Anda di halaman 1dari 24

CILIAPHORA

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Protista
Yang dibina oleh Bpk.Masjhudi

Oleh
Desi Yulia Safitri 160342606
Novika Dwi U.T 160342606294
Roikhatul Jannah 160342606

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
S1 BIOLOGI
Februari 2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan
zoon berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang
menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya dibentuk untuk mengelompokan
organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa
disebut organisme seperti hewan (animal like). Filum pada Protista terdiri atas
empat yaitu: Rhizopoda atau Sarcodina, Ciliata atau Ciliophora, Flagellata atau
Mastighopora dan Sporozoa.

Dalam makalah ini membahas tentang filum Ciliophora


(Chylliophora). Ciliophora merupakan protozoa yang memiliki silia sebagai alat
geraknya. Ciliophora, disebut juga Ciliata, berperan sebagai konsumen bakteri
(Prokaryotes). Dimana bakteri memainkan peranan penting dalam menjaga bumi
sebagai tempat yang cocok untuk tempat tinggal dan protozoa memainkan
peranan penting dalam mengendalikannya.

Dengan mempelajari Ciliophora kita dapat lebih memahami morfologi,


fisiologis dan proses reproduksi dari Ciliophora.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Ciliophora?


2. Bagaimana morfologi dari Ciliophora?
3. Bagaimana fisiologi dari Ciliophora?
4. Bagaimana klasifikasi dari Ciliophora?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Ciliophora.


2. Untuk mengetahui morfologi dari Ciliophora.
3. Untuk mengetahui fisiologi dari Ciliophora.
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari Ciliophora.

1.4 Manfaat

Agar mahasiswa lebih banyak mengerti dan lebih mengetahui mengenai


filum Ciliophora serta fisiologinya.

BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama
dan zoon berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista
yang menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya dibentuk untuk
mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah
sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like).

Protista (yang paling pertama) berasal dari teori asal-usul makhluk


hidup yang di kemukakan oleh Aris Toteles Makhluk hidup berasal dari benda
mati. Filum pada Protista terdiri atas empat yaitu: Rhizopoda/Sarcodina,
Cylliata/Cyilliophora, Flagellata/Mastidhopora dan, Sporozoa.

Tabel 1.1 Perbandingan Protista Mirip Hewan

NO Filum Ciri Umum Contoh Spesies

1 Zoomastigophora Zooflagellata, Triconympha sp.


menggunakan flagel dan
untuk bergerak dan Trypanasoma sp.
memangsa, umumnya
uniseluler, beberapa
berkoloni

2 Rhizopoda Pseudopodia untuk Amoeba proteus


bergerak dan
memangsa

3 Actinopoda Memangsa dengan Helizoa dan


axopodia Radiozoa
(pseudopodia yang
runcing dan
menyebar), memiliki
rangka silica

4 Apicomplexa Sebelumnya dikenal Plasmodium


sebagai sporozoa,
parasit pada hewan
dan manusia dengan
siklus hidup yang
rumit

5 Ciliophora Cilia digunakan untuk Stylonychia sp.,


bergerak dan Paramaecium sp.
memangsa, umumnya
uniseluler, beberapa
sesil dan berkoloni

6 Foraminifera Memangsa dan Globigerina


bergerak
menggunakan
pseudopodia halus
yang saling
berhubungan

2.1 Pengertian Ciliophora

Ciliophora merupakan protozoa yang memiliki silia sebagai alat geraknya.


Protozoa merupakan binatang yang paling banyak di dunia. Ciliophora, disebut
juga Ciliata, berperan sebagai konsumen bakteri (Prokaryotes). Dimana bakteri
memainkan peranan penting dalam menjaga bumi sebagai tempat yang cocok
untuk tempat tinggal dan protozoa memainkan peranan penting dalam
mengendalikannya.

Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama
dan zoon berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista
yang menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya dibentuk untuk
mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah
sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like).
Sebagian besar Protozoa uniseluler memiliki ukuran tubuh antara (2--
1.000) m, protozoa termasuk eukariot. Biasanya hidup di dalam air, namun ada
juga yang ditemukan di dalam tanah bahkan di dalam tubuh organisme lain
sebagai parasit. Di perairan laut ataupun air tawar, Protozoa berperan sebagai
zooplankton. Ciliata atau Infusoria merupakan kelompok terbesar di Protozoa, di
mana anggotanya sekitar 8.000 species. Ciri khas filum ini adalah alat geraknya
berupa cilia (rambut getar). Cilia tersebut ada yang terdapat di seluruh tubuh, ada
pula yang hanya di bagian tertentu. Selain sebagai alat gerak, cilia pun berguna
membantu mengumpulkan makanan. Habitat kelompok ini adalah air tawar dan
air laut yang mengandung zat organik tinggi.

2.2 Morfologi Ciliophora

Anggota Filum Ciliophora merupakan organisme uniseluler soliter yang


umumnya hidup di air tawar. Ciliata memiliki banyak organel yang terspesialisasi,
termasuk cilia (tunggal cilium), struktur mirip rambut pendek di luar tubuhnya.
Cilia mungkin menutupi seluruh bagian tubuh Ciliata atau terlokalisasi. Pada
genus Paramaecium , cilia menutupi seluruh bagian permukaan tubuh. Koordinasi
yang baik pada cilia menyebabkan mereka dapat bergerak dengan cepat, sekitar
satu milimeter per detiknya. Walaupun merupakan sel tunggal, Paramaecium
dapat merespons lingkungan sekitarnya dengan baik. Jika bertemu dengan bahan
kimia berbahaya atau penghalang, sel secara cepat akan mundur dengan gerakan
cilia menuju arah yang berbeda.

Ciliata adalah predator yang ulung. Beberapa Ciliata, termasuk


Paramaecium dan Didinium, membuat mangsa mereka tidak dapat bergerak
dengan melepaskan jarum-jarum yang disebut trikosista yang menempel pada
tubuh mereka. Mangsa kemudian dibawa ke dalam struktur mirip mulut dan
dicerna pada vakuola yang sewaktu-waktu berfungsi seperti perut. Sisa makanan
tersebut kemudian dikeluarkan melalui eksositosis. Air yang berlebihan
diakumulasikan di dalam vakuola yang secara periodik berkontraksi untuk
mengosongkan cairan melalui lubang yang disebut pori anal.

Ciri-ciri dan karakteristik Ciliophora (ciliata) dapat disimpulkan sebagai berikut :

Mempunyai alat gerak berupa silia / rambut getar.


Fungsi silia : sebagai alat gerak, penerima rangsang dan pengambil
makanan.
Selnya dilapisi pelikel sehingga bentuknya tetap (umumnya berbentuk
oval), memiliki satu makronukleus dan satu atau lebih mikronukleus.
Fungsi makronukleus adalah berperan dalam metabolisme.
Fungsi mikronukleus adalah berperan dalam perkembangbiakan.
Hidup di air tawar, tanah dan ada yg parasit.
Reproduksi : Aseksual : membelah diri
Seksual : konjugasi
Contoh : - Paramaecium caudatum (hidup bebas).
-Nyctoterus ovalis (parasit pada usus kecoa).
-Balantidium coli (hidup di kolon manusia) menyebabkan
balantidiosis (diare).
-Stentor ( bentuk terompet, hidup di air tawar)
-Didinium (predator Paramaecium, hidup di air tawar)
-Vorticella(bentuk lonceng dengan tangkai panjang untuk
melekat, hidup di air tawar),
-Stylonichia (silia berbentuk duri, hidup bebas di air tawar)

Kebanyakan anggota dari phylum ini hidup soliter atau hidup sendiri di
perairan tawar. Selain itu, phylum Ciliophora ini hidup bebas dan jarang yang
parasit di dalam organisme lain. Bentuk tubuh dari anggota phylum ini tetap
karena mengandung pelikel yang tersusun atas protein. Pelikel merupakan suatu
selaput keras yang menyebabkan bentuk tubuhnya tetap.

