Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI URIN

Nama : Rita Rizky Setiyani


NPM : 2140184

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
KASUS 3
Seorang perempuan berusia 49 tahun dirawat di ruang Pangrano RS Dustira
pada tanggal 4 Agustus 2021, beragama islam. Pada saat dikaji tanggal 5 Agustus
2021 klien mengeluh sesak 1 minggu yang lalu disertai bengkak dipembuluh darah
pada tungkai sebelah kiri, dan mengeluh perut yang bengkak, sesak dirasakan
semakin berat ketika beraktivitas dan pada saat pasien kedinginan. klien mengeluh
tidak bisa tidur karena sesak. Klien memiliki riwayat hipertensi, jantung dan diabetes.
Hasil pemeriksaan fisik TD: 130/110 mmHg, Respirasi 26x/mt, suhu 36,8 0 C , nadi
80 x/mt. conjungtiva anemis, bising usus 12 x/mt, terpasang kateter, perawat
kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat forosemid 80 mg iv, nitrocaf 2x2,5
mg oral. Hasil lab: Eristrosit 5,7 10^3/uL, Hematokrit 50.4 %, Limfosit 100% dan
monosit 1,8 %, gula darah sewaktu 278 mg/dl. kilen didiagnosa ADHF CAD dan
Diabetes Type 2. Perawat melakukan pemberian oksigen , pemasangan kateter,
pemasangan infus RL 20 tts/mt. Hasil pemeriksaan kembali pada tanggal 6 Agustus
2021 klien mengatakan masih sesak dan sulit tidur, tampak lemah, keadaan umum
kompos mentis, TD : 130/90 mmHg, Respirasi 24 x/mt, terpasang infus RL 20 tts/mt.
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Urin

A. Pengertian
Eliminasi merupakan suatu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh
tubuh. Eliminasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu eliminasi urine dan eliminasi fekal.
Eliminasi urine berkaitan dengan sistem perkemigan, sedangkan eliminasi fekal erat
kaitannya dengan saluran pencernaan.
B. Anatomi Fisiologi
Eliminasi urine
Sistem yang berperan dalam eliminasi urine adalah sistem perkemihan. Dimana sistem ini
terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses pembentukan urine di ginjal
terdiri dari 3 proses yaitu: filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi.
1. Filtrasi
Proses filtrasi berlangsung di glomelurus, proses ini terjadi karena permukaan aferen
lebih besar dari permukaan eferen
2. Reabsorbsi
Proses reabsorbsi terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fosfat, dan ion karbonat
3. Sekresi
Pada proses sekresi ini sisa reabsorbsi diteruskan keluar.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi


1. Diet dan asupan (intake)
Jumlah dan tipe makanan mempengaruhi output urine, seperti protein dan sodium
mempengaruhi jumlah urine yang keluar.

2. Respon keinginan awal untuk berkemih

Kebiasaan mengabaikan respon awal untuk berkmeih dan hanya pada akhir keinginan
berkemih mejadi lebih kuat mengakibatkan urine banyak tertahan di kandung kemih,
sehingga kapasitas kandung kemih lebih dari normal

3. Gaya hidup
Ketersediaan fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi eliminasi urin
4. Stres psikologis
Meningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih.
5. Tingkat aktivitas
Aktifitas sangat dibutuhkan dibutuhkan dalam mempertahankan tonus otot. Eliminasi
urin membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus sfingter internal
dan eksternal.
6. Tingkat perkembangan
Misal pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya
tekanan dari fetus
7. Kondisi penyakit
Saat seorang sakit, produksi urin nya sedikit hal ini disebabkan oleh keinginan yntuk
minum sedikit.

4. Gangguan/ Masalah
a. Eliminasi urin
1) retensi urin : akumulasi urine yang nyata didalam kandung kemih akibat
ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih
2) dysuria : adanya rasa sakit atau kesulitan berkemih
3) polyuria : produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti
2500 ml/hari tanpa adanya intake cairan.
4) Inkontinensia urine : ketidaksanggupan sementara atau permanen oto sfingter
eksternal untuk mengontrol keluarnya urine dari kantong kemih 5) Urinari
supresi : berhenti memproduksi urine secara mendadak.

