Anda di halaman 1dari 14

INDIKATOR KUALITAS PELAYANAN DARAH

BANK DARAH RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO


MAKASSAR

(QUALITY INDIKATORS AT BLOOD BANK OF DR WAHIDIN


SUDIROHUSODO GENERAL HOSPITAL, MAKASSAR
INDONESIA)

1
Rachmawati Muhiddin, 2Teguh Triyono, 2Usi Sukorini

1
Faculty of Medicine, Hasanudin University
Makassar
2
Faculty of Medicine, Gadjah Mada University
Yogyakarta Indonesia

0
INDIKATOR KUALITAS PELAYANAN DARAH BANK DARAH RSUP DR
WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

(QUALITY INDIKATORS AT BLOOD BANK OF DR WAHIDIN


SUDIROHUSODO GENERAL HOSPITAL, MAKASSAR INDONESIA)

I. Pendahuluan

Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang

meliputi perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor darah,

penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian

darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan. Bank Darah Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat BDRS, adalah

suatu unit pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya

darah untuk transfusi yang aman, berkualitas, dan dalam jumlah yang cukup

untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan

kesehatan lainnya. Tolak ukur proses kinerja yang baik ditetapkan dalam suatu

indikator mutu rumah sakit secara nasional dalam bentuk kebijakan Peraturan

Menteri Kesehatan No. 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit8,9, 10,12

Kualitas pelayanan darah di rumah sakit dapat dilakukan dengan menilai

indikator kualitas bank darah secara internal. Indikator kualitas pelayanan

darah, antara lain menilai ketersediaan darah, waktu tunggu pelayanan darah

(Turn Around Time / TAT), reaksi transfusi, dan darah yang tidak terpakai

(unused blood), Ketersediaan darah adalah kesesuaian antara kebutuhan dan

suply darah tergantung kepada kesepakatan kerjasama dengan UTD

pemasok, managemen UTD dan sistem distribusi darah.Target ketersediaan

darah adalah >80%. Waktu tunggu pelayanan darah adalah waktu mulai dari

format permintaan darah tiba di bank darah sampai darah disalurkan dari bank

darah. Standar waktu tunggu pelayanan darah cito adalah ≤ 45 menit, dan

pelayanan darah reguler adalah <60 menit. Waktu tunggu pelayanan darah

1
tergantung kepada ketersediaan SDM, managemen SDM dan ketersediaan

fasilitas yang memadai2,3,5,14.

Reaksi Transfusi adalah reaksi tubuh resipien terhadap darah donor,

reaksi transfusi darah dapat ringan sampai berat, dan dapat berupa reaksi

cepat, sedang, dan lambat. Standar angka kejadian reaksi transfusi adalah

<0,01%. Reaksi transfusi dipengaruhi oleh fasilitas Skrining Pretransfusi dan uji

Cocok serasi yang berkualitas, SDM yang trampil dan kondisi pasien yang

ditransfusi. Unused Blood adalah darah yang sudah diambil dari bank darah

lebih dari 60 menit diluar suhu refrigerator dan dikembalikan ke bank darah

karena tidak jadi digunakan atau darah yang rusak / kadaluarsa. Standar

Unused Blood adalah < 6%. Unused blood dipengaruhi oleh standar

operasional prosedur pemakaian darah persiapan operasi yang baku, stimasi

berdasarkan data klinis pasien, dan managemen pengelolaan darah1,4,11,12,15,16.

Pelayanan Bank Darah RS Perjan Wahidin Sudirohusodo dibuka pada

tahun 1998, berdasarkan Instruksi Menteri Kesehatan bahwa tiap rumah

sakitmemberikan pelayanan darah bersamaan dengan masukya fasilitas BDRS

Kementerian Kesehatan. Secara organisatoris pelayanan BDRS, dibawah

Laboratorium Patologi Klinik, BDRS menerima pasokan darah dari UTD PMI

Makassar tetapi saat itu belum ada nota kesepakatan yang mendasari kerja

sama tersebut7.

Unit Pelaksana Tugas DaerahTransfusi Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Selatan berdiri pada tahun2002, sejak saat itu RS Perjan Dr. Wahidin

Sudirohusodo membuat kesepakatan kerja sama pelayanan darah dengan

UTD Pembina, sekarang bernama Unit Pelaksana Tugas Daerah Transfusi

((UPTD-T) Departemen Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun

2007, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodomengikuti Akreditasi 16 pelayanan

termasuk BDRS, dan sejak tahun 2012 RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo

2
mencanangkan ikut dalam Akreditasi JCI dan BDRS masuk dalam pokja Care

of Pasient (COP)7.

