Anda di halaman 1dari 11

VARIASI PERLAKUAN PENANGANAN SAMPEL SERUM DAN PENGARUHNYA

TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN KREATININ DARAH


Judul Variasi Perlakuan Penanganan Sampel Serum Dan Pengaruhnya Terhadap
Hasil Pemeriksaan Kreatinin Darah

Nama Jurnal Jurnal Kesehatan

Download http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/51ae1f79e15312c6beebfaffd10b5752.pd
f
Volume dan Vol. 7 No. 1, Halaman 72 – 78
Halaman
Tahun 2017

Penulis Hasan, Z., Arif, M,, Bahrun, U.


Reviewer Kelompok IV Phlebotomy
Tanggal 17-10-2023

Latar Belakang Sekumpulan bukti yang dikumpulkan dalam beberapa tahun terakhir telah
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kesalahan berada diluar fase analitik,
sedangkan pada fase pra dan pasca analitik didapatkan lebih rentan untuk terjadi
resiko kesalahan. Kesalahan dalam fase pra analitik menjadi penyebab 50% - 75%
dari semua kesalahan laboratorium termasuk kesalahan identifikasi dan masalah
sampel.
Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum aliquot. Akan
tetapi beberapa laboratorium dalam penyimpanan serum belum sesuai prosedur.
Masih banyak yang menyimpan serum secara primary tube atau tidak terpisah
dengan sel darah merah atau dalam arti lain penyimpanan serum masih satu tempat
dengan sel darah merah bukan secara aliquot, sehingga memungkinkan masih
dapat terjadi metabolisme oleh sel – sel hidup pada spesimen yang dapat
mempengaruhi stabilitas spesimen.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variasi perlakuan penanganan sampel serum terhadap hasil pemeriksaan
kreatinin darah.
Subjek Penelitian Pasien yang melakukan pemeriksaan kreatinin darah di RSUP DR Wahidin
Sudirohusodo dan RS Awal Bros Makassar.
Besar Sampel Besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 56 sampel

Metode penelitian Eksperimen


Definisi Variabel Dependent dalam penelitian ini adalah hasil pemeriksaan kreatinin
Operasional darah
Variabel
Dependent
Definisi Variabel independent dalam penelitian ini adalah perlakuan penanganan
Operasional sampel serum
Independent
Langkah Penelitian Langkah-langkah Penelitian
1. Dilakukan pengambilan sampel darah vena dengan menggunakan 2 tabung
plain yang berasal dari satu pasien.
2. Dilakukan perlakuan penanganan sampel yang berbeda pada masing- masing
tabung
 Tabung yang pertama didiamkan selama 45 menit suhu 20 - 25ºC
kemudian di sentrifus lalu serum yang dihasilkan diperiksa kadar
kreatininnya.
 Tabung yang kedua didiamkan selama 3 jam disuhu 20 - 25ºCkemudian
di sentrifus lalu serum yang dihasilkan diperiksa kadar kreatininnya
 variasi perlakuan penyimpanan sampel
Tabung yang telah didiamkan selama 45 menit dan disentrifus, dipisahkan
serumnya secara aliquot ke sampel tube yang baru (secondary tube) dan
disimpan selama 3 hari pada suhu 4ºC. Sisa serum yang ada pada tabung
(primary tube) juga disimpan selama 3 hari pada suhu 4ºC. Pada hari
keempat sampel serum yang telah disimpan diperiksa kadar kreatininnya.
Hasil Penelitian  Variasi perlakuan sampel darah yang didiamkan selama 45 menit dan 3 jam
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara perlakuan sentrifugasi sampel
darah yang didiamkan selama 45 menit dan 3 jam terhadap kadar kreatinin
darah (p=0.913)
 Variasi Perlakuan Penyimpanan Sampel Serum Secara Primary Tube Dan
Secondary Tube
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara penyimpanan sampel serum secara
primary tube dan secondary tube terhadap kadar kreatinin darah (p=0.918)
 Stabilitas Kadar Kreatinin Dengan Perlakuan Penyimpanan Secara Primary
Tube
Tidak ada pengaruh yang bermakna kadar kreatinin darah terhadap perlakuan
penyimpanan sampel serum secara primary tube terhadap stabilitas kadar
kreatinin (p=0.977)
 Stabilitas Kadar Kreatinin Dengan Perlakuan Penyimpanan Secara Secondary
Tube
Tidak ada pengaruh yang bermakna kadar kreatinin darah terhadap perlakuan
penyimpanan sampel serum secara secondary tube terhadap stabilitas kadar
kreatinin (p=0.941)
Kekuatan Penelitian 1. Semua variasi perlakuan penanganan sampel darah di lakukan
dengan menggunakan sampel pasien yang sama, sehingga perbedaan
yang di dapatkan terukur dengan baik
2. Populasi sampelnya cukup banyak
Kelemahan variasi perlakuan pada sampel masih kurang, misalnya penyimpanan
Penelitian sampel serum pada suhu ruang yang di simpan dalam lama waktu tertentu.
WAKTU SIMPAN DARAH ANTIKOAGULAN K2EDTA DAN K3EDTA TERHADAP
PARAMETER ERITROSIT

