BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menetapkan bahwa setiap
orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
dan terjangkau. Untuk itu pemerintah dan pemerintah daerah berkomitmen dan
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
secara bertanggung jawab, aman, bermutu, merata dan non diskriminatif.
Mutu darah dan komponen darah masih sangat bervariasi oleh karena sebagian besar
UTD belum mampu memenuhi standar pelayanan darah sebagaimana diamanahkan di
dalam Permenkes Nomor 91 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah.
Sampai Desember 2017, terdapat 421 UTD dan lebih dari 535 Bank Darah Rumah
Sakit (BDRS) melaksanakan pelayanan penyediaan darah.
Oleh karena itu maka perlu ditetapkan indikator terpilih sebagai indikator nasional mutu
pelayanan kesehatan UTD, sebagai acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan pemangku kebijakan terkait dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan mutu
pelayanan kesehatan di UTD.
Indikator mutu ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
unit transfusi darah secara efektif, efisien dan berkesinambungan serta tersusunnya sistim
monitoring pelayanan unit transfusi darah.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pengukuran dan evaluasi mutu pelayanan di laboratorium kesehatan
meliputi:
1. penetapan indikator terpilih;
2. pengukuran mutu pelayanan unit transfusi darah;
3. evaluasi dan rencana tindak lanjut mutu pelayanan unit transfusi darah;
4. pencatatan dan pelaporan; dan
5. pembinaan dan pengawasan.
BAB II
PENGUKURAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN UTD
Pelayanan darah harus diberikan secara bermutu, aman, dapat dipercaya serta
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Terselenggaranya pelayanan darah
yang bermutu dan aman sangat tergantung pada upaya perbaikan mutu yang
dilakukan oleh rumah sakit atau unit transfusi darah secara terus menerus. UTD
bertanggung jawab atas tersedianya darah transfusi yang aman, berkualitas dan
dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit.
UTD harus melakukan upaya untuk menjamin terlaksananya transfusi darah yang
aman dan meminimalkan resiko transfusi. Upaya tersebut terdiri dari pelayanan
transfusi darah yang terkoordinasi secara nasional, pengumpulan darah dari donor
sukarela dengan populasi resiko rendah, pelaksanaan skrining terhadap semua
darah donor dari penyebab infeksi serta pelayanan darah yang baik disemua
aspek.
Indikator Nasional mutu pelayanan kesehatan UTD menjadi indikator wajib bagi
seluruh UTD, baik itu UTD Pemerintah maupun UTD milik Palang Merah Indonesia
(PMI) dan diterapkan di semua UTD. Adapun indikator nasional mutu pelayanan
kesehatan UTD adalah sebagai berikut:
1. Jumlah darah yang dikembalikan ke UTD
2. Pemenuhan kebutuhan darah di UTD
3. Hasil pemeriksaan golongan darah pendonor yang berbeda dengan uji
konfirmasi golongan darah.
4. Komponen sel darah merah pekat/Packed Red Cell (PRC) yang
diluluskan.
5. Pencatatan suhu penyimpanan produk darah
6. Pencatatan suhu rantai dingin selama proses transportasi darah
7. Donasi dari pendonor darah sukarela
8. Kepuasaan pelanggan terhadap pelayanan darah
9. Waktu tunggu penyediaan darah
Masing-masing Indikator diatas dijabarkan dalam bentuk profil indikator, yang
memiliki komponen komponen seperti dijelaskan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Format Profil Indikator
Judul Indikator Judul singkat yang spesifik mengenai indikator apa yang
akan diukur
Dasar pemikiran Dasar pemilihan indikator untuk diukur
Dimensi Mutu Prinsip atau tujuan prioritas dalam memberikan pelayanan
yang meliputi efektif (effective), keselamatan pasien (safe),
berorientasi kepada pasien (people-centred), tepat-waktu
(timely), efisien (efficient), adil (Equitable) dan/atau
terintegrasi (Integrated).
Tujuan Suatu hasil yang ingin dicapai dengan melakukan
pengukuran indikator.
Definisi Operasional Batasan pengertian umum yang dijadikan pedoman dalam
melakukan pengukuran indikator untuk menghindari
kerancuan.
Jenis Indikator Struktur (Input): untuk menilai apakah UTD memiliki
kemampuan sumber daya yang cukup untuk memberikan
pelayanan kepada pasien.
Proses: untuk menilai apa yang dikerjakan staf UTD dan
bagaimana pelaksanaan pekerjaannya.
Output: untuk menilai hasil dari proses yang
dilaksanakan.
Outcome: untuk menilai dampak layanan yang diberikan
terhadap pasien.
Satuan Pengukuran Standar atau dasar ukuran yang digunakan
Contoh: rasio, persentase, rate dan satuan waktu.