A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya kualitas pelayanan darah Bank Darah RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo secara internal berdasarkan Indikator mutu Pelayanan

Darah.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya kualitas pelayanan darah berdasarkan indikator

ketersediaan darah di BDRS RSWS

b. Diketahuinya kualitas pelayanan darah berdasarkan indikator waktu

tunggu pelayanan darah di BDRS RSWS

c. Diketahuinya kualitas pelayanan darah berdasarkan indikator reaksi

transfusi di BDRS RSWS

d. Diketahuinya kualitas pelayanan darah berdasarkan indikatorunused

blood di BDRS RSWS

B. Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan kepada Bank Darah tentang kualitas pelayanan

darah di BDRS RSUP Dr Wahidin SUdirohusodo Makassar

2. Menjadi dasar kebijakan dalam pelayanan darah di BDRS RSUP Dr

Wahidin Sudirohusodo Makassar

3
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan penelitian-

penelitian selanjutnya dalam bidang Ilmu Kedokteran transfusi

C. KERANGKA TEORI

KUALITAS PELAYANAN DARAH

- Kesepakatan kerjasama dengan


UTD pemasok Ketersediaan darah
- Managemen UTD
- Sistem distribusi darah

- Ketersediaan SDM Waktu Tunggu Pelayanan


- Managemen SDM Darah / Turn Around Time
- Ketersediaan fasilitas yang (TAT)
memadai

- Fasilitas Skrining Pretransfui dan


uji Cocok serasiTransfusi
Reaksi yang berkualitas
- SDM yang trampil
- Ketersediaan logistik

- Standar operasional prosedur


pemakaian darahblood
Unused persiapan
operasi yang baku
- Estimasi berdasarkan data klinis
pasien

Keterangan :

: variabel yang tidak diteliti

: variabel yang diteliti

II. METODE PENELITIAN

4
A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian restrospektif deskriptif, cross sectional.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Unit Bank Darah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2014.

C. Populasi Penelitian

Data pelayanan darah yang dilayani di BDRS RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo.

D. Sampel Penelitian

Data pelayanan darah yang dilayani di BDRS RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo, selama Juli – Desember 2013

E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria Inklusi

Semua Data Pelayanan BDRS RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo selama

periode penelitian yang memiliki data lengkap

2. Kriteria Eksklusi

Datapelayanan BDRS RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo selama periode

penelitian yang memiliki data tidak lengkap

F. Ijin Subyek Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, setiap tindakan dinyatakan

memenuhi persyaratan etik untuk dilaksanakan dari Komisi Etik Penelitian

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, dan

5
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Fakultas Kedokteran Universitas

Gajah Mada Jogjakarta.

G. Cara Kerja

1. Alokasi Subyek

Penelitian dilakukan pada sampel penelitian di Bank Darah RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo dan di Laboratorium Patologi Klinik RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar.

2. Cara Penelitian

1) Dilakukan pengumpulan data pelayanan di Bank Darah RSUP Dr

Wahidin Sudirohusodo selama periode Juli – Desember 2013

2) Data direkapitulasi dan dianalisis

H. Skema Alur Penelitian

Populasi Penelitian

Sampel Penelitian

Memenuhi kriteria inklusi

Hasil

Analisis Data

I. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif

6
- Ketersediaan darah adalah kesesuaian antara kebutuhan dan suply darah.
Prosentase ketersediaan darah, sebagai numerator (N) : seluruh jumlah darah
PRC dan WB yang dapat dilayani, dan sebagai denominator (D) : seluruh
kebutuhan darah, (N/D x 100%). Target ketersediaan darah adalah >80%.
- Waktu tunggu pelayanan darah / TAT adalah waktu mulai dari format permintaan
darah tiba di bank darah sampai darah disalurkan dari bank darah. Standar
waktu tunggu pelayanan darah cito adalah ≤ 45 menit, dan pelayanan darah
reguler adalah <60 menit.
Prosentase TAT cito < 45 menit, N : seluruh pelayanan darah cito yang dilayani
< 45 menit. D : seluruh pelayanan darah cito yang dilayani di BDRS, (N/D x
100%). Target TAT cito < 45 menit adalah >80%.
Prosentase TAT reguler < 60 menit, N : seluruh pelayanan darah reguler yang
dilayani < 60 menit. D : seluruh pelayanan darah reguler yang dilayani di BDRS,
(N/D x 100%). Target TAT reguler < 60 menit adalah >80%.
- Reaksi Transfusi adalah reaksi tubuh resipien terhadap darah donor, reaksi
transfusi darah dapat ringan sampai berat, dan dapat berupa reaksi cepat,
sedang, dan lambat. Standar angka kejadian reaksi transfusi adalah < 0,01%.
Prosentase reaksi transfusi, N : jumlah seluruh reaksi transfusi D : seluruh
pelayanan transfusi di RSUP Dr. Wahidin Sudirohuoso Makassar, (N/D x 100%).
Target reaksi transfusi adalah <0.01%.
- Unused Blood adalah darah yang sudah diambil dari bank darah lebih dari 60
menit diluar suhu refrigerator dan dikembalikan ke bank darah karena tidak jadi
digunakan atau darah yang rusak / kadaluarsa. Standar Unused Blood adalah <
6%. Prosentase unused blood, N : jumlah seluruh unused blood D : seluruh
pelayanan darah di RSUP Dr. Wahidin Sudirohuoso Makassar, (N/D x 100%).
Target reaksi transfusi adalah < 6%.