Judul Waktu Simpan Darah Antikoagulan K2edta Dan K3edta Terhadap Parameter
Eritrosit
Nama Jurnal JURNAL RISET KESEHATAN

Download https://juriskes.com/index.php/jrk/article/view/743/130

Volume dan Vol. 11, NO. 2, Halaman 175-189


Halaman
2019
Tahun
Penulis Utami, Ayu Putri, Durachim, Adang, Nurhayati, Betty, Noviar, Ganjar

Reviewer Kelompok IV Phlebotomy

Tanggal 17 Oktober 2023

Latar Belakang Antikoagulan K2EDTA direkomendasikan oleh International Council for


Penelitian Standarization in Haematology (ICSH). Karena menurut Clinical Diagnosis and
Management by Laboratory Methods, K2ETDA berbentuk semprot-kering pada
dinding tabung sehingga tidak akan mencairkan sampel. Menurut Tietz Clinical
Guide to Laboratory Test, K3EDTA adalah antikoagulan berbentuk cair.
Antikoagulan K3EDTA yang berbentuk cair dapat menyebabkan pengenceran
sampel sekitar 1-2 % dari darah.
K3EDTA mempunyai pH yang lebih alkali dan konsentrasi yang tinggi yang dapat
menyebabkan K3EDTA juga menyebabkan penyusutan RBC (Red Blood Cell)
yang lebih banyak apabila ada peningkatan konsentrasi EDTA (11% penyusutan
RBC apabila perbandingan antikoagulan 7,5 mg/mL darah). Efek dari peningkatan
konsentrasi EDTA menyebabkan penyusutan sel darah merah dan rata-rata volume
sel eritrosit yang lebih rendah.
Berdasarkan batas waktu stabilitas pemeriksaan hematologi menggunakan
darah EDTA untuk kadar hemoglobin relatif stabil, jumlah eritrosit batas waktu 6
jam dan nilai hematokrit. Tidak dianjurkan menyimpan spesimen darah selama 24
jam pada suhu ruang. Penyimpanan darah EDTA pada suhu ruang yang terlalu
lama dapat menyebabkan terjadinya serangkaian perubahan pada eritrosit seperti
pecahnya membran eritrosit (hemolisis) sehingga hemoglobin bebas ke dalam
medium sekelilingnya atau plasma. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya
kesalahan pada hasil.
Tujuan Penelitian untuk melihat pengaruh antikoagulan K2EDTA dan K3EDTA dengan
variasi penyimpanan terhadap parameter eritrosit

