Fungsi Utama :
1. Mengangkut Hemoglobin (mengangkut O2 dari paru paru ke Jaringan)
2. Mengandung banyak Karbonikanhidrase (sehingga meningkatkan
kecepatan reaksi bolak balik antara CO2 dan air)
Cepatnya reaksi ini membuat air dalamdarah dapat bereaksi dengan
banyak CO2 dan mengangkutnya dari jarungan ke paru paru dalam bentuk
Ion karbohidrat (HCO3)
3. Hemoglobin dalam eritrocit merupakan dapar Asam-basa
Morfologi
Bentuk : Lempeng bikonkaf
Diameter 7,8 µm, ketebalan bagian yang paling tebal 2,5 µm dan bagian tengah
1µm
Volume rata rata 90 - 95 µm3
Konsentrasi Eritrosit dalam darah
♂ : 5.200.000 ± 300.000 | mm-3
♀ : 4.700.000 ± 300.000 | mm-3
Eritrosit mampu mengkonsentrasikan Hb dalam cairan sel sekitar 34 gr| dalam sel.
Hematokrit (Persentase Eritrosit dalam darah) n = 40 -45 %
Maka Hb pada laki-laki = ± 16 gr|dl
1/9/2018
Hb Pada wanita = ± 14 gr|dl
1 gr Hb berikatan dengan 1,39 ml O2 maka untuk 16 gr|dl Hb ~ 22 ml O2 yang dapat
dibawa dalam btk gabungan dengan Hemoglobin tiap dl darah pada ♂ Untuk 14 gr|dl
Hb ~ 19 ml O2
Produksi Sel Darah Merah
– Mingo pertama embrio, sel darah merah primitive berinti diproduksi dalam
Yolk soe
– Trimester II gestasi : diproduksi di hati, limpa dan Limfonodus
– Trimester II dst : diproduksi di sumsum tulang
Neonatal s/d 5 th : diproduksi disemua sumsum tulang
> 5 th s/d 20 th : diproduksi di sumsum tulang panjang, tulang membranosa a.l :
Vertebrae, sternum, costae dll
>20 th : diproduksi sumsum tulang membranosa saja
1/9/2018
Sel Induk Multipotensial di Sumsum tulang
Diferensiasi
Sel Induk Unipotensial seri Eritrosit
Diferensiasi (dirangsang oleh Eritropoetin )
Sel Proeritroblast
Sel ini membentuk DNA yang diperlukan untuk 3-4 x mitosis
bila selama pemeatngan tidak ada gangguan maka tiap-tiap
sel proeritroblast akan menghasilkan 16 Eritrocit
Basofil Eritroblast
Polikromatofil Eritroblast
Ortokromatik Eritroblast
Retikulosit
Eritrosit
1/9/2018
Fungsi Mekanisme Eritropoetin
Selama terjadi diferensiasi dari sel proeritroblast 72 jam Eritrosit muda 24 jam eritrosit
dewasa. Terjadi perubahan perubahan morfologi :
(Besi) Fe + Protoporfirin IX
Globin + HEME
Rantai Hemoglobin ( 4 rantai :α,β,ε,ρ)
Karena setiap rantai punya 4 atom besi yang masing masing bisa berikatan
dengan 1 molekul O2 sehingga terdapat 4 molekul O2 ( 8 Atom Oksigen ).
Hemoglobin A (dewasa) t.a 2 rantai α dan 2 rantai β. Sifat rantai hemoglobin
(Ikatan heme + globin) menentukan afinitas ikatan dengan O2. gangguan dalam
produksi globin akan tebentuk eritrosit yang disebut : target Sel.
1/9/2018
Metabolisme Besi (Fe)
Absorbsi Fe di GI Tract
Hati mengekresi Apotransferin (β globulin) ke empedu, mengalir ke duodenum,
di yeyenum Apotransferin + Besi bebas (Fe) atau mioglobin, hemoglobin dari
makanan
Transferin
Akan berkaitan dengan reseptor membran sel epitel usus dengan cara
pinositosis diabsobsi dan dilepas diplasma dalam bentuk transferin plasma
1/9/2018
Bilirubin (diekresi)
Heme + Globin
Hemoglobin
Bila besi dalam plasma darah rendah besi mudah dilepaskan dari feritin atau
hemosiderin diangkut plasma dalam bentuk transferin masuk kedalam eritoblast
ke mitokondria
1/9/2018
Penguraian Sel Darah Merah
Walaupun eritrocit matur tidak punya inti, mitokondria dan retikulum endoplasma, tapi
punya enzim enzim sitoplasma untuk metabolisme glukosa, adenosin trifosfat (ATP) dan
Nikotinamid adenin dinukleotida fosfat(NADPH) yang punya fungsi :
Sistem metabolik Eritrosit ini makin lama makin kurang aktif sehingga sel manjadi
rapuh begitu sel darah merah rapuh masuk/melewati tempat yang sempit dalam
sirkulasi maka mudah pecah
1/9/2018
ANEMIA
Anemia berdasar penyabab Fisiologinya :
1. Anemia Aplastik
Aplasi sum sum tulang : tidak berfungsinya sumsum tulang o.k. Radiasi sinar Ә
bahan bahan kimia, obat obatan dll.
1/9/2018
1. Anemia Megaloblastik pada Anemia Pernisiosa
Terjadi o.k. defisiemsi Vit B12 dan Asam Folat atau faktor Intrinsik pada gaster akibat
penyakit / gangguan pada GI tract, misal atrofi mukosa lambung, gastrektomi, Sprue
disease. Hal ini terjadi o.k. Eritroblast tidak bisa berproliferasi dengan cepat
sehinggga sel tumbuh terlalu besar, berbentuk aneh dengan membran sel yang
rapuh
1. Anemia Hemolitik
Sel darah merah terdiri atas bermacam macam sel yang abnormal, bersifat rapuh
sehingga mudah robek sewaktu melewati kapiler terutama pada lien.
Ex :
• Sferositosis herediter : Eritrosit sangat kecil, berbentuk sferis
• Sickle cell anemia (anemia sel sabit)
Eritrosit mengandung Hb S o/k rantai β yang ab(n) sehingga bila Hb ini terpapar O2
kadar rendah akan mengendap menjadi kristal kristal panjang didalam sel darah
merah.
• Eritroblastosis Fetalis
Eritrosist Rh+ pada janin diserang oleh antibodi darah ibu dengan Rh-. Antibodi ini
menyebabkan selsel menjadi rapuh dan robek sehingga anak lahir dengan anemia.
1/9/2018
Pengaruh Anemia Terhadap
1. Pada anemia berat
Sirkulasitahanan terhadap aliran darah
Viskositas darah
dalam pembuluh perifer jumlah darah mengalir melalui jaringan masuk
kejantung.
2. Hipoksia yang terjadi o/k transport O2 ke jaringan oleh darah pembuluh darah
perifer berdilatasi jumlah darah yang kembali ke jnatung akibat 1 & 2
Beban jantung
Pada saat kebutuhan O2 jaringan meningkat misal beraktifitas, terjadi hipoksia
jaringan menyebabkan beban kerja jantung semakin meningkat maka dapat terjadi
gagal jantung akut.
1/9/2018
Policitemia
1. Poliecitemia Sekunder
Terjadi kapanpun bila jaringan mengalami hipoksia akibat terlalu sedikitnya O2
dalam atmosfer.
Misalnya -Pada ketinggian 14.000 s/d 17.000 kaki.
-Gagalnya pengiriman O2 kejaringan pada gagal jantung.
Pada kondisi ini jumlah Eritrosit naik hingga 6 -7 juta|mm3.
1. Policitemia Vera (Eritremia)
Disebabkan ada penyimpangan gen pada sel hemositoblastik. Sel blast tidak
berhenti menghasilkan sel darah merah merah walau telah terdapat banyak sel.
Jumlah Eritrosit naik hingga 7 – 8 juta |mm3. Ht = 60%
1/9/2018
LEUKOSIT
Dibentuk disum sum tulang : Granulosit, monosit & Limfosit.
Dibentuk di jaringan Limfe : Limfosit & sel sel Plasma
1/9/2018
• Granulosit & monosit melindungi tubuh terhadap Organisme
penyerbu dengan cara mencernanya melalui Fagositosis.
