Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN ELIMINASI

DISUSUN OLEH:
Eva Damayanti
40901800029

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
1. Pengertian
Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan,  penyingkiran, penyisihan. Dalam bidang kesehatan, Eliminasi
adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel
feses.
Eliminasi adalah pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau
bowel (feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih terisi. System tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine
adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Eliminasi dibedakan menjadi dua yaitu: eliminasi urine dan eliminasi fekal.
 Eliminasi urine
Sistem yang berperan dalam eliminasi urine adalah sistem perkemihan.
Dimana sistem ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemoh, dan uretra.
Proses pembentukan urine di ginjal terdiri dari 3 proses yaitu : filtrasi ,
reabsorpsi dan sekresi. Proses filtrasi berlangsung di glomelurus. Proses
ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen.
Proses reabsorpsi terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida, fosfat, dan beberapa ion karbonat.Proses sekresi ini sisa
reabsorpsi diteruskan keluar.
 Eliminasi fekal
Eliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan. Saluran
pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan proses penernaan
(pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair
dari mulut sampai anus. Organ utama yang berperan dalam eliminasi
fekal adla usus besar. Usus besar memiliki beberapa fungsi utama yaitu
mengabsorpsi cairan dan elektrolit, proteksi atau perlindungan dengan
mensekresikan mukus yang akan melindungi dinding usus dari trauma
oleh feses dan aktivitas bakteri, mengantarkan sisa makanan sampai ke
anus dengan berkontraksi. Proses eliminasi fekal adalah suatu upaya
pengosongan intestin. Pusat refleks ini terdapat pada medula dan spinal
cord. Refleks defekasi timbul karena adanya feses dalam rektum
2. Fisiologi
Berikut adalah organ tubuh yang berperan dalam proses eliminasi:
a) Mulut
Saluran pencernaan merubah zat-zat makanan secara mekanik dan kimiawi.
Pencernaan secara mekanik dan kimiawi dimulai dari mulut. Gigi mengunyah
makanan, memecahnya menjadi ukuran tertentu untuk ditelan. Sekresi saliva
mengandung enzim seperti: ptialin yang mulai mencerna elemen makanan
tertentu. Saliva mencairkan dan melembutkan bolus makanan yang ada
dimulut agar lebih mudah ditelan.
b) Esofagus
Ketika makanan memasuki esofagus bagian atas ia berjalan melewati spinkter
esophagius bagian atas dimana ada sebuah otot sirkular yang mencegah udara
masuk ke esophagus dan makanan dari refluks ke tenggorokan. Bolus dari
makanan mengadakan perjalanan sepanjang 25cm di esophagus.
c) Lambung
Fungsi terpenting dari lambung adalah menyimpan makanan yang masuk
sampai disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk
pencernaan dan penyerapan yang optimal.
d) Usus halus
Usus halus terdiri dari 3 bagian: duodenum, jejenum, ileum. Chyme
tercampur dengan enzim pencernaan (seperti empedu dan amisale) ketika
berjalan melewati usus halus. Hampir seluruh makanan diabsorpsi oleh
duodenum dan jejenum. Ilenum mengabsorpsi beberapa vitamin, zat besi dan
garam empedu. Jika fungsinya terganggu, proses pencernaan berubah secara
drastis
e) Usus besar
Bagian bawah dari saluran gastrointestinal adalah usus besas (kolon) karena
diameternya lebih besar dari usus halus. Bagaimanapun panjangnya antara
1,5-1,8cm adalah lebih pendek. Usus besar terbagi atas caecum, kolon,
rektum.
3. Faktor yang mempengaruhi
a) Respon keinginan awal untuk berkemih atau defekasi
Mempunyai kebiasaan mengabaikan respon awal untuk berkemih atau
defekasi. Akibatnya urin banyak tertahan di kandung kemih dan feses menjadi
mengeras karena terlalu lama di rectum dan terjadi reabsorbsi cairan.
b) Gaya hidup
Tersedianya fasiloitas toilet dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi dan
defekasi.
c) Stress psikogi
Meningkatnya stress seseorang dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi
keinginan berkemih, hal ini karena meningkatnya sensitive untuk keinginan
berkemih dan meningkatkan jumlah uron yang di produksi
d) Tingkat perkembangan
Pada wanita hamil kapasitasnya kandung kemih menurun karena adanya
tekana dari fese atau adanya sering berkemih. Pada usia tua mulai penurunan
tonus otot kandung kemih
e) Kondisi patpfiologis
f) Demam dapat menurunkan produksi urin
g) Obat obatan diuretic dapat meningkatkan output urin
4. Jenis gangguan
Gangguan eliminasi
1. Masalah dalam eliminasi urine
a) Retensi yaitu adanya penumpukan urin di dalam kandung kemih
b) Inkontinensi urin yaitu ketidaksanggupan mengkontrol keluarnya urin
di kandung kemih
c) Urinary suppresi yaitu berhentik mendadak produksi urine
2. Masalah eliminasi fekal
a) Diare merupakan BAB sering dengan cairan fese yang tidak berbentuk
b) Konstipasi merupakan gejala menurunnya frekuensi BAB disertai
pengeluaran feses yang sulit
c) Impaction merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur sehingga
feses yang keras tidak bisa dikeluarakan.
5. Pengkajian
a) Identitas klien
b) Kebiasan berkemih
- Pola berkemih
- Frekuensi berkemih
- Volume urine