B. Asuhan Keperawatan Teoritis 1. Pengkajian


a. identitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan
identitas penanggung jawab.
b. keluhan utama (alasan dirawat di rumah sakit)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada
saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya
mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
c. riwayat kesehatan sekarang kaji status kesehatan pasien saat dilakukannya
pengkajian.
d. riwayat kesehatan dahulu (perawatan di rs terakhir) riwayat kesehatan dahulu
terutama yang berkaitan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin dan
fekal. Ataupun riwayat dirawat di rumah sakit atau pembedahan.

e. riwayat kesehatan keluarga mengkaji riwayat kesehatan keluarga untuk


mengetahui apakah ada penyakit keturunan di keluarga pasien
f. pola persepsi dan penanganan kesehatan kaji persepsi pasien terhadap
penyakitnya, dan penggunaan tembakau, alkohol, alergi, dan obat-obatan yang
dikonsumsi secara bebas atau resep dokter
g. pola nutrisi/metabolisme mengkaji diet khsusus yang diterapkan pasien, perubahan
BB, dan gambaran diet pasien dalam sehari untuk mengetahui adanya konsumsi
makanan yang mengganggu eliminasi urin atau fekal
h. pola eliminasi kaji kebiasaan defekasi dan/atau berkemih serta masalah yang
dialami. Ada atau tidaknya konstipasi, diare, inkontinensia, retensi, dan gangguan
lainnya. Kaji penggunaan alat bantu.
i. pola aktivitas/ olahraga pola aktivitas terkait dengan ketidakmampuan pasien yang
disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu atau penggunaan alat bantu yang
mempengaruhi kebiasaan eliminasi pasien.
j. pola istirahat tidur kebiasaan tidur pasien dan masalah yang dialami
k. pola kognitif – perseptif kaji status mental pasien, kemampuan bicara, ansietas,
ketidaknyamanan, pendengaran dan penglihatan.
l. pola peran hubungan kaji pekerjaan pasien, sistem pendukung, ada/tidaknya
masalah keluarga berkenaan dengan masalah di rumah sakit.
m. pola seksualitas/ reproduksi kaji adanya masalah seksualitas pasien.
n. pola koping – toleransi stres keadaan emosi pasien, hal yang dilakukan jika ada
masalah, dan penggunaan obat untuk menghilangkan stres.
o. pola keyakinan-nilai agama yang dianut pasien dan pengaruhnya terhadap
kehidupan.
p. pemeriksaan fisik
1. Abdomen
Pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi bladder, pembesaran ginjal,
nyeri tekan, tenderness, bising usus.
2. Genetalia wanita
Inflamasi, nodul, lesi, adanya sekret dari meatus, keadaan atropi jaringan vagina.

3. Genetalia laki-laki
Kebersihan, adanya lesi, terderness, adanya pembesaran skrotum.
c. Intake dan output cairan
- Kaji intake dan output cairan dalam sehari (24 jam).
- Kebiasaan minum di rumah.
- Intake, cairan infus, oral, makanan, NGT.
- Kaji perubahan volume urine untuk mengetahui ketidakseimbangan cairan.
- Output urine dari urinal, cateter bag, drainage ureterostomy, sistostomi.
- Karakteristik urine : warna, kejernihan, bau, kepekatan.

q. pemeriksaan penunjang Pemeriksaan urine (urinalisis):


• Warna (N : jernih kekuningan)
• Penampilan (N: jernih)
• Bau (N: beraroma)
• pH (N:4,5-8,0)
• Berat jenis (N: 1,005-1,030)
• Glukosa (N: negatif)
• Keton (N:negatif)
Kultur urine (N: kuman patogen negatif).

r. terapi terapi yang diberikan baik oral maupun parenteral


yang diberikan dalam pemenuhan atau gangguan pemenuhan
kebutuhan eliminasi urin dan fekal

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan eliminasi urine
b. Inkontinensia urine
c. Retensi urine

3. Intervensi
Diagnosa NOC NIC
Retensi urin NOC: NIC :

berhubungan dengan: - Urinary elimination Urinary Retention Care


- Urinary Contiunence
Tekanan uretra - Monitor intake dan
tinggi,blockage, output
hambatan reflek, Setelah dilakukan - Monitor penggunaan
spingter kuat obat antikolinergik
tindakan keperawatan
- Monitor derajat
DS: selama …. retensi distensi bladder
urin pasien teratasi - Instruksikan pada
- Disuria pasien dan keluarga
dengan kriteria hasil: untuk mencatat
- Bladder terasa penuh
DO : output urine
- Kandung kemih
- Sediakan privacy
kosong secara penuh
- Distensi bladder untuk eliminasi
- Tidak ada residu urine
- Terdapat urine residu - Stimulasi reflek
>100-200 cc
- Inkontinensia tipe bladder dengan
- Intake cairan dalam kompres dingin pada
luapan rentang normal -
- Urin output abdomen.
Bebas dari ISK - Kateterisaai jika
sedikit/tidak ada - Tidak ada spasme perlu
bladder - Monitor tanda dan
- Balance cairan gejala ISK (panas,
seimbang hematuria,
perubahan bau dan
konsistensi urine)

