PUSKESMAS WANGISAGARA
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Terpantaunya pelayanan Puskesmas yang bermutu sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
b. Tujuan Khusus
1. Sebagai panduan dipahaminya konsep mutu pelayanan
2. Sebagai panduan dipahaminya indikator mutu pelayanan
3. Diterapkannya indikator mutu dalam pelaksanaan pelayanan
Puskesmas
4. Dapat ditetapkan tingkat kualitas pelayanan Puskesmas
III. RUANG LINGKUP PEDOMAN INDIKATOR MUTU
I. PENGERTIAN MUTU
Mutu adalah Kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada
setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta
dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode
etik profesi yang telah ditetapkan. Mutu pelayanan Puskesmas merupakan
komponen penting dalam sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi
kepada klien. Beberapa pengertian tentang mutu secara umum diuraikan
sebagai berikut, mutu adalah:
POLI KIA–KB
Dasar Pemikiran Permenkes No. 97 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, masa sesudah persalinan
Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang pusat kesehatan
masyarakat Buku acuan APN JNPK-KR tahun 2002 ( pemeriksaan
ANC minimal dilakukan selama 4 x selama kehamilan TM I 1x , TM
II 2x , TM III 2x )
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien
Tujuan Agar Pelayanan ANC sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, sehingga dapat mendeteksi dini resiko pada ibu hamil.
Definisi Operasional
Tersedianya pelayanan ANC sesuai prosedur ( 10 T)
Formula Jumlah seluruh sampel pasien pelayanan ANC sesuai dengan prosedur
X 100%
Jumlah seluruh sampel pasien pelayanan ANC
POLI GIGI
Judul Indikator tidak ada kejadian infeksi pasca pencabutan gigi susu
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017
tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
3. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019
(Covid-19)
4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan tindakan pencabutan
gigi susu
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
dapat menjamin keselamatan pasien dengan cara mengurangi
risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan pencabutan gigi
susu.
2. Mengukur hasil capaian tidak adanya kejadian infeksi pasca
pencabutan gigi susu.
Definisi Operasional 1. Gigi susu atau gigi sulung adalah gigi yang pertama sekali
erupsi, umumnya gigi susu erupsi dari usia 6 (enam) bulan
sampai dengan 2 (dua) tahun. Jumlah gigi susu sebanyak
10 (sepuluh) gigi di rahang atas dan 10 (sepuluh) gigi pada
rahang bawah. Terdiri dari 4 (empat) gigi seri di rahang
atas, 4 (empat) gigi seri di rahang bawah, 2 (dua) gigi
taring di rahang atas, 2 (dua) gigi taring di rahang bawah, 4
(empat) gigi geraham di rahang atas dan 4 (empat) gigi
geraham di rahang bawah. Semua gigi susu ini akan
digantikan oleh gigi permanen.
2. Pencabutan gigi susu adalah tindakan medis gigi yang
dilakukan untuk mengeluarkan gigi susu dari soketnya.
Biasanya dilakukan bila gigi susu sudah goyang akibat
tekanan daya erupsi dari gigi permanen. Pencabutan gigi
susu juga dilakukan untuk keperluan perawan ortodonti
dan untuk keperluan yang lain.
3. Pencabutan gigi susu dilakukan dengan menggunakan
topical anastesi dan juga injeksi anestesi local.
4. Infeksi pasca pencabutan gigi susu adalah terjadinya
kejadian infeksi akibat tindakan medis pencabutan gigi
susu pada pasien yang ditandai dengan tanda-tanda
infeksi sebagai berikut :
- Color (Demam)
- Dolor (nyeri)
- Rumor (Mucosa atau daerah lokasi pasca pencabutan
gigi berwarna kemerahan)
- Tumor (Pembengkakan)
- Fungsi laesia (Gangguan fungsi di sekitar daerah
pencabutan gigi).
