TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
Kondisi ini akan tercapai apabila penduduknya hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu, secara adil dan merata, serta didukung sistem kesehatan yang kuat
dan tangguh.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, Kementerian
Kesehatan telah menetapkan 6 (enam) Tujuan Strategis, yang salah satunya adalah
peningkatan cakupan kesehatan semesta yang bermutu. Untuk mencapai tujuan
strategis tersebut, ditetapkan sasaran strategis yaitu meningkatnya ketersediaan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Secara umum pembangunan kesehatan telah menunjukkan berbagai
kemajuan penting dalam peningkatan status kesehatan. Dalam hal ini dapat dilihat
dari beberapa indikator, di antaranya Umur Harapan Hidup (UHH) orang Indonesia
telah naik mengikuti tren kenaikan UHH global. Tahun 2017, UHH orang Indonesia
telah mencapai 71.5 tahun. Angka Kematian Ibu (AKI) telah menurun dari 346
kematian per 100.000 KH pada tahun 2010 (Sensus Penduduk 2010) menjadi 305
kematian per 100.000 KH pada tahun 2015 (SUPAS 2015). Angka Kematian Bayi
(AKB) juga menurun dari 32 kematian per 1.000 KH pada tahun 2012 menjadi 24
kematian per 1.000 KH pada tahun 2017 (SDKI). Prevalensi stunting pada balita dari
37,2% (2013) turun menjadi 30,8% (Riskesdas 2018) dan 27,7% (SSGBI 2019).
Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat sekaligus juga menjadi tempat yang memiliki risiko infeksi atau
penyebaran penyakit bagi tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien, pengunjung
maupun masyarakat. Oleh karena itu, setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus
menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap sumber daya manusia di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan dari berbagai potensi bahaya tersebut. Dalam rangka mengatasi berbagai
permasalahan pelayanan kesehatan diperlukan suatu upaya evaluasi, perbaikan,
dan peningkatan terhadap mutu pelayanan kesehatan yang salah satunya dilakukan
melalui pengukuran Indikator Mutu. Pengukuran Indikator Mutu bertujuan untuk
menilai apakah upaya yang telah dilakukan benar-benar dapat meningkatkan mutu
layanan secara berkesinambungan, juga untuk memberikan umpan balik,
transparansi publik, dan dapat digunakan sebagai pembanding (benchmark) dalam
mengidentifikasi best practice untuk pembelajaran. Selain itu pengukuran Indikator
Mutu digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan mutu
pelayanan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, untuk
melaksanakan pengukuran dan evaluasi terhadap Indikator Mutu di UPTD
Puskesmas Jurang Mangu, diperlukan pedoman sebagai acuan sebagai upaya dari
peningkatan Mutu pelayanan Puskesmas Jurang Mangu.
1. Ketentuan/peraturan
2. Data
3. Literatur
4. Analisis situasi
Dimensi Mutu
1. Prinsip atau tujuan prioritas dalam memberikan
pelayanan meliputi efektif (effective), keselamatan
(safe), berorientasi kepada pasien/pengguna
layanan (people-centred), tepat waktu (timely), efisien
(efficient), adil (equitable) dan terintegrasi
(integrated).
Sumber Data Asal data yang diukur. (contoh: rekam medis dan
formulir observasi).
Jenis Sumber Data:
1. Data Primer
(mengumpulkan langsung menggunakan lembar
pencatatan hasil observasi, kuesioner)
2. Data sekunder
(rekam medis, buku catatan komplain)
Instrumen Alat atau tools atau formulir yang digunakan untuk
Pengambilan Data
mengumpulkan data.
Besar Sampel Jumlah data yang harus dikumpulkan agar mewakili
populasi. Besar sampel disesuaikan dengan kaidah-
kaidah statistik.
Cara Pengambilan Cara memilih sampel dari populasi untuk
Sampel
mengumpulkan informasi/data yang menggambarkan
sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
Secara umum ada 2 cara:
1. probability Sampling
2. Non Probability Sampling
Penyajian Data Cara menampilkan data, contoh tabel, run chart, grafik
Indikator Mutu Unit Pelayanan diambil dari masing-masing unit dan sub-unit
pelayanan yang ada di UPTD Puskesmas Jurang Mangu, yaitu:
1. Unit Pendaftaran
2. Unit Pemeriksaan
3. Unit Gawat Darurat
4. Unit Laboratorium
5. Unit Apotik
WHO.
Dimensi Keselamatan
Mutu
rekomendasi WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan
tangan dilakukan pada saat pelayanan
kesehatan sebagai upaya untuk mencegah
penularan mikroba melalui tangan.