Sumbar Data Data Primer


diperoleh dari pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit,jumlaheritrosit,
MCV, MCH dan MCHC dalam darah terhadap variasi lama
penyimpanan darah, yang diperiksa dengan alat hematology analyzer
menggunakan darah dengan antikoagulan K2EDTA dan K3EDTA.
Metode penelitian eksperimen semu

Data Analisis  Uji General Linear Model


Untuk distribusi data normaluji
 Uji Friedman dan Wilcoxon
Untuk distribusi data tidak normal

Definisi Variabel Dependent dalam penelitian ini adalah parameter eritrosit


Operasional
Variabel
Dependent
Definisi Variabel independent dalam penelitian ini adalah waktu simpan darah
Operasional antikoagulan K2EDTA dan K3EDTA
Independent
Langkah Penelitian
Hasil Penelitian Hemoglobin, Hematokrit dan Eritrosit :
Uji statistik Shapiro-Wilk (uji normalitas) seluruh nilai Sig > α, dapat di simpulkan
K2EDTA dan K3EDTA adalah terdistribusi normal.
Uji General Linear Model Repeated Measures di peroleh nilai Sig > α (0.05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data hasil pemeriksaan darah
antikoagulan K2EDTA dan K3EDTA terhadap parameter hemoglobin yang
dilakukan pemeriksaan segera, disimpan selama 2 jam, 4 jam, 6 jam, dan 8 jam
adalah tidak dapat perbedaan.

MCV :
uji statistik Shapiro-Wilk (uji normalitas) nilai Sig dari output memiliki nilai Sig <
α , sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data pemeriksaan nilai MCV
pada darah dalam tabung vacutainer K2EDTA dan K3EDTA adalah tidak normal.
Hasil uji Friedman dan Wilcoxon diperoleh nilai Sig dari output 2 jam, 4 jam, 6
jam vs segera adalah nilai Sig > α , sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi
data hasil pemeriksaan terhadap nilai MCV adalah tidak terdapat perbedaan.
Ketika 8 jam vs segera memiliki nilai signifikan adalah 0.046, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada 8 jam penyimpanan sampel tersebut memiliki perbedaan
yang bermakna secara statisik terhadap parameter MCV.

MCH :
uji statistik Shapiro-Wilk (uji normalitas) diperoleh nilai Sig dari output adalah
seluruh nilai Sig < α, dapat di simpulkan K 2EDTA dan K3EDTA adalah tidak
normal.
Hasil uji Friedman dan Wilcoxon di atas dapat diperoleh nilai Sig dari output 2
jam vs segera adalah nilai Sig > α , sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi
data hasil pemeriksaan darah antikoagulan K2EDTA terhadap nilai MCH yang
dilakukan dengan disimpan selama 2 jam adalah tidak terdapat perbedaan.
Penyimpanan 4 jam, 6 jam, dan 8 jam memiliki nilai Sig < α, sehingga dapat
disimpulkan bahwa distribusi data hasil pemeriksaan darah antikoagulan K2EDTA
dan K3EDTA terhadap nilai MCH yang dilakukan dengan disimpan selama 4 jam,
6 jam dan 8 jam adalah terdapat perbedaan signifikan secara statistik.

MCHC :
Uji statistik Shapiro-Wilk (uji normalitas) seluruh nilai Sig > α, dapat di simpulkan
K2EDTA dan K3EDTA adalah terdistribusi normal.
Hasil uji Friedman dan Wilcoxon antikoagulan K2EDTA diperoleh nilai Sig dari
output 2 jam, 4 jam, 6 jam vs segera adalah nilai Sig > α , sehingga dapat
disimpulkan bahwa distribusi data hasil pemeriksaan terhadap nilai MCHC adalah
tidak terdapat perbedaan.
Hasil uji General Linear Model Repeated Measures K2EDTA diperoleh nilai Sig
dari output 8 jam vs segera adalah 0.047, sehingga nilai Sig < α, dapat disimpulkan
bahwa distribusi data hasil pemeriksaan darah antikoagulan K2EDTA terhadap
parameter MCHC yang dilakukan dengan disimpan selama 8 jam adalah terdapat
perbedaan.
Hasil uji GLM K3EDTA diperoleh nilai Sig dari output 6 jam dan 8 jam vs segera
adalah 0.029 dan 0.035, sehingga nilai Sig < α , dapat disimpulkan bahwa
distribusi data hasil pemeriksaan darah antikoagulan K3EDTA terhadap nilai
MCHC yang dilakukan dengan disimpan selama 6 jam dan 8 jam adalah terdapat
perbedaan.

