NAMA KELOMPOK :
1. SYAHRUL FATHUL HIKMAH (1933028)
2. ANITA DETAVIANI RAMADANI (2033013)
3. OKTYANA DIAN CHRYSTIANI (2033031)
FAAL GINJAL
Fungsi Ginjal Mengatur :
1. Jumlah cairan tubuh
2. Osmolaritas cairan ekstrasel
3. Konsentrasi ion-ion penting dlm cair tubuh
4. Keseimbangan asam-basa
Nefron Terdiri dari :
1. Glomerulus
2. Tubulus proksimalis
3. Loop of Henle : - pars Descendens - pars Ascendens
4. Tubulus distalis
5. Duktus koligentes Tipe Nefron :
1. Cortical nephron
2. Juxta medulary nephron ( 15 % ) ( Juxta = dekat )
Vaskularisasi Ginjal
Aorta→ A. Renalis→ A. Interlobaris→ A. Arcuata→ A. Interlobularis→ Vas Afferent→
Glomerulus→ Vas Efferent→ Plexus Peritubuler→ V. Interlobularis→ V. Arcuata→ V.
Interlobaris→ V. Renalis→ V. Cava Inferior.
GLOMERULUS
Kapsula Bowman : Pars Viseralis dan Pars Parietalis
Filter Glomerulus :
1. Endotelium kapiler
2. Lamina basalis
3. Epitelium pars viseralis kapsula Bowman (Podocyt)
TUBULUS PROKSIMALIS :
Panjang = 15 nm, Tight junction, Lateral intercelluler space, dan Brush border
LENGKUNG HENLE :
pars Descendens : 2 – 14 mm
pars Ascendens : - banyak mitokondria, berakhir di macula densa (pembatas), sel
juxtaglomerular : vas afferent→ Renin
TUBULUS DISTALIS :
Panjang : 5 mm, Epitel lebih pipih dari epitel tubulus proksimalis dan Tak ada brush border.
DUCTUS KOLIGENTES :
Panjang : 20 mm, Menampung beberapa tubulus distalis, Bermuara di papilla renalis
PANJANG SELURUH NEFRON : 45 – 65 mm
Filtrasi - Reabsorpsi – Sekresi
Tubulus proksimalis : Zat yang telah direabsorpsi di tub. proksimal tidak disekresi lagi,
kecuali K+, dan 65 % reabsorpsi di tubulus proksimalis, + H2O equivalent→ Isotonis.
Lengkung Henle pars Descendens :
• Permeabilitasi besar, thd H2O→ Hipertonis
• Metabolisme minimal
Lengkung Henle pars Ascendens :
• Tidak permeable thd. H2O + Ureum
• Reabsorpsi aktif Cl- dan Na+
Natrium :
> 90 % natrium ekstrasel.
TUJUAN URINALISIS :
Membantu menegakkan diagnosis penyakit (fs, struk (anatomi), infeksi
Utk skrining & penampisan peny asimptomatik, kongenital atau yg diturunkan
Memantau perkembangan peny, efektitas, kompl th/)
Memantau efektifitas pengobatan & komplikasi penyakit
TAHAP PEMERIKSAAN URIN
Pra Analitik Analitik Pasca Analitik
1. Persipan pasien 1. Pemeriksaan 1. Pelaporan
2. Penampungan urin 2. Reagensia interpretasi verifikasi
3. Cara pengambilan 3. Alat 2. dokumentasi
4. Penundaan 4. Cara pemeriksaan
pemeriksaan 5. Keselamatan kerja
6. Penggunaan bahan
kontrol
UROBILINOGENURIA
Secara fisiologis urobilinogen akan direabsorpsi secara keseluruhan
Bts N tertinggi dari urobilinogenuria adalah 1 mg/dl
Meningkat bila kapasitas hati untuk sirkulasi enterohepatik dari pigmen
empedu terbatas atau terbebani terlalu berat apabila hati dilewati
Mrp s/ gej : pembatasan dr fs hati, peny hemolitik, inf sal empedu
Tdk terdpt didlm urin: obstruksi total dr ductus choledochus tanpa inf dr sal empedu,
penghentian produk empedu didlm hati, reduksi bil terhenti akibat tdk adanya bakteri
dlm usus
Pmx urobilinogen urin bisa untuk membedakan :
Normal Peny hemolitik Peny hati Obst bilier
Urobilinogen N / tidak ada
urin
Bil urin Negatif Negatif +/- +
Hasil < : antibiotika oral, obat pengaruh flora usus
Hasil > : makanan kaya karbohidrat (perlu 4 jam pp)
Ekskresi > :
Fungsi hepatosit
Urobilinogen gastrointestinal >
Obstruksi usus
Destruksi Hb>
Kerusakan parenkim hepar
Ekskresi < : ikterus obstruktivus
KETONURIA
Benda keton dalam urin :
1. Asam aseto asetat (20%)
2. Aseton (2%)
3. Asam beta hidroksibutirat (78%)
Penyebab ketonuria :
Intake, gangguan absorpsi, gangguan metabolisme karbohidrat, febris, hiperemesis