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula
Jumlah tindakan kebersihan tangan yang
dilakukan
x 100 %
Jumlah total peluang kebersihan tangan
yang seharusnya dilakukan dalam periode
observasi
Metode
Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data
Hasil observasi
Instrumen
Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel
Minimal 200 Peluang
Cara
Non probability Sampling – Consecutive
Pengambilan sampling
Sampel
Periode
Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data □ Tabel
□ Run chart
Periode Analisis
Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung
Penanggung jawab mutu
Jawab
b. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pemikiran Keselamatan Pasien.
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula
Jumlah petugas yang patuh menggunakan
APD sesuai indikasi dalam periode
observasi
x 100 %
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD
dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian □ Tabel
Data □ Run chart
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis dan
Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab
Satuan Persentase
Pengukuran
Formula
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
□ Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab
Kriteria Eksklusi:
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir TB/Sistem Informasi TB (SITB)
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
1) Golongan darah
3) Kadar Hemoglobin
4) Gluko-Protein urin
5) termasuk pemeriksaan HIV
i. Tata laksana
Kriteria Eksklusi:
Formula
Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai standar di
wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan
____________________________________________________________ x 100 %
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin
yang mendapatkan pelayanan ANC di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan
2. e-Kohort
Instrumen Data Sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Total sampel
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data □Tabel
□ Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Program KIA
Jawab
f. Kepuasan Pelanggan
a. Persyaratan.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi
kuesioner dan/atau tidak ada keluarga yang
mendampingi.
Formula
Total nilai persepsi seluruh responden
___________________________________________________________x 25
Total unsur yang terisi dari seluruh responden
Metode Survei
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil survei
Instrumen Kuisioner (terlampir)
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan
Cara Stratified Random Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Semesteran
Pengumpulan
Data
Penyajian Data □Tabel
□ Run chart
Periode Analisis Semesteran, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab
g. Penetapan Indikator Mutu Prioritas Puskesmas
1. Program Promkes 1
2. Kesehatan Lingkungan 5 5 4 14 II
3. Program Kesga
Ibu 3 3 3 9 III
Anak 2 3 3 8 IV
Remaja 1 2 2 5 VII
Lansia 1 2 2 5 VII
KB 1 2 2 5 VII
4. Program Gizi
5. Program P2P
TB Paru 5 5 5 15 I
DBD 2 3 2 7 V
Kusta 1 3 3 7 V
Kecacingan 1 1 1 3 IX
HIV 1 3 4 8 IV
Hepatitis 1 3 4 8 IV
ISPA – Diare 1 2 2 5 VII
PTM 1 2 3 6 VI
Imunisasi 1 3 2 6 VI
IVA Test 1 2 1 4 VIII
Surveilans 1 4 4 9 III
6. Perkesmas 3 3 3 9 III
7. Pengobatan Tradisional 1 1 1 3 IX
8. Gangguan Indera 1 1 1 3 IX
Fungsional
Tahapan Potensi Potensi SEV Potensi Penyebab OCC Proses Kontrol Saat DET RPN Rekomendasi Aksi
Proses Modus Dampak Kegagalan Ini
Kegagalan Kegagalan
Pemanggilan Kesalahan Kesalahan 10 Nama depan pasien 5 Penulisan nama 1 50 Melakukan revisi SOP
pasien pemanggilan pemeriksaan sama dengan pasien lengkap dan umur dalam alur pelayanan
laboratorium nama pasien sampel lainnya pasien laboratorium
Pengambilan Kegagalan Hematom pada 5 Vena terlalu tipis dan 5 Proses pengambilan 1 25 Pelatihan phlebotomi
sampel pengambilan area penusukan rapuh sampel darah
sampel maksimal dilakukan 2
kali penusukan
Pemeriksaan Sampel Pasien 10 Kesalahan pelabelan 2 Meminta pasien 1 20 Melakukan revisi SOP