Kekuatan Penelitian  Pada penelitian sebelum memulai pemeriksaan dilakukan kontrol harian 3
level (normal, high, low) untuk menjamin hasil pemeriksaan.
 Bahan control pada penelitian adalah sampel yang segera di lakukan
pemeriksaan sehingga komponen dalam sampel darah belum mengalami
perubahan.
Kelemahan  variasi waktu tunggu kurang, sehingga pada penelitian belum di ketahui
Penelitian batas waktu tunggu pada tabung antikoagulan K2EDTA
 pada Jurnal masih terdapat banyak salah pengetikan
APAKAH TRANPORTASI SISTEM TABUNG PNEUMATIK BERKONTRIBUSI
HEMOLISIS PADA SAMPEL DARAH UGD

Judul Apakah Transportasi Sistem Tabung Pneumatik Berkontribusi Hemolisis pada


Sampel Darah UGD
Nama Jurnal Institut Patologi dan Kedokteran Laboratorium, Cleveland, Ohio

Download http://escholarship.org/uc/uciem_westjem

Volume dan Volume 17 NO 557-560


Halaman
Tahun 2016

Penulis Michael P. Phelan, Z. Reineks, Fredric M. Hustey, Jacob P. Berriochoa, Seth R.


Podolsky, Stephen Meldon, Jesse D. Schold, Janelle Chamberlin, Gary W.
Procop,
Reviewer Kelompok IV Phlebotomy

Tanggal 26 Juli 2016

Latar Belakang Sampel darah gawat darurat (UGD) memiliki tingkat hemolisis yang tinggi (6%
Penelitian –30%) ketika dikirim ke laboratorium klinis untuk dianalisis.Hemolisis DE jauh
lebih tinggi dari patokan 2% yang ditetapkan oleh American Society for Clinical
Pathology.
Tujuan Penelitian untuk menentukan apakah hemolisis di antara sampel darah yang diperoleh di
unit gawat darurat dan kemudian dikirim ke laboratorium dalam sistem tabung
pneumatik berbeda dengan sampel yang dibawa dengan tangan.
Subjek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah sampel plasma dan serum yang diserahkan
untuk analisis kalium
Metode penelitian Desain penelitian ini adalah Indeks hemolisis diukur pada semua sampel yang
diserahkan untuk analisis kalium. Kami menanyakan sistem database
laboratorium rumah sakit kami (SunQuest®) untuk hasil kalium untuk
spesimen yang diperoleh antara bulan Januari 2014 dan Juli 2014. Dari catatan
pemeliharaan fasilitas, kami mengidentifikasi periode waktu henti sistem, saat
spesimen dibawa ke laboratorium.
Definisi Variabel Dependent dalam penelitian ini adalah tingkat hemolisis selama
Operasional transportasi termasuk akselerasi dan deselerasi yang cepat, termasuk
Variabel penggunaan tabung gel, tabung yang diisi dengan benar, dan sisipan empuk di
Dependent dalam tabung.
Cara & Alat Ukur sistem tabung pneumatik.
Variable Dependent
Definisi Variabel independent dalam penelitian ini adalah tampaknya pengaruh
Operasional tekanan sampel selama pengangkutan, termasuk rute pengiriman dan kecepatan
Independent
Langkah Penelitian Pada penelitian ini dilakukan identifikasi pada spesimen darah yang diperoleh
dari UGD rujukan tersier perkotaan dengan sensus tahunan 64.000. Sistem
database laboratorium rumah sakit (SunQuest) ditanyakan hasil kalium untuk
spesimen yang diperoleh selama masa studi tujuh bulan (Januari–Juli 2014).
Meskipun analit lain dapat dipengaruhi oleh hemolisis, kami memilih untuk
menganalisis hemolisis pada kalium karena frekuensi dan dampak sampel
kalium yang dihemolisis pada pasien. Dari catatan pemeliharaan fasilitas, kami
menemukan catatan terpisah periode waktu yang berlangsung selama 60 menit
atau lebih (akhirnya bila ditambahkan total kumulatifnya adalah 24 jam) ketika
spesimen dibawa dengan tangan karena waktu henti sistem tabung pneumatik,
sebagaimana dicatat oleh meja penerima spesimen pusat laboratorium.
Periode waktu henti yang terpisah ini digunakan karena dianggap sebagai
perbandingan yang paling valid. Kami menentukan proporsi sampel
dengan hemolisis yang dibawa dengan tangan dan diangkut dengan
sistem tabung pneumatik.