Contoh spesies dari phylum Ciliophora adalah Paramaecium yang


memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Protozoa tersebut dapat kita temukan di perairan sekitar kita, seperti di


kolam maupun di sawah.
Tubuh Paramaecium memiliki bentuk mirip sandal jepit. Paramaecium
memiliki inti yang berukuran besar (makronukleus) dan berukuran kecil
(mikronukleus).
Makronukleus bertanggung jawab dalam berlangsungnya metabolisme sel.
Adapun mikronukleus mengontrol perkembangbiakan sel.
Selain itu, Paramaecium juga memiliki dua jenis vakuola (kantung), yakni
vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
Paramaecium berkembang biak secara aseksual maupun seksual.
-Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan cara membelah diri.
Adapun perkembangbiakan secara seksual dilakukan melalui proses
konjugasi.
Proses konjugasi pada Paramaecium :

1. Dua Paramaecium saling menempel pada bagian oral (mulut sel).


Membran sel yg menempel melebur sehingga terbentuk saluran
konjugasi/jembatan sitoplasmik.
2. Pada bagian masing-masing sel, mikronukleus diploid (2n) membelah
secara meiosis menghasilkan 4 mikronukleus haploid (n). Makronukleus
tetap.
3. Tiga mikronukleus yang dihasilkan dari masing-masing Paramaecium
akan hancur, sedangkan satu mikronukleus akan membelah secara mitosis
menghasilkan 2 mikronukleus.
4. Satu nukleus akan bergerak ke arah jembatan sitoplasmik, melebur dengan
mikronukleus sel Paramaecium di sebelahnya sehingga 2 inti
(mikronukleus) bergabung menjadi satu (sinkarion). 2 Paramaecium
tersebut akhirnya identik.
5. Sel-sel Paramaecium terpisah.
6. Mikronukleus membelah secara mitosis 3 kali berturut-turut menghasilkan
8 mikronukleus. Makronukleus hancur.
7. Tiga mikronukleus menghilang/melebur, 4 mikronukleus bergabung
membentuk makronukleus sedangkan 1 mikronukleus tetap menjadi
mikronukleus.
8. Selanjutnya, masing-masing Paramaecium membelah 2 kali berturut-turut
sehingga setiap Paramaecium menghasilkan 4 Paramaecium baru.
2.3 Fisiologi Ciliophora

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa


protozoa dapat hidup pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan
manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang
mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP
melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.

Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme


lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.
Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksiden dan air maupun molekul-
molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang
tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis.
Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh
kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan dengan vakuola. Vakuola
kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam
vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan
secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok
Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk
ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola
makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom
memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan
makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan
didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna
dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa
bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang
disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu
silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan,
sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.

Beberapa contoh spesies phylum Ciliophora lainnya adalah Balantidium


coli, Didinium, Stentor, Vorticella, dan Stylonychia. Didinium, Stentor, dan
Vorticella mempunyai bentuk yang halus. Didinium mirip teko air bertangkai,
sementara Stentor mirip terompet, dan Vorticella mirip lonceng. Beberapa
anggota Ciliophora yang hidup di perairan tawar dapat dijadikan indikator
pencemaran, seperti Paramaecium dan Stentor. Balantidium coli hidup parasit di
dalam usus besar manusia dan dapat menyebabkan penyakit balantidiasis
(gangguan perut).

Gambar 3.11 (a) Balantidium coli (b) Stentor (c) Vorticella (d) Stylonychia

Kehadiran silia yang menutupi sel dari organisme merupakan ciri khas
utama dari kelompok ini, oleh karena itu dinamai phylum Ciliophora. Namun,
perbedaan sitologi utama adalah kehadiran dua jenis inti, yaitu mikronukleus dan
macronucleus. Radiasi adaptif kelompok ini selama evolusi telah menghasilkan
beberapa spesies sangat bagus dan beragam.

