dengan penyimpanan hingga t4 berkisar sebesar 4,94%. Hal ini berarti bahwa dengan
95,1 mg/dL sampai dengan 100,5 mg/dL. penyimpanan pool serum pada freezer selama
Kadar glukosa darah pada pool serum tersebut empat minggu menunjukkan kadar glukosa
tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan darah yang masih stabil. Uji statistik juga
hasil pada serum kontrol komersial berkisar memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan
92,69 mg/dL sampai dengan 96,19 mg/dL. yang signifikan antara pool serum dengan
Untuk memperoleh data yang berarti serum kontrol komersial yang diuji sehingga
secara statistik dan kesimpulan yang benar, penggunaan pool serum sebagai bahan kontrol
maka peneliti melanjutkan analisa data masih dapat direkomendasikan. Pemantapan
menggunakan uji Anova Repeated Measure mutu laboratorium terhadap pengukuran hasil
(pengukuran berulang). Dari perhitungan yang pemeriksaan glukosa darah dengan
dilakukan didapatkan nilai p-value sebesar menggunakan bahan kontrol penting dilakukan
0,212 yang berarti nilai tersebut jauh lebih karena pemeriksaan glukosa darah merupakan
besar dari 0,05. Hal ini dapat diartikan pula salah satu pemeriksaan rutin yang cukup
bahwa perbedaan nilai dari perlakuan yang banyak diminta dan dilakukan di laboratorium.
diberikan dalam penelitian ini tidak bermakna Pemeriksaan glukosa darah digunakan untuk
secara statistik atau dengan kata lain dapat membantu penegakan diagnosa penyakit
dinyatakan bahwa kadar glukosa darah dari diabetes mellitus (American Diabetes
keenam pool serum tidak menunjukkan Association, 2017).
perbedaan yang signifikan hingga minggu
4. KESIMPULAN
keempat pengukuran jika dibandingkan
1. Rata-rata kadar glukosa darah dari keenam
dengan hasil yang diperoleh dari serum
pool serum yang digunakan dalam penelitian
kontrol.
ini sebesar 96,81 ± 21,38 mg/dL (61,97 –
Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
123,42) mg/dL dan bahan kontrol komersial
pada pool serum dan serum kontrol komersial
sebesar 94,67 ± 1,39 mg/dL.
berdasarkan lamanya penyimpanan
2. Rata-rata persentase perubahan kadar
menunjukkan nilai koefisien variasi yang
glukosa darah per minggunya pada pool
bervariasi pada pool serum yaitu antara 1,50%
serum yaitu 5,78 ± 1,47 % dan bahan
– 5,88% sedangkan pada serum kontrol
kontrol komersial sebesar 1,78 ± 0,9 %.
komersial sebesar 1,47%. Dari nilai koefisien
3. Tidak ada perbedaan yang signifikan
variasi yang diperoleh, dapat diasumsikan
terhadap hasil kadar glukosa darah pada
bahwa serum kontrol komersial memiliki
pengukuran awal dengan pengukuran
ketelitian yang lebih baik dibandingkan pool
setelah penyimpanan pool serum dan bahan
serum, meskipun demikian ada tiga pool
kontrol komersial.
serum yang masih menunjukkan nilai CV <5%
4. Koefisien variasi (CV) pada bahan kontrol
yaitu pool serum #1 sebesar 3,12%, pool
komersial sebesar 1,47% dan rata-rata CV
serum #2 sebesar 1,50% dan pool serum #4
2
dari keenam pool serum yang digunakan Kee, J. L. 2007. Pedoman Pemeriksaan
Laboratorium dan Diagnostik. Edisi ke-
sebesar 4,34% (dibawah CV maksimum
6. EGC. Jakarta
5%). Kemenkes, RI. 2007. Standar Profesi Ahli
Teknologi Laboratorium Kesehatan.
Kemenkes RI. Jakarta. Nomor :
5. REFERENSI
370/Menkes/SK/III/2007. Diakses pada
American Diabetes Association. 2017.
tanggal 11 November 2017.
Classification and Diagnosis of
http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kep
Diabetes. Diabetes care Volume 40.
menkes/kmk3702007.pdf
Diakses pada tanggal 30 Januari 2018.
Kemenkes, RI. 2010. Pedoman Pemeriksaan
http://care.diabetesjournals.org/content/
Kimia Klinik. Kemenkes RI. Jakarta.
diacare/40/Supplement_1/S11.full.pdf
Nomor : 1792/MENKES/SK/XII/2010.
Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan
Diakses pada tanggal 09 Januari 2018.
Kesehatan & Akseptabilitasnya.
https://www.scribd.com/document/3583
Erlangga. Padang
34353/KMK-No-1792-ttg-Pedoman-
Pemeriksaan-Kimia-Klinik-pdf
Chairlan & Lestari, E. 2011. Pedoman Teknik
Kemenkes, RI. 2013. Cara Penyelenggaraan
Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan.
Laboratorium Klinik yang Baik.
Edisi ke-2. EGC. Jakarta
Kemenkes RI. Jakarta. Nomor 43 tahun
Depkes, RI. 2008. Pedoman Praktik
2013. Diakses pada tanggal 17
Laboratorium Kesehatan yang Benar.
Desember 2017. http://labcito.co.id/wp-
Departemen kesehatan. Jakarta. Diakses
content/uploads/2015/ref/ref/PMK_No_
pada tanggal Desember 2017.
43_ttg_Penyelenggaraan_Laboratorium
https://galihendradita.files.wordpress.co
_Klinik_Yang_Baik.pdf
m/2015/03/pedoman-praktik-
Kiswari, R. 2014. Hematologi dan Transfusi.
laboratorium-kesehatan-2008.pdf
Erlangga. Jakarta
Donosepoetro, M., Suhendra, B. & Nurwan.
Kurniawan, F. B. 2014. Kimia Klinik
1995. Pengantar Pemantapan Kualitas
Praktikum Analis Kesehatan. EGC.
Laboratorium Klinik. Boehringer
Jakarta
Mannheim. Jakarta
M. A. U. Khan & F.A Khan. 2004. Low Cost
Gandasoebrata, R. 2008. Penuntun
Quality Control Human Serum: Method
Laboratorium Klinik. Dian Rakyat.
of preparation, validation of values and
Jakarta
its comparison with the Commercial
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi
Control Serum. Journal Pakistan
Kedokteran. Edisi ke-22. EGC. Jakarta
Medical Association 54:375. Diakses
Hadi, A. 2000. Sistem Manajemen Mutu
pada tanggal 27 Juni 2018.
Laboratorium. PT Gramedia Pustaka
http://www.jpma.org.pk/full_article_tex
Utama. Jakarta
t.php?article_id=447
Handayati, A., Christyaningsih, J. & Rini, T.
2014. Mutu dalam Freezer untuk
Pemantapan Internal Uji Stabilitas Mahardika, F. T., Handayati, A. & Wahyuni,
Pooled Sera yang Disimpan di S. 2014. Pengaruh Lama dan Suhu
Laboratorium Klinik. Jurnal Analis Penyimpanan Pooled Sera terhadap
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Stabilitas Kadar Glukosa dan Asam
Surabaya Volume XII No 1. Diakses Urat. Jurnal Analis Kesehatan Poltekkes
pada tanggal 27 Juni 2018. Kemenkes Surabaya. Diakses pada
http://digilib.poltekkesdepkes- tanggal 27 Juni 2018.
sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY- https://www.scribd.com/document/3679
Journal-2275- 91766/PENGARUH-LAMA-DAN-
UjiStabilitasPooledSeraYangDisimpan SUHU-PENYIMPANAN-POOLED-
DalamFreezerUntukPemantapanMutuIn SERA-TERHADAP-STABILITAS-
ternalDiLaboratoriumKlinik.pdf KADAR-GLUKOSA-DAN-ASAM-
Harti, A. S. 2014. Biokimia Kesehatan. Nuha URAT
Medika. Yogyakarta
3