J. Analisis Data

Seluruh data yang diperoleh dikelompokkan sesuai tujuan dan jenis


data, kemudian dibandingkan dengan target indikator.

7
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengumpulan data di Bank Darah RSUP Dr Wahidin

Sudirohusodo Makassar, periode Juli sampai Desember 2013

didapatkan hasil sebagai berikut :

Grafik 1. Ketersediaan Darah di Bank Darah RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo

Periode Juli – Desember 2013.

Berdararkan grafik 1 menunjukkan bahwa ketersediaan darah di Bank

Darah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo belum mencapai target sehingga

upaya perbaikan ditujukan kepada peningkatan managemen Bank Darah

terutama terkait sistem distribusi darah dari UPTD-Transfusi ke Bank Darah.

Seharusnya Bank Darah dapat mencukupi kebutuhan 80% dari seluruh

kebutuhan darah tetapi dari data yang diperoleh selama periode Juli –

Desember 2013 rerata ketersediaan darah hanya mencapai 38,9 persen.

Kebutuhan darah yang tidak terpenuhi, bila stok darah kosong,akan dirujuk

8
ke UPTD-Transfusi untuk mendapatkan pelayanan darah dari donor keluarga

atau dari donor sukarela yang masuk dalam daftar data bank UPTD-T, tetapi

bila stok darah di UPTD-T juga kosong maka pasien dirujuk ke PMI cabang

kota Makassar yang jaraknya lebih kurang 15 km dari RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar, sehingga akan menghambat pelayanan darah dan

beresiko pada keselamatan pasien.

Grafik 2. Waktu Tunggu Pelayanan Darah (Turn Around Time = TAT) di Bank

Darah RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo periode Juli – Desember 2013.

Berdasarkan Grafik 2 menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan

darah baik untuk pelayanan emergency/darurat maupun untuk pelayanan

reguler sudah dapat mencapai target. Berbeda dengan penelitian

Rachmawati Muhiddin, 2013,Turn Around Time (TAT) Blood Service 6

tentangWaktu Tunggu Pelayanan Darah di Bank Darah RSUP Dr Wahidin

9
SUdirohusodo mendapatkan bahwa waktu tunggu pelayanan darah di Bank

Darah RSUP Dr. Wahidin SUdirohuso periode Januari – Mei 2013, tidak satu

pun yang mencapai target, hal ini disebabkan karena metode yang digunakan

di Bank Darah untuk melakukan pemeriksaan skrining pretransfusi

menggunakan metode tabung, yang membutuhkan waktu yang lama. Setelah

dilakukan perbaikan dengan mengganti metode permeriksaan skrining

pretransfusi menjadi metode semi automatic Gel Tes, waktu tunggu menjadi

lebih singkat dah dari hasil penelitian ini didapatkan rerata waktu tunggu

untuk pelayanan darurat adalah 83,8% dan rerata waktu tunggu untuk

pelayaan regular adalah 83,1%.

Grafik 3. Reaksi Transfusi di Bank Darah RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo

periode Juli – Desember 2013.

Berdasarkan grafik 3 menunjukkan bahwa reaksi transfusi selama

periode Juli – Desember 2013 telah mencapai target, hal ini sejalan dengan

membaiknya metode pemeriksaan skrining pretransfusi yang memungkinkan

10
deteksi reaksi transfusi secara invitro, dengan menggunakan Gel Tes yang

mempunyai sensitivitas dan spesifisitas tinggi, sehingga pemberian transfusi

yang beresiko terjadinya reaksi transfusi dapat dicegah.

