Anda di halaman 1dari 54

Sel Darah Merah

Fungsi Utama :
1. Mengangkut Hemoglobin (mengangkut O2 dari paru paru ke Jaringan)
2. Mengandung banyak Karbonikanhidrase (sehingga meningkatkan
kecepatan reaksi bolak balik antara CO2 dan air)
Cepatnya reaksi ini membuat air dalamdarah dapat bereaksi dengan
banyak CO2 dan mengangkutnya dari jarungan ke paru paru dalam bentuk
Ion karbohidrat (HCO3)
3. Hemoglobin dalam eritrocit merupakan dapar Asam-basa

Morfologi
Bentuk : Lempeng bikonkaf
Diameter 7,8 µm, ketebalan bagian yang paling tebal 2,5 µm dan bagian tengah
1µm
Volume rata rata 90 - 95 µm3
Konsentrasi Eritrosit dalam darah
♂ : 5.200.000 ± 300.000 | mm-3
♀ : 4.700.000 ± 300.000 | mm-3
Eritrosit mampu mengkonsentrasikan Hb dalam cairan sel sekitar 34 gr| dalam sel.
Hematokrit (Persentase Eritrosit dalam darah) n = 40 -45 %
Maka Hb pada laki-laki = ± 16 gr|dl
1/9/2018
Hb Pada wanita = ± 14 gr|dl
1 gr Hb berikatan dengan 1,39 ml O2 maka untuk 16 gr|dl Hb ~ 22 ml O2 yang dapat
dibawa dalam btk gabungan dengan Hemoglobin tiap dl darah pada ♂ Untuk 14 gr|dl
Hb ~ 19 ml O2
Produksi Sel Darah Merah
– Mingo pertama embrio, sel darah merah primitive berinti diproduksi dalam
Yolk soe
– Trimester II gestasi : diproduksi di hati, limpa dan Limfonodus
– Trimester II dst : diproduksi di sumsum tulang
Neonatal s/d 5 th : diproduksi disemua sumsum tulang
> 5 th s/d 20 th : diproduksi di sumsum tulang panjang, tulang membranosa a.l :
Vertebrae, sternum, costae dll
>20 th : diproduksi sumsum tulang membranosa saja

Pembentukan sel darah merah


Oksigenisasi jaringan adalah pengatur dasar dari produksi Eritrosit. Setiap keadaan
yang menyebabkan ↓ transportasi O2 ke jaringan →↑ kecepatan produksi Eritrosit.
Ex : Anemia
Daerah daerah yang tinggi, olk jumlah O2 diudara sangat rendah

Kecepatan produksi sel darah merah bergantung pada kemampuan fungsional


sel untuk mengangkut O2 kejaringan
1/9/2018
Eritropoetin

Fungsi : merangsang produksi sel darah merah.


Pembentukan Erotropoetin adalah sebagai respon terhadap hipoksia .
Eritropoetin merupakan glikoprotein dengan Bµ : 34.000
Tempat pembentukannya 90 % di ginjal, 10 % di hati.

Rangsangan Produksi Eritropoetin :

1. Kekurangan Suplai O2 pada sel sel tubular ginjal.


2. Rangsangan Epinefrin, norepinefin dan prostaglandin
Pengaruh utama Eritripoetin adalah:
Merangsang produksi proeritroblast dari sel sel stem Hemopoetik
sum sum tulang

1/9/2018
Sel Induk Multipotensial di Sumsum tulang
Diferensiasi
Sel Induk Unipotensial seri Eritrosit
Diferensiasi (dirangsang oleh Eritropoetin )
Sel Proeritroblast
Sel ini membentuk DNA yang diperlukan untuk 3-4 x mitosis
bila selama pemeatngan tidak ada gangguan maka tiap-tiap
sel proeritroblast akan menghasilkan 16 Eritrocit

Basofil Eritroblast

Polikromatofil Eritroblast

Ortokromatik Eritroblast

Retikulosit

Eritrosit
1/9/2018
Fungsi Mekanisme Eritropoetin

Sel sel Sistem Hemopoetik


Ginjal Eritropoetin
Proeritroblast 1. Volume darah rendah
Eritrosit 2. Anemia

Oksigenisasi 3. Hemoglobin rendah


jaringan 4. Aliran darah jelek
Menurun o/k :
5. Penyakit Paru paru

Selama terjadi diferensiasi dari sel proeritroblast 72 jam Eritrosit muda 24 jam eritrosit
dewasa. Terjadi perubahan perubahan morfologi :

1. Ukuran sel makin kecil akibat mengecilnya inti sel


2. Inti sel makin padat dan akhirnya dikeluarkan pada tk eritroblast Ortpkromatik.
3. Dalam sitoplasma dibtk Hb yg diikuti dengan hilangnya RNA dalam sitoplasma sel

Selama diferensiasi 10 % sel gagal berkembang dan mengalami fagositosis oleh


makrofag
1/9/2018
Vitamin B12 dan Asam Folat
Vitamin B12 dan Asam Folat berpeperan pada pembentukan DNA yaitu pada
pembentukan Timidin Trifosfat.
Defisiensi Vit B12 & Asam Folat Penurunan Sintesis DNA

Kegagalan Pematangan dan Pembelahan inti

Terbentuk Eritroblast yang gagal berproliferasi dan berukuran besar


(makrositer) dan dengan membran yang tipis. Bila sel tersebut masuk
pembuluh darah maka sec normal mampu mengangkut O2 tetapi rapuh
sehingga masa hidupnya pendek.

Contoh Pada Anemia Pernisiosa


Akibat Defisiensi Vit B12 (Kegagaln Pematangan). Dasar kelainan tersebut
adalah Atrofi mukosa lambung sehingga terjadi defisiensi cairan lambung. Sel
parietal pada gaster mengekresi glikoprotein (faktor Intrinsik) yang bergabung
dengan B12 dari makanan sehingga Vut B12 dapat diabsirsi oleh usus dan
dalam keadaan terikat ini Vit. B12 terlindung dari pencernaan oleh enzim Gastro
Intestinal. Vit B12 ini disimpan dihati dan dilepas secara lambat bila dibutuhkan
oleh sumsum tulang dan jaringan tubuh lain ± 3000 µgr sedang yang dibutuhkan
untuk pematangan sel darah merah normal adalah 1 – 3 µgr
1/9/2018
Asam Folat (As. Pteroilglutamat) normal ditemukan pada hati, sayuran hijau dan buah
buahan,tetapi mudah hancur selama pemasakan gangguan absori asam folat dan Vit
B12 contohnya pada gangguan GIT yaitu SPRUE DISEASE

SINTESIS Hemoglobin (Hb)

Suksinil ko A (dibentuk pada siklus krebs) + glisin

Molekul pirol 4 Molekul pirol bergabung

(Besi) Fe + Protoporfirin IX

Globin + HEME
Rantai Hemoglobin ( 4 rantai :α,β,ε,ρ)

Karena setiap rantai punya 4 atom besi yang masing masing bisa berikatan
dengan 1 molekul O2 sehingga terdapat 4 molekul O2 ( 8 Atom Oksigen ).
Hemoglobin A (dewasa) t.a 2 rantai α dan 2 rantai β. Sifat rantai hemoglobin
(Ikatan heme + globin) menentukan afinitas ikatan dengan O2. gangguan dalam
produksi globin akan tebentuk eritrosit yang disebut : target Sel.
1/9/2018
Metabolisme Besi (Fe)

Absorbsi Fe di GI Tract
Hati mengekresi Apotransferin (β globulin) ke empedu, mengalir ke duodenum,
di yeyenum Apotransferin + Besi bebas (Fe) atau mioglobin, hemoglobin dari
makanan

Transferin

Akan berkaitan dengan reseptor membran sel epitel usus dengan cara
pinositosis diabsobsi dan dilepas diplasma dalam bentuk transferin plasma

1/9/2018
Bilirubin (diekresi)

Hemoglobin dicerna oleh Jaringan


makrofog monosit
Sel darah merah akan Feritin (besi cadangan)
dihancurkan

Fe (Besi bebas) Fe + protein (apoferitin)


Makrofog Hemosiderin
Heme
Besi bebas (Fe) Enzim

Eritrosit Transferin Plasma


Masuk ke dalam eritroblast Darah
(endositosis) ke mitokondria
(Fe + Protoporfirin) Diabsorbsi dan usus halus

Heme + Globin
Hemoglobin

1/9/2018 Kehilangan darah


Jumlah total besi dalam tubuh : 4 – 5 gr 4 % : Mioglobin
1 % : Senyawa heme
0,1 % : Transferin plasma
15 – 30 % : Feritin didalam RES
dan Hati

Bila besi dalam plasma darah rendah besi mudah dilepaskan dari feritin atau
hemosiderin diangkut plasma dalam bentuk transferin masuk kedalam eritoblast
ke mitokondria

Gangguan pemasukan Fe ke Eritroblast mengakibatkan pembentukan Eritrosit dengan


sitoplasma yang sedikit (mikrositer) dan kadar Hemoglobin rendah (Hypokrom)

1/9/2018
Penguraian Sel Darah Merah

(n) Eritrocit bersikulasi 120 hari

Walaupun eritrocit matur tidak punya inti, mitokondria dan retikulum endoplasma, tapi
punya enzim enzim sitoplasma untuk metabolisme glukosa, adenosin trifosfat (ATP) dan
Nikotinamid adenin dinukleotida fosfat(NADPH) yang punya fungsi :

1. Mempertahankan kelenturan membran sel


2. Mempertahankan pengangkutan ion-ion melalui membran
3. Mempertahankan besi hemoglobin sel agar tetap dalam bentuk fero
4. Mencegah Oksidasi protein dalam sel darah merah

Sistem metabolik Eritrosit ini makin lama makin kurang aktif sehingga sel manjadi
rapuh begitu sel darah merah rapuh masuk/melewati tempat yang sempit dalam
sirkulasi maka mudah pecah

Ex : Ruangan antara struktur trabekula pulpa merah lienalis, lebarnya 3 µm


dibagikan lebar sel darah merah 8 µm

1/9/2018
ANEMIA
Anemia berdasar penyabab Fisiologinya :

1. Anemia akibat kehilangan darah


Pada Perdarahan Cepat
• Cairan plasma diganti dalam waktu 1 – 3 hr (n)
• Konsentrasi sel darah merah (n) 3 – 4 minggu
Pada perdarahan kronis
Kemampuan absorbsi Fe dari usus halus tidak bisa mengimbangi perdarahan yang
terjadi terbentuk sel darah merah yang mengandung sedikit Hemoglobin (Anemia
Mikrositik Hipokromik)

1. Anemia Aplastik

Aplasi sum sum tulang : tidak berfungsinya sumsum tulang o.k. Radiasi sinar Ә
bahan bahan kimia, obat obatan dll.

1/9/2018
1. Anemia Megaloblastik pada Anemia Pernisiosa
Terjadi o.k. defisiemsi Vit B12 dan Asam Folat atau faktor Intrinsik pada gaster akibat
penyakit / gangguan pada GI tract, misal atrofi mukosa lambung, gastrektomi, Sprue
disease. Hal ini terjadi o.k. Eritroblast tidak bisa berproliferasi dengan cepat
sehinggga sel tumbuh terlalu besar, berbentuk aneh dengan membran sel yang
rapuh

1. Anemia Hemolitik
Sel darah merah terdiri atas bermacam macam sel yang abnormal, bersifat rapuh
sehingga mudah robek sewaktu melewati kapiler terutama pada lien.
Ex :
• Sferositosis herediter : Eritrosit sangat kecil, berbentuk sferis
• Sickle cell anemia (anemia sel sabit)
Eritrosit mengandung Hb S o/k rantai β yang ab(n) sehingga bila Hb ini terpapar O2
kadar rendah akan mengendap menjadi kristal kristal panjang didalam sel darah
merah.
• Eritroblastosis Fetalis
Eritrosist Rh+ pada janin diserang oleh antibodi darah ibu dengan Rh-. Antibodi ini
menyebabkan selsel menjadi rapuh dan robek sehingga anak lahir dengan anemia.
1/9/2018
Pengaruh Anemia Terhadap
1. Pada anemia berat
Sirkulasitahanan terhadap aliran darah
Viskositas darah
dalam pembuluh perifer jumlah darah mengalir melalui jaringan masuk
kejantung.
2. Hipoksia yang terjadi o/k transport O2 ke jaringan oleh darah pembuluh darah
perifer berdilatasi jumlah darah yang kembali ke jnatung akibat 1 & 2
Beban jantung
Pada saat kebutuhan O2 jaringan meningkat misal beraktifitas, terjadi hipoksia
jaringan menyebabkan beban kerja jantung semakin meningkat maka dapat terjadi
gagal jantung akut.

