OLEH :
KELOMPOK I
KELAS : X MIA 7
Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti “bulu cambuk”. Flagellata juga sering
yaitu mastig yang berarti “cambuk” dan phoros yang berarti “gerakan”. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Flagellata adalah jenis Protozoa yang memiliki alat gerak berupa
Flagellata merupakan nenek moyang dari hewan dan tumbuhan. Flagela pada Flagellata
letaknya berada pada ujung anterior tubuhnya. Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela
makanan dengan cara menghasilkan aliran air di sekitar mulut sehingga makanan dapat
memasuki mulut. Sitoplasma Flagellata dikelilingi oleh pelikel atau pembungkus yang nyata
Istilah rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhizo yang berarti “akar” dan podos yang
berarti “kaki”. Dengan demikian, Rhizopoda berarti kaki yang menyerupai akar. Rhizopoda
merupakan Protozoa yang memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia). Disebut
pseudopodia atau kaki semu karena terbentuk sebagai hasil penjuluran sitoplasma sel, yang
seolah-olah berfungsi sebagai kaki. Selain untuk bergerak, pseudopodia juga berfungsi untuk
mencari makanan.
Saat ini telah diketahui sekitar 40.000 jenis Rhizopoda atau Sarcodina, yaitu Protozoa yang
bentuknya tidak tetap, selalu berubah-ubah. Salah satu contoh anggota Rhizopoda yang
paling terkenal adalah Amoeba yang dapat hidup di air tawar, air asin, di tanah lembab, dan
kemudian mengeluarkan lebih banyak sitoplasma ke dalam pseudopodia. Gerak semacam ini
disebut gerak amoeboid. Dengan adanya kaki semu ini, berarti bentuk sel Rhizopoda
Istilah “ciliata” berasal dari bahasa Latin cilia yang berarti “rambut kecil”. Ciliata adalah
Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (silia). Rambut getar inilah yang
menjadi ciri khas Ciliata dan berfungsi sebagai alat gerak serta untuk mencari makan. Ciliata
merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler) dengan bentuk tetap atau tidak berubah.
Terdapat sekitar 8.000 jenis Ciliata yang bergerak dengan cilia (rambut getar) ini dan
kebanyakan hidup di perairan air tawar. Ciliata dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan
distribusi silia, yaitu silia pada sebagian sel saja dan silia yang menyelimuti seluruh bagian
sel. Makanan Ciliata adalah bakteri dan ganggang mikroskopis. Ciliata memperoleh
Ciliata memiliki banyak organel yang terspesialisasi termasuk cilia (tunggal cilium), struktur
mirip rambut pendek di luar tubuhnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, cilia atau
silia ini ada yang menutupi seluruh permukaan tubuh atau hanya terlokalisasi pada bagian
tubuh tertentu. Pada genus Paramaecium, cilia menutupi seluruh permukaan tubuh.
Sistem koordinasi yang baik pada rambut getar, menyebabkan Ciliata dapat bergerak dengan
cepat, sekitar satu milimeter per detiknya. Walaupun hanya bersel tunggal (uniseluler),
Paramaecium dapat merespon lingkungan sekitar dengan baik. Jika bertemu dengan bahan
kimia berbahaya atau panghalang, sel secara cepat akan mundur dengan gerakan silia
Ciliata adalah predator yang ulung. Beberapa Ciliata, termasuk Paramaecium dan Didinium,
mampu membuat mangsa mereka tidak bergerak dengan melepaskan jarum-jarum yang
disebut trikosista yang menempel pada tubuh mereka. Mangsa kemudian dibawa ke dalam
struktur mirip mulut dan dicerna pada vakuola yang sewaktu-waktu berfungsi sebagai perut.
Ketika proses pencernaan makanan pada Ciliata telah selesai, maka sisa-sisa hasil
metabolisme akan dikeluarkan melalui eksositosis. Di dalam tubuh Ciliata, air yang
berlebihan akan diakumulasikan di dalam vakuola yang secara periodik (berkala) berkontraksi
untuk mengosongkan cairan melalui lubang yang disebut dengan pori anal.