Diagnosa NOC NIC


Diare NOC: NIC :

berhubungan dengan - Bowl Elimination Diare Management


- Fluid Balance
- psikologis: stress - Hidration - Kelola pemeriksaan
dan cemas tinggi kultur sensitivitas
- Electrolit and
- Situasional: efek feses
Acid Base
dari medikasi, - Evaluasi
Balance
kontaminasi, pengobatan yang
penyalah gunaan berefek samping
laksatif, penyalah Setelah dilakukan gastrointestinal
gunaan alkohol, tindakan keperawatan - Evaluasi jenis
radiasi, toksin, selama …. diare intake makanan
makanan per NGT pasien teratasi - Monitor kulit
- Fisiologis: proses sekitar perianal
dengan kriteria hasil:
infeksi, inflamasi, terhadap adanya
iritasi, malabsorbsi, - Tidak ada diare iritasi dan ulserasi
parasit - Feses tidak ada - Ajarkan pada
darah dan mukus keluarga
- Nyeri perut tidak penggunaan obat
DS: anti diare
ada
- Pola BAB normal - Instruksikan
- Nyeri perut pada pasien dan
- Elektrolit normal
- Urgensi - Kejang perut keluarga untuk
- Asam basa
DO: mencatat warna,
normal
volume,
- Lebih dari 3 x BAB - Hidrasi baik
frekuensi
perhari (membran
dan konsistensi
- Bising usus hiperaktif mukosa lembab,
feses
tidak panas, vital
- Ajarkan pada
sign normal,
pasien tehnik
hematokrit dan
pengurangan stress
urin output dalam
jika perlu
batas normaL
- Kolaburasi jika
tanda dan gejala
diare menetap
- Monitor hasil Lab
(elektrolit dan
leukosit)
- Monitor turgor
kulit, mukosa oral
sebagai indikator
dehidrasi
- Konsultasi dengan
ahli gizi untuk diet
yang tepat

Konstipasi NOC: NIC :

berhubungan dengan - Bowl Elimination Manajemen konstipasi


- Hidration
- Fungsi:kelemahan otot - Identifikasi faktor-
abdominal, Aktivitas faktor yang
fisik tidak mencukupi Setelah dilakukan menyebabkan
- Perilaku defekasi
tindakan konstipasi
keperawatan selama - Monitor tanda-
…. konstipasi
tidak teratu pasien teratasi dengan - tanda ruptur
- Perubahan lingkungan kriteria hasil: bowel/peritonitis
- Toileting tidak adekuat: Jelaskan penyebab
posisi defekasi, privasi - Pola BAB dalam dan rasionalisasi
- Psikologis: depresi, batas normal - tindakan pada
stress emosi, gangguan - Feses lunak pasien
mental - Cairan dan serat Konsultasikan
- Farmakologi: antasid, adekuat dengan
antikolinergis, - Aktivitas adekuat dokter
antikonvulsan, - Hidrasi adekuat - tentang peningkatan
antidepresan, kalsium dan penurunan
karbonat,diuretik, besi, bising usus
overdosis laksatif, Kolaburasi jika ada
NSAID, opiat, sedatif. - tanda dan gejala
- Mekanis: konstipasi yang
ketidakseimbangan menetap
elektrolit, hemoroid, Jelaskan pada
gangguan neurologis, - pasien manfaat diet
obesitas, obstruksi (cairan dan serat)
pasca bedah, abses terhadap eliminasi
rektum, tumor Jelaskan pada klien
- Fisiologis: perubahan konsekuensi
pola makan dan jenis - menggunakan
makanan, penurunan laxative
motilitas dalam waktu
gastrointestnal, - yang lama
dehidrasi, intake Kolaburasi dengan
serat dan cairan ahli gizi diet tinggi
kurang, perilaku serat dan cairan
makan yang - Dorong
buruk DS: peningkatan
aktivitas yang
- Nyeri perut optimal
- Ketegangan perut Sediakan
- Anoreksia privacy dan
- Perasaan tekanan pada keamanan
rektum selama BAB
- Nyeri kepala
- Peningkatan tekanan
abdominal
- Mual
- Defekasi dengan nyeri
DO:

- Feses dengan darah


segar
- Perubahan pola BAB
- Feses berwarna gelap
- Penurunan frekuensi
BAB
- Penurunan volume feses
- Distensi abdomen
- Feses keras
- Bising usus hipo/hiperaktif
- Teraba massa abdomen
atau rektal
- Perkusi tumpul
- Sering flatus
- Muntah

4. Implementasi pencegahan, pengaturan posisi dan intervensi mandiri. Tindakan


keperawatan mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi
Tindakan mandiri : aktivitas perawat yang dilakukan atau yang didasarkan pada
kesimpulan sendiri dan bahan petunjuk dan perintah tenaga kesehatan lain. Tindakan
kolaborasi: tindakan yang dilaksanakan atas hasil keputusan bersama dengan dokter
dan petugas kesehatan lain.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana ksehatan pasien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan pasien.
S = subjektif
O = objektif
A = Analisa
P = Planning
a. Dehidrasi berkurang.
b. Pemenuhan kebutuhan cairan terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai