A. Pengertian
Eliminasi merupakan suatu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh
tubuh. Eliminasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu eliminasi urine dan eliminasi fekal.
Eliminasi urine berkaitan dengan sistem perkemigan, sedangkan eliminasi fekal erat
kaitannya dengan saluran pencernaan.
B. Anatomi Fisiologi
Eliminasi urine
Sistem yang berperan dalam eliminasi urine adalah sistem perkemihan. Dimana sistem ini
terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses pembentukan urine di ginjal
terdiri dari 3 proses yaitu: filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi.
1. Filtrasi
Proses filtrasi berlangsung di glomelurus, proses ini terjadi karena permukaan aferen
lebih besar dari permukaan eferen
2. Reabsorbsi
Proses reabsorbsi terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fosfat, dan ion karbonat
3. Sekresi
Pada proses sekresi ini sisa reabsorbsi diteruskan keluar.
Kebiasaan mengabaikan respon awal untuk berkmeih dan hanya pada akhir keinginan
berkemih mejadi lebih kuat mengakibatkan urine banyak tertahan di kandung kemih,
sehingga kapasitas kandung kemih lebih dari normal
3. Gaya hidup
Ketersediaan fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi eliminasi urin
4. Stres psikologis
Meningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih.
5. Tingkat aktivitas
Aktifitas sangat dibutuhkan dibutuhkan dalam mempertahankan tonus otot. Eliminasi
urin membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus sfingter internal
dan eksternal.
6. Tingkat perkembangan
Misal pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya
tekanan dari fetus
7. Kondisi penyakit
Saat seorang sakit, produksi urin nya sedikit hal ini disebabkan oleh keinginan yntuk
minum sedikit.
4. Gangguan/ Masalah
a. Eliminasi urin
1) retensi urin : akumulasi urine yang nyata didalam kandung kemih akibat
ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih
2) dysuria : adanya rasa sakit atau kesulitan berkemih
3) polyuria : produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti
2500 ml/hari tanpa adanya intake cairan.
4) Inkontinensia urine : ketidaksanggupan sementara atau permanen oto sfingter
eksternal untuk mengontrol keluarnya urine dari kantong kemih 5) Urinari
supresi : berhenti memproduksi urine secara mendadak.
3. Genetalia laki-laki
Kebersihan, adanya lesi, terderness, adanya pembesaran skrotum.
c. Intake dan output cairan
- Kaji intake dan output cairan dalam sehari (24 jam).
- Kebiasaan minum di rumah.
- Intake, cairan infus, oral, makanan, NGT.
- Kaji perubahan volume urine untuk mengetahui ketidakseimbangan cairan.
- Output urine dari urinal, cateter bag, drainage ureterostomy, sistostomi.
- Karakteristik urine : warna, kejernihan, bau, kepekatan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan eliminasi urine
b. Inkontinensia urine
c. Retensi urine
3. Intervensi
Diagnosa NOC NIC
Retensi urin NOC: NIC :
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana ksehatan pasien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan pasien.
S = subjektif
O = objektif
A = Analisa
P = Planning
a. Dehidrasi berkurang.
b. Pemenuhan kebutuhan cairan terpenuhi.