No Usia Jumlah/hari
1 1-2 hari 15-60 ml
2 3-10 hari 100-300 ml
3 10-2 bulan 250-400 ml
4 2 bln-1 tahun 400-500 ml
5 1-3 tahun 500-600 ml
6 3-5 tahun 600-700 ml
7 5-8 tahun 700-1000 ml
8 8-13 tahun 800-1400 ml
9 14-dewasa >1500 ml
10 Dewasa tua ≤ 1500 ml

c). Factor yang mempengaruhi keniasaan berkemih

- Diet dan asupan


- Respon keinginan awal untuk berkemih
- Gaya hidup
- Stress psikologis
- Tingkat aktivitas

6. Diagnosa dan rencana keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional


(NOC) (NIC)
1. Gangguan eliminasi Tujuan : - Memonitoring Melatih mengosongk
urin berhubungan Setelah dilakukan asuhan output urine kandung kemih seca
dengan gangguan keperawatan 1x24 jam, meliputi teratur dapat menguran
sensorik diharapkan klien bisa frekuensi, terjadinya pengeluar
meninggkatkan fungsi konsistensi, air kemih dalam bent
kandung kemih bau volume tetesan
Kriteria hasil: dan warna Agar klien dap
- Tunjukan - Monitor tanda mengetahui tanda d
kepercayaan dan gejala gejala pasti dari reten
bahwa pasti dari urine
intenkontinesia retensi urine
dapat klien
ditingkatkan - Catat waktu
- Lakukan terakhir
eliminasi pada berkemih
pasien atau - Jelaskan
ingatkan pada prosedur dan
pasien untuk rasional dari
mengosongkan pemasangan
kandung kemih kateter
pada interval - Monitor intake
yang sudah di dan output
tentukan cairan (jumlah,
- Memberikan warna
privasi untuk frekuensi)
pasien
- Pertimbangkan
kemampuan
untuk mengenali
dorongan
pengosongan
kandung kemih
- Bantu pasien
untuk
mengidentifikasi
pola-pola
inkontinesia
- Dorong pasien
untuk membuat
buku harian untuk
berkemih
- Ulas buku harian
dengan
kemampuan
berkemih
- Tentukan jadwal
awal dan akhir
untuk eliminasi
2. retensi urin Tujuan: - Jelaskan Menjelaskan sem
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan prosedur dan tindakan keperawat
sumbatan saluran keperawatan 1x24 rasionalisasi kepada pasien pentingn
perkemihan jam,klien dapat kateterisasi untuk menjaga pros
mengendalikan eliminasi - Pasang alat eliminasi. Metode cre
urin dari kandung kemih dengan tepat membantu menstimul
Kriteria hasil: - Berikan privasi mikturisi d
- Mengenali dan tutupi mengosongkan kandu
keinginan untuk pasien dengan kemih
berkemih baik untuk
- Menjaga pola kesopanan
perkemihan yang - Pastikan
teratur pencahayaan
- Respon yang tepat
perkemihan sudah untuk
tepat waktu visualisasi
- Perkemihan pada anatomi yang
tempat yang tepat tepat
- Bisa memakai - Pertahankan
pakainan sendiri system
- Bisa drainase kemih
menggunakan tertutup dan
toilet sendiri terhalang
- Memulai dan - Amankan
menghentikan kateter pada
aliran urin kulit dengan
- Mengosongkan plester yang
kantong kemih sesuai
sepenuhnya - Monitar intake
dan output
- Lakukan
pemasangan
kantung
kateter jika di
perlukan
- Ajarkan pasien
dan keluarga
mengenai
perawatan
kateter yang
tepat
3. Inkontinensia urine Tujuan : - Jaga privasi Latihan dasar pangg
aliran berhubungan Setelah dilakukan asuhan privasi pasien membantu memperku
denga eliminasi usus keperawatan 1x24 jam , saat berkemih oto-otot panggul pa
klien dapat mengontrol - Bantu untuk saat saraf panggul utuh
pengeluaran fese dari meningkatkan Agar klien mengetah
urin harapan pasien kegunaan dan tuju
Kriteria hasil: - Monitor pemasangan kateter
- Mengenali kebiasaan
keingina untuk BAB pasien
defekasi - Rujuk pasien
- Mempertahankan ke spesialis
control urologi jika di
pengeluaran fese prlukan
- Mengeluarkan - Batasai
feses paling tidak makanan
3 kali perhari
- Minum cairan yangmengirita
secara adekuad si kandung
- Persarafan kemih
stingfer - Batasi intake
fungsional cairan2-3 jam
- Eliminasi secara sebelum tidur
mandiri - Sediakan
- Memantau jumlah popok kain
dan konsistensi yang nyaman
fases dan
- Merespons melindungi
keinginan BAB - Berikan umpan
secara tepat positif jika
waktu inkontensia
- Mengkonsumsi membaik
serat secara - Intruksikan
adekuat pasien untuk
minum
minimal
1500cc air
perhari

7. Daftar pustaka

Brunner & Suddarth. 2002, Keperawatan Medikal Beddah vol 3. Enerbit


Kedokteran EGC: Jakarta

Hamawatiaj. 2010. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Fekal.

Terdapat pada : http??harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/14/konsep-


dasar-pemenuhan-kebutuhan-eliminasi-fekal/

Septiawan, catur E. 2008. Perubahan pada pola urinarius. Terdapat pada:


www.kiya.org

Supratman. 200.askep klien dengan system perkemihan

https://www.academia.edu/8537875/Makalah_Berpikir_Kritis_Kebutuhan
_Eliminasi_dan_Asuhan_Keperawatan_Gastroentritis

Anda mungkin juga menyukai