5. Monitoring pasca pencabutan gigi susu adalah monitoring
yang dilakukan setelah dua puluh empat jam atau lebih
pasca pencabutan gigi susu dengan menghubungi pasien
melalui Whats up dan menanyakan kondisi pasien untuk
mengetahui ada tidaknya kejadian infeksi.
6. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah tenaga
medis dan tenaga kesehatan yang bertugas di ruang
pelayanan gigi.
7. Observer adalah orang yang paham dan memiliki
kompetensi untuk melakukan pengukuran indikator tidak
ada kejadian infeksi pasca pencabutan gigi susu dengan
metode dan tool yang telah ditentukan.
8. Pengamatan dilakukan selama maksimal 15 menit dalam
satu periode pengamatan
9. Peluang adalah indikasi infeksi pasca pencabutan gigi
susu dalam 15 menit periode pengamatan.
Jenis Indikator Proses dan Hasil
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah kejadian infeksi pasca pencabutan gigi susu
(pembilang)
Denominator Jumlah semua pencabutan gigi susu dalam satu periode
(penyebut) pengamatan/observasi.
Target Pencapaian ≥ 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Seluruh pasien yang dilakukan pencabutan gigi susu yang
dapat dihubungi dengan media what up dan atau melakukan
kunjungan ulang ke Puskesmas.
Kriteria Ekslusi :
Pasien pencabutan gigi susu yang tidak dapat di monitor atau
di hubungi oleh karena tidak ada nomor WA atau tidak ada
kunjungan ulang ke Puskesmas.
Formula Jumlah kejadian infeksi pasca pencabutan gigi susu
x
100% Jumlah semua pencabutan gigi susu dalam satu
periode pengamatan/observasi
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen 1. Form instrumen kepatuhan kebersihan tangan
Pengambilan Data 2. Form instrumen kepatuhan APD
3. Form daftar tilik SOP pencabutan gigi susu
4. Form monitoring pencabutan gigi susu
Besar Sampel Semua kunjungan pasien pencabutan gigi susu
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data •Tabel
Penanggung Jawab Penanggung jawab Ruang Gigi
UNIT PENDAFTARAN
Judul Indikator
Kelengkapan pengisian rekam medis
Dasar Pemikiran Permenkes no 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Agar semua unit pelayan melengkapi pengisian rekam medis
yang berkaitan dengan pelayanan yang mereka lakukan
sehingga terciptanya tertib administrasi yang bermanfaat untuk
kelancaran pelayanan kesehatan.
Definisi Operasional Rekam medis adalah (Medical Record) adalah rekaman atau
catatan tentang siapa, apa, mengapa,
bilamana dan bagaimana pelayanan yang diberikan
kepada pasien selama masa perawatan.
Pengisian kelengkapan rekam medis meliputi :
Identitas pasien (nama, alamat, no NIK, no RM)
Pengisian pengkajian awal pasien
Pengisian SOAP pada rekam medik
Adanya autentifikasi dari periksa (dokter dan paramedik)
POLI UMUM
Judul Indikator Pengkajian awal klinis sesuai standar
Dasar Pemikiran
1. KMK no. 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktis Klinis
untuk Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
Pertama
2. Kelengkapan yang ada pada data pengkajian awal sangat
menentukan proses rencana terapi yang diberikan pada
pasien
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Definisi Operasional Data pengkajian awal klinis dilakukan secara lengkap sesuai
dengan standar
Sesuai dengan SOP Pengkajian Awal Klinis meliputi :
1. Anamnesa penyakit
2. Keluhan utama
3. Keluhan tambahan
Formula Jumlah seluruh sampel rekam medik kunjungan pasien poli umum yang
dilakukan kajian awal secara lengkap
X 100%
Jumlah seluruh sampel rekam medik kunjungan pasien poli umum yang
dilakukan kajian awal
Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Form instrumen pengkajian awal klinis sesuai standar
Pengambilan Data
Besar Sampel Sampel diambil berdasarkan jumlah rekam medis pada
kunjungan pelayanan pelayanan umum dengan
menggunakan metode sampel kalkulator
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Data Triwulanan, Tahunan
Penyajian Data •Tabel
Penanggung Jawab Penanggung jawab Ruang pelayanan umum
UNIT LABORATORIUM
Judul Indikator
Waktu tunggu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
Kriteria Ekslusi : -
Pemeriksaan lain diluar pemeriksaan kriteria inklusi
Formula Jumlah seluruh pasien yang pemeriksaan laboratoriumnya sesuai dengan waktu
tunggu penyerahan
X 100%
Jumlah seluruh pasien yang diperiksa
UNIT FARMASI
POLI ANAK/MTBS
Judul Indikator Semua anak umur 2 bulan – 5 tahun dilakukan kajian MTBS
Definisi Anak umur 2 bulan- 5 tahun pada saat mereka berobat ke poli anak
Operasional dilakukan kajian MTBS sesuai dengan bagan.
Jenis Indikator Proses dan Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator
Semua anak umur 2 bulan- 5 tahun yang dilakukan kajian MTBS
(pembilang)
Denominator
Semua anak umur 2 bulan- 5 tahun yang berkunjung ke poli MTBS
(penyebut)
Target
100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :Pasien usia 2 bulan – 5 tahun
Ekslusi : -
Formula Semua anak umur 2 bulan- 5 tahun yang dilakukan kajian MTBS
X 100%
Semua anak umur 2 bulan- 5 tahun yang berkunjung ke poli MTBS
UNIT GIZI
Dasar Pemikiran
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23
TAHUN 2014 Tentang Upaya Perbaikan Gizi.
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien
UNIT TB/DOTS
Judul Indikator Semua pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali
berobat dilakukan screening di Poli PTM
Dasar Pemikiran Permenkes no 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Definisi Semua pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali
Operasional berobat dilakukan screening di Poli PTM. Screening yang
dilakukan adalah pengukuran tinggi badan,berat badan, lingkar
perut, tekanan darah, pemeriksaan gula darah.
Formula Semua pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali berobat di Poli PTM
x 100%
Semua pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali berobat dilakukan
screening di Poli PTM
Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
Formula Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan sesuai indikasi
x 100%
Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan dalam
satu periode pengamatan/observasi
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Tahunan
Pelaporan
Data
Periode Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian •Tabel
Data • Control chart •Run chart
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab
Kriteria Eksklusi:
1. Pasien sudah terjadi abses gigi sebelum tindakan gigi
dilakukan.
2. Pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan jaringan
periodontal di FKTP lain.
Formula Jumlah kasus abses gigi x 100%
Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial Incisional
pada area gigi dan jaringan periodontal
Indikator mutu yang sudah disusun kemudian ditetapkan pimpinan Puskesmas lalu
diimplementasikan, dicatat, diukur, divalidasi kemudian dianalisa dan dimonitoring serta
dievaluasi dan didokumentasikan.
A. Pengukuran
B. Validasi
Validasi dilakukan untuk menjamin data indikator akurat/sahih agar dapat digunakan
untuk dasar pengambilan keputusan, perubahan kebijakan, perbaikan dan memberikan
informasi pada masyarakat.
C. Analisa
Analisis data adalah suatu metode atau cara untuk memproses suatu data menjadi
informasi sehingga data tersebut menjadi mudah dipahami dan bermanfaat untuk digunakan
menemukan solusi dari permasalahan .
Merupakan teknik analisis yang berfokus pada informasi non numerik dengan
asas filsafat positivisme. Pada penggunaan teknik analisis kualitatif ini lumrahnya
membahas secara konseptual terhadap suatu permasalahan dan tidak terganggu
dengan data-data angka. Beberapa jenis teknik analisis data kualitatif, yakni:
▪ analisis konten,
▪ analisis naratif,
▪ analisis wacana,
▪ teori beralas.
PENUTUP