Beberapa adalah sessile (misalnya Suctorians atau Stentor) dan


menangkap makanan dengan tentakel yang menembus sitoplasma dan menarik
mangsa, atau dengan kompleks membranelles mendorong air yang membawa
partikel aliran air ke dalam rongga vakuola makanan bucal yang terbentuk.
Meskipun sebagian besar ciliates "telanjang", beberapa menghasilkan mineralisasi
Lorica (Tintinnids) atau mensekresi skala organik (misalnya
Lepidotrachelophyllum). Penyusunan silia pada permukaan tubuh dan di wilayah
aparatus oral, kehadiran struktur makanan yang khusus, dan organisasi dari pita
subpellicular dari mikrotubulus adalah kriteria penting yang digunakan dalam
menciptakan kategori taksonomi (Roger, 1988).

Anggota subphylum Ciliophora memiliki silia atau derivat ciliary pada


beberapa tahap siklus hidup. Perlengkapan berkisar dari penutup lengkap dari silia
sederhana untuk sebuah membranelles yang relatif sedikit lebih atau kurang
lengkap terbatas pada daerah peristomial. Dalam rentang ini, tipe spesialisasi
ciliary dan pola distribusi menjadi dasar utama untuk membedakan taksonomi
subdivisi.

Ciliophore ini biasanya dibagi menjadi dua kelas, Ciliatea dan Suctorea. Dalam
ciliatea, silia atau komponen derivat mereka terdapat dalam fase siklus dominan.
Suctorea tidak bersilia pada fase dewasa dan telah mengembangkan tentakel
khusus yang berfungsi dalam mencari makan. Tahapan larva bersilia merupakan
karakteristik spesies yang paling menghubungkan kelompok ini dengan Ciliatea
dan pola larva ciliary menyiratkan bahwa Suctorea lebih erat terkait dengan
Holotrichida daripada ke ciliates yang lebih spesifik

2.4 Peranan Ciliophora

Ciliata (Ciliophora) memiliki alat gerak berupa cilia atau bulu getar.
Bentuk tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik dan
bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata. Contoh:

Paramaecium caudatum, bereproduksi secara aseksual dengan membelah


diri dengan arah transversal, seksual dengan konjugasi dengan terjadi
pertukaran inti kecil (mikronukleus).
Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat.
Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk lurus
atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya.
Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa
Paramaecium.
Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak
ditemukan pada permukaan daun yang terendam air.
Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan
balantidiosis (gangguan pada perut).

Berikut ini akan dibahas lebih dalam mengenai spesies paramecium.


Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan yang masuk ke dalam
subfilum Ciliophora.

Paramecium
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini
berukuran sekitar 50-350m.
Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini
memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang
berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar
(Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme,
pertumbuhan, dan regenerasi.
Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara
transversal), dan seksual (dengan konjugasi.
Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat
jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara
menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel.
Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan
uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk
mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang
berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.

Kerajaan : Protista

Filum : Ciliophora

Kelas : Ciliatea

Ordo : Peniculida

Famili : Parameciidae

Genus : Paramecium

Species :

1. Paramecium Aurelia
2. Paramecium bursaria

3. Paramecium caudatum

4. Paramecium tetraurelia
5. Paramecium sp

E. Klasifikasi Ciliophora

Klasifikasi subphylum Ciliophora yang diadopsi oleh Jahn dan Jahn dalam Hall
(1961) adalah sebagai berikut.