Hasil Penelitian Hasil penelitian 92 sampel dikirimkan secara langsung selama waktu henti
sistem. Proporsi gabungan spesimen hemolisis dalam kelompok tabung
pneumatik (13,6%) dan kelompok yang dibawa dengan tangan (13,1%)
(GHEMO atau HK) tidak berbeda secara signifikan (p = 0,90,). Hasilnya
konsisten ketika kriteria hemolisis dibatasi pada GHEMO (3,3% vs 3,3% [p
=0,99]) saja atau HK (10,3% vs 9,8% [p=0,88]) saja. Tingkat hemolisis
keseluruhan menunjukkan variasi minimal selama masa penelitian (12,6% –
14,6%).
Kekuatan 1. Terdapat penelitian lain mengenai penggunaan tabung pneumatik
Penelitian menunjukkan tidak ada perubahan signifikan dalam laju hemolisis.
2. Dilakukan uji Sistem transportasi tabung pneumatik umum dilakukan di
rumah sakit modern karena meningkatkan kecepatan pengiriman sampel ke
laboratorium.
Kelemahan 1. Pada penelitian ini mengandalkan log teknik untuk mengidentifikasi waktu
Penelitian henti yang dapat mengakibatkan hilangnya beberapa periode waktu ketika
sistem tabung pneumatik mati tetapi tidak dicatat.
EVALUASI ALAT PENGAMBILAN DARAH KATETER VENA BARU DAN DAMPAKNYA
TERHADAP HEMOLISIS SPESIMEN

Judul II Evaluasi Alat Pengambilan Darah Kateter Vena Baru Dan Dampaknya
Terhadap Laju Hemolisis Spesimen
Nama Jurnal Practical Laboratoy Medicine

Download https://doi.org/10.1016/j.plabm.2018.01.002

Volume dan Volume 10 NO 38-43


Halaman
Tahun 2018

Penulis Ruth Natali, Cara Tongkat ;kelly Doyle; Jaime H.Noguez;

Reviewer Kelompok IV Phlebotomy

Tanggal 04-01-2018

Latar Belakang Hemolisis, yang didefinisikan sebagai pemecahan sel darah merah dan
Penelitian pelepasan hemoglobin serta kandungan intraseluler ke dalam plasma, sering
terjadi pada sampel darah yang diserahkan ke laboratorium klinis untuk diuji.
Perkiraan prevalensi spesimen yang mengalami hemolisis adalah sekitar 3% dari
sampel rutin dan merupakan sekitar 60% dari spesimen yang diklasifikasikan
sebagai tidak cocok untuk analisis.
Tujuan Penelitian untuk menilai kemampuan perangkat PIVO™ dalam menyediakan spesimen
darah berkualitas tinggi untuk pengujian laboratorium dibandingkan dengan
metode pengumpulan darah saat ini.
Subjek Penelitian Spesimen darah yang diambil menggunakan perangkat PIVO™ ditandai secara
prospektif
Metode penelitian Desain penelitin ini adalah membandingkan derajat dan laju hemolisis pada
pengambilan darah PIVO™ dengan laju hemolisis yang terjadi bersamaan dan
riwayat hemolisis pada metode pengumpulan lainnya
Definisi Variabel Dependent dalam penelitian ini laju hemolisis yang ada didalam darah
Operasional
Variabel
Dependent
Cara & Alat Ukur uji Breslow-Day / PIVO™dan non-PIVO™spesimen
Variable Dependent
Definisi Variabel Independent dalam penelitian ini adalah suhu dan cara pengambilan
Operasional spesimen
Independent
Langkah Penelitian Semua sampel dikirim ke laboratorium, termasuk PIVO™dan non-
PIVO™spesimen, dijalankan menggunakan proses rutin seperti dijelaskan di
atas. Bendera hemolisis ditambahkan pada hasil pengujian ketika indeks
hemolisis sesuai dengan konsentrasi hemoglobin bebas ≥50 mg/dL dipicu
untuk sampel uji kimia darah yang memerlukan pemeriksaan integritas
spesimen otomatis. Data laju hemolisis diambil dari sistem informasi
laboratorium untuk semua sampel yang diproses oleh laboratorium selama
periode evaluasi. Di UHCMC, ekstraksi data dibatasi pada lantai tempat
PIVO™perangkat dievaluasi. Di DRMC, angka hemolisis dari seluruh data
pengumpulan darah rawat inap ditarik karena penggunaan PIVO™perangkat
akhirnya dialihkan untuk digunakan di seluruh rumah sakit. Data riwayat
hemolisis juga diekstraksi untuk perbandingan.
Hasil Penelitian Hasil penelitian dari 4100 pengambilan darah yang diperiksa Data derajat
hemolisis juga diperoleh. Tak satu pun dari 14 PIVO yang mengalami
hemolisis™-Spesimen yang diberi tag di DRMC memiliki indeks hemolisis >
100 mg/dL sedangkan hemolisis lebih besar dari > 100 mg/dL pada 32%
spesimen hemolisis yang non-PIVO™ ditandai. Di UHCMC, 2 (29%) dari 7
PIVO mengalami hemolisis™-Spesimen yang diberi tag menunjukkan
hemolisis hemoglobin lebih dari 100 mg/dL, yang setara dengan persentase
non-PIVO™sampel yang mengalami hemolisis menunjukkan hemoglobin
lebih dari 100 mg/dL (29%).
Kekuatan 1. Terdapat penelitian lain yang dapat digunakan sebagai pendukung penelitian
Penelitian yang dilakukan.
2. Dilakukan uji PIVO dengan Tingkat hemolisis yang lebih rendah
Kelemahan 1. Terdapat jumalah sampel 1.200 dengan indeks hemolisis.
Penelitian 2. dapat menimbulkan kesalahan penanganan seperti penarikan yang terlalu
kuat saat pengambilan dengan jarum suntik atau sentrifugasi ulang tabung
darah yang tidak mencapai pemisahan yang jelas antara sel darah dan
serum/plasma
MANAJEMEN PENGAMBILAN DAN PENGELOLAAN SPESIMEN DARAH DI
LABORATORIUM RSUD WANGAYA DENPASAR

Judul Manajemen Pengambilan dan Pengelolaan Spesimen Darah di Laboratorium


RSUD Wangaya Denpasar
Nama Jurnal Laboratorium RSUD Wangaya Denpasar

Download https://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/analis/article/view/15518/5643

