PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bertujuan untuk mengetahui kelainan dari kuantitas sel darah merah, sel darah
putih dan trombosit serta menguji perubahan yang terjadi pada plasma yang
(Andriyoko, 2012).
sebaiknya spesimen disimpan atau dikirim dalam wadah tertutup rapat untuk
Batas waktu penyimpanan tergantung dari suhu, jenis antikoagulan dan jenis
1
dilakukan selambat lambatnya 2 jam setelah pengambilan spesimen
(Darwis, 2011).
tersebut berwal dari sel eritrosit yang mengalami pengerutan akibat cairan
hematologis, antara lain medium, PH, suhu, perlakuan mekanik, dan lain-lain.
(Gandasoebrata,2008).
mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk yang bukan ion. EDTA
tidak berpengaruh terhadap morfologi eritrosit dan lekosit. Selain itu EDTA
2
juga dapat mencegah penggumpalan trombosit jika terlalu berlebihan dalam
penggunaan EDTA, maka akan berpengaruh pada eritrosit hal ini dikarenakan
disebabkan karena sifat darah yang cepat rusak apabila dibiarkan dikondisi
medis yang kurang, volume kerja yang padat atau masalah teknis yang terjadi
pada saat pemeriksaan. Menurut prosedur, darah EDTA stabil selama 2 jam
pada suhu kamar 25OC atau disimpan dalam lemari es 4 OC selama 24 jam.
sesuai dengan prosedur, sampel darah EDTA disimpan lebih dari 2 jam tanpa
dimasukkan kedalam lemari es. Hal ini tentu dapat berpengaruh terhadap
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hiskia (2016) untuk
melihat gambaran pemeriksaan eritrosit pada sampel darah EDTA segera dan
signifikan antara sampel yang diperiksa segera dan ditunda selama 8 jam pada
suhu kamar, sedangkan sampel yang ditunda selama 24 jam pada suhu 4 ºC
signifikan antara sampel darah yang ditunda 8 jam pada suhu kamar,
3
terjadinya perubahan morfologi sel darah merah dapat menimbulkan
Spesimen untuk pemeriksaan darah rutin paling baik dari darah vena
suhu 4-8ºC dikarenakan waktu penyimpanan sampel pada suhu ruang paling
lama 2 jam sedangkan pada Lemari pendingin suhu 4-8ºC tidak lebih dari 6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
4
D. Manfaat Penelitian
1. Akademik
2. Praktisi Laboratorium
3. Peneliti
4. Klinisi
perkuliahan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kata dari “Hemo” atau “Hemato”. Darah manusia berwarna merah, dan
dibedakan menjadi dua, yaitu merah terang yang berarti kaya oksigen. Darah
(Ariffriana D, dkk.,2016).
lain, berada dalam konsentrasi cair, beredar dalam suatu sistem yang tertutup
Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan butir-butir
darah. Plasma darah adalah bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas
air, elektrolit dan protein darah. Butir-butir darah (Blood corpuscules) terdiri
atas 3 elemen yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan
Warna darah bervariasi dari warna merah terang sampai merah tua
kebiruan tergantung pada kadar oksigen yang dibawah sel darah merah.
Volume total darah dalam tubuh adalah kira-kira 70-100 ml/kg berat badan
sedangkan volume plasma dalam tubuh adalah kira-kira 40-50 ml/kg berat
6
badan. Darah memiliki sejumlah peranan penting dalam berbagai fungsi
a. Fungsi Transport
b. Fungsi Regulasi
Darah mengatur suhu tubuh melalui transport panas menuju kulit dan
paru-paru.
proses hemoestasis.
1. Lekosit
Lekosit atau yang lebih dikenal sel darah putih adalah sel darah
7
Gambar 2. Sel darah putih (leukosit).
(Sumber : Ariffriana D, Dkk,. 2016).
terhadap infeksi yang terdiri dari granuler dan agranuler. Lekosit granular
11.000 sel/mm3. Sel darah putih (leukosit) dibentuk disumsum tulang dari
dan magrofag, atau golongan yang bergranula yaitu, neutrofil, basofil, dan
eosinofil. Peranan sel darah putih adalah untuk mengenali dan melawan
antara lain :
a. Granulosit
8
Memiliki granula kecil didalam protoplasmanya, memiliki diameter
terdiri dari atas 3 fase yaitu sumsum tulang, darah, dan jaringan
Gambar 3. Neutrofil
(Sumber : Ariffriana D, Dkk,. 2016).
dan Hoffbrand.2008).