1/9/2018
Policitemia
1. Poliecitemia Sekunder
Terjadi kapanpun bila jaringan mengalami hipoksia akibat terlalu sedikitnya O2
dalam atmosfer.
Misalnya -Pada ketinggian 14.000 s/d 17.000 kaki.
-Gagalnya pengiriman O2 kejaringan pada gagal jantung.
Pada kondisi ini jumlah Eritrosit naik hingga 6 -7 juta|mm3.
1. Policitemia Vera (Eritremia)
Disebabkan ada penyimpangan gen pada sel hemositoblastik. Sel blast tidak
berhenti menghasilkan sel darah merah merah walau telah terdapat banyak sel.
Jumlah Eritrosit naik hingga 7 – 8 juta |mm3. Ht = 60%

Pengaruh Policitemia pada sirkulasi

1. Pada Policitemia Volume darah Venous Return 1&2 menyebabkan


curah jantung tidak berbeda dari (n)
2. Pada Policitemia
1/9/2018
Viskositas darah aliran darah di pembuluh darah
melambat kecepatan aliran balik vena
Resistensi Tubuh Terhadap
Infeksi
Sistem Khusus untuk memberantas bahan Infeksius & toksik
terdiri atas :
1. Leukosit darah
2. Sel sel jaringan yang berasal dari leukosit.
Sel sel ini bekerja sama melalui 2 cara mencegah penyakit
yakni :
1. Merusak bahan bahan yang menyerbu (masuk ke tubuh)
melalui proses Fagositosis.
2. Membentuk Antibody & Limfosit yang peka, salah satu atau
keduanya dapat menghancurkan atau membuat penyerbu
manjadi tidak aktif.

1/9/2018
LEUKOSIT
Dibentuk disum sum tulang : Granulosit, monosit & Limfosit.
Dibentuk di jaringan Limfe : Limfosit & sel sel Plasma

Sifat – sifat umum Leukosit


Leukosit berjumlah 7000 sel / µlt darah terdiri atas :
 Neutrofil PMN 62 %
 Eusinofil PMN 2,3 %
 Basofil PMN 0,4 %
 Monosit 5,3 %
 Limfosit 30 %

1/9/2018
• Granulosit & monosit melindungi tubuh terhadap Organisme
penyerbu dengan cara mencernanya melalui Fagositosis.
• Limfosit & Sel Plasma Berhubungan dengan Sistem Imun

Granulosit & monosit hanya ditemukan di sum-sum tulang


disimpan sampai mereka diperlukan di sistem sirkulasi.
Bila kebutuhan meningkat, berbagai faktor dapat merangsang
pelepasan granulosit sampai 3x lipat dari jumlah yang disimpan
dalam sum-sum tulang (persediaan untuk 6 hari)
Masa hidup granulosit sesudah dilepaskan dari sum-sum tulang
normalnya 4 – 8 jam dalam sirkulasi & 4 – 5 hari dalam jaringan.
Tetapi pada infeksi jaringan yang berat masa hidupnya berkurang
karena granulosit dengan cepat menuju daerah infeksi,
melakukan fungsinya & selanjutnya dimusnahkan

1/9/2018
 Masa edar monosit 10 – 20 jam dalam sirkulasi & melalui
membran kapiler masuk kedalam jaringan & ukuran selnya
membesar manjadi makrofog jaringan setelah berada dalam
bentuk ini maka sel tersebut dapat hidup berbulan atau tahun
sampai dimusnahkan karena melakukan fungsi fagositik.

 Limfosit & sel Plasma t.u diproduksi dalam organ Limfoid antara
lain : Klnj Limfe, Limpa, Tonsil, Sum-sum tulang & Plequs
Peyeri epitel dinding usus, dan sedikit limfosit yang secara
temporer diangkut dalam aliran darah.

 Limfosit memasuki sistem sirkulasi bersama dengan pengaliran


limfe dari jaringan Limfoid lain, setelah beberapa jam limfosit
masuk kejaringan dengan cara diapedesis & selanjutnya
kembali mamasuki pembuluh limfe kembali kejaringan limfoid &
darah. Masa hidup limfosit berminggu minggu s/d bertahun.

1/9/2018
Sifat Pertahanan Neutrofil & makrofog
Fungsi neutrofil & makrofog t.u untuk menghacurkan bakteri, Virus, & bahan
bahan merugikan yang menyerbu masuk kedalam tubuh.
Leukosit memasuki ruang jaringan dengan cara diapedesis.
Waktu melalui pori-pori kapiler neutrofil & monosit dapat terperas dengan cara
diapedesis, walau ukuran Pori-pori tersebut lebih kecil dari pada leukosit
tetapi sel tsb dapat melewatinya.Dimulai dari sebagian kecil dari leukosit
meluncur melewati pori-pori pembuluh darah & bagian kecil tsb berkonstriksi
sesuai ukuran pori sehingga seluruh bagian leukosit dapat melawati pori-pori
tersebut.

Leukosit bergeran melawati ruang jaringan dengan gerakan Amoboid.