Sub phylum : Ciliophora

Class 1 : Ciliatea

Sub class 1 : Protociliatia

Ordo 1 : Opalinida
Subclass 2 : Euciliatia

Ordo 1 : Holotrichida

Sub ordo 1 : Astomina

Sub ordo 2 : Gymnostomina

Sub ordo 3 : Trichostomina

Sub ordo 4 : Hymenostomina

Sub ordo 5 : Thigmotrichina

Sub ordo 6 : Apostomina

Ordo 2 : Spirotrichida

Sub ordo 1 : Heterotrichina

Sub ordo 2 : Tintinnina

Sub ordo 3 : Oligotrichina

Sub ordo 4 : Entodiniomorphina

Sub ordo 5 : Hypotrichina

Sub ordo 6 : Ctenostomina

Ordo 3 : Peritrichida Ordo 4 : Chonotrichida

Silia yang tersusun dari organel siliari merupakan tahap aktif dari siklus
kehidupan. Siliata dibagi ke dalam sejumlah kelompok. Kelas Ciliatea mencakup
Subkelas Protociliatia dan Euciliatea. Inti Protociliatia menunjukkan kemiripan
struktur dan fungsi dengan Euciliatea, yaitu memiliki karakteristik inti yang
dimorfisme (macronucleus dan mikronukleus).

Subkelas 1. Protociliatia

Merupakan siliata opalinid, kecuali untuk beberapa spesies parasit pada


ikan dan ular dan dalam usus besar amfibi. Opalinid tidak memiliki sitostom,
meskipun bukan merupakan fitur eksklusif di antara siliata. Distribusi silia
seragam sehingga opalinid kadang-kadang diklasifikasikan menyerupai siliata
Holotrichous. Pola siliari agak sederhana. Seperti pada Opalina obtrigonoidea,
baris dorsal mengikuti jalur sigmoid sedangkan baris ventral relatif lurus.
Sepanjang permukaan anteroventral di O. obtrigonoidea, sejumlah silia falcular
muncul dari fibril falcula. Fibril subpericular yang memanjang sepanjang margin
anteroventral dan kemudian melebur menjadi satu fibril tunggal. Fibril berbentuk
sabit dihubungkan dengan granula basal pertama di setiap baris dari silia somatik.
Pada Opalina ranarum, tidak ada hubungan antara fibril dan spherules
endoplasma yang dapat dideteksi dalam O.obtrigonoidea. Tidak adanya hubungan
tersebut juga telah dilaporkan untuk Cepedea metcalfi, Opalina coracoidea,
dan O.ranarum.

Subkelas 2. Euciliatia

Merupakan siliata khas dengan macronuclei dan micronuclei. Subdivisi,


ordo dan subordo sebagian besar didasarkan pada distribusi silia dan turunannya
dan pada diferensiasi struktur seperti di daerah peristomial. Subkelas ini dibagi
menjadi empat ordo, yaitu Holotrichida, Spirotrichida, Peritrichida, dan
Chonotrichida. Membranelles zona adoral pada Holotrichida sangat kurang
berkembang begitu juga karakteristik dari peristome di Spirotrichida. Silia
somatik merupakan ciri khas, meskipun umumnya silia dibatasi untuk zona
tertentu atau untuk satu permukaan tubuh. Spirotrichida menunjukkan
perkembangan luas dari membranelles dan ciri dalam kelompok tertentu telah
sepenuhnya diganti silia sederhana. Sebuah zona adoral dari membranelles
muncul di kiri sitostom dan sepanjang anterior tubuh. Kelompok ini secara
keseluruhan menunjukkan kecenderungan kuat terhadap total pengurangan area
bersilia. Epistom (daerah peristomial) pada Peritrichida umumnya merupakan
daerah diskoid yang dibatasi oleh dua atau lebih baris dari silia. Mayoritas adalah
sessile dan biasanya dilengkapi dengan tangkai. Gonotrichida merupakan
ektokomensal yang melekat pada host mereka dengan disk basal atau tangkai
pendek. Peristom di tiang distal, biasanya dikelilingi oleh saluran atau kadang-
kadang oleh dua saluran konsentris. Silia dapat dibatasi ke peristom dan saluran
dalam tahap dewasa. Reproduksi oleh budding adalah karakteristik dari ordo ini.

ORDO Holotrichida

Merupakan ordo yang besar, biasanya dianggap lebih primitif daripada


Euciliatia yang lainnya, menunjukkan diversifikasi besar daerah peristomial dan
dalam satu kelompok, sitostom telah menghilang. Spesialisasi seperti ini
memberikan dasar untuk membagi ke dalam subordo Holotrichida.