sampel tertukar menerima hasil sampel konfirmasi pelabelan pelabelan sampel
dengan yang bukan sampel dengan
pasien lain miliknya menyebutkan nama
Penyerahan Kesalahan Pasien 10 Kesalahan 2 Meminta pasien 1 20 Melakukan revisi SOP
hasil penyerahan menerima hasil pemanggilan pasien konfirmasi nama dan penyerahan hasil
laboratorium hasil yang bukan umur
miliknya
Tahapan Potensi Potensi SEV Potensi Penyebab OCC Proses Kontrol Saat DET RPN Rekomendasi Aksi
Modus Dampak
Proses Kegagalan Ini
Kegagalan Kegagalan
Pengambilan Pasien Nomor antrian 5 Jumlah kunjungan 5 Edukasi pasien untuk 1 25 Menayangkan video
nomor antrian pulang semakin banyak yang banyak tinggal di Puskesmas terkait promosi
setelah sampai selesai kesehatan sehingga
mengambil dilayani pasien tidak terlalu
nomor bosan menunggu
antrian
Pemanggilan Pasien tidak Pemanggilan 5 Pasien menunggu 5 Pemanggilan nomor 1 25 Pasien harus
nomor antrian ada saat pasien menjadi terlalu lama antrian maksimal 3x mengambil antrian
dipanggil lebih lama dengan nomor yang baru jika tidak ada
sama setelah pemanggilan
ketiga
Pencatatan Petugas tidak Kesalahan 10 Pasien tidak 5 Meminta pasien untuk 1 50 Melakukan
identitas lengkap identifikasi membawa identitas mengambil identitas implementasi rekam
pasien menulis pasien diri terlebih dahulu medis elektronik
identitas
pasien
Pengambilan Petugas Dokter, dokter 7 Rak penyimpanan 9 Lembar rekam medis 1 63 Melakukan
status rekam memakai gigi dan bidan status rekam medis harus selalu diberikan pemusnahan rekam
medis lembar rekam tidak bisa sudah penuh sampul dan medis yang sudah
medis baru lengkap sementara disimpan lebih dari 2 tahun
mengetahui di lemari lain
riwayat
pengobatan
pasien
Pendistribusian Petugas Rekam medis 8 Jumlah pasien terlalu 6 Distribusi rekam 1 48 Melakukan
status rekam salah ruang pelayanan banyak medis dibantu oleh implementasi rekam
medis melakukan saling tercampur OB dan jurumasak medis elektronik
distribusi
Potensi Potensi
Tahapan Potensi Penyebab Proses Kontrol Saat
Modus Dampak SEV OCC DET RPN Rekomendasi Aksi
Proses Kegagalan Ini
Kegagalan Kegagalan
Observasi Pemeriksaan Mempengaruhi 5 Pasien tidak kooperatif 4 Melakukan edukasi 1 20 Pencatatan hasil
kemajuan kemajuan kondisi ibu dan pada pasien dan observasi kemajuan
persalinan persalinan janin keluarga persalinan di lembar
dilakukan partograf
kurang teliti
dan kurang
lengkap
Petugas yang Misdiagnosis 8 Petugas kurang 1 Minta pendapat dari 4 32
melakukan berpengalaman petugas lain untuk
kurang konfirmasi
kompeten
Pertolongan Pasien tidak Komplikasi 8 Pasien mengalami 6 Menenangkan dan 1 48 Monitor denyut jantung
persalinan mampu dalam proses kelelahan memberi motivasi janin dan tanda vital
oleh dokter mengikuti kala II (Kala II pada pasien dan ibu.
dan bidan instruksi dari memanjang, keluarga
penolong inersia uteri, Persiapan merujuk jika
secara tepat gawat janin) ada kegawatdaruratan
Instruksi yang Komplikasi 10 Petugas kurang 1 Melakukan asesmen 1 10
kurang tepat dalam proses berpengalaman ulang
dari penolong kala II (laserasi
perineum, fraktur
pada bagian
bayi, ruptur
plasenta)
Rujukan Rumah sakit Kondisi gawat 10 Fasilitas ICU dan atau 6 Stabilisasi kondisi 3 180 Menghubungi Rumah
maternal dan jejaring sulit janin dan ibu PICU di Rumah Sakit pasien Sakit di luar jejaring
neonatal dihubungi jejaring tidak ada atau Puskesmas
sedang terpakai
Observasi 2 Petugas tidak Perdarahan post 10 Petugas tidak cekatan 1 Kontrol dan cari 2 20 Stabilisasi pasien dan
jam post melakukan partum tidak sumber perdarahan persiapan untuk
partum pemeriksaan terpantau segera merujuk
observasi
dengan tepat
Petugas tidak Perdarahan post 10 Petugas sedang 3 2 60
melakukan partum tidak memeriksa pasien
pemeriksaan terpantau segera yang lain
observasi
dengan tepat
Petugas tidak Perdarahan post 8 Pasien tidak 1 2 16
melakukan partum tidak mengetahui kondisi
edukasi post terpantau segera perdarahan post
partum partum yang normal
kepada atau patologis
pasien
BAB IV
PENGUKURAN INDIKATOR MUTU
N
n=
1+ N e 2
3)
BAB V
PENUTUP
KEPALA UPTD
PUSKESMAS JURANG MANGU