1. Pengaruh waktu simpan Packed Red Cells (PRC) terhadap perubahan kadar
hemoglobin, hematokrit, dan glukosa plasma di RSUP H. Adam Malik, Medan,
Indonesia
Pendahuluan
Metoda
Dari hasil penelitian yang dilakukan kadar hemoglobin dan hematokrit terhadap lama
waktu simpan PRC dimana menunjukkan hasil yang tidak bermakna (P>0.05) hal terjadi
peningkatan pada kadar hemoglobin namun secara statistik hal ini diketahui tidak
bermakna selama penyimpanan tujuh hari. Kondisi ini juga terjadi pada hematokrit
dikarenakan hematokrit adalah fungsi dari konsentrasi hemoglobin.. Sedangkan
pemeriksaan kadar glukosa plasma menunjukkan terdapat perubahan yang bermakna
(P<0,05) dimana kadar glukosa tertinggi pada hari pertama dan terendah pada hari ke-
VII.
2. Gambaran Morfologi Eritrosit PRC Berdasarkan waktu Penyimpanan di
Bank Darah RSUP Dr. M. Jamil Radang
Pendahuluan
Peneliti menjelaskan PRC yang disimpan selama 42 hari mengalami perubahan
bentuk normal dari bentuk diskoid menjadi bentuk sferosit dengan penurunan rasio luas
permukaan dibandingkan volume eritrosit dan Adanya penurunan deformabilitas yang
signifikan terhadap eritrosit (53%) setelah dua minggu penyimpanan. Hal ini menarik
peneliti untuk melakukan penelitian terhadap morfologi eritrosit pada Packed red cell
berdasarkan waktu penyimpanan yang berbeda (0, 7, 14, 21, dan 28 hari)
Metoda
Perbedaan jumlah eritrosit abnormal pada tiap sampel disebabkan oleh karakteristik
donor yang dapat berdampak terhadap jejas penyimpanan. Salah satu syarat Karakteristik
donor adalah jenis kelamin. Jenis kelamin juga berefek terhadap hemolisis yang terjadi
selama penyimpanan. Hal ini terjadi akibat Perubahan eritrosit selama penyimpanan akan
menghasilkan eritrosit dengan efektifitas rendah dan manfaat yang kurang terhadap
perbaikan oksigenasi jaringan. Dan perubahan bentuk eritrosit normal dari diskoid
menjadi sfero-ekinosit.
3. KADAR KALIUM DI PACKED RED CELLS SIMPANAN
Pendahuuan
Penelti menjelaskan Darah yang disimpanan mudah tersedia setiap saat, tetapi kadar
kalium, ammonia dan asam laktatnya lebih tinggi, hal ini terjadi karena perubahan
metabolik dari sel darah sehingga penyimpanan di in vitro harus diperhatikan dalam
upaya untuk mengurangi perubahan yang terjadi dalam sel darah selama disimpan, karena
suasana tersebut sangat berbeda dengan di in vivo dan dapat membuat kehilangan daya
hidup sel eritrosit dan dapat mengakibatkan hemolisis. Pada darah simpan dapat membuat
kadar kalium meningkat hal ini dapat berakibat mematikan apabila dilakukan tranfusi
dalam keadaan masif pada neonatus sehingga dapat mengakibatkan irama jantung tidak
normal dan terjadi kebahayaan: keragaman irama jantung (aritmia), getaran cepat
(fibrilasi) bilik jantung (ventrikel) hingga jantung berhenti berdetak (cardiac arrest).
Metoda
Penelitian ini menggunakan metoda rancangan time series dengan jumlah sebanyak
Sampel : 16 PRC. Pada pemeriksaan kalium diperiksa dengan metode Ion Selective
Electrode (ISE), sedangkan kantong darah disimpan selama 1, 10 dan 20 hari. Uji
Statistik yang digunakan adalah Uji T Berpasangan dan Analisis diolah menggunakan
program SPSS.
Pada pemeriksaan kadar kalium terjadi peningkatan yang bermakna secara spesifik antara
prc hari 1, 10, dan 20 (p= 0.00) hal ini menunjukan PRC pada hari pertama mempunyai
kadar kalium yang lebih rendah dibandingkan dengan yang disimpan setelah sepuluh dan
dua puluh hari. Maka dari itu Disarankan untuk memantau kadar kalium setiap hari
selama 10 hari penyimpanan darah untuk mengetahui peningkatan kadar kalium.