Anda di halaman 1dari 5

1.1.

Metode Orid

Diskusi dalam Teknologi Partisipasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan ORID


(Objective Reflektif Interpretatif Decisonal). Sesuai namanya, pendekatan ini
menitikberatkan pada diskusi dalam proses mengalir dari pembahasa pada tahap obyektif
hingga tahap Decision.

Metode diskusi ORID digunakan untuk mempermudah komunikasi dalam suatu kelompok.
Metode ini akan memungkinkan:

1. Setiap anggota kelompok memberikan kontribusi (ide, masalah, usulan, dan


sebagainya);
2. Terjadinya proses diskusi yang terfokus dan bermakna;
3. Hadirnya berbagai perspektif mengenai topic dalam dialog yang tidak konfrontatif;
4. Terjadinya kedalaman pemahaman secara bersama-sama dalam kelompok;
5. Dihasilkannya solusi dan rencana aksi spesifik, realistis dan logis.

Metode ini juga sekaligus menghindari:

1. Terjadinya dominasi satu atau beberapa anggota kelompok dalam forum;


2. Terjadinya pembicaraan yang berlarut-larut, tak terfokus dan membosankan;
3. Adanya anggota kelompok yang tidak dapat menyampaikan pendapat, misalnya
karena kemampuan verbal yang minim;
4. Terjadinya kesulitan untuk menemukan kata sepakat dalam forum.

1.2. Alur Proses Diskusi ORID

1.2.1. Mendefinisikan Tujuan

Sebelum proses diskusi berlangsung, terlebih dahulu definisikan (1) tujuan obyektif dan (2)
tujuan eksperimental diskusi. Tujuan obyektif meliputi apa saja yang hendak diketahui,
dipahami atau diputuskan dalam diskusi; sementara tujuan eksperimental meliputi bagaimana
situasi dan interaksi antar peserta yang ingin dialami oleh peserta selama proses diskusi; atau
isu atau pengalaman apa yang ingin dialami oleh kelompok?

Pada prinsipnya, butir-butir pertanyaan dari kedua tujuan tersebut ditetapkan bersama-sama
oleh seluruh kelompok. Tetapi seringkali, fasilitator harus mengambil inisiatif awal sebagai
pemantik. Fasilitator juga dapat menuliskan terlebih dahulu “pertanyaan kunci” di papan tulis
maupun media lain yang mudah dilihat dan dibaca semua peserta di forum.

Sebelum tujuan diskusi benar-benar ditetapkan, hendaknya tujuan tersebut dikonfirmasikan


dahalu ke setiap peserta forum. Apakah peserta keberatan dengan tujuan tersebut atau tidak?
Jika sudah tidak ada lagi keberatan dari peserta, maka ditetapkanlah tujuan obyektif dan
eksperimental yang kemudian ditempel di papan tulis atau media lain untuk dijadikan acuan
bersama.

1.2.2. Pembukaan dan Penjelasan Konteks Masalah


Pastikan bahwa semua peserta terlibat (involve) dalam proses diskusi. Sedapat mungkin
semua orang dapat melihat peserta yang lain. JelaskanJelaskan kepada peserta konteks masah
maupun topic yang akan didiskusikan. Cukup global saja dan jangan terlalu detail. Penjelasan
yang terlalu detail dapat mengakibatkan kerangka berfikir peserta terbatasi dan cepat bosan.
Lakukan diskusi pemanasan dengan pancingan-pancingan diskusi ringan, jauhkan dari hal-hal
yang mengganggu proses diskusi, misalnya telepon genggam, atau pekerjaan-pekerjaan yang
belum selesai. Ciptakan dan selingan suasana humor di forum, dan yang terpenting adalah
pelibatan peserta, baik secara fisik, pikiran dan emosi.

1.2.3. Tahap Obyektif

Pertanyaan yang diajukan fasilitator dalam tahap obyektif adalah:

• Apa yang diketahui, dilihat, didengar, dibaca atau diingat oleh peserta mengenai topic yang
dibahas (berupa fakta dan data);

• Pengalaman apa yang pernah dialami oleh peserta dan relevan dengan topic yang dibahas
(kapan, kejadian apa, di mana);

Fasilitator meminta pada peserta untuk memberikan jawaban secara spesifik, detail, tidak
menimbulkan interpretasi ganda tetapi harus pendek dan tidak bertele-tele. Selain itu, penting
untuk tahap ini mengajak semua orang menyampaikan ide dalam proses ini, meskipun dalam
satu dua kata.