gravidarum, muntah-muntah, anoreksia
Peringatan : mudah menguap (urin harus segar) dan negatif palsu (aspirin)
Hematuria mikroskopik persisten (>5/LPB)
Mungkin berasal dari glomerulus ( sering pada DM = nefropati diabetik)
Diperkuat : silinder eritrosit (+) ; albuminuria (+) ; bentuk dismorfik lanjutkan
pemeriksaan eritrosit
Peringatan : dijumpai pada kel. Membran glomerulus, trauma vasc ginjal, glomerulonefritis,
infeksi akut ginjal, keganasan ; pada kerusakan tubulus = jumlah < ; olahraga = istirahat (24-
48 jam)
Hematuria mikroskopik
a) Pemeriksaan eritrosit
Hematuria memiliki eritrosit > 3/LPB. Eritrosit berbentuk bikonkaf, diameter
sekitar 7m, tebal 2m dan berwarna agak kekuningan.
Hematuria disebabkan glomerulonefritis, batu saluran kemih, trauma dan
keganasan saluran kemih. Dapat terjadi kontaminasi atau trauma akibat kateter
Hematuria Hemoglobinuria Mioglobinuria
Batu ginjal Rx transfusi hemolitik Trauma otot
GN An hemolitik Koma yang berlangsung
lama
Pielonefritis Luka bakar berat Kejang
Tu ginjal infeksi Muscle wasting disease
Terpapar bahan kimia Strenous exercise / RBC Extensive exertion
toksik/ obat trauma
Strenous excercise March hemoglobinuria
b) Leukosituria saja
Tidak dapat tunjukkan lokasi inflamasi, dapat ditemukan pada
pielonefritis, sistitis, prostatitis, uretritis
Febris, stress, dehidrasi, leukimia juga dijumpai
Pielonefritis : sel glitter
c) Pemeriksaan lekosit
Pyuria ditemukan pada glomerulonefritis akut, lupus nefritis, asidosis tubulus
ginjal, bahkan pada dehidrasi, iritasi ureter, kandung kemih atau uretra. Leukosit
banyak ditemukan terutama bentuk clumping kemungkinan infeksi akut (pielonefritis,
sistitis atau urethritis) sehingga dalam pelaporan penting disebutkan.
d) Pemeriksaan sel epitel
Sel epitel di urine terdiri dari sel tubuler ginjal, sel transisional dan sel
skuamus. Dapat ditemukan di urine sebagai hasil dari deskuamasi sel-sel epitel tua.
Peningkatan jumlah sel menunjukan kemungkinan peradangan pada bagian sel-sel
tersebut berasal.
Epitel gepeng (skuameus) Epitel transisional Epitel kubik
Sering ditemukan, Uk< epitel gepeng, inti Paling bermakna
terbanyak, terbesar sentral, berbentuk polihedral
Berasal dari vagina, uretra Dari pelvis renis, kandung Bentuk bulat, <ep gepeng,
bagian distal kemih, uretra proxinal >dari lekosit
Me pada : ISK Me pada : nekrosis
tubular, kerusakan tubular,
pielonefritis, GN, Rx toksik
e) Pemeriksaan silinder
Adanya proteinuria mengindikasikan kemungkinan adanya silinder, namun tanpa
adanya proteinuria silinder juga dapat ditemukan. Silinder urine terbentuk di tubulus
ginjal, dari mukoprotein (protein tamm horsfall). Faktor-faktor terbentuknya silinder
yaitu adanya aliran urine yang lambat; kadar garam tinggi; pH yang rendah dan faktor
yang mendukung denaturasi dan presipitasi protein
1) Silinder Hialin
Silinder hialin sering dijumpai di urin dan dapat timbul pada urin yang
normal karena latihan fisik berat dan dehidrasi fisiologis. Terdiri dari protein
saja, memiliki indeks bias yang sangat rendah dan harus dilihat di bawah
cahaya yang redup. Tidak berwarna, homogen dan transparan, umumnya
memiliki ujung bulat
2) Silinder Granul
Silinder granul merupakan hasil degenerasi dari silinder seluler atau
hasil dari agregrasi langsung protein serum ke dalam matriks mukoprotein
Tamm-Horsfall. Awalnya butirannya besar dan kasar, tetapi ketika stasis urin
berkepanjangan granul ini pecah menjadi butiran halus. Ditemukannya
silinder granul hampir semua selalu menunjukan adanya penyakit ginjal,
namun dapat ditemukan juga dalam waktu yang singkat setelah aktivitas fisik
yang berat.
