Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

BAB I

A.Latar Belakang

Dalam perkembangan pelayanan kesehatan dewasa ini, kebutuhan akan pelayanan


kesehatan yang berkualitas, mudah diakses dan dalam jmulah yang cukup semakin meningkat
khususnya dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak (AKI) yang masih cukup tinggi di
Indonesia (228/100.000, pada tahun 2007), dimana penyebab utamanya adalah perdarahan (20%-
40%). Salah satu upaya menurunkan AKI adalah melalui kesiapan Rumah Sakit dalam Pelayanan
Obstetrci dan Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) sebagai pusat rujukan. Oleh karena
itu ketersediaan darah aman di Rumah Sakit merupakan satu hal penting dalam upaya penurunan
AKI.
Selain itu darah transfusi yang aman juga dibutuhkan untuk penanganan penyakit
degenaratif, cedera akibat kecelakaan, serta berbagai penyakit yang memerlukan berbagai
transfusi darah untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan pasien. Dalam mewujudkan
pelayanan darah yang berkualitas dan mudah diakses tersebut, maka setiap rumah sakit harus
memiliki persiapan darah siap pakai yang disertai dengan pelayanan managemen pelayanan
darah yang baik melalui Unit Bank Darah Rumah Sakit (IBDRS).
Pelayanan darah yang baik merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan
peningkatan pelayanan patient safety.

B. Tujuan
1. Pelayanan darah sesuai dengan standar prosedur operasional.
2. Penatalaksanaan penyimpanan darah sudah tepat sesuai prosedur.
3.Penatalaksanaan pengolahan limbah di bank darah sesuai dengan prosedur untuk mencegah
penularan infeksi.
4. Penyerahan dan pengiriman darah sesuai dengan standar prosedur operasional.
5.Semua proses di bank darah mendukung proses pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit.

1
BAB II
PELAKSANAAN MONITORING INSTALASI BANK DARAH BULAN JANUARI 2017

A. Waktu Monitoring
Pelaksanaan monitoring dilakukan setiap bulan sesuai dengan jadwal harian IPCN dan
dibuat dalam laporan bulanan.

B. Sasaran Monitoring
Petugas di Instalasi Bank Daras RSUD Provinsi NTB termasuk cleaning service dan
petugas billing.

C. Tata Laksana Monitoring


1. Monitoring dilaksanakan dengan menggunakan form monitoring, selanjutnya hasil
monitoring dievaluasi dan dianalisa dan disajikan dalam laporan bulanan.
2. Monitoring mencakup proses penatalaksanaan limbah, penatalaksanaan penyimpanan
darah, serta keamanan dan prosedur pencegahan infeksi pada saat penyerahan dan
pengiriman darah.
3. Monitoring di Instalasi Bank Darah juga mencakup kepatuhan petugas dalam
melaksanakan kebersihan tangan dan penggunaan alat pelindung diri.
4. Monitoring yang dilakukan juga mencakup ketepatan dalam penatalaksanaan sampah
infeksius dan non infeksius serta sampah benda tajam.
5. Monitoring yang dilakukan mencakup ketepatan dalam melakukan proses
dekontaminasi.
D. TEHNIK EVALUASI
Instrument yang terisi setiap bulannya dikumpulkan dan dianalisa pertiga bulan.
Kemudian discoring sebagai berikut;
Nilai <60 kurang baik
Nilai 61-70 cukup
Nilai 71-80 baik
Nilai > 80 sangat baik

BAB III
Hasil Monitoring Instalasi Bank Darah Bulan Januari 2017

A. Hasil Monitoring

2
NO PERNYATAAN YA TIDA KETERANGAN
K
1. Apakah komponen darah dikelola dengan baik?
2. Apakah komponen darah disimpan sesuai dengan
ketentuan?
3. Apakah transportasi darah menggunakan tempat yang
sesuai ?
4. Apakah penyimpanan komponen darah dilakukan Salinan hasil
monitoring suhu? terlampir
5. Apakah pembuangan darah sesuai ketentuan ?
6. Apakah petugas menggunakan APD yang sesuai
7. Pembuangan sampah infeksius dimasukkan ke dalam
kantong plastik kuning
8 Pembuangan sampah non infeksius pada tempat sampah Sampah non
berwarna hitam infeksius
tercampur ke
dalam tempat
sampah infeksius
9. Pembuangan sampah benda dan jarum sudah di safety box Ditemukan kaca
slide untuk sampel
darah dibuang di
tempat sampah
infeksius

TOTAL JUMLAH YA X 100 % = 6/9 x 100% = 66.7%

TOTAL YA DAN TIDAK

B. Keterangan Hasil Monitoring


1. Hasil monitoring menunjukkan nilai monitoring di Bank Darah 66,7% yang berarti cukup
baik, namun tetap untuk kepatuhan pembuangan sampah dan penggunaan alat pelindung diri
harus ditingkatkan.

3
2. Transport darah sudah menggunakan tempat yang sesuai yaitu box darah yang sudah
dilengkapi dengan ice pack di dalamnya.
3. Petugas Bank Darah dalam pengelolaan darah tidak tepat dalam penggunaan APD yaitu
penggunaan masker yang tergantung di leher, selain itu penggunaan sarung tangan dibawa
keluar dari ruangan sampling.
4. Pembuangan sampah non infeksius ditemukan tercampur dengan sampah infeksius.
5. Pembuangan kaca sampel bekas pakai ditemukan di tempat sampah infeksius.

C. Rencana Tindak Lanjut


1. Sosialisasi dan edukasi ulang mengenai indikasi dan ketepatan penggunaan APD.
2. Mengingatkan dengan mengedukasi ulang ketentuan yang termasuk sampah infeksius
adalh bahan habis pakai yang digunakan oleh pasien dan sampah yang terkena oleh
cairan tubuh pasien.
3. Memastikan ketersediaan kantong plastik hitam sebagai tempat membuang sampah
non infeksius dan kantong plastik kuning sebagai penanda tempat membuang
sampah infeksius.
4. Memastikan ketersediaan cukup untuk pembuangan sampah benda tajam dan jarum.
5. Memonitoring ulang hasil sosialisasi dan ketersediaan sarana alat pelindung diri,
pembuangan sampah infeksius dan non infeksius serta sampah benda tajam.

Anda mungkin juga menyukai