Diskusi dalam tahap obyektif bertujuan untuk mendapat fakta dan data secara jelas dari setiap
peserta. Klarifikasi atas fakta dan data yang diberikan peserta penting! Tetapi hindari
terjadinya adu argumentasi dalam tahap ini. Jika itu terjadi, mintalah peserta untuk menunda
perdebatannya pada tahap berikutnya.

1.2.4. Tahap Reflektif

Pada tahap reflektif, pertanyaan yang diajukan adalah mengenai respon emosional peserta
atas fakta dan data yang telah didapat pada tahap obyektif. Pada tahap ini, sikap peserta
terhadap topic diskusi yang berkembang akan mulai terlihat. Pertanyaan-pertanyaan
berasosiasi dengan pengalaman peserta sangat baik untuk menerangkan respon emosional
dengan pengalaman peserta terhadap topic diskusi.

Ajukan terlebih dahulu pertanyaan, dimulai dengan yang paling mudah, bersifat spontan dan
menimbulkan antusiasme positif. Setelah itu baru diajukan pertanyaan-pertanyaan sulit dan
membutuhkan konsentrasi.

Indikator dari tahap ini adalah peserta memiliki konsentrasi emosional pada topic yang
dibahas. Dalam hal ini, peserta telah memiliki sikap, jika hal ini tercapai, diskusi dapat
dilanjutkan pada tahap berikutnya.

1.2.5. Tahap Interpretatif


Tujuan dari Tahap Interpretatif adalah mengetahui esensi topic yang dibahas. Pertanyaan-
pertanyaan dalam tahap ini, misalnya apakah inti masalahnya? Apakah dampak dari masalah
itu? Apakah signifikansi maslah itu bagi kita? Dan sebagainya.

Pada tahap ini, pertanyaan-pertanyaan untuk menumbuhkan pemikiran kritis peserta mulai
diajukan.

Kelompok mulai harus difokuskan untuk secara serius dan kritis menelaah fakta dan data
yang diperoleh dari tahap-tahap sebelumnya. Peserta diharapkan bias memberikan jawaban
yang mengisi kekosongan atas fakta dan data yang diberikan. Misalnya, Bagaimana
hubungan sebab akibat satu fakta dengan fakta lainnya?

Fasilitator dalam hal ini mulai membumikan diskusi dengan mengaitkan pembicaraan pada
permasalahan konkret di lapangan. Pembicaraan sebaiknya mulai mengarah pada pembuatan
keputusan-keputusan (bukan sekedar kesimpulan), persiapan untuk aksi dan penguatan
komitmen kelompok atas suatu topic maupun isu yang berkembang. Perbedaan pendapat dan
perdebatan sangat mungkin terjadi dalam tahap ini. Sebaiknya fasilitator tidak terjebak
menghabiskan energi dan waktu untuk mendamaikan perbedaan. Fungsi fasilitator dalam hal
ini adalah mengapresiasi pentingnya berbagai perspektif berkembang dalam diskusi.
Serahkan pada kelompok perbedaan dan perdebatan itu untuk diselesaikan sendiri. Fasilitator
harus menjadi kelompok agar tetap terfokus pada isu maupun topik diskusi yang sedang
dibahas. Harus dihindari terjadinya perdebatan abstrak normative maupun debat kusir yang
berkepanjangan, perdebatan yang difasilitasi adalah mengarah pada solusi dan rencana aksi.

1.2.6. Tahap Decisional

Review poin-poin penting dari diskusi dan ingatkan peserta pada tujuan obyektif yang harus
dicapai. Dalam tahap ini, fasilitator mengajak dan memotivasi kelompok untuk membuat
keputusan berdasar hasil diskusi pada tahap-tahap sebelumnya.

Fasilitator hendaknya memberi pertanyaan-pertanyaan yang memberi inspirasi pada peserta


untuk membuat keputusan. Misalnya, Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana komitmen
kita terhadap masalah ini? Dan sebagainya.