3) Silinder Eritrosit
Dijumpai pada glomerulonefritis akut, nefritis lupus, sindrom
goodpasture dan trauma ginjal. Silinder darah merah dalam silinder dapat
terdiri dari beberapa sel dalam matriks protein atau ada banyak sel yang
terletak berdekatan dengan tidak ada matriks yang terlihat dengan warna
kecoklatan atau hampir tidak berwarna.
4) Silinder Lekosit
Silinder leukosit umumnya nampak pada pyelonefritis akut. Sel
leukosit muncul pada infeksi ginjal dan peradangan, sehingga silinder leukosit
dapat ditemui pada pielonefritis akut, interstitial nephritis dan nephritis lupus.
Leukosit dalam silinder jumlahnya mungkin sedikit atau banyak. Jika
sel leukosit masih utuh, inti sel kemungkinan masih terlihat jelas, tetapi bila
inti sel menghilang maka silinder akan nampak seperti silinder granul.
5) Silinder Lilin
Silinder lilin memiliki indeks bias yang sangat tinggi, berwarna
kuning, abu-abu, atau tidak berwarna dan nampak homogen.
Silinder lilin sering nampak dengan ukuran pendek, ujung tumpul atau
putus, sering memiliki tepi yang retak atau bergerigi, dianggap hasil
degenerasi silinder granular, sering ditemukan pada gagal ginjal kronik yang
parah, hipertensi maligna, amiloidosis ginjal dan diabetes nefropati.
Adanya jenis silinder bermacam-macam menunjukan kerusakan dan
dilatasi tubulus (tahap akhir penyakit ginjal kronik).
6) Silinder Lemak
Silinder lemak (fatty casts) adalah penggabungan butiran lemak bebas
atau oval fat boodies ke dalam silinder. Butiran isotropik yang terdiri dari
trigliserida, tidak akan terpilarisasi tetapi akan terwarnai dengan sudan III atau
Oil Red O.
Silinder lemak terlihat pada sindrom nefrotik dan dapat terjadi pada
glomerulosklerosis diabetik, nefrosis lipoid, glomerulonefritis kronis,
sindrom kimmelstiel-wilson dan lupus.
f) Pemeriksaan Bakteri
Bakteri di urine : ISK, flora normal dalam jumlah banyak di vagina atau
meatus eksternal urethra dan juga karena kemapuan bakteri untuk berkembang
dengan cepat. Diagnosis bakteriuria ditegakkan dengan kultur. Adanya macam-
macam jenis bakteri kemungkinan menunjukkan adanya kontaminasi, keculi pada
sampel pasien yang dipasang kateter
g) Pemeriksaan Jamur
Jamur di urine kemungkinan suatu kontaminasi atau benar-benar infeksi
jamur. Jamur kadang sulit untuk dibedakan dengan eritrosit dan amorf kristal (jamur
cenderung membentuk budding).
Jamur yang sering adalah jenis kandida, yang kemungkinan membentuk suatu
kolonisasi di kandung kemih, uretra atau vagina.
h) Pemeriksaan Kristal
Kristal yang sering nampak pada orang sehat adalah kalsium oksalat, tripel
phosphat dan amorf phosphat. Kristal patologis yang jarang nampak adalah sistin,
tirosin dan leusin. Sistin sering nampak pada neonatus dengan kongenital sistinuria
atau pasien dengan penyakit hati berat. Tirosin sering nampak pada kongenital
tyrosinosis atau pasien dengan gangguan liver. Leusin sering nampak pada pasien
penyakit hati berat.
Kristal asam urat dapat nampak dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk yang
paling khas adalah bentuk seperti berlian, belah ketupat dan roset.