Anda di halaman 1dari 10

LogoType

REAKSI HIPERSENSITIVITAS
TIPE III
AMALIA
BKU IMUN DAN SAINS TRANFUSI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBA
NG
PEMBAHASAN
DEFINISI
01
ETIOLOGI
02

03 PATOFISIOLOGI

KLASIFIKASI
04
DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN
05
Definisi
Reaksi Hipersensitivitas tipe III disebut juga reaksi ko
mpleks imun, terjadi bila kompleks antigen antibodi di
temukan dalam jaringan atau sirkulasi/ dinding pembu
luh darah dan mengaktifkan komplemen. Antibodi disi
ni biasanya jenis IgM atau IgG.
Etiologi
Pada infeksi, terdapat antigen mikroba.
Infeksi Persisten Pada proses infeksi ini akan muncul
kompleks imun pada organ yang
terinfeksi

Terjadi kompleks imun yang berasal dari


Autoimun tubuh sendiri. Kompleks imun
mengendap pada ginjal, sendi dan
pembuluh darah

Pada reaksi ini, antigen yang berperan


Ekstrinsik adalah antigen lingkungan. Tempat
kompleks imun mengendap yaitu paru
.
Patofisiologi
Beberapa jaringan tersebut
diantaranya: pembuluh
darah, persendian dan
Kompleks imun yang glomerulus. Endapan ini
berukuran besar dapat akan menimbulkan gejala.
dimusnahkan.

Ag+Ab Makrofage Sirkulasi Jaringan

Antibodi dan antigen


membentuk kompleks
Kompleks imun yang
imun dan sulit
berukuran kecil, sulit untuk
diekskresikan dari sistem
dimus
sirkulasi
nahkan oleh makrofag
sehingga dapat lebih lama
bertahan dalam sirkulasi .
Klasifikasi Reaksi
1. Reaksi Lokal atau fenomena Arthus

Reaksi yang timbul berupa kerusakan jaringan lokal dan vaskuler akibat akumulasi cairan (edem) dan eritem sampai
nekrosis. Reaksi tipe Arthus dapat terjadi intrapulmoner yang diinduksi kuman, spora jamur atau protein fekal kering
yang dapat menimbulkan alveolitis atau farmers lung

2. Reaksi Tipe III sistemik-serum sickness

Serum sickness adalah merupakan reaksi hipersensitivitas tipe III, yang berasal dari injeksi heterologus protein asing atau
serum. Ataupun merupakan reaksi sekunder dari obat-obatan non protein. Serum sickness merupakan sindrom yang
terdiri dari : demam, erupsi kulit (urtikaria), nyeri sendi dan limpadenopati pada regio yang diinjeksi.
Diagnosis
Walaupn deteksi kompleks imun tidak mutlak untuk setiap
penyakit, tetapi pada beberapa keadaan, penentuan
kompleks imun bermanfaat selain untuk menunjang diagnosis
juga untuk memantau keberhasilan. Pemantauan ini dilakukan
pada beberapa penyakit misalnya pada LES, artritis
reumatoid dan polartritis nodosa. Kadar kompleks imun
berkolerasi dengan
status penyakit dan mempunyai nilai prediktif yang cukup baik
Pemeriksaan
Insert the title of your subtitle Here

Kompleks Imun Jaringan Biopsi

Komplemen Autoantibodi
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai