Metode Orid
Metode diskusi ORID digunakan untuk mempermudah komunikasi dalam suatu kelompok.
Metode ini akan memungkinkan:
Sebelum proses diskusi berlangsung, terlebih dahulu definisikan (1) tujuan obyektif dan (2)
tujuan eksperimental diskusi. Tujuan obyektif meliputi apa saja yang hendak diketahui,
dipahami atau diputuskan dalam diskusi; sementara tujuan eksperimental meliputi bagaimana
situasi dan interaksi antar peserta yang ingin dialami oleh peserta selama proses diskusi; atau
isu atau pengalaman apa yang ingin dialami oleh kelompok?
Pada prinsipnya, butir-butir pertanyaan dari kedua tujuan tersebut ditetapkan bersama-sama
oleh seluruh kelompok. Tetapi seringkali, fasilitator harus mengambil inisiatif awal sebagai
pemantik. Fasilitator juga dapat menuliskan terlebih dahulu “pertanyaan kunci” di papan tulis
maupun media lain yang mudah dilihat dan dibaca semua peserta di forum.
• Apa yang diketahui, dilihat, didengar, dibaca atau diingat oleh peserta mengenai topic yang
dibahas (berupa fakta dan data);
• Pengalaman apa yang pernah dialami oleh peserta dan relevan dengan topic yang dibahas
(kapan, kejadian apa, di mana);
Fasilitator meminta pada peserta untuk memberikan jawaban secara spesifik, detail, tidak
menimbulkan interpretasi ganda tetapi harus pendek dan tidak bertele-tele. Selain itu, penting
untuk tahap ini mengajak semua orang menyampaikan ide dalam proses ini, meskipun dalam
satu dua kata.
Diskusi dalam tahap obyektif bertujuan untuk mendapat fakta dan data secara jelas dari setiap
peserta. Klarifikasi atas fakta dan data yang diberikan peserta penting! Tetapi hindari
terjadinya adu argumentasi dalam tahap ini. Jika itu terjadi, mintalah peserta untuk menunda
perdebatannya pada tahap berikutnya.
Pada tahap reflektif, pertanyaan yang diajukan adalah mengenai respon emosional peserta
atas fakta dan data yang telah didapat pada tahap obyektif. Pada tahap ini, sikap peserta
terhadap topic diskusi yang berkembang akan mulai terlihat. Pertanyaan-pertanyaan
berasosiasi dengan pengalaman peserta sangat baik untuk menerangkan respon emosional
dengan pengalaman peserta terhadap topic diskusi.
Ajukan terlebih dahulu pertanyaan, dimulai dengan yang paling mudah, bersifat spontan dan
menimbulkan antusiasme positif. Setelah itu baru diajukan pertanyaan-pertanyaan sulit dan
membutuhkan konsentrasi.
Indikator dari tahap ini adalah peserta memiliki konsentrasi emosional pada topic yang
dibahas. Dalam hal ini, peserta telah memiliki sikap, jika hal ini tercapai, diskusi dapat
dilanjutkan pada tahap berikutnya.
Pada tahap ini, pertanyaan-pertanyaan untuk menumbuhkan pemikiran kritis peserta mulai
diajukan.
Kelompok mulai harus difokuskan untuk secara serius dan kritis menelaah fakta dan data
yang diperoleh dari tahap-tahap sebelumnya. Peserta diharapkan bias memberikan jawaban
yang mengisi kekosongan atas fakta dan data yang diberikan. Misalnya, Bagaimana
hubungan sebab akibat satu fakta dengan fakta lainnya?
Fasilitator dalam hal ini mulai membumikan diskusi dengan mengaitkan pembicaraan pada
permasalahan konkret di lapangan. Pembicaraan sebaiknya mulai mengarah pada pembuatan
keputusan-keputusan (bukan sekedar kesimpulan), persiapan untuk aksi dan penguatan
komitmen kelompok atas suatu topic maupun isu yang berkembang. Perbedaan pendapat dan
perdebatan sangat mungkin terjadi dalam tahap ini. Sebaiknya fasilitator tidak terjebak
menghabiskan energi dan waktu untuk mendamaikan perbedaan. Fungsi fasilitator dalam hal
ini adalah mengapresiasi pentingnya berbagai perspektif berkembang dalam diskusi.
Serahkan pada kelompok perbedaan dan perdebatan itu untuk diselesaikan sendiri. Fasilitator
harus menjadi kelompok agar tetap terfokus pada isu maupun topik diskusi yang sedang
dibahas. Harus dihindari terjadinya perdebatan abstrak normative maupun debat kusir yang
berkepanjangan, perdebatan yang difasilitasi adalah mengarah pada solusi dan rencana aksi.
Review poin-poin penting dari diskusi dan ingatkan peserta pada tujuan obyektif yang harus
dicapai. Dalam tahap ini, fasilitator mengajak dan memotivasi kelompok untuk membuat
keputusan berdasar hasil diskusi pada tahap-tahap sebelumnya.
Lakukan review sekali lagi pada setiap poin-poin penting yang disepakati maupun diterima
dalam diskusi. Tuliskan kembali poin-poin tersebut di kertas plano besar-besar. Telusuri
sejarahnya, mulai dari bagaimana poin tersebut diusulkan, dibahas dan disepakati. Tanyakan
pada forum apakah ada yang salah atau kurang memuaskan dalam proses diskusi? Catat
setiap keberatan.
Umpamakan kita tengah melakukan diskusi pada sekelompok Community Center (Pusat
Komunitas) yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap transparansi anggaran dan
upaya pencegahan kemiskinan. Peserta terdiri dari beberapa kelompok warga miskin
(perempuan dan laki-laki). Sebagian peserta lebih tertarik pada isu atas akses pendidikan,
sebagian lainnya lebih tertarik pada isu-isu transparansi anggaran.
Pada contoh ini, diskusi dilakukan bersama beberapa kelompok warga miskin yang menjadi
sasaran program PNPM.
Catatan: Community Center merupakan forum yang didirikan oleh dan atas inisiatif warga
(dalam suatu komunitas tertentu) yang memiliki perhatian dan kepedulian khusus pada upaya
perbaikan pelayanan publik pada sektor tertentu yang berkembang di lingkungan mereka.
a. Tujuan Obyektif
• Mendapatkan gagasan dan pandangan mengenai kondisi ideal peran komunitas dalam
proses penganggaran di sekolah;
b. Tujuan Eksperimental
• Memahami pentingnya peran warga dalam mendorong akses pendidikan dan transparansi
anggaran sekolah;
• Menumbuhkan motivasi dan perhatian warga, khususnya orang tua murid dalam partisipasi
penganggaran sekolah.
Fasilitator membuka diskusi misalnya dengan: “Selamat datang Bapak Ibu, senang kita bisa
berjumpa dalam diskusi ini. Sekarang kita akan membahas Peran warga dalam pencegahan
kemiskinan. Santai saja, mari kita mulai diskusi kita!
d. Tahap Obyektif
• Apa saja permasalahan yang terdapat dalam akses pendidikan dan transparansi anggaran?
• Apa saja yang sudah dilakukan community center dalam mendorong akses siswa miskin di
lingkungan Anda?
e. Tahap Reflektif
• Bagaimana yang Anda rasakan mengenai anak-anak yang putus sekolah? Apakah Anda
cukup puas dengan kondisi sekarang?
f. Tahap Interpretatif
• Bagaimana cara mengkoordinasi segala sumber yang dimiliki community center dalam
menyikapi transparansi anggaran di lingkungan Anda
• Apa saja langkah-langkah yang seharusnya dilakukan untuk mencapai kondisi ideal di aas,
kapan dilakukan, mana saja isu yang harus diprioritaskan?
g. Refleksi/ Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami bersama atau disepakati oleh peserta
dalam kertas plano / papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
“Diskusi yang hebat! Terima kasih atas segala ide, masukan maupun argumentasi yang Anda
sampaikan. Sekarang kita telah mencapai poin-poin penting seperti ini” (lalu ajak peserta
mengecek kembali poin-poin yang ditulis di kertas plano/papan tulis). Apakah ada yang perlu
direvisi dari catatan-catatan ini? (Jika ada tulis revisi-revisi dari peserta sebagai catatan).
Yang terpenting dari diskusi ini adalah menindaklanjuti isu-isu yang telah diskusikan tadi.
Sekali lagi terima kasih, dan mari kita lanjutkan perjuangan ini!)