Anda di halaman 1dari 9

FISIKA LINGKUNGAN

“FLUIDA STATIS”

Kelompok 1 :

1. Husni Attin
2. Raniyah Putri Hafni
3. Revita Sabilla
4. Rohmah Saniyah
5. Suci Triyas Ramadani

PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

JL.HANG JEBAT III F3, KEBAYORAN BARU, JAKARTA SELATAN


 Pengertian Fluida Statis

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena
kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat
tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air
merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida
karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat
gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain.
Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari
manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang
dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.

Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:

1. Fluida Statis
2. Fluida Dinamis

Adapun pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak
(diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel
fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan
kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.

Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana.
Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh
gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut
bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki
kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar
sungai.
 Tekanan

Ketika kita memberikan gaya pada suatu benda, berarti memberi tekanan pada benda
tersebut. Besar tekanan yang dirasakan benda sebanding dengan besar gaya yang diberikan
dan berbanding terbalik dengan luas permukaan benda yang mendapatkan gaya tersebut.

Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan dibagi
luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai
berikut.

p=F/A

Keterangan:

F = gaya (N),

A = luas permukaan (m2), dan

p = tekanan (N/m2 = Pascal).

Persamaan menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas permukaan


bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan
mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang besar.

Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang
dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas
titik tersebut.

 Tekanan Hidrostatik

Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat cair yang diam sesuai dengan namanya
(hidro: air dan statik: diam). Atau lebih lengkapnya Tekanan Hidrostatik didefinisikan
sebagai tekanan yang diberikan oleh cairan pada kesetimbangan karena pengaruh gaya
gravitasi. Tekanan hidrostatis pada titik kedalaman berapapun tidak dipengaruhi oleh berat
air, luasan permukaan air, ataupun bentuk bejana air. Tekanan hidrostatis menekan ke segala
arah. Satuan tekanan adalah Newton per meter kuadrat (N/m2) atau Pascal (Pa).Hal ini berarti
setiap benda yang berada pada zat cair yang diam, tekanannya tergantung dari besarnya
gravitasi. Ada hal lain yang mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik yaitu:
kedalaman/ketinggian dan massa jenis zat cair. Kesimpulan dalam tekanan hidrostatik ada
beberapa hal :

1. Volume tidak mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik


2. Besarnya tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh kedalaman, gravitasi dan massa
jenis zat cair (fluida).

Sehingga rumus tekanan hidrostatik fluida statis adalah:`

Ph = ρ x g x h

Ph = s x h

Keterangan:

Ph : Tekanan hidrostatis (N/m² atau dn/cm²)

h : jarak ke permukaan zat cair (m atau cm)

s: berat jenis zat cair (N/m³ atau dn/cm³)

ρ: massa jenis zat cair (kg/m³ atau g/cm³)

g: gravitasi (m/s² atau cm/s²)

Massa jenis air = 1000 kg/m3 atau 1 gr/cm3

Massa jenis raksa = 13600 kg/m3 atau 13,6 gr/cm3

Maka, karena volume tidak berpengaruh pada besarnya tekanan hidrostatik, apapun
bentuk wadahnya jika kedalamannya sama akan menghasilkan tekanan hidrostatik yang sama
pula.

Jika kita ingin menghitung besar total tekanan pada suatu titik di bawah permukaan
air pada tempat terbuka seperti pada danau dan laut dan segala kontainer/wadah terbuka,
maka kita perlu menambahkan besar tekanan atmosfer pada perhitungan. Sehingga, total
tekanan hidrostatis pada kondisi terbuka adalah sama dengan tekanan hidrostatis air pada titik
tersebut ditambah besar tekanan yang bekerja pada permukaan air yang dirumuskan dengan:
Dimana P atm adalah tekanan atmosfer (tekanan atmosfer pada permukaan laut sebesar P atm
= 1,01 x 10^5 Pa).

 Hukum Pascal

Hukum pascal yang berbunyi: "Tekanan yang diberikan kepada fluida dalam sebuah
ruangan tertutup akan diteruskan sama besar kesegala arah".

Hukum Pascal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan tekanan pada permukaan
fluida, harus diteruskan ke segala arah fluida tersebut. Hukum pascal hanya dapat diterapkan
pada fluida, umumnya fluida cair.

Rumus hukum Pascal dalam sistem tertutup dapat disimpulkan dengan:

P keluar = P masuk

Agar lebih simpel, formula diatas ditulis dengan

P1 = P2

Seperti yang sudah kita tahu bahwa tekanan adalah gaya dibagi besar luasan penampangnya
(P = F/A), maka persamaan diatas dapat ditulis kembali sebagai berikut:

Atau

Melalui persamaan Hukum Pascal di atas, bahwa Hukum Pascal sering diterapkan
pada alat-alat dongkrak hidrolik, pompa hidrolik, mesin hidrolik, mesin hidrolik pengangkat
mobil, dan sistem kerja rem hidrolik pada mobil.