Gerakan timbul dari peristiwa Eksositosis yang berlangsung terus menerus
sehingga terbentuk membran sel baru pada ujung depan (Pseudopodia) & sisa
sel bergerak menuju pseudopodia tersebut. Kecepatan bergerak sel tesbut
antara 40 µm|mnt.
1/9/2018
Leukosit tertarik kearah area jaringan yang meradang dengan
cara kemotaksis
Bahan kimia jaringan yang dapat menyebabkan neutrofil & makrofog bergerak
menuju sumber bahan kimia (kemotoksis). Bahan bahan tersebut adalah :

1. Beberapa racun yang dikeluarkan oleh bakteri


2. Produk degeneratif dari jaringan yang meradang itu sendiri
3. Produk reaksi dari “kompleks komplemen” yang diaktifkan dalam jaringan
yang meradang.
4. Produk reaksi yang disebabkan oleh pembekuan plasma dalam area yang
meradang.

Proses kemotaksis bergantung pada perbedaan kensentrasi


bahan bahan kemotaksis. Kemotaksis ini efektif sampai jarak
100µm dari jaringan yang meradang

1/9/2018
FAGOSITOSIS

Fungsi terpenting dari neutrofil & makrofog adalah Fagositosis yang berarti
pencernaan seluler terhadap bahan yang menggangu. Terjadi atau tidak
fagositosis bergantung pada :

1. Struktur alami jaringan memiliki permukaan halus yang akan menahan


fagositosis. Jika permukaan jaringan menjadi kasar maka kecenderungan
fagositosis
2. Bahan alami tubuh mempunyai selubung protein pelindung yang menolak
sel-sel fagosit. Jika jaringan mati atau pada partikel asing tidak punya
selubung pelindung sehingga menjadi subjek fagositosis.
3. Tubuh mempunyai kemampuan khusus untuk mengenali bahan-bahan
asing tersebut (antibody) dengan cara :

• Antibody melekat pada membran bakteri sehingga bakteri menjadi


rentan terhadap fagositosis.
• Molekul antibody bergabung dengan C3 komplemen & melekatkan diri
pada reseptor dimembran sel fagosit (opsonisasi)
1/9/2018
 Fagosit oleh Netrofil
 Netrofil mendekati partikel asing
menonjolkan pseudopodia kesekeliling
partikel. Pseudopodia bertemu satu sama lain
pada sisi berlawanan & bergabung sehingga
tercipta ruangan tertutup berisi partikel asing
yang sudah difagosit. Ruangan ini
berinvaginasi kerongga sitoplasma &
melepaskan diri membentuk gelembung
fagositik yang mengapung bebas (fagosan
didalam sitoplasma). Sebuah netrofil
bisa memfagositosis 5 – 20 bakteri sebelum sel
netrofil sendiri menjadi inaktif (mati)
1/9/2018
Fagosit oleh makrofog
Bila diaktifkan oleh sistem imun merupakan sel fagosit yang lebih
kuat daripada netrofil. Mampu memfagositosis 100 bakteri.
Makrofog juga mampu menelan partikel yang lebih besar, misal :
Eritrosit & Parasit malaria. Setelah merusak partikel, makrofog
mengeluarkan produk residu & bertahan sampai berbulan bulan.
Segera setelah partikel asing difagositosis, lisosom & granula
sitoplasmik lain datang bersentuhan dengan gelembung fagosistik
(fagosom) & membrannya menjadi satu dengan membran
gelembung & membuang banyak Enzim pencernaan serta bahan
bakterisidal kedalam gelembung (gelembung pencernaan)
sehingga dimulailah proses pencernaan partikel yang sudah
difagositosis.

1/9/2018
Netrofil & makrofog mempunyai lisoson yang berisi enzim
proteolitik yang dipakai mencerna bakteri & protein asing.
Lisosom makrofog mangandung lipase yang mencerna membran
lipid tebal pada bakteri tersebut. Selain mencerna bakteri dalam
fagosom, netrofil & makrofog juga mengandung bahan
bakterisidal yang membunuh sebagian besar bakteri. Bahan
pembunuh tersebut adalah hasil bahan pengoksidasi kuat yang
dibentuk oleh enzim membran fagosom atau organel khusus
(peroksisom)
Bahan-bahan Pengoksidasi tersebut adalah :
 Superoksoda (O2-)
 Hidrogen Peroksida (H2O2)
 Ion ion hidroksil (OH -)
1/9/2018
Contoh ez.Lisosom yaitu : Mieloperoksidase yang mengkatalisis
reaksi antara H2O2 dan Ion ion Clorida membentuk hipoklorit yang
bersifat bakterisidal.
Tetapi beberapa bakteri, ex : Basilus tuberkel mempunyai
pelindung yang resisten terhadap pencernaan oleh lisosom juga
mengekresikan substansi yang tahan terhadap efek pembunuhan
dari netrafil & makrofog.
Ini terutama bakteri bakteri yang menyebabkan infeksi kronis.

1/9/2018
Sistem Makrofog Monosit
Adalah :
Kombinasi Monosit, makrofog mobile, makrofog terfiksasi
dijaringan & beberapa sel endotel dalam sumsum tulang, limpa
& nodus limfe

 Makrofog Jaringan dalam kulit & jaringan Subkutan


(Histiosit)
Bila infeksi dimulai dijaringan subkutan timbul peradangan
setempat, maka makrofog jaringan membelah insitu &
melakukan fungsinya menyerbu & menghancurkan agen
penginfeksi.