2. Eosinofil
Eosinofil dalam tubuh yaitu sekitar 1-6%, berukuran 16
9
terhadap antigen yang dikeluarkan oleh parasit. Masa hidup
eosinofil lebih lama dari neutrofil yaitu sekitar 8-12 jam (Kiswari,
2014).
Gambar 4. Eosinofil
(Sumber : Ariffriana D, Dkk,. 2016).
3. Basofil
10
Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya
atau biru tua dan seringkali menutupi inti sel, dan bersegmen.
Gambar 5. Basofil
(Sumber : Ariffriana D, Dkk,. 2016).
b. Agranulosit
Bagian dari sel darah putih dimana mempunyai inti sel satu
dan berasal dari sel stem hemopoetik. Sel stem limpoid umum
11
mengalami diferensiasi dan poliferasi untuk menjadi sel B yang
Hoffbrand.2008).
Gambar 6. Limfosit
(Sumber : Ariffriana D, Dkk,. 2016).
Limfosit merupakan leukosit kedua terbanyak dalam
Hoffbrand.2008).
2. Monosit
Monosit merupakan sel dengan ukuran 14-20 µ.
12
Gambar 7. Monosit
(Sumber : Ariffriana D, Dkk,. 2016).
dkk, 2009).
Leukositosis adalah peningkatan jumlah sel darah dalam sirkulasi.
13
tiroid, dan sindrom cushing, dapat menyebabkan penurunan jumlah
2. Eritrosit
eritrosit, sel ini tampak bulat berwarna merah dan di bagian tengahnya
tampak lebih pucat, yang disebut dengan central pallor, berdiameter 7-8
µm dan tebal 1,5-2,5 µm. Tampak pula bagian tengah sel ini lebih tipis
Eriitrosit sangat lentur dan dapat berubah bentuk selama beredar dalam
Dalam satu militer darah terdapat kira-kira 4-6 juta sel darah
merah, sehingga darah berwarna merah. Eritrosit berumur ± 120 hari, dan
14
sel darah merah yang sudah mati dihancurkan dalam hati. Eritrosit yang
telah tua dan mati akan dirombak atau diuraikan dalam limfa dan hati.
Eritrosit tidak mempunyai nucleus sel atau organela, dan tidak dianggap
sebagai sel dari segi biologi. Sel ini juga berperan dalam penentuan
namun hanya sedikit yang menunjukkan hasil yang teliti dan dapat
meragukan. Oleh karena itu dibuatlah alat hitung automatik, dengan alat
ini maka penghitungan sel menjadi lebih mudah, cepat dan teliti bila
Hasdiana dkk,2014).
kepala, pusing, dan lain-lain yang bias saja terjadi baik pada penderita
15
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal
3. Trombosit
karena ia berasal dari sel raksasa yang berada di sumsum tulang, yang
16
menjadi 3000-4000 serpihan sel, yang dinamai sebagai trombosit.
Umur trombosit setelah pecah dari sel asalnya dan masuk darah
terjadi luka. Trombosit ikut serta dalam usaha menutup luka, sehingga
benda atau sel asing. Trombosit melekat (adesi) pada permukaan asing
harus hati-hati tanpa menimbulkan trauma dan darah harus dihisap dengan
17
pengocokan yang berlebihan karena akan menyebabkan perlekatan
cerna. Perdarahan kecil di bawah kulit juga sering terjadi. Keadaan lain
18
berbagai karakteristik sel, seperti ukuran, pembiasan optik, impedansi dan
jenis leukosit dan kelainan bentuk dari leukosit, eritrosit, dan trombosit.
(Gandasoebrata,R.2010).
20 – 40 %, Monosit 2 – 8 % (Gandasoebrata,R.2010).
5. Hemoglobin
dari protein globin dan suatu senyawa bukan protein yang dinamai hem.
Hem sendiri juga suatu senyawa yang rumit, yang tersusun dari suatu
oleh logam besi (Fe). Jadi hem adalah senyawa porfirin-besi (Fe-Porfirin)
19
mengikat 1 molekul hem. Sebaliknya 1 molekul haemoglobin terdiri atas
4 buah kompleks molekul globin dengan hem. Jadi dalam tiap molekul
dari normal berarti kekurangan darah, suatu kodisi yang di sebur anemia.
pembekuan. Namun tidak semua jenis antikoagulan dapat dipakai karena ada
20
yang terkandung didalam darah dan harus sesuai dengan jenis pemeriksaan
leukosit (Gandasoebrata,R.2010).
amino yang secara luas dipergunakan untuk mengikat ion logam logam
EDTA, merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, serta dapat
terlebih dahulu.
