keluarga pasien. Hal ini bertujuan agar
Rumah Sakit yang bertanggung kualitas dan keamanan darah tetap
jawab untuk menjaga agar darah tidak terjamin. Tetapi pada SPO
dikeluarkan dari Bank Darah sebelum diperbolehkan keluarga pasien
siap untuk di transfusikan ada pada staf mengambil sendiri ke BD.
Bank Darah. Oleh sebab itu staff BDRS RSSUD Dr. M. Yunus
selalu berpedoman pada PERMENKES merupakan Rumah Sakit rujukan, maka

| Analisis Sistem Pelayanan.....( Oktarianita, Wulan Angraini, Henni Febriawati 37


dan Asririn Auliani)
akan sangat banyak pasien gawat memastikan bahwa unit darah diberikan
darurat yang memerlukan pertolongan kepada pasien tepat.
dan juga kebutuhan darah. Kepala Berdasarkan hasil wawancara
BDRS sendiri membenarkan bahwa dan observasi yang dilakukan oleh
pelayanan pengantaran darah oleh peneliti pada BDRS diketahui bahwa
BDRS tidak tercover lagi. Pihaknya reaksi transfusi diamati oleh perawat di
telah mengusulkan penambahan staff ruang perawatan selama 15 menit
akan tetapi sampai saat ini belum ada pertama. BDRS akan memberikan
tindak lanjut sehingga BDRS melayani blangko reaksi tranfusi yang mungkin
pasien dengan tenaga seadanya. terjadi pada resipien. Jika terjadi salah
satu reaksi dari daftar tersebut,
f. Penelusuran Reaksi Transfusi pemberian darah segera dihentikan dan
Potensi komplikasi transfusi darah dikembalikan kepada BDRS.
darah itu banyak, tetapi pada saat ini Penelusuran akan dilakukan oleh staff
masalah komplikasi hanya terdapat BDRS untuk menguji kembali agar
pada pasien yang telah berulang-ulang menemukan penyebab timbulnya reaksi
mendapat transfusi atau memerlukan tersebut. Dengan demikian,
sejumlah darah yang banyak. Oleh penelusuran reaksi transfusi pada
karena transfusi mempunyai risiko yang BDRS telah sesuai dengan
cukup besar, maka pertimbangan risiko PERMENKES No.91 Tahun 2015.
dan manfaat benar-benar harus Penelitian di Indira Gandhi Govt
dilakukan dengan cermat sebelum Hospital and Post Graduate Institute,
memutuskan pemberian transfusi. Puducherry, ditemukan bahwa sebagian
Reaksi transfusi adalah semua besar reaksi transfusi darah karena
kejadian ikutan yang terjadi karena penyimpanan darah di luar kabinet
transfusi darah. Setiap respon negatif darah yaitu lemari es atau menyimpan
terhadap komponen transfusi darah pada suhu kamar dalam waktu yang
dianggap sebagai reaksi transfusi. lama dan lebih sering terjadi pada
Kebanyakan reaksi transfusi terjadi pemberian darah lengkap dibanding
dalam waktu 15 menit di awal darah komponen.
pemberian transfusi karena itu Jika darah disimpan pada suhu
pemantauan ketat tanda-tanda dan kamar lebih dari 2 jam akan terjadi
status vital dapat mencegah reaksi yang hemolisis dan jika disimpan lebih dari
lebih parah. setengah jam suhu kamar akan terjadi
Reaksi transfusi membutuhkan proliferasi bakteri, yang pada akhirnya
pengenalan gejala yang cepat, akan menyebabkan reaksi transfusi.
penyelidikan laboratorium, dan Disamping itu juga ditemukan kurang
manajemen klinis. Jika diduga terjadi ketatnya pemberian transfusi yang tidak
reaksi transfusi selama pemberian sesuai dengan indikasi pemberian
darah, penanganan pertama yang transfusi.
paling aman adalah menghentikan
transfusi dan menjaga jalur intravena g. Pencatatan dan Pelaporan di BDRS
terbuka dengan infus cairan natrium Pencatatan dan pelaporan
klorida 0,9% (normal saline). Sebelum merupakan hal penting di BDRS.
dilakukan transfuse, informasi pada Dengan begitu semua aktivitas yang
label darah dan identitas pasien harus berkaitan dengan darah akan tercatat.
disesuaikan, hal ini dilakukan untuk Hal-hal yang dilaporkan oleh BDRS
adalah penerimaan, penyimpanan,

38 Vol. 13, No. 3, Desember 2018 : 1 - 63|


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664
EISSN: 2654 ± 3249

penyampaian, pemakaian, logistik dan 5. Pendistribusian ke ruang perawatan di


persediaan darah, reaksi transfusi. BDRS tidak sesuai dengan
Laporan terdiri dari laporan rutin dan PERMENKES No.91 Tahun 2015.
insidentil. Laporan rutin adalah laporan 6. Penelusuran reaksi transfusi di BDRS
kegiatan secara rutin yang dibuat sesuai dengan PERMENKES No.91
secara teratur dan tepat waktu Tahun 2015.
disampaikan kepada direktur RS, UTD 7. Pencatatan dan pelaporan di BDRS di
dan dinkes setempat. Contohnya adalah BDRS sesuai dengan PERMENKES
laporan harian, laporan bulanan, dan No.91 Tahun 2015.
laporan tahunan.
Laporan insidentil adalah laporan DAFTAR PUSTAKA
yang dibuat pada keadaan khusus, Departemen kesehatan RI, 2008. Pedoman
misalnya terjadi reaksi transfusi, Pengelolaan Bank Darah Rumah
disampaikan kepada komite medik RS Sakit.perpustakaan.depkes.go.id:8180
dan UTD setempat dengan tembusan /bitstream/123456789/1353/1/BK2009-
ke dinkes setempat. Kemudian analisa Sep08.pdf. Jakarta: Depkes RI.
efisiensi dan ketepatan pemakaian Ismoko, T. 2013. Analisis Model Peramalan
darah/komponen. Permintaan Darah pada Palang Merah
Berdasarkan hasil wawancara Indonesia Unit Transfusi Darah Kota
dan observasi yang dilakukan oleh Yogyakarta. Teknik Mesin dan
peneliti pada BDRS diketahui bahwa Industri, Universitas Gadjah Mada,
semua aktivitas dicatat dan dilaporkan. Yogyakarta.
Terdapat folder-folder tempat Katsaliaki, K., dan Brailsford, S.C., 2007.
penyimpanan blangko atau formulir Using simulation to improve theblood
permintaan darah yang masuk setiap supply chain, Journal of Operational
hari sehingga jika diperlukan suatu hari Research Society (2007) 5, 219-227.
akan mudah dilakukan pelacakan. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 423/
Menkes/ SK/IV/ 2007 tentang
E. KESIMPULAN ³.HELMDNDQ 3HQLQJNDWDQ .XDOLWDV GDQ
Berdasarkan penelitian yang $NVHV 3HOD\DQDQ 'DUDK´
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
sebagai berikut : Indonesia Nomor 83 Tahun 2014. Unit
1. Permintaan dan penerimaan darah Tranfusi Darah, Bank Darah Rumah
donor dari UTD di BDRS sesuai Sakit, dan Jejaring Pelayanan
dengan PERMENKES No. 91 Tahun Transfusi Darah
2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
2. Penyimpanan darah dan komponen Indonesia Nomor 91 Tahun 2015.
darah di BDRS di BDRS sesuai Standar Pelayanan Tranfusi Darah
dengan PERMENKES No. 91 Tahun Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 2011
2015. Tentang ³Pelayanan Darah´
3. Persiapan darah transfusi di BDRS Sugiyono, Dr. M.Pd. 2011. ³0HWRGH 3HQHOLWLDQ
sesuai dengan PERMENKES No. 91 .XDQWLWDWLI .XDOLWDWLI 'DQ 5 '´
Tahun 2015. Bandung: Alfabeta.
4. Pemerikasaan pra transfusi di BDRS
sesuai dengan PERMENKES No. 91
Tahun 2015.

| Analisis Sistem Pelayanan.....( Oktarianita, Wulan Angraini, Henni Febriawati 39


dan Asririn Auliani)

Anda mungkin juga menyukai