Grafik 4. Unused Blood di Bank Darah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo,

periode Juli – Desember 2013

Berdasarkan grafik 4, menunjukkan bahwa unused blood atau darah

kembali persiapan operasi yang tidak jadi ditransfusikan periode Juli –

Desember 2013 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo masih tinggi (rerata

unused blood adalah 16,7%) atau belum mencapai target (<6%). Masih

tingginya unused blood menunjukkan masih kurang efektifnya penggunaan

darah di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, terutama untuk persiapan operasi,

perlunya standar operasional tentang penggunaan darah persiapan operasi

yang disepakati oleh Satuan Medik Fungsional RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo sehingga dapat meminimalisasi unused blood, karena tidak

11
semua unsused blood dapat di salurkan kembali. Unsused blood akan di

evaluasi selama 1 x 24 jam bila tidak ada perubahan visual maka dapat

disalurkan kepada pasien lain yang membutuhkan, tetapi bila terjadi

perubahan visual yang menunjukkan kondisi buruk dari darah dan komponen

darah yang akan dibuang sebagai limbah medik.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Waktu tunggu pelayanan darah dan jumlah reaksi transfusi mencapai

target, tetapi ketersediaan darah dan unsused blood tidak mencapai

target.

Saran

Diperlukan regulasi terkait ketersediaan darah dan penggunaan darah

terutama untuk persipaan operasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Finck RH, Davis RJ, Teng S,et al. Performance of An Automated Solid-Phase
Red Cell Adherence System Compared With That of A Manual Gel Microcolumn
Assay For The Identificatin of Antibodies Eluted From Red Blood Cells in
Immunohematology. 27th Vol. Washington DC. 2011: 1-5.
2. Hillyer CD, Shaz BH, Zimring JC, et al. In : Transfusion Medicine and
Hemostasis Clinical and Laboratory Aspect. 1st ed. USA : MacMillan Publishing
Solutions; 2009.p.55-78.
3. John R. Hess, Rosemary L. Sparrow, Pieter F. van der Meer, Jason P. Acker,
Rebecca A. Cardigan, and Dana V. Devine for the Biomedical Excellence for
Safer Transfusion (BEST) Collaborative Received for publication January 23,
2009; revision received April 11, 2009, and accepted April 19, 2009.doi:
10.1111/j.1537-2995.2009.02275.x TRANSFUSION **;**:**-**.

12
4. Michael J. Brown, Lisa M. Button, Karafa S. Badjie, et al, Implementation of an
intraoperative blood transport and storage initiative and its effect on reducing red
blood cell and plasma waste, Received for publication April 11, 2013; revision
received May 10, 2013, and accepted May 19, 2013. doi: 10.1111/trf.12315
5. Muhiddin R, Triyono T, Sukorini U, Analisis Ketersediaan Darah di Bank Darah
RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2013
6. Muhiddin R, Turn Around Time (TAT) Blood Services, The International Journal
of Transfusion Medicine, Vox Sanguinis, vol 105, supplement 2, Desember 2013
: 49
7. Pedoman Pelayanan Bank Darah RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar,
tahun 2012
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 478 Tahun 1990 tentang Upaya Kesehatan
di Bidang Transfusi Darah
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah
11. Reyneke T. Comparison of the Gel and Tube Algglutination Cross Match in
Transfusion Medicine. South Africa. 2007:44-6.
12. Rosita Ratna, Dewi Ratna U, Tarupolo B. Buku Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Pelayanan Darah oleh Dinas Kesehatan. Direktorat Bina
Pelayanan Medik, Depertemen Kesehatan RI.2008: 9-11.
13. Rotschild J, Masear CG, Savage WJ, et al. Optimizing Preoperative Blood
Ordering for Low Blood loss surgical procedures using data acquired from an
Anesthesia Information Management System in: American Society of
Anesthesiologists. 2012: 1.02275 1..5
14. Sudiono H, Iskandar I, Edward H, dkk. Transfusi Darah. Dalam : Penuntun
Patologi Klinik Hematologi Bagian Patologi Klinik Ukrida. Jakarta : Biro Publikasi
Fakultas Kedokteran Ukrida; 2007.p.200-11.
15. Swarup CD, Dhot B, Kotwal LC, et al. Comparative Study of Blood Cross
Matching using Conventional Tube and Gel Method. Delhi. 2008 :129-130.
16. Weiss ED, Chizhevsky V. Implementation of Gel Testing for Antibody
Screening and Identification in a Community Hospital. 36 th Vol. Livingston. 2005:
489-92.

13

Anda mungkin juga menyukai