Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN IMUNOLOGI

Frizilya Erga Octaviani


2015302018

Immunoglobulin
 Di sintesis oleh limfosit B
 Maturase di bone morrow / sumsum tulang belakang

Jenis – jenisnya
1. IgM : antibody pertama yang terbentuk setelah bertemu antigen
2. IgG : system kekebalan humoral timbul setelah igM
3. IgE : berperan pada invasi parasite dan cacing
4. igA : timbul betsamaan dengan igG terdapat pada sel pernafasan, pencernaan dan
perekmihan
5. igD : fungsi utama sebagai reseptor antigen terdapat pada permukan sel B

Hipersensitifitas
Tipe 1
Anfiloksis manifestasinya pada kulit urtikoria, sel cerna, diare, sel nafas, asma
Diperantarai oleh igE yang memicu masstosis/ basophil menjadi aktif. Matosit
melepas 3 mediator yang kemudian membentuk respon seperti peningkatan
permabelitas pembuluh darah.

Mekanisme yang terjadi


 Pada Pemaparan 1
Antigen ditangkap oleh sel B. sel B berpoilfersasi berdiferensasi sel
plasma igE ditangkap sel masit

 Pada pemaparan 2
- Antigen yang sama di tangkap oleh igE yang telah aktif sebelumnya
- Terjadi ikatan silang antara antgen dan antibody
- Aktifitas enzim fospolifase
- Aktifitas enzim fospolifase menyebabkan dinding sel tidak stabil dan
mengeluarkan isi granula yang merupakan mediator, kemudian
menimbulkan reaksi anfilatik

Tipe II

Reaksi sitotosik diperantai oleh igG dan igM


- Reaksi/ ikatan antigen -antibodi akan membentuk komplik yang
menstimulasi protein komplementer bereaksi
- Respon ini bersifat sitotosil ( merusak sel) sehingga berdampak serius
bagi individu yang terserang
Cth penyakit : trompobositopenia, gravedisiase, myasti granis, demam,
asam urat

Tipe III
- Hipersensitifitas komplik imun
- Pembentuk komplik imun didarah
- Tidak dapat di hilangkan oleh sel sel imun
- igG terlibat dalam proses ini aktivitas komplemen sehingga
menimbulkan pelepasan mediator dan terjadi peningkatan pemobilitas
vaskuler
- menimbulkan peradangan di daerah sekitar
- terjadi 4- 10 ja,

Tipe IV
- menghasilkan reaksi yang lambat
- yang di perantari oleh sel limfosit T
- terjadi 48-72 jam

Autoimun
Ketidak mampuan tubuh untuk membedakan sela tau jaringan tubuh sendiri dari sela tau jaringan
sehingga jaringan tubuh sendiri dianggap sebagai antigen alergi.
Penyakit autoimun menurut organ
 penyakit autoimun organ spesifik sasaranya kelenjar tiroid, kelenjar
adrenal, lambung dan pancreas
 penyakit autoimun non organ spesifik antibody terbentuk terhadap
autoantigen tersebar luas dalam tubuh seprri DNA
Penyakit Autoimun Menurut Mekanismenya
 penyakit autoimun melalui antibody
 penyakit autoimun melalui kompleks imun
 penyakit autoimun melalui sel T

SISTEM IMUN DAN PENYAKIT

Imunitas terhadap virus


Virus menginvasi sel setempat / permukan epitel masuk kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan fase viraemia virus mengadakan invasi sampai sel alat sasaran seprti kulit, susunan
syraf

Cara system imun memerangi firus


- intraferon dan igA merupakan pertahana pertama pada epitel
permukaan
- virus berkembang dalam sel epitel peermukaan selama dalam sirkulasi
darah virus rentan terhadap antibody
- virus didalam sel diserang oleh berbagai system imun humoral dan
seluler atau antibody ANDC

Imunitas terhadap bakteri


Bakteri ekstraseluler dapat hidup dan berkembang biak diluar sel pejamu, missal dalam sirkulasi
jaringan ikat dan rongga jaringan seperti lumen usus dan saluran cerna. Bakteri ini dapat
menimbulkan inflasi dan destrsuksi jaringan di tempat infeksi dngan membentuk nanah. Respon
imun spesifik ( antibody ) berfungsi untuk menyingkirkan mikroa dan menetralkan taksin.
Bakteri intraseluler memiliki kemampuan untuk hidup dan berkembang biak dalam fagosit.
Mikroba tersebut mendapat tempat tersembunyi yang tidsk dapat di temukan oleh antibody
dalam sirkulasi sehingga untuk eleminasinya memerlukan mekanisme imun selulur
Imunitas terhadap jamur
Respon imun terhadap infeksi jamur terutama di perankan oleh neotofil dan makrofag alveolar
sebagai sel pertahanan terhadap jamur yang terhirup. Cell mediate ( CMI) merupakan efektor
imunitas spesifik utama terhadao infeksi jamur

Imunitas terhadap protozoa dan cacing


Tempat spesies protozoa yang dapat menyebabkan derajat keparahan dari penyakit malaria,
trypanosama afrika dan amerika leasmania, infeksi parait menimbulkan respon imun humoral
dan seluler. Respon imun seluler lebih efektif terhadap protozoa intraseluler sedangkan antibody
lebih efektif terhadap parasite ekstraseluler dalam darah dan cairan jaringan

Anda mungkin juga menyukai