 Makrofog dalam Nodus Limfe


Partikel asing yang masuk kedarah & melewati membran
kapiler akan masuk kedalam cairan limfe & mengalir melalui
pembuluh limfe menuju nodus limfe. Partikel ini akan terjebak
didalam sinus medularis limfe yang dibentengi oleh makrofog
jaringan.
1/9/2018
Makrofog Alveoli dalam Paru-Paru :
Organisme asing yang masuk melalui pernafasan ke paru-paru
akan dihalangi oleh makrofog. Jaringan yang tersedia sebagai
komponen yang menyatu pada dinding alveolus & memfagisitosis
partikel yang terjerat di alveoli, kemudian dicerna & dikeluarkan
melalui cairan limfe atau bila partikel tidak dapat dicerna maka
makrofog membentuk kapsul sel raksasa yang mengelilingi
partikel (Basil tuberkel, Partikel debu silika, partikel carbon) yang
pelan-pelan dapat dilarutkan.
Makrofog dalam Sinus Hati (Sel Kupffer)
Bakteri yang masuk melalui saluran cerna akan melewati mukosa
Gastrointestinal darah sirkulasi portal  hepar, melintasi sinus
hepatika yang dibatasi oleh makrofog jaringan (sel kupffer) yang
membentuk sistem filtasi khusus yang efektif  masuk kesirkulasi
umum

1/9/2018
Makrofog dalam limpa & Sumsum tulang

Bila partikel asing sampai masuk kesirkulasi umum maka masih


ada pertahanan lain oleh sistem makrofag jaringan yakni
makrofog limpa & sumsum tulang. Prosesnya sama seperti yang
terjadi pada nodus limfe tetapi yang mengalir diantara ruang
jaringan limpa adalah darah bukan cairan limfe.

Arteri kecil menembus kapsul limpa  masuk kepulpa limpa


menjadi kapiler kecil berpori sel darah utuh keluar dari kapiler
kekorda pulpa merahdarah terperas melalui anyaman trabekula
korda pulpa merah (banyak mengandung makrofag)Melalui
dinding endotel sinus venosus( banyak mengandung makrofag)
masuk kevena kembali kesirkulasi umum

1/9/2018
Peradangan serta fungsi netrofil & makrofog
Bakteri, trauma, bahan kimia & panas menyebabkan luka pada
jaringan yang akan melepaskan substansi yang menyebabkan
perubahan sekunder dalam jaringan.
Tanda tanda peradangan :
1. Vasodilatasi Pembuluh darah lokal
2. Peningkatan permeabilitas kapiler
3. Pembekuan cairan dalam ruang interstitial oleh karena
fibrinogen & protein lain yang bocor dari kapiler.
4. Migrasi granulasi & monosit kedalam jaringan
5. Pembengkakann sel jaringan

1/9/2018
Ini terjadi sebagai reaksi dari produk jaringan yang
dilepaskan yaitu :

Histamin, bradikinin, prostaglandin, produk reaksi sistem


komplemen, produk reaksi sistem pembekuan darah &
berbagai substansi hormonl (Limfokin) yang dilepas oleh
sel tersentisasi

 Substansi substansi ini akan mengaktifkan sistem Makrofag

 Pembatasan (Walling Off) efek peradangan


Akibat pertama peradangan adalah pembatasan area yang
terluka dari jaringan yang tidak meradang dengan cara
pembentukan bekuan fibrinogen yang membatasi ruang
jaringan & cairan limfatik dalam daerah yang meradang
sehingga sedikit saja cairan yang dapat melintasi ruangan yang
tujuannya menunda penyebaran bakteri & produk toksis
1/9/2018
Intensitas proses peradangan sesuai derajat luka jaringan .
Contoh:

1. Stalifokokus masuk Jaringan  melepaskan toksin yang mematikan sel sehingga


Peradangan berlangsung cepat, dibandingkan mitosis & penyebaran stafilokokus
sendiri, Artinya:
Infeksi Stafilokokus ditandai dengan cepatnya pembentukan dinding pembatas &
Pencegahan penyebarannya keseluruh tubuh.

2. Streptokokus tidak menimbulkan kerusakan jaringan lokal yang hebat sehingga


pembentukan dinding pembatas berjalan lambat sementara Streptokokus
berkembang biak dan menyebar.

Respon Makrofag dan Netrofil selama peradangan


• Makrofog jaringan sebagai garis pertahanan pertama melawan infeksi. Dalam
beberapa menit setelah peradangan dimulai, makrofag telah terdapat dijaringan
dan memulai kerja fagositik dan setelah diaktifkan oleh produk infeksi dan
peradangan, terjadi pembesaran sel dengan cepat dan makrofag menjadi mobile
membentuk garis pertahanan pertama tubuh terhadap infeksi selama beberapa
jam.

1/9/2018
• Penyerbuan netrofil ketempat yang meradang merupakan
garis pertahanan kedua.
Netrofil dari darah menginvasi area yang meradang disebakan
produk jaringan yang meradang yang menimbulkan reaksi
1. Mengubah permukaan dalam endotel kapiler menyebabkan netrofil
melekat pada dinding kapiler dalam area yang meradang
(Marginasi)
2. Menyebabkan sel-sel endotel pada kapiler dan venula kecil
memisah secara mudah dan terbuka sehingga netrofil mudah
melewati (dengan cara diapedesis) kedalam ruang jaringan.
3. Kemotaksis netrofil menuju jaringan yang terluka

Netrofilia yang berlangsung akut.


Beberapa jam sesudah radang akut berat didalam darah
terjadi kenaikan jumlah netrofil 4–5 x lipat (15.000 –
25.000|µlt) ini terjadi oleh karena produk peradangan yang
memasuki aliran darah ditransport kesum-sum tulang dan
bekerja pada kapiler sum-sum tulang untuk menggerakkan
1/9/2018
netrofil ke sirkulasi.
• Invasi makrofag yang kedua pada jaringan yang meradang adalah garis
pertahanan yang ketiga
Bersama dengan invasi netrofil maka monosit darah juga akan memasuki
jaringan yang meradang dan membesar menjadi makrofag.
Pembentukan makrofag ini lebih lambat daripada netrofil disebabkan oleh :

– Jumlah monosit di sum-sum tulang sedikit


– Umlah monosit didalam sirkulasi darah sedikit
– Setelah menginvasi jaringan yang meradang monosit merupakan sel
yang belum matang dan perlu waktu ≥ 8 jam untuk mencapai ukuran
yang besar dan membentuk lisosom yang punya kapasitas fagositosis
lengkap.
• Meningkatkan produksi granulosit dan monosit oleh sumsum tulang adalah
garis pertahanan tubuh ke empat.