• Limfosit & Sel Plasma Berhubungan dengan Sistem Imun
1/9/2018
Masa edar monosit 10 – 20 jam dalam sirkulasi & melalui
membran kapiler masuk kedalam jaringan & ukuran selnya
membesar manjadi makrofog jaringan setelah berada dalam
bentuk ini maka sel tersebut dapat hidup berbulan atau tahun
sampai dimusnahkan karena melakukan fungsi fagositik.
Limfosit & sel Plasma t.u diproduksi dalam organ Limfoid antara
lain : Klnj Limfe, Limpa, Tonsil, Sum-sum tulang & Plequs
Peyeri epitel dinding usus, dan sedikit limfosit yang secara
temporer diangkut dalam aliran darah.
1/9/2018
Sifat Pertahanan Neutrofil & makrofog
Fungsi neutrofil & makrofog t.u untuk menghacurkan bakteri, Virus, & bahan
bahan merugikan yang menyerbu masuk kedalam tubuh.
Leukosit memasuki ruang jaringan dengan cara diapedesis.
Waktu melalui pori-pori kapiler neutrofil & monosit dapat terperas dengan cara
diapedesis, walau ukuran Pori-pori tersebut lebih kecil dari pada leukosit
tetapi sel tsb dapat melewatinya.Dimulai dari sebagian kecil dari leukosit
meluncur melewati pori-pori pembuluh darah & bagian kecil tsb berkonstriksi
sesuai ukuran pori sehingga seluruh bagian leukosit dapat melawati pori-pori
tersebut.
1/9/2018
FAGOSITOSIS
Fungsi terpenting dari neutrofil & makrofog adalah Fagositosis yang berarti
pencernaan seluler terhadap bahan yang menggangu. Terjadi atau tidak
fagositosis bergantung pada :
1/9/2018
Netrofil & makrofog mempunyai lisoson yang berisi enzim
proteolitik yang dipakai mencerna bakteri & protein asing.
Lisosom makrofog mangandung lipase yang mencerna membran
lipid tebal pada bakteri tersebut. Selain mencerna bakteri dalam
fagosom, netrofil & makrofog juga mengandung bahan
bakterisidal yang membunuh sebagian besar bakteri. Bahan
pembunuh tersebut adalah hasil bahan pengoksidasi kuat yang
dibentuk oleh enzim membran fagosom atau organel khusus
(peroksisom)
Bahan-bahan Pengoksidasi tersebut adalah :
Superoksoda (O2-)
Hidrogen Peroksida (H2O2)
Ion ion hidroksil (OH -)
1/9/2018
Contoh ez.Lisosom yaitu : Mieloperoksidase yang mengkatalisis
reaksi antara H2O2 dan Ion ion Clorida membentuk hipoklorit yang
bersifat bakterisidal.
Tetapi beberapa bakteri, ex : Basilus tuberkel mempunyai
pelindung yang resisten terhadap pencernaan oleh lisosom juga
mengekresikan substansi yang tahan terhadap efek pembunuhan
dari netrafil & makrofog.
Ini terutama bakteri bakteri yang menyebabkan infeksi kronis.
1/9/2018
Sistem Makrofog Monosit
Adalah :
Kombinasi Monosit, makrofog mobile, makrofog terfiksasi
dijaringan & beberapa sel endotel dalam sumsum tulang, limpa
& nodus limfe
1/9/2018
Makrofog dalam limpa & Sumsum tulang
1/9/2018
Peradangan serta fungsi netrofil & makrofog
Bakteri, trauma, bahan kimia & panas menyebabkan luka pada
jaringan yang akan melepaskan substansi yang menyebabkan
perubahan sekunder dalam jaringan.
Tanda tanda peradangan :
1. Vasodilatasi Pembuluh darah lokal
2. Peningkatan permeabilitas kapiler
3. Pembekuan cairan dalam ruang interstitial oleh karena
fibrinogen & protein lain yang bocor dari kapiler.
4. Migrasi granulasi & monosit kedalam jaringan
5. Pembengkakann sel jaringan
1/9/2018
Ini terjadi sebagai reaksi dari produk jaringan yang
dilepaskan yaitu :
1/9/2018
• Penyerbuan netrofil ketempat yang meradang merupakan
garis pertahanan kedua.