4. Filum Apicomplexa (Sporozoa)
Istilah Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu spora yang berarti “benih” dan zoa yang
berarti “hewan”. Sporozoa merupakan satu-satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki
alat gerak dan bergerak dengan cara meluncurkan tubuhnya dalam medium tempat
hidupnya. Sesuai dengan namanya, Sporozoa memiliki ciri khas yaitu dapat membentuk
Terdapat 4.000 jenis Sporozoa yang sebagian besar hidup sebagai parasit pada hewan dan
juga manusia. Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval, memiliki nukleus tetapi tidak
memiliki vakuola kontraktil. Bentuk dewasanya tidak mempunyai alat untuk bergerak. Banyak
Sporozoa yang mempunyai daur hidup yang rumit, pada fase tertentu hidup pada suatu inang
dan pada fase yang lain hidup pada inang yang berbeda.
Dalam daur hidupnya, Sporozoa menunjukkan adanya pergiliran keturunan antara fase
vegetatif dan generatif. Sporozoa yang belum dewasa disebut sporosit yang mudah
berpindah-pindah mengikuti aliran darah. Semua Sporozoa membentuk spora berdinding
tebal ketika berada pada tahap zigot. Spora ini merupakan struktur yang tetap yang
penyebarannya melalui makanan, air, atau gigitan serangga.
Meskipun Sporozoa tidak memiliki alat gerak, namun ia mengandung organel kompleks yang
membantunya menempel dan menyerang inang. Banyak anggotanya yang memiliki siklus
hidup yang kompleks. Oleh karena itu, kelas Sporozoa disebut juga dengan Apicomplexa.
Salah satu contoh Sporozoa yang terkenal adalah penyebab penyakit malaria,
yaitu Plamodium.
5. Filum Foraminifera
Foraminifera meliputi lebih dari 30.000 jenis yang telah diketahui, sebagian diantaranya
merupakan fosil. Foraminifera menyerupai Amoeba yang hidup di laut tetapi mempunyai
cangkang pelindung yang disebut testa. Kebanyakan testa berdinding rapat, namun ada pula
yang berpori. Bentuk testa bermacam-macam, ada yang seperti tabung sederhana hingga
yang berbentuk bilik spiral. Ukurannya rata-rata hanya 0,05 cm namun ada yang mencapai 8
cm.
Foraminifera bergerak dengan pseudopodia kecil yang muncul pada bagian testa yang
terbuka yang disebut apertur. Pada testa yang berpori, pseudopodia menjulur melalui pori-
pori ini. Foraminifera berkembang biak secara seksual dan aseksual. Seluruh sitoplasma
digunakan untuk membentuk sel anak sehingga sel induk mati setelah berkembang biak.
Foraminifera yang ada yang hidup di dasar laut dan ada yang mengapung di permukaan laut
Makhluk dengan dinding sel lunak yang disebut Foraminifera (sejenis plankton) ini terdeteksi
oleh kapal selam robot, Kaiko milik Jepang, oleh Yuko Toda dan rekan-rekannya dari
Shizuoka University. Kemudian penemuan ini dilaporkan dalam majalah Science. Dalam
tulisan tersebut dijelaskan jalur kekerabatan Foraminifera berdinding lunak dan termasuk
satu-satunya species yang pernah menjelajahi daratan dan lautan. Analisis DNA organisme
makhluk baru yang ditemukan ini juga menunjukkan mereka merupakan keluarga organisme
globigerina (diambil dari nama Globigerinidae, yaitu salah satu familia dari Foraminifera yang
paling melimpah). Piramida di Mesir dibuat dari tanah Foraminifera yang dilapisi dengan
granit. Para ahli geologi juga mempelajari endapan cangkang Foraminifera sebagai petunjuk