Hal ini disebabkan oleh perangsangan sel sel progenitor granulosit dan
monosit pada sumsum tulang yang memerlukan waktu 3 – 4 hari dan jika
terus mendapat perangsangan dapat memproduksi sel-sel ini selama
berbulan sampai bertahun dengan kecepatan produksi 20 - 50 x diatas
1/9/2018
normal
Pengaturan Umpan Balik Respon Makrofog dan
Netrofil

Faktor faktor dominan yang berperan mengatur


Makrofog dan netrofil terhadap peradangan terdiri
dari :
1. TN 1 ( Tumor Nekrosis Faktor )
2. IL 1 (Interleikin 1)
3. GM – CSI (Granulosit Monosit Colini Stimulating
Factor
4. G – CSI
5. M – CSF
1/9/2018
Faktor Faktor Dominan Ini disebakan oleh :

1. Dalam Jumlah besar oleh Makrofog dan sel T yang teraktifasi dalam jaringan yang
meradang
2. Dalam jumlah kecil oleh sel sel jaringan yang meradang.

Pembentukan Nanah
Bila netrofil dan makrofag menelan bakteri dan jaringan Nekrotik maka Netrofil dan makrofog
akan mati sehingga setelah beberapa hari pada jaringan yang meradang akan terdapat rongga
yang mengandung berbagai jaringan nekrotik, Netrofil mati, makrofog mati dan cairan jaringan
(nanah). Setelah proses infeksi dapat ditekan maka nanah ini akan di autolisis dan diabsorbsi
kedalam jaringan sekitar

Eusinofil
Sering diproduksi dalam jumlah besar pada infeksi parasit, kemudian eusonofil ini bermigrasi
kejaringan yang menderita infeksi parasit dan melekatkan diri pada parasit serta melepaskan
bahan bahan yang dapat membunuh banyak parasit dengan cara :
1. Eusonofil melepaskan E2 hidrolitik dari granulanya yang dimodfikasi lisosom
2. Eusonofil melepaskan bentuk oksigen yang reaktif dan mematikan
3. Eusonofil meleapskan polipeptida yang larvasidal yang disebut protein dasar utama darai
granulanya
Contoh : Parasit Skistosomiasis, Parasit Trichinella (Trikinosis)
1/9/2018
Eusonofil juga berkumpul dalam jaringan yang mengalami reaksi alergi, misal : Pada
Peribronchial paru penderita asma pada jaringan kulit.
Hal ini terjadi karena banyak sel most dan Basonofil yang berperan pada reaksi alergi
melepaskan kemotoksis eusonofil factor sehingga eusonofil bermigrasi kearah jaringan alergis
yang meradang

Basofil
Peranan Sel Mast dan Basofil dengan cara melepaskan :

1. Heparin, dalam darah dapat mencegah pembekuan darah, dan mempercepat perpindahan
partikel lemak daroi darah setelah makan.
2. Histamin dan sedikit bradikinin serotin
Sel Most dan basofil berperan pada reaksi alergi sebsb I9 E (Antibody yang menyebabkan
IX alergi) cenderung untuk melekat pada sel most dan basofil sehingga terjadi
perlengketan Ag + Ab, sel most dan basofilnya ruptur dan melepas banyak sekali
histamin, bradinikin, heparin dan substansi anafilatoksin yang bereaksi lambat, serta E2
Lisosomal yang menyebabkan reaksi jaringan dan pembuluh darah setempat

1/9/2018
Resistensi Tubuh Terhadap
Infeksi Imunitas dan Alergi
Imunitas adalah Kemampuan tubuh untuk melawan semua jenis mikroorganisme atau toksin yang
cenderung merusak jaringan dan organ tubuh

Imunitas terdiri atas :

I. Imunitas bawaan : Imunitas Non Specifik


Merupakan Pertahanan tubuh terdepan dalam menhadapi serangan berbagai
mikroorganisme ole karena dapat langsung memberikan respons terhadap antigen (Ag)
Meliputi :
a. Fisis / Mekanik antara lain :
Kulit, Selaput Lendir, Silia Saluran Nafas, Batuk dan bersin
a. Pengerusakan oleh asam lambung dan E2 Pencernaan
b. Pertahanan Biokimia
Senyawa kimia tertentu dalam darah yang melekat pada organisme asing atau toksin dan
menghancurkannya, antara lain:
1/9/2018
1. Lisozim : Polisakarida mukolitik yang meyerang bakteri dan membuatnya terlarut
2. Polipeptida Dasar : yang bereaksi dengan bakteri gram-positif tertentu dan
membuatnya menjadi tidak aktif
3. Kompleks Komplemen : terdiri 20 protein dan dapat diaktifkan untuk merusak bakteri
dengan cara
 Komplemen menghancurkan membran sel bakteri
 Komplemen melepas bahan kemotaktik yang mengerahkan makrofag ke tempat
bakteri
 Komponen komplemen lain mengendap pada permukaan bakteri dan
memudahkan makrofag untuk mengenal (Opsonisasi) dan memakannya.
1. Interferon (IFN)
Suatu glikoprotein dihasilkan oleh berbagai sel tubuh, dilepas sebagai respons
terhadap infeksi virus dengan jalan menginduksi sel-sel disekitar sel yang terinfeksi
sehingga menjadi resisten terhadap virus. Interferon juga mengaktifkan natural killer
cell (Sel NK)
1. C – Reactive Protein / CRP
CRP meningkat pada infeksi akut, berperan pada imunitas nonspesifik dengan
bantuan Ca2+, mengikat berbagai molekul antara lain Fosforilkolin yang ditemukan
pada permukaan bakteri/jamur. CRP juga merupakan opsonin yang memudahkan
fagositosis. Adanya CRP yang tetap tinggi menandakan Infeksi yang persisten
1/9/2018
a. Pertahanan Seluler
Oleh Fagosit Antara Lain : Monosit dan Makrofag
Sel Granulosit PMN
Monosit dan makrofag bergerak lambat, memerlukan waktu 7 – 8 jam untuk sampai
ditujuan, sering ditemukan pada inflamasi kronik.
Sel Granulosit PMN bergerak cepat, memerlukan waktu 2 – 4 jam untuk sampai tempat
tujuan : Sering ditemukan pada inflamasi akut

Makrofag
Dapat hidup lama, terdapat beberapa granul dan melepas berbagai bahan antara lain,
lisozim, komplemen, interferon
• Sitokin yang berperan pada imunitas no specifik
• Specifik

Large Granular Lymphocyte (LGL)


LGL ada 2 – 6 dari Leukosit perifer yang mengandung sitoplasma Azurofilik,
Pseudopodia dan Nukleus aksentris. Bekerja dengan mengeluarkan mediator sitolik yang
berupa perforin yang merupakan protein dalam franul sel yang dapat membuat lubang
lubang kecil pada permukaan sel sasaran.

1/9/2018
I. Imuitas Adapted : Imunitas Specifik
adalah yang dihasilkan oleh sistem imun khusus yang membentuk antibodi dan
mengaktifkan limfosit yang mampu menyerang dan menghancurkan organisme specifik atau
toksin.
Antigen : Mikroorganisme atau toksin yang mengandung satu atau lebih senyawa kimia
specifik (protein atau Polisacarida dengan BM > 8000)
Hapten : Bahan bahan BM < 8000 yang berikatan dengan suatu zat yang bersifat antigenik
(misal: protein) yang selanjutnya ikatan tersebut menimbulkan respon imun.

Limfosit T
Betanggung jawab dalam pembentukan limfosit teraktifasi yang membentuk imunitas
diperantarai sel. Berasal dari sistem hemopoetik pluripoten disum-sum tulang  bermigrasi
kekelenjar Timus (Limfosit T) membelah cepat dan bereaksi melawan antigen Specifik
artinya : 1 Limfosit dikelenjar Timus membentuk reaktifitas yang specifik melawan 1
Antigen (Ag).
Limfosit berikutnya membentuk specfitas melawan anigen lain dan berlangsung terus
sampai terdapat bermacam macam limfosit timus dengan reaktifita specifik terhadap Ag
yang berbeda beda, kemudian berbagi tipe limfosit T yang telah diproses meninggalkan
timus menyebar kejaringan limfoid diseluruh tubuh.

1/9/2018
Limfosit T yang dilepas Tmus tidak akan bereaksi terhadap protein atau Ag lain yang
terdapat dijaringan tubuh sendiri. Sebagian besar Limfosit T diproses dulu didalm timus
beberapa waktu sebelum bayi lahir atau beberapa bulan setelah lahir

1/9/2018
LIMFOSIT B

Bertanggung jawab dalam pembentukan antibodi yang


memberikan Imunitas humoral.
Berasal dari sel-sel hemopoetik pluripoten di sum-sum tulang 
bermigrasi ke hati (pada pertengahan kehidupan janin) disum-sum
tulang pada akhir masa janin & setelah lahir (limfosit B)  jaringan
limfoid

Limfosit B secara aktif menyereksi antibodi yg merpakan bahan


reaktif (molekul protein besar yg mempu berkombinasi dengan dan
menghancurkan bahan antigenik)

Masing-masing Limfosit B & Limfosit T mampu membentuk satu


jenis antibodi atau satu jenis sel T dengan satu macam sfesifitas

1/9/2018
Begitu limfosit specifik diaktifkan oleh antigen (Ag)nya
maka ia akan berkembang dengan baik membentuk
banyak sekali limfosit turunan

 Bila limfosit B, maka turunannya akan


menyereksi antibody yg bersirkulasi diseluruh
tubuh
 Bila limfosit T, maka turunannya adalah sel T
yang akan dilepaskan dalam cairan limfe &
diangkut kedalam darah disirkulasikan keseluruh
cairan jaringan & kembali lagi kedalam limfe

1/9/2018
MEKANISME MENGAKTIFKAN KLON LIMFOSIT

 Pada limfosit B pd permukaan setiap membran


selnya terdapat 100.000 molekul anti bodi yg
hanya bereaksi secara sangat spesifik terhadap
1 macam Ag spesifik. Bila ada Ag yang cocok,
maka Ag ini menempel pada membran sel
menimbulkan aktuvasi
 Pada limfosit T, pada permukaan membran sel
Tnya terdapat molekul yg mirip antibodi yg
disebut Protein reseptor permukaan (penanda
sel T) yg spesifik terhadap1 macam Ag tertentu
yg mengaktifasinya
1/9/2018
PERANAN MAKROFAG DALAM PROSES AKTIFASI
 Makrofag yg terdapat pada sinusoid- sinusoid limfe, limpa
& jaringan limfoid terletak dalam aran yang berlawanan
dengan limfosit dalam nodus limfe
Organisme yang masuk akan difagosit oleh makrofag dan
produk antigeniknya dilepaskan kedalam sitosol makrofag,
makrofag melewatkan Ag dengan cara kontak sel ke sel
langsung ke limfosit menimbulkan aktivasi klon
 Makrofag mensekresi “ interleukin 1 “ yang akan
meningkatkan pembentukan & reproduksi limfosit spesifik

PERANAN SEL T DALAM MENGAKTIFKAN


LIMFOSIT B
Antigen mengaktifkan limfosit T & B secara bersamaan. Beberapa
sel T yang terbentuk disebut sel T helper mensekresi bahan
khusus () yg mengaktifkan limfosit B Tanpa bantuan sel T helper.
Jumlah antibodi yg dibentuk limfosit B biasanya sedikit
1/9/2018
IMUNITAS ADAPTIF HUMORAL
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit
B yang bila dirangsang oleh benda asing (Ag) akan berproliferasi
& berkembang menjadi sel plasma yg dapat membentuk antibodi