21
Gambar 9. Struktur EDTA
(Sumber : Anonim, 2008).
baik donor elektron dari atom oksigen maupun donor dari atom nitrogen
chelating agent yang dapat mengikat ion Ca2+ yang bebas dalam darah
2010).
menunjukkan stabilitas yang lebih baik dari garam EDTA lain karena
22
darah dengan antikoagulan ini menunjukkan pH yang mendekati pH
dengan trombosit sehingga terhitung oleh alat sebagai trombosit. Hal ini
2. Natrium Sitrat
dengan darah dan tidak bersifat toksik sehingga dapat juga digunakan
bentuk larutan dan paling sering dipakai untuk pemeriksaan laju endap
3. Heparin
23
Heparin merupakan antikoagulan yang normal dalam tubuh,
4. Natrium Oxalat
5. Double Oxalat
24
Banyaknya Antikoagulan Double Oxalat yang digunakan :
25
Hematologi analyzer adalah salah satu alat laboratorium yang
berfungsi untuk pengukuran dan pemeriksaan sel darah dalam sampel darah.
Adapun prinsip kerja alat hematologi analyzer yang digunakan dalam metode
ini adalah pendaran cahaya/(light scattering) yang terjadi ketika sel mengalir
melewati celah dan berkas cahaya yang difokuskan ke sensing area yang ada
pada aperture tersebut. Apabila cahaya mengenai sel, maka cahaya akan
hamburan cahaya yang mengenai sel akan ditangkap oleh detektor yang ada
berasal dari hamburan cahaya, intensitas warna, atau fluorensi, akan diubah
menjadi pulsa listrik. Pulsa ini dipakai untuk menghitung jumlah, ukuran,
maupun inti sel yang merupakan ciri dari masing-masing sel. Hamburan
cahaya dengan arah lurus (forward scettere d light) mendeteksi volume dan
menunjukkan informasi dari isi granula sitoplasma. Pada metode ini juga
Sel yang telah diberi warna akan memberikan pendaran cahaya yang berbeda-
C. Kerangka Konsep
analitik dan pasca analitik merupakan tahapan yang penting pada penentuan
26
hasil yang terpercaya. Tahapan pra analitik yang diantaranya meliputi
tubuh yang berwarna merah yang terdiri dari tiga komponen, yaitu : sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit).
mengetahui keadaan darah, baik sel darah maupun komponen darah yang
jumlah leukosit akibat adanya infeksi, kelainan fungsi darah, dan kelainan
Suhu, Waktu, PH
Rutin
Darah Hematologi Lengkap
Antikoagulan
27
Keterangan : Variabel yang akan di teliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
cross-sectional study.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
kriteria peneliti.
28
3. Besaran Sampel
4. Teknik Sampling
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
a. Hemolisis
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
F. Definisi Operasional
29
2. Penyimpanan spesimen adalah penyimpanan lamanya penyimpan
spesimen yang disimpan dalam kurung waktu 0 jam pada suhu kamar
(250C), 6 jam, 8 jam, dan 24 jam pada suhu 4-80C sebelum pemeriksaan.
5. Penundaan 6 jam adalah darah pasien yang disimpan 6 jam pada lemari es
6. Penundaan 8 jam adalah darah pasien yang disimpan 8 jam pada lemari es
7. Penundaan 24 jam adalah darah pasien yang disimpan 24 jam pada lemari
A. Pra Analitik
(Mindray Bc 5150)
b. Bahan Penelitian :
Bahan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
30
a. Diminta pasien untuk meluruskan lengannya, pilih lengan yang
lipat siku.
d. Dipilih bagian vena median cubital atau cephalic dan dilakukan
seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika
begitu seterusnya.
g. Dilepas atau diregangkan pembendungan dan perlahan-lahan,
31
b. Darah yang sudah diambil dihomogenkan dengan cara
tombol (Enter).
4) Ditekan tombol (Sample No) untuk memasukkan nomor
a. Hemogobin :
32
Haemoglobin norma adalah 12,0-17,5 g/dl
b. Leukosit :
11.00 (10^3/µL)
c. Eritrosit :
(10^6/µL)
d. Trombosit :
1. Eosinofil 2,0-5,0 %
2. Basofil 0,0-0,1 %
3. Neutrofil 40,0-74,0 %
4. Segmen 30-70 %
5. Limfosit 19,0-48,0 %
6. Monosit 3,0-7,0 %
C. Pasca Analitik
Hasil pemeriksaan dilaporkan dan didokumentasikan.
33
H. Alur Penelitian
Hasil
Analisa Data
Kesimpulan
Gambar 2. Alur Penelitian
I. Analisa Data
Hasil uji laboratorium akan disajikan dalam bentuk table yang
34
35
36