1. Tujuan
SPO ini digunakan sebagai pedoman untuk mempertahankan kualitas dan keamanan darah
adalah prosedur yang harus dilakukan untuk menjaga kualitas darah tetap baik sesuai
standar dan aman penggunaannya. Untuk mencegah terjadinya efek samping pemberian
transfusi darah yang tidak bermanfaat.
2. Ruang lingkup
2.1 SPO Menjaga Kualitas dan Keamanan darah di UTD diterapkan oleh Teknisi
Laboratorium dan Administrasi UTD PMI Kota Tangerang Selatan serta Petugas Bank
Darah Rumah Sakit.
3. Tanggung Jawab
Setiap petugas Teknisi Laboratorium, dan Administrasi UTD PMI Kota Tangerang Selatan
serta Petugas Bank Darah Rumah Sakit bertanggung jawab untuk menjaga kualitas dan
keamanan darah.
4. Referensi
4.1 Peraturan mentri kesehatan republik indonesia nomor 91 Tahun 2015 Tentang Standar
Pelayanan Transfusi Darah.
4.2 Operator Manual Diamed
5. Prinsip
5.1 SPO mempertahankan kualitas dan keamanan darah meliputi, darah harus sudah lolos
uji screening HIV, HBsAg, HCV dan TPHA, penyimpanan sistem FIFO, suhu
penyimpanan sesuai dengan suhu optimal komponen, tidak terdapat hemolysis, tidak
terdapat kontaminasi bakteri atau pathogen berbahaya, tidak terdapat penggumpalan
darah di dalam kantong dan selang, serta tidak terdapat kebocoran.
5.2 Personil harus mendapatkan pelatihan dan memahami cara peyimpanan dan menjaga
supaya kualitas darah tetap terjaga sesuai dengan standar.
5.3 Semua alat harus dikalibrasi secara rutin untuk memastikan darah aman dan
bermanfaat.
5.4 Pencatatan suhu alat penyimpanan dilakukan rutin sebagai evaluasi.
5.5 Quality Control (QC) untuk semua komponen darah dilakukan rutin untuk mengetahui
kualitas komponen darah.
5.6 Komponen darah yang rusak segera dicatat dan dilaporkan sebagai bahan evaluasi.
7. Prosedur
7.1 Darah Bersih
7.1.1 Cuci tangan dilakukan sebelum mengenakan APD dan setelah melepaskan APD
(sarung tangan dan jas lab)
7.1.2 Darah bersih harus sudah dilakukan uji saring HbSAg, HCV, HIV dan TPHA
7.1.3 Memastikan suhu dan tempat penyimpanan sesuai dengan suhu optimal
komponen
7.1.4 Memastikan sistem penyimpanan FIFO
7.1.5 Darah di luar lemari pendingin > 30 menit tidak dapat dipakai dipisahkan
7.1.6 Pisahkan kantong darah jika :
7.1.6.1 Terdapat hemolisa pada plasma darah yang berarti darah sudah
terkontaminasi atau disimpan dalam suhu yang terlalu panas
7.1.6.2 Terdapat tanda kontaminasi seperti perubahan warna sel darah yang
umumnya akan berwarna lebih gelap/ungu kehitaman
7.1.6.3 Terdapat tanda penggumpalan darah yang menunjukkan darah tidak
tercampur merata dengan antikoagulan pada saat darah ditampung
7.1.6.4 Terdapat tanda kebocoran pada kantong darah atau tanda kemungkinan
kantong darah sudah dibuka sebelumnya
7.1.6.5 Catat kedalam buku lembar kerja lalu dibuang ke dalam penampungan
sementara limbah medis
7.1.6.6 Evaluasi pengambilan dan penyimpanan
7.2 Darah Karantina
7.2.1 Cuci tangan dilakukan sebelum mengenakan dan setelah melepaskan APD
(sarung tangan dan jas lab)
7.2.2 Periksa dan catat suhu penyimpanan
7.2.3 Memastikan suhu dan tempat penyimpanan sesuai dengan suhu optimal
komponen
7.2.4 Memastikan sistem penyimpanan FIFO
7.2.5 Darah di luar lemari pendingin > 30 menit tidak dapat dipakai dipisahkan
Halaman...dari...
SPO Menjaga Kualias dan
Keamanan Darah Nomor...........
Versi .............
Seksi Bagian Tanggal berlaku........
.......................... .......................... Tanggal Kaji ulang......
9. Dokumen terkait
9.1 Lembar pencatatan suhu
9.2 Lembar pencatatan darah rusak
9.3 SPO pembuangan limbah medis