PEMBENTUKAN ANTIBODI OLEH SEL PLASMA


Sebelum terkena antigen spesifik, koloni limfosit B tetap tidak aktif
dalam jaringan limfoid
1. Bila ada Ag asing yg masuk, makrofag dalam jaringan limfoid
memfagositosis Ag & membawanya ke limfosit B didekatnya.
Limfosit B spesifik untuk Ag tersebut membesar & membentuk
seperti Limfoblast & berdiferensi membentuk plasmablast
sel plasmablast matang menghasilkan antibodi J globulin dengan
sangat cepat. Antibodi disekresi didalam cairan limfe dan
diangkut kesirkulasi darah. Proses ini berlangsung beberapa
minggu sampai dengan sel plasma mati.
1. Antigen juga dibawa ke sel T pada saat yang bersaman, sel T
helper yang teraktivasi juga akan mengaktifkan limfosit B
1/9/2018
LIMA GOLONGAN ANTIBODI

1. Ig G
Merupakan antibodi bivalen ± 75% dari seluruh Ab
1. Ig M
Merupakan antibodi yg terbentuk sewaktu terjadi
respon primer
1. Ig E
Merupakan antibodi dalam jumlah kecil, khusus
berperan pada reaksi alergi
1. Ig D
2. Ig A
1/9/2018
SEL ANTIBODI

Antibodi merupakan globulin yg disebut Imunoglobin, B =


160.000 – 970.000 (20% dari protein plasma)
t.a kombinasi 2 rantai berat dan 2 rantai ringan polipeptida
(variable), bagian lain desebut konstan
Setiap Ag spesifik punya susunan residu as. Amino yg bentuk
ruangannya spesifik sehingga Ag berikatan dengan Ab, rantai
prostetik Ag lini sesuai dengan bayangan cermin yg
memungkinkan ikatan kimia atau fisika yg cepat dan kuat
Pasangan Ag – Ab terikat sangat kuat dengan cara :
1. Ikatan Hidrofobik
2. Ikatan Hidrogen
3. Ikatan Daya tarik ionik
4. Kekuatan Vanderwalls
1/9/2018
MEKANISME KERJA ANTIBODI

Melindungi tubuh terhadap antigen, antibodi bekerja melalui tiga


cara :
1. Dengan langsung menyerang penginvasi
2. Dengan pengaktifan sistem komplemen yg kemudian
menghancurkan penginvasi
3. Pengaktifan sistem anafilaktik yg merubah lingkungan sekitar
Ag penginvasi sehingga turun virlensinya

1/9/2018
ANTIBODI JUGA DAPAT MENGINAKTIFKAN AGEN
PENGINVASI DENGAN JALAN

1. AGLUTINASI tempat agen antigenik multipel terikat bersama


sama dalam suatu gumpalan
2. PRESIPITASI tempat kompleks antigen yg larut & anti bodi
menjadi tidak larut dan mengalami presipitasi
3. NETRALISASI dimana antibodi menutupi tempat tempat yg
toksin dari agen bersifat antigenik
4. LISIS beberapa antibodi yg sangat kuat mampu menyerang
membran sel agen penyebab penyakit sehingga
menyebabkan sel tersebut robek

Normalnya kerja antibodi yg langsung menyerang antigen tidak cukup


kuat dlm mempertahankan tubuh terhadap penyakit.
Pertahanan tubuh terhadap penyakit lebih banyak didapat dari sistem
komplemen. Sistem komplemen t.d ± 20 protein yg sebagian
merupakan
1/9/2018
prekusor enzim yg inaktif, dapat di aktifkan dengan 2 cara
1. JALUR KLASIK Diaktifkan oleh suatu reaksi antigen – antibodi.
Bila suatu antibodi berikatan dengan antigen, maka tempat
reaktif yg spesifik pada bagian ug tetap (konstan) dari antibodi
akan menjadi tidak tertutup atau diaktigkan, dan gabungan ini
kemudian langsung berikatan dengan molekul C1 dari sistem
komplemen masuk ke dalam rangkaian reaksi reaksi (gam 34 -
5) . Enzim C1 yg terbentuk secara berturut-turut mengaktifkan
enzim yg jumlahnya meningkat pada tahap akhir dari sestem
ini. (terjadi rx penguatan). Produk akhir ini membantu
mencegah kerusakan akibat antigen atau toksinnya melalui
cara
a. OPSONISASI & FOGOSITOSIS C3b dengan kuat
mengaktifkan fagositosis oleh neutrofil dan makrofag
menyababkan sel-sel tersebut menelan bakteri yg telah
dilekati oleh kompleks Ag – Ab (opsorusasi)

1/9/2018
a. Lisis
Kompleks litik (Komplemen C5b789)
Kompleks ini berpengaruh langsung merobek membran sel bakteri atau
organisme penyerbu lain.
a. Aglutinasi
Produk komplemen mengubah permukaan organisme penyebu, sehingga
saling melekat satu sama lain, jadi meningkatkan preose aglutinitas.
a. Netralisasi Virus-virus
Enzim Komplemen dan produk komplemen lain dapat menyrang struktur
beberapa virus merubahnya menjadi non virulen
a. Kemotaksis
fragmen C5a menyebakan kemotaksis dari Neutrofil dan Makrofag
menyebabkan sebagian besar sel fagosit bermigrasi kedalam regiolokal
Antigen Antigenik
1/9/2018
a. Pengaktifan Sel Most dan Basofil
Komponen C3a, C4a, C5a mengaktifkan sel most dan basofil sehingga sel-sel
tersebut melepaskan histamin, heparin dan substansi lain ke cairan setempat
yang mengakibatkan
~ Aliran Darah Setempat
~ Permeabilita Vaskuler : cairan dan protein plasma ke jaringan
~ Rx jaringan stempat И Peradangan dan Alergi
Menginaktifkan atau imobilisasi agen antigenik
a. Efek Inflasi
2 Jalur Alternatif
Pengaktifan sistem komplemen tanpa diawali oleh reaksi Ag-Ab pada respon
terhadap molekul moleku polisacharida besar dalam membran sel mikroorganisme
yang akan bereaksi dengan faktor komplemen B & D yang menghasilkan bahan
pengaktif yang mengaktifkan faktor C3 untuk memulai rangkaian komplemen
selanjutnya yang akan mengakibatkan hal yang sama. Karena tidak diawali Rx Ag-
Ab maka ini adalah jalur Peryahan pertama terhadap mikroorganisme.
1/9/2018

Anda mungkin juga menyukai