Netrofil dari darah menginvasi area yang meradang disebakan
produk jaringan yang meradang yang menimbulkan reaksi
1. Mengubah permukaan dalam endotel kapiler menyebabkan netrofil
melekat pada dinding kapiler dalam area yang meradang
(Marginasi)
2. Menyebabkan sel-sel endotel pada kapiler dan venula kecil
memisah secara mudah dan terbuka sehingga netrofil mudah
melewati (dengan cara diapedesis) kedalam ruang jaringan.
3. Kemotaksis netrofil menuju jaringan yang terluka
Hal ini disebabkan oleh perangsangan sel sel progenitor granulosit dan
monosit pada sumsum tulang yang memerlukan waktu 3 – 4 hari dan jika
terus mendapat perangsangan dapat memproduksi sel-sel ini selama
berbulan sampai bertahun dengan kecepatan produksi 20 - 50 x diatas
1/9/2018
normal
Pengaturan Umpan Balik Respon Makrofog dan
Netrofil
1. Dalam Jumlah besar oleh Makrofog dan sel T yang teraktifasi dalam jaringan yang
meradang
2. Dalam jumlah kecil oleh sel sel jaringan yang meradang.
Pembentukan Nanah
Bila netrofil dan makrofag menelan bakteri dan jaringan Nekrotik maka Netrofil dan makrofog
akan mati sehingga setelah beberapa hari pada jaringan yang meradang akan terdapat rongga
yang mengandung berbagai jaringan nekrotik, Netrofil mati, makrofog mati dan cairan jaringan
(nanah). Setelah proses infeksi dapat ditekan maka nanah ini akan di autolisis dan diabsorbsi
kedalam jaringan sekitar
Eusinofil
Sering diproduksi dalam jumlah besar pada infeksi parasit, kemudian eusonofil ini bermigrasi
kejaringan yang menderita infeksi parasit dan melekatkan diri pada parasit serta melepaskan
bahan bahan yang dapat membunuh banyak parasit dengan cara :
1. Eusonofil melepaskan E2 hidrolitik dari granulanya yang dimodfikasi lisosom
2. Eusonofil melepaskan bentuk oksigen yang reaktif dan mematikan
3. Eusonofil meleapskan polipeptida yang larvasidal yang disebut protein dasar utama darai
granulanya
Contoh : Parasit Skistosomiasis, Parasit Trichinella (Trikinosis)
1/9/2018
Eusonofil juga berkumpul dalam jaringan yang mengalami reaksi alergi, misal : Pada
Peribronchial paru penderita asma pada jaringan kulit.
Hal ini terjadi karena banyak sel most dan Basonofil yang berperan pada reaksi alergi
melepaskan kemotoksis eusonofil factor sehingga eusonofil bermigrasi kearah jaringan alergis
yang meradang
Basofil
Peranan Sel Mast dan Basofil dengan cara melepaskan :
1. Heparin, dalam darah dapat mencegah pembekuan darah, dan mempercepat perpindahan
partikel lemak daroi darah setelah makan.
2. Histamin dan sedikit bradikinin serotin
Sel Most dan basofil berperan pada reaksi alergi sebsb I9 E (Antibody yang menyebabkan
IX alergi) cenderung untuk melekat pada sel most dan basofil sehingga terjadi
perlengketan Ag + Ab, sel most dan basofilnya ruptur dan melepas banyak sekali
histamin, bradinikin, heparin dan substansi anafilatoksin yang bereaksi lambat, serta E2
Lisosomal yang menyebabkan reaksi jaringan dan pembuluh darah setempat
1/9/2018
Resistensi Tubuh Terhadap
Infeksi Imunitas dan Alergi
Imunitas adalah Kemampuan tubuh untuk melawan semua jenis mikroorganisme atau toksin yang
cenderung merusak jaringan dan organ tubuh
Makrofag
Dapat hidup lama, terdapat beberapa granul dan melepas berbagai bahan antara lain,
lisozim, komplemen, interferon
• Sitokin yang berperan pada imunitas no specifik
• Specifik
1/9/2018
I. Imuitas Adapted : Imunitas Specifik
adalah yang dihasilkan oleh sistem imun khusus yang membentuk antibodi dan
mengaktifkan limfosit yang mampu menyerang dan menghancurkan organisme specifik atau
toksin.