1.2.7. Konfirmasi dan Penutupan

Lakukan review sekali lagi pada setiap poin-poin penting yang disepakati maupun diterima
dalam diskusi. Tuliskan kembali poin-poin tersebut di kertas plano besar-besar. Telusuri
sejarahnya, mulai dari bagaimana poin tersebut diusulkan, dibahas dan disepakati. Tanyakan
pada forum apakah ada yang salah atau kurang memuaskan dalam proses diskusi? Catat
setiap keberatan.

1.2.8 CONTOH DISKUSI DENGAN METODE ORID

Topik: Diskusi mengenai Peran Warga dan Pencegahan Kemiskinan

Umpamakan kita tengah melakukan diskusi pada sekelompok Community Center (Pusat
Komunitas) yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap transparansi anggaran dan
upaya pencegahan kemiskinan. Peserta terdiri dari beberapa kelompok warga miskin
(perempuan dan laki-laki). Sebagian peserta lebih tertarik pada isu atas akses pendidikan,
sebagian lainnya lebih tertarik pada isu-isu transparansi anggaran.

Pada contoh ini, diskusi dilakukan bersama beberapa kelompok warga miskin yang menjadi
sasaran program PNPM.

Catatan: Community Center merupakan forum yang didirikan oleh dan atas inisiatif warga
(dalam suatu komunitas tertentu) yang memiliki perhatian dan kepedulian khusus pada upaya
perbaikan pelayanan publik pada sektor tertentu yang berkembang di lingkungan mereka.

a. Tujuan Obyektif

• Memahami kondisi nyata peran warga dalam proses penganggaran sekolah;

• Mendapatkan gagasan dan pandangan mengenai kondisi ideal peran komunitas dalam
proses penganggaran di sekolah;

Menyusun agenda untuk meningkatkan peran komunitas .

b. Tujuan Eksperimental

• Memahami pentingnya peran warga dalam mendorong akses pendidikan dan transparansi
anggaran sekolah;

• Menumbuhkan motivasi dan perhatian warga, khususnya orang tua murid dalam partisipasi

penganggaran sekolah.

c. Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah

Fasilitator membuka diskusi misalnya dengan: “Selamat datang Bapak Ibu, senang kita bisa
berjumpa dalam diskusi ini. Sekarang kita akan membahas Peran warga dalam pencegahan
kemiskinan. Santai saja, mari kita mulai diskusi kita!

d. Tahap Obyektif

Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan:

• Apa saja permasalahan yang terdapat dalam akses pendidikan dan transparansi anggaran?

• Apa saja permasalahan yang menghambat pengembangan community center?

• Apa saja yang sudah dilakukan community center dalam mendorong akses siswa miskin di
lingkungan Anda?

e. Tahap Reflektif

Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan:


• Bagaimana menurut Anda, apakah situasi tersebut sudah cukup baik? Bagaimana
seharusnya?

• Bagaimana yang Anda rasakan mengenai anak-anak yang putus sekolah? Apakah Anda
cukup puas dengan kondisi sekarang?

f. Tahap Interpretatif

Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan:

• Bagaimana cara mengkoordinasi segala sumber yang dimiliki community center dalam
menyikapi transparansi anggaran di lingkungan Anda

• Apa saja langkah-langkah yang seharusnya dilakukan untuk mencapai kondisi ideal di aas,
kapan dilakukan, mana saja isu yang harus diprioritaskan?

• Apa perlu ada pertemuan lanjutan? Kapan? Di mana?

g. Refleksi/ Penutupan

Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami bersama atau disepakati oleh peserta
dalam kertas plano / papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:

“Diskusi yang hebat! Terima kasih atas segala ide, masukan maupun argumentasi yang Anda
sampaikan. Sekarang kita telah mencapai poin-poin penting seperti ini” (lalu ajak peserta
mengecek kembali poin-poin yang ditulis di kertas plano/papan tulis). Apakah ada yang perlu
direvisi dari catatan-catatan ini? (Jika ada tulis revisi-revisi dari peserta sebagai catatan).
Yang terpenting dari diskusi ini adalah menindaklanjuti isu-isu yang telah diskusikan tadi.
Sekali lagi terima kasih, dan mari kita lanjutkan perjuangan ini!)

Anda mungkin juga menyukai