Volume dan Volume 5 No. 2


Halaman
Tahun 2019

Penulis Anak Agung Ayu Eka Cahyani, Putu Ayu Parwati

Reviewer Kelompok IV Phlebotomy

Tanggal 17-10-2023

Latar Belakang Jurnal ini menekankan pentingnya tahap pra-analitik dalam pengujian
Penelitian laboratorium, karena kesalahan pada tahap ini dapat berdampak signifikan
terhadap keakuratan dan keandalan hasil pengujian.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai tahapan dalam
pengumpulan dan pengelolaan spesimen darah di laboratorium.
Subjek Penelitian Penelitian ini melibatkan 18 orang Petugas Teknologi Medis Laboratorium
(ATLM) di laboratorium RSUD Wangaya Denpasar, dan data dikumpulkan
melalui wawancara dan kuesioner untuk menilai pengetahuan mereka terkait
pengumpulan dan pengelolaan spesimen.
Metode penelitian Jenis penelitian adalah Quantitatif observational dengan rancangan penelitian
Cross Sectional. Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik RSUD
Wangaya Denpasar pada tanggal 1-30 Juni 2022.
Definisi Variabel Dependent dalam penelitian ini adalah pada analisis manajemen
Operasional pengambilan dan pengelolaan spesimen darah.
Variabel
Dependent
Cara & Alat Ukur Data Primer dan Analisis Kuisoner
Variable Dependent
Definisi Variabel Independent dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan menentukan
Operasional skor terhadap tiap item pertanyaan, untuk jawaban Selalu Dilakukan (SL) diberi
Independent skor 4, Dilakukan (DL) skor 3, Kadang-kadang Dilakukan (KD) skor 2, Jarang
Dilakukan (JR) skor 1, dan Tidak Pernah Dilakukan (TP) diberi skor 0.
Langkah Penelitian Data primer dikumpulkan dari hasil wawancara dan pembagian kuisioner untuk
melihat tingkat pengetahuan terkait pengambilan dan pengelolaan spesimen
darah di laboratorium RSUD Wangaya Denpasar. Penelitian dilakukan terhadap
18 responden yang diberi kode A-R. Lalu diberikan Kuisoner pertanyaan dan
Analisis Kuisoner dilakukan dengan menentukan skor di setiap item pertanyaan.
Hasil Penelitian Temuan menunjukkan bahwa kategori dengan skor tertinggi, dalam rentang
“sangat baik”, adalah tahap pengambilan sampel (97,8%). Skor terendah yang
masih berada pada kategori “baik” adalah terkait pemberian identitas pasien
(82,5%). Secara keseluruhan petugas laboratorium RSUD Wangaya telah
mengikuti peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
2013 dan memperoleh penilaian sangat baik sebesar 91,48%. Artikel ini
menggaris bawahi pentingnya tahapan pra-analitis dalam proses laboratorium
dan menyoroti perlunya pengelolaan spesimen darah yang efektif untuk
memastikan hasil tes yang akurat dan dapat diandalkan.
Kekuatan 1. Hasil Penelitian di Laboratorium RSUD Wangaya Denpasar masuk dalam
Penelitian kategori sangat baik.
2. Penelitian ini menggunakan metode Quantitatif Observational dengan
rancangan penelitian Cross Sectional, sehingga lebih memudahkan peneliti
dan lebih sederhana sehingga menghemat biaya.
Kelemahan 1. Hasil Penelitian pada tahap Pemberian Identitas Spesimen masuk ke dalam
Penelitian kategori rendah, sehingga dapat berpotensi menimbulkan kesalahan
spesimen tertukar.
2. Hasil Penelitian pada tahap Penyimpanan Spesimen masuk ke dalam
kategori rendah ke dua, hal ini dapat berpotensi menimbulkan kerusakan
pada spesimen jika akan dilakukan pemeriksaan berulang dan sebagai arsip
spesimen di Laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai