Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN

HAEMOVIGILANCE

Teguh Triyono
Sardjito Hospital/
Faculty Of Medicine Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta Indonesia
FAKTOR RISIKO

SHOT,2015
Aktivitas
Reaksi
terkait Transfusi
transfusi Insiden

NHSN
DEFINISI
 Efek samping: segala sesuatu yang terjadi pada tahapan
transfusi yang dapat menimbulkan kematian atau
membahayakan jiwa donor ataupun pasien atau
menimbulkan penambahan waktu rawat di rumah sakit atau
morbiditas.
 Reaksi transfusi: efek samping transfusi yang mendatangkan
morbiditas dan atau mortalitas seorang pasien.
 Komplikasi(donor): efek samping yang mendatangkan
morbiditas dan atau mortalitas seorang donor.
SEVERITY
GRADE
1 Non severe
2 Severe-needs medical intervention or prolongation of
hospitalisation, or both
3 Life threatening; major intervention needed to prevent
death
4 Death as a result of adverse transfusion reaction
IMPUTABILITY

DEFINITE Conclusive evidence


PROBABLE Clearly lean cause
POSSIBLE Could be caused
UNLIKELY Clearly lean other causes
Conclusive evidence
EXCLUDED
REAKSI DAN INSIDEN TRANSFUSI
ANGKA KEJADIAN EFEK SAMPING
TRANSFUSI DI INDONESIA = ???
1. Belum terdeteksi sebagai kejadian efek samping
2. Belum tersedia media pelaporan, atau oleh karena
tidak dilaporkan
3. Sengaja tidak diekspose dengan pertimbangan
tertentu.
HAEMOVIGILANCE
 1990s di Perancis
 haema ≈ darah
 vigilans ≈ perhatian lebih
SISTEM HAEMOVIGILANCE
Rekome
ndasi
Anali
Laporkan sis
Deteksi

LAPORAN TAHUNAN
TINGKATAN HAEMOVIGILANCE
 Institusional
 Regional
 Nasional
HAEMOVIGILANCE DI UNIT TRANSFUSI
DARAH (UTD)
Deteksi, identifikasi, dokumentasi dan PELAPORAN kejadian yang
tidak diinginkan:
 Kejadian saat sebelum, selama dan setelah donasi
 Pengeluaran produk darah yang tidak tepat
 Penyimpangan prosedur
 Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dan near miss
 Kejadian reaksi yang terjadi terkait produk darah
HAEMOVIGILANCE DI UNIT TRANSFUSI
DARAH (UTD)

 Investigasi dan dokumentasi efek samping: ROOT CAUSE


ANALYSIS dan CORRECTIVE AND PREVENTIVE ACTIONS
 Bekerjasama dengan rumah sakit
HAEMOVIGILANCE DI RUMAH SAKIT
Sistem meliputi:
 Pengumpulan data laporan
 Input data laporan reaksi
 Notifikasi riwayat reaksi
 Langkah preventif dan korektif
PEMANGKU KEPENTINGAN - MANFAAT/ PERAN &
TANGGUNGJAWAB