Antigen : Mikroorganisme atau toksin yang mengandung satu atau lebih senyawa kimia
specifik (protein atau Polisacarida dengan BM > 8000)
Hapten : Bahan bahan BM < 8000 yang berikatan dengan suatu zat yang bersifat antigenik
(misal: protein) yang selanjutnya ikatan tersebut menimbulkan respon imun.
Limfosit T
Betanggung jawab dalam pembentukan limfosit teraktifasi yang membentuk imunitas
diperantarai sel. Berasal dari sistem hemopoetik pluripoten disum-sum tulang bermigrasi
kekelenjar Timus (Limfosit T) membelah cepat dan bereaksi melawan antigen Specifik
artinya : 1 Limfosit dikelenjar Timus membentuk reaktifitas yang specifik melawan 1
Antigen (Ag).
Limfosit berikutnya membentuk specfitas melawan anigen lain dan berlangsung terus
sampai terdapat bermacam macam limfosit timus dengan reaktifita specifik terhadap Ag
yang berbeda beda, kemudian berbagi tipe limfosit T yang telah diproses meninggalkan
timus menyebar kejaringan limfoid diseluruh tubuh.
1/9/2018
Limfosit T yang dilepas Tmus tidak akan bereaksi terhadap protein atau Ag lain yang
terdapat dijaringan tubuh sendiri. Sebagian besar Limfosit T diproses dulu didalm timus
beberapa waktu sebelum bayi lahir atau beberapa bulan setelah lahir
1/9/2018
LIMFOSIT B
1/9/2018
Begitu limfosit specifik diaktifkan oleh antigen (Ag)nya
maka ia akan berkembang dengan baik membentuk
banyak sekali limfosit turunan
1/9/2018
MEKANISME MENGAKTIFKAN KLON LIMFOSIT
1. Ig G
Merupakan antibodi bivalen ± 75% dari seluruh Ab
1. Ig M
Merupakan antibodi yg terbentuk sewaktu terjadi
respon primer
1. Ig E
Merupakan antibodi dalam jumlah kecil, khusus
berperan pada reaksi alergi
1. Ig D
2. Ig A
1/9/2018
SEL ANTIBODI
1/9/2018
ANTIBODI JUGA DAPAT MENGINAKTIFKAN AGEN
PENGINVASI DENGAN JALAN
1/9/2018
a. Lisis
Kompleks litik (Komplemen C5b789)
Kompleks ini berpengaruh langsung merobek membran sel bakteri atau
organisme penyerbu lain.
a. Aglutinasi
Produk komplemen mengubah permukaan organisme penyebu, sehingga
saling melekat satu sama lain, jadi meningkatkan preose aglutinitas.
a. Netralisasi Virus-virus
Enzim Komplemen dan produk komplemen lain dapat menyrang struktur
beberapa virus merubahnya menjadi non virulen
a. Kemotaksis
fragmen C5a menyebakan kemotaksis dari Neutrofil dan Makrofag
menyebabkan sebagian besar sel fagosit bermigrasi kedalam regiolokal
Antigen Antigenik
1/9/2018
a. Pengaktifan Sel Most dan Basofil
Komponen C3a, C4a, C5a mengaktifkan sel most dan basofil sehingga sel-sel
tersebut melepaskan histamin, heparin dan substansi lain ke cairan setempat
yang mengakibatkan
~ Aliran Darah Setempat
~ Permeabilita Vaskuler : cairan dan protein plasma ke jaringan
~ Rx jaringan stempat И Peradangan dan Alergi
Menginaktifkan atau imobilisasi agen antigenik
a. Efek Inflasi
2 Jalur Alternatif
Pengaktifan sistem komplemen tanpa diawali oleh reaksi Ag-Ab pada respon
terhadap molekul moleku polisacharida besar dalam membran sel mikroorganisme
yang akan bereaksi dengan faktor komplemen B & D yang menghasilkan bahan
pengaktif yang mengaktifkan faktor C3 untuk memulai rangkaian komplemen
selanjutnya yang akan mengakibatkan hal yang sama. Karena tidak diawali Rx Ag-
Ab maka ini adalah jalur Peryahan pertama terhadap mikroorganisme.
1/9/2018