- Subordo 1. Gymnostomina

Sitostom terbuka langsung di permukaan. Dalam banyak genus sitostom terletak


pada atau dekat anterior tubuh.

- Subordo 2. Trichostomina

Sitostom biasanya terletak pada permukaan, biasanya dilengkapi dengan satu atau
lebih silia. Penggabungan silia peristomial ke dalam membran sederhana atau
membranelles, atau keduanya, ditemukan pada beberapa spesies.

- Subordo 3. Hymenostmina

Cilia peristomial telah termodifikasi menjadi beberapa membran, mungkin berasal


filogenetis dari silia peristomial Trichostomina.

- Subordo 4. Thigmotrichina

Bentuk yang paling karakteristik dari komensal ini adalah kelompok silia
thigmotactic yang terletak di anterior. Sitostom bergeser ke posisi pada atau dekat
ujung posterior tubuh. Pada beberapa Famili terdapat pengisap anterior, yang
merupakan suatu organel baru.

- Subordo 5. Apostomina

Sitostom ventral ukurannya sangat sedikit, mungkin terbatas pada partikel yang
sangat kecil. Di bawah sitostom terdapat "roset".dengan fungsi yang belum pasti.
Siliata somatik mencakup kurang dari 22 baris lengkap silia. Siklus hidupnya
cukup kompleks.

- Subordo 6. Astomina

Merupakan Holotrichs endoparasitik tanpa sebuah sitostom.Tubuh seragam,


bersilia, namun mungkin terdapat daerah bebas silia di ujung anterior. Subfilum
Ciliophora memiliki klas Ciliatea, dan Suctoria. Ciliatea memiliki dua sub klas
Protociliatea dan Euciliatia, ordo Holotrichida. Pada makalah ini akan dibahas
mengenai ordo Holotrichida. Ordo tersebut memiliki 6 sub ordo, yaitu
Gymnostomina, Trichostomina, Hymenostmina, Thigmotrichina, Apostomina,
Astomina.

ORDO Spirotrichida

Karakteristik yang paling menonjol adalah membran yang ada di daerah


mulut, bagian dasar yang sempit yang biasanya terletak di kanan atau sudut
miring terhadap sumbu yang panjang pada daerah mulut. Rangkaian membran
meluas ke depan dari tepi kiri cytostome, dan dalam genus tertentu, mungkin
berubah bagian dorsal pada kutub anterior dan meluas ke kanan untuk beberapa
jarak sepanjang permukaan antero-dorsal. Pelat basal membran biasanya terdiri
dari dua baris butiran dasar/basal, walaupun tiga baris (jarang, empat) mungkin
tampak. Kelompok dapat dibagi menjadi enam sub ordo (Hall, 1961).
- Sub ordo 1. Heterotrichina

Somatik ciliation biasanya lengkap. Namun, permukaan dorsal mungkin jarang


bersilia dalam beberapa famili dan menunjukkan penurunan lebih luas dari
rekonsiliasi dalam kasus luar biasa. Peristome, biasanya memanjang dan cukup
sempit, menuju daerah mulut dari membran sepanjang dinding kiri. Selain itu,
membran yang bergelombang sering meluas untuk beberapa jarak di sepanjang
tepi kanan.

- Sub ordo 2. Oligotrichina

Meskipun membran pada mulut berkembang dengan baik, terdapat pengurangan


yang ditandai dengan rekonsiliasi somatik dan bidang peristomial, sekitar daerah
mulut meluas, bebas dari silia. Membran yang bergelombang terletak di tepi
kanan area mulut dalam genus tertentu.

- Sub ordo 3. Tintinnina

Siliata ini kadang-kadang dikelompokkan dengan Oligotrichina, ciri khasnya


berbentuk kerucut dengan lorica. Daerah mulut dari membran mengikuti bagian
spiral dan kutub mulut yang rata/ datar.

- Sub ordo 4. Entodiniomorphina

Kelompok ini, kadang-kadang ditempatkan dalam Oligotrichina, termasuk parasit


dari rumen dan usus herbivora. Rekonsiliasi mungkin terbatas pada daerah mulut
atau tiga, mungkin salah satu atau lebih pita tambahan atau kelompok membran.

- Sub ordo 5. Hypotrichina

Silia somatik digantikan dengan cirri yang umumnya didistribusikan dalam


bidang tertentu dan terbatas utamanya pada permukaan ventra

- Sub ordo 6. Ctenostomina

Bagian samping dimampatkan, siliata berbentuk baji dengan kulit tipis kaku
dihiasi dengan rusuk yang membujur. Tubuhnya jarang memiliki silia, dan
peristome merupakan kantong yang berisi delapan membran pada daerah mulut.
BAB III
KESIMPULAN
Karakterisasi morfologi Filum Ciliophora yang paling utama, yakni
memiliki silia pada beberapa tahap dalam siklus hidupnya. Silia membungkus
seluruh tubuh organisme hingga batas area peristomial. Silia terdapat di
permukaan sel yang memiliki bentuk menyerupai rambut. Ciliophora memiliki
dua jenis nukles, yakni makronukleus dan mikronukleus. Filum ini dibedakan dua
kelas, yaitu Ciliatea dan Suctorea. Pada Ciliatea, silia ada pada sebagian besar
tahap dari siklus hidup, sedangkan dalam Kelas Suctorea memiliki tahap non-
ciliated pada tahap dewasa serta memiliki tentakel khusus yang berfungsi mencari
makan. Ciliophora merupakan protozoa kosmopolitan yang ditemukan pada
bermacam-macam habitat, khususnya di perairan.

Ordo Holotrichida memiliki 6 subordo, yaitu Gymnostomina,


Trichostomina, Hymenostmina, Thigmotrichina, Apostomina, Astomina. Subordo
Gymnostomina memiliki sitostom terbuka di permukaan sentral bagian anterior.
Pada Subordo Trichostomina sitostom terletak di sentral permukaan. Subordo
Hymenostima memiliki cirri pada ciliature peristomialtelah termodifikasi
menjadi beberapa membran. Pada Thigmotrichina sitostom bergeser ke posisi
pada atau dekat ujung posterior tubuh. Subordo Apostomin sitostom perut sangat
berkurang. Pada Subordo Astomina tidak memiliki sitostom. Masing-masing ordo
dalam Filum Ciliophora memiliki ciri khas yang berbeda-beda tergantung pada
ordonya. Sebagian besar memiliki silia di permukaan tubuhnya, meski begitu pada
kelas Suctorea terdapat tahapan dewasa yang tidak memiliki silia serta memiliki
tentakel khusus untuk menangkap mangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Ehrenberg. 1830. Loxodes, (Online), (http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Cilio-


phora/Loxodes/index.html) diakses 29 Oktober 2011

http://blog.microscopeworld.com/2012/01/paramecium-tetraurelia.html diakses
pada tanggal qo oktober 2012

http://id.wikipedia.org/wiki/Paramecium diakses pada tanggal oktober 2012

http://www.elbirtus.info/2012/05/ciliophora-ciliata-protista-mirip-
hewan.htmldiakses pada tanggal qo oktober 2012

http://trisniatma.com/kd-2-3-protista/ diakses pada tanggal qo oktober 2012

http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-x/ciri-ciri-dan-klasifikasi-protista-
mirip-hewan-protozoa/ diakses pada tanggal qo oktober 2012

Hall. 1961. Protozoology. Japan: Prentice-Hall, Inc.

Lynn, D.H. and Small, E.B. 1991. Handbook of Protoctista (Philum Ciliophora).
Boston: Jones and Bartlett Publishers.
Roger, A.O. 1988. Comparative Protozoology, Ecology, Physiology, and Life
History. New York: Sringer- Verlag New York Inc.

Anda mungkin juga menyukai