 Pendonor
 Dokter / Tenaga Kesehatan
 UTD/ BDRS
 Masyarakat
 Kementerian Kesehatan
 Organisasi kemasyarakatan
 Pasien
PELAPORAN DALAM SISTEM HAEMOVIGILANCE
 Pelaporan dari RS dan UTD dilakukan dalam sistem yang dapat
diakses secara online, berjenjang pada tingkat kabupaten/ kota,
provinsi dan nasional
 Sistem ditautkan/ diintegrasikan ke dalam sistem yang sudah
berjalan di Kementerian Kesehatan
 Sistem merupakan kegiatan surveilans yang dilakukan oleh RS
dan UTD, dapat bersifat pasif maupun aktif
 Pelaporan kejadian oleh RS dan UTD ke dalam sistem bersifat
wajib
PELAPORAN DALAM SISTEM HAEMOVIGILANCE
 Pelaporan kejadian tidak dipergunakan sebagai dasar untuk
menghukum petugas dan atau fasilitas pelayanan kesehatan terkait
 Pelaporan kejadian tidak menyebutkan nama pelapor dan pasien
melainkan hanya nama fasilitas pelayanan kesehatan saja
 Yang melaporkan kejadian ke dalam sistem adalah petugas yang diberi
kewenangan oleh fasilitas pelayanan kesehatan
 Komite/ Panitia Transfusi Darah harus mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan pelaporan haemovigilance di RS.
 Pelaporan kejadian meliputi seluruh tingkat keparahan
TAHAPAN HAEMOVIGILANCE
 Identifikasi (mengenali) gejala yang timbul pada pasien yang
mendapatkan transfusi darah, bisa merupakan reaksi transfusi
akut atau lambat atau Identifikasi reaksi samping pada donor
terhadap proses pengambilan darah
 Konfirmasi terhadap reaksi yang terjadi, apakah reaksi tersebut
terjadi akibat tindakan transfusi darah
 Bila benar lakukan tindakan untuk mengatasi reaksi sesuai SOP
 Melaporkan penyebab terjadinya reaksi tarnsfusi wajib dilakukan
oleh pihak RS dan UTD yang bersangkutan menggunakan format
laporan reaksi transfusi
TAHAPAN HAEMOVIGILANCE
 Pelaporan RS dan UTD ke HV nasional dan tembusan secara online terhadap kejadian
dan penanganan reaksi transfusi ke Dinas Kesehatan kab/kota dan provinsi secara
terintegrasi.

 Tindakan perbaikan (korektif) oleh RS terhadap kejadian reaksi transfusi dan UTD
terhadap rangkaian kejadian pada proses donasi, pengolahan komponen, penyimpanan dan
distribusi.

 Umpan balik dari tim Haemovigilance nasional ke semua anggota Haemovigilance, RS


yang bersangkutan dan Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi melalui koneksi IT online untuk
dilakukan tindakan perbaikan dalam manajemen risiko transfusi darah.

 Analisis data laporan serta pembuatan rekomendasi untuk kebijakan nasional


LAPORAN ADVERSE EVENT HARUS MENCAKUP
 Deskripsi tentang adverse event atau near miss;
 Penilaian tingkat keparahan (dari tidak ada reaksi, reaksi ringan atau
sampai kematian);
 Penilaian kemungkinan bahwa efek samping itu disebabkan oleh
transfusi (imputability);
 Informasi tentang tindakan yang diambil oleh UTD atau rumah sakit
MANAJEMEN SISTEM DATA HAEMOVIGILANCE
 Kerahasiaan untuk pendonor, pasien dan pelapor
 Keamanan data dan kepatuhan terhadap regulasi yang ada
mengenai perlindungan data
 Pengumpulan data tidak mengganggu sistem kerja di UTD dan
rumah sakit.
 Analisis data oleh tim HVN terhadap kasus akan menghasilkan
rekomendasi yang dapat digunakan untuk perbaikan.
PENINGKATAN PENGETAHUAN TERKAIT
HAEMOVIGILANCE
 Pelatihan khusus untuk semua tenaga kesehatan yang
terlibat dalam rantai dingin transfusi dan penanganan komplikasi
donor dan pasien;
 Pelatihan tentang dokumentasi kegiatan transfusi hingga
pencatatan haemovigilance;
 Pelatihan tentang kemampuan untuk melakukan penilaian
komplikasi pada donor dan reaksi transfusi pada pasien.
MONITORING DAN EVALUASI
 Memetakan penerapan prosedur sistem Haemovigilance
 Menyusun prioritas permasalahan yang terjadi dalam
penerapan prosedur sistem Haemovigilance
 Mendapatkan masukan mengenai sistem Haemovigilance

Anda mungkin juga menyukai