Numerator (pembilang) Adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam formula
indikator, merupakan jumlah subjek atau kondisi yang ingin
diukur dalam populasi atau sampel yang memiliki
karakteristik tertentu
Denominator (penyebut) Adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus
indikator, merupakan semua peluang yang ingin diukur
dalam populasi atau sampel.
Target Pencapaian Sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai.
Kriteria: Kriteria inklusi: Karakteristik Subjek yang memenuhi kriteria
- Inklusi yang telah ditentukan.
- Eksklusi Kriteria ekslusi: Batasan yang mengakibatkan subjek tidak
dapat diikutkan dalam pengukuran.
Formula Rumus untuk menghasilkan nilai indikator.
Desain Pengumpulan data Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:
Retrospektif dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari
proses yang telah dilaksanakan dan telah diambil datanya.
Prospektif dilakukan dengan mengumpulkan data dari
proses yang akan berjalan kedepan.
Survey harian dilakukan dengan menggunakan instrument
yang disusun dengan melakukan pengukuran terhadap
proses yang sedang berjalan.
Sumber data Asal data yang diukur contoh: buku register, formulir
observasi.
1.Data Primer
(mengumpulkan langsung menggunakan lembar
pencatatan hasil observasi, kuesioner)
2. Data sekunder
(buku register, buku catatan komplain)
Instrumen Pengambilan Alat atau formulir yang digunakan untuk mengumpulkan
Data data.
Besar sampel Jumlah data yang harus dikumpulkan agar pengukuran
menjadi representative.
Besar sampel disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik.
Frekuensi pengumpulan Kekerapan pengumpulan data.
data Pengumpulan data dapat dilakukan harian, bulanan atau
triwulan.
Periode pelaporan data Kurun waktu yang ditetapkan untuk melaporkan data,
contoh: setiap bulan, setiap triwulan
Periode analisa data Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan analisis,
contoh: setiap triwulan.
Penyajian data Cara menampilkan data, contoh: grafik, diagram
Penanggung Jawab Petugas yang bertangggung jawab menentukan indikator
yang apa yang akan diukur di unitnya dan melakukan
perbaikan untuk mencapai target yang ditetapkan
2. Validasi Data
Validasi data adalah pengujian kebenaran atas data yang dikumpulkan. Validasi
data dilaksanakan oleh komite/tim mutu atau petugas yang ditunjuk. Penting untuk
diperhatikan bahwa pengumpul data dan petugas validasi harus mendapatkan
pelatihan yang sama.Tujuan validasi adalah:
a. Mengetahui tingkat ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam
melakukan pengukuran.
b. Memperoleh data yang akurat.
c. Menetapkan tingkat kepercayaan (confidence level) para pengambil keputusan.
Validasi data dipersyaratkan pada kondisi - kondisi sebagai berikut:
a. Indikator baru diimplementasikan (khususnya, pengukuran klinis yang
bermaksud untuk membantu UTD mengevaluasi dan meningkatkan proses
atau hasil klinis yang penting);
b. Data akan dipublikasikan pada website UTD atau melalu media lainnya;
c. Terdapat perubahan sistem pengumpulan data indikator. Seperti perubahan
instrumen pengumpulan data, atau petugas yang mengumpulkan data
bertukar;
d. Capaian data berubah tanpa dapat dijelaskan penyebabnya;
e. Sumber data berubah, seperti ketika sebagian dari rekam medis pasien telah
diubah menjadi format elektronik, sehingga sumber data sekarang elektronik
dan rekam medik;
f. Subjek pengumpulan data berubah, seperti perubahan rata-rata umur pasien,
komorbiditas, perubahan protocol penelitian, implementasi panduan praktik
terbaru, atau pengenalan teknologi dan metodologi perawatan terbaru.
3. Analisis Data
Analisis data adalah suatu poses atau upaya untuk menggabungkan dan
mengubah data menjadi informasi yang berguna dalam membuat kesimpulan atau
membuat keputusan. Unit yang bertanggung jawab, dapat dibantu oleh tim/ komite
mutu untuk melakukan analisis data tersebut.
Data juga perlu disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dan dimengerti, untuk
memudahkan interpretasi hasil pengukuran indikator mutu. Secara garis besar ada
tiga cara yang sering dipakai untuk penyajian data yaitu:
a. Narasi
Ciri dari penyajian secara tulisan adalah:
1) Dibuat dalam bentuk narasi mulai dari pengambilan data hingga kesimpulan
2) Kelemahan: kurang menggambarkan bentuk statistik bila terlalu banyak
datanya.
b. Tabel
Penyajian data dalam bentuk angka yang disusun dalam kolom dan baris
dengan tujuan untuk menunjukkan frekuensi kejadian dalam kategori yang
berbeda.
c. Grafik/ Diagram
UTD dapat menggunakan beberapa jenis grafik untuk membantu analisis.