Contoh Soal

1. Sebuah pengungkit hidrolik digunakan untuk mengangkat mobil. Udara bertekanan


tinggi digunakan untuk menekan piston kecil yang memiliki jari-jari 5 cm. Takanan
yang diterima diteruskan oleh cairan didalam sistem tertutup ke piston besar yang
memiliki jari-jari 15 cm. Berapa besar gaya yang harus diberikan udara bertekan
tinggi untuk mengangkat mobil yang memiliki berat sebesar 13.300 N? Berapa
tekanan yang dihasilkan oleh udara bertekanan tinggi tersebut?

Pembahasan:

Sehingga didapat:

 = 1.480 N[/latex]

Kemudian, banyaknya tekanan udara yang dibutuhkan sebesar:

Besarnya tekanan yang diperlukan, hampir dua kali besar tekanan atmosfer.

 Hukum Archimedes

Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan diatas benda cair
yang ditemukan oleh Archimedes, seorang ilmuwan Yunani yang juga merupakan penemu
pompa spiral untuk menaikan air yang dikenal dengan istilah Sekrup Archimede. Hukum
Archimedes berhubungan dengan gaya berat dan gaya ke atas suatu benda jika dimasukan
kedalam air. Berikut ini adalah bunyi hukum Archimedes :

“Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhya kedalam zat cair akan mengalami
gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut”

Hukum Archimedes adalah hukum yang menyatakan bahwa setiap benda yang tercelup baik
keseluruhan maupun sebagian dalam fluida, maka benda tersebut akan menerima dorongan
gaya ke atas (atau gaya apung). Besarnya gaya apung yang diterima, nilainya sama dengan
berat air yang dipindahkan oleh benda tersebut (berat = massa benda x percepatan gravitasi)
dan memiliki arah gaya yang bertolak belakang (arah gaya berat kebawah, arah gaya apung
ke atas).

Jika benda memiliki berat kurang dari berat air yang dipindahkannya, maka benda
tersebut akan mengapung (berat benda < gaya apung atau ). Jika benda memiliki
berat lebih dari berat air yang dipindahkannya, maka benda tersebut akan tenggelam (berat
benda > gaya apung atau   ). Dan benda akan melayang, jika beratnya sama
dengan berat air yang dipindahkan (berat benda = gaya apung), yang berarti massa jenis
benda sama dengan massa jenis air ( ).

Rumus Hukum Archimedes

Sesuai dengan bunyi hukum Archimedes di atas, maka besarnya gaya apung (B) dapat
dihitung dengan rumus hukum archimedes:

B = ρ (air) x g x V (air yang dipindahkan)

Dimana ρ (air) adalah massa jenis air, g adalah gravitasi bumi (10 m/s2), V(air yang
dipindahkan) adalah volume air yang dipindahkan oleh benda yang tercelup.

Besarnya gaya apung (B), dapat pula langsung dicari dengan formula berikut:

B = m (air yang dipindahkan) x g

B = w (air yang dipindahkan)

Dimana, m (air yang dipindahkan) adalah berat air yang dipindahkan benda yang tercelup.
Berarti, semakin banyak volume yang tercelup atau semakin banyak air yang dipindahkan,
maka benda akan mendapat gaya apung yang semakin besar.

Untuk benda yang tercelup seluruhnya, hukum Archimedes dapat diformulasikan sebagai
berikut:

w {benda tercelup} = w{benda} - w{air yang dipindahkan}

B = w{benda} - w{benda tercelup}

Dari rumus hukum Archimedes di atas, diketahui hubungan massa jenis benda dengan massa
jenis air:

Atau, dapat pula dirumuskan menjadi:


Penerapan Hukum Archimedes

Hukum Archimedes dapat menjelaskan mengapa suatu benda yang tercelup di air dapat
melayang, mengapung, dan tenggelam. Penerapan hukum Archimedes ini diantaranya adalah
perancangan kapal laut, bangunan lepas pantai (offshore), hingga kapal selam. Selain gaya
apung, hukum Archimedes juga dipakai untuk menentukan massa jenis suatu benda padat,
serta diterapkan pada stabilitas hidrostatik kapal yang mengapung di permukaan air.

Hukum Archimedes diterapkan pada kapal selam. Kapal selam merupakan kapal yang dapat
mengubah-ubah massa jenisnya agar dapat menyelam, melayang dan mengapung di
permukaan air. Untuk mengubah massa jenisnya, kapal selam menambahkan massa atau
mengurangi massanya dengan cara memasukkan air atau mengeluarkan air. Agar dapat
menyelam, kapal selam memasukkan air sehingga massa kapal bertambah besar, begitu pula
sebaliknya jika kapal selam ingin kembali muncul ke permukaan.

Contoh Soal:

1. Volume sebongkah batu adalah 2,5 dm³ dimasukin ke dalam air yang berat jenisnya
10.000 N/m² . Jika berat batu 100 N,hitunglah besar gaya ke atas dari batu tersebut.

Pembahasan :
Dik : V = 2,5dm³ = 25/10000m³

W batu = 100N

Massa jenis air =10000n/m³

Gravitasi = 10N/kg

Dit: F = … ?

Jawab: F = Massa jenis X gravitasi X volume

= 10000 X 10 X 25/10000

= 250 N

Anda mungkin juga menyukai