Ketepatan pemilihan alat tergantung pada sifat data. Beberapa alat yang paling
umum digunakan:
1). Grafik Garis atau Run Chart
Grafik garis digunakan untuk mengevaluasi data dari waktu ke waktu. Grafik
dapat menunjukan fluktuasi pada saat pengukuran. Dengan menggunakan
grafik garis maka dapat ditunjukkan:
a) Gambaran umum sebuah proses
b) Garis yang menunjukkan nilai sepanjang waktu
c) Trend naik dan turun
d) Tidak ada garis kontrol
Grafik garis dapat mendeteksi:
a) Pergeseran atau Shifts adalah jika 8 titik atau lebih berturut-turut jatuh
pada satu sisi dari garis tengah. Titik pada garis rata-rata tidak masuk
hitungan.
b) Tren atau Trend adalah jika 6 titik atau lebih berturut-turut bergerak ke
arah yang sama. Titik garis datar tidak termasuk dalam hitungan.
c) Zigzag adalah jika 14 titik atau lebih turun naik.
2). Grafik kontrol atau Control Chart
Grafik control ini digunakan untuk menilai stabilitas suatu proses melalui
analisis variasi kinerja dari waktu ke waktu. Grafik kontrol lebih spesifik
daripada grafik garis karena dapat menilai apakah proses berada dalam
kontrol atau terkendali dengan adanya garis kontrol atas (Upper control
limit /UCL) dan garis kontrol bawah (Lower control limit (LCL).
3). Diagram batang atau Bar chart
Diagram batang sangat membantu saat data terdiri dari kategori yang
berbeda. Sumbu x mendefinisikan suatu variabel. Diagram batang
dimanfaatkan untuk membandingkan hasil pengukuran dari dua populasi
yang berbeda.
4). Pie chart
Pie chart merupakan lingkaran yang dibagi-bagi berdasarkan data yang
diperoleh. Pie chart menunjukan proporsi dalam sebuah populasi.
Setelah disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami (narasi, tabel dan grafik),
informasi tersebut perlu dilakukan analisa. Analisa dapat dilakukan dengan cara:
a. Pencapaian dibandingkan secara serial (dari waktu ke waktu)
Pencapaian indikator dibandingkan antara bulan berjalan dengan bulan
sebelumnya atau tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, sehingga dapat
diketahui adanya kesenjangan/ kenaikan maupun penurunan capaian kinerja;
analisis dilakukan dengan cara melihat grafik tren.
b. Pencapaian dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.
c. Pencapaian dibandingkan dengan pencapaian UTD lain
Pencapaian indikator dibandingkan dengan pencapaian di UTD setara
lainnya sebagai bentuk benchmark. Perbandingan dilakukan dengan cara
membandingkan pencapaian dengan trend pencapaian. Pencapaian UTD
dikatakan baik jika posisi UTD berada di atas seluruh UTD yang menjadi
mitra benchmark. Tren pencapaian dikatakan bagus bila grafik menunjukkan
peningkatan yang lebih baik daripada tren peningkatan di UTD lain.
d. Pencapaian dibandingkan dengan referensi yang digolongkan sebagai best
practice/ better practice maupun practice guidelines
Pencapaian indikator UTD dibandingkan dengan referensi atau literature
tersebut diatas.
BAB III
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Unit Transfusi Darah wajib mencatat dan melaporkan hasil pengukuran indikator mutu secara
berkala. Pelaporan diperlukan dalam pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk
peningkatan mutu pelayanan Unit Transfusi Darah.
Mekanisme pelaporan hasil pengukuran indikator mutu dilakukan sebagai berikut:
1. Internal
(1) Laporan Unit Kerja ke Tim yang bertanggungjawab terhadap Pengendalian Mutu UTD.
(2) Laporan Tim yang bertanggungjawab terhadap Pengendalian Mutu UTD ke Kepala UTD.
(3) Laporan Kepala UTD ke pemilik UTD.
2. Eksternal
UTD wajib melaporkan hasil pengukuran indikator nasional mutu pelayanan UTD secara
berkala ke dinas Kesehatan kabupaten/kota, dinas Kesehatan provinsi dan Kementerian
Kesehatan.
BAB IV
Pembinaan dan Pengawasan
Kementerian kesehatan, dinas kesehatan provinsi, dan dinas kesehatan kabupaten/kota wajib
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan UTD milik
pemerintah, pemerintah daerah dan PMI, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Hasil pengukuran indikator nasional mutu pelayanan UTD digunakan sebagai bahan pembinaan
dan pengawasan serta diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pembinaan dan
pengawasan dilaksanakan dalam bentuk fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan.
Pembinaan dan pengawasan kepada UTD dapat dilakukan secara terintegrasi dan berjenjang
dimulai dari tingkat kabupaten/kota ke tingkat provinsi sampai kementerian kesehatan.
BAB VI
PENUTUP
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
-42-