Anda di halaman 1dari 27

Curah Pendapat

1) Apa perbedaan mendengar


dan mendengarkan?
2) Apa saja trik/teknik
mendengarkan?
TEKNIK FASILITASI
DALAM STBM
Teknik Mendengarkan

Mendengar adalah memasukan suara ke


telinga.
Mendengarkan adalah mengolah suara yang
masuk ke telinga menjadi lebih bermakna.
Untuk mendengar secara lebih bermakna,
kita dibantu sejumlah pertanyaan yang
membuat kita lebih mengerti makna dari
pernyataan dari warga
belajar/komunikan/audiens.
Teknik Mendengar
1. Membahasakan kembali (Paraphrasing)

2. Menarik keluar (Drawing out)

3. Memantulkan (Mirroring)

4. Mengumpulkan gagasan (Gathering ideas)

5. Mengurutkan (Stacking)

6. Mengembalikan ke jalurnya (Tracking)

7. Menguatkan (Encouraging)

8. Menyeimbangkan (Balancing)

9. Membuka ruang (Making space)

10. Diam sejenak (Intentional silence)

11. Menemukan kesamaan pemikiran dasar


Teknik Mendengarkan:
1. Membahasakan kembali (Paraphrasing)
Paraphrasing membantu pembicara menilai apakah
ucapannya ditangkap atau tidak oleh orang lain.
Contoh:
Kedengarannya tadi Ibu mengatakan bahwa diare
bisa disebabkan oleh karena minum air yang tidak di
masak
Yang saya tangkap dari pendapat Bapak adalah
sampah yang dibuang ke sungai bisa
menyebabkan banjir.
Sesudah membuat paraphrase, perhatikan reaksi
pembicara. Katakan Apa betul pemahaman saya?
Teknik Mendengarkan:
2. Menarik keluar (drawing out)
Sering terjadi bahwa jawaban peserta kurang lengkap
karena mengalami kesulitan menjelaskan gagasannya.
Teknik ini digunakan untuk mendukung orang untuk
menjelaskan lebih lanjut ide atau gagasannya.
Bagaimana caranya?
Dahului dengan teknik membahasakan kembali
(paraphrase), misalnya : Tadi bapak mengatakan
bahwa genangan air bisa menyebabkan penyakit..
lanjutkan dengan:
Bisa dijelaskan lebih lanjut, penyakit apa saja
yang bisa timbul akibat genangan air tersebut?
Teknik Mendengarkan:
3. Memantulkan (Mirroring)
Mirroring adalah menangkap apa yang dikatakan orang lain persis
seperti yang diucapkan dengan mengulang kembali setiap kata yang
diucapkan. Kadang-kadang ini dibutuhkan untuk meyakinkan orang-
orang tertentu bahwa mereka betul-betul didengarkan.
Bagaimana caranya?
Jika pembicara mengatakan satu kalimat, ulangi secara persis seperti
yang diucapkan. Jika pembicara mengatakan lebih dari satu kalimat,
ulangi kata kunci atau kalimat pendek.
Dalam kedua situasi di atas, gunakan kata-kata pembicara, jangan
kata-kata anda sendiri. Yang harus diulang adalah kata-kata si
pembicara; bukan suara pembicara.
Contoh:
Fasilitator : Di mana biasanya bapak mamak membuang sampah
Peserta : di kali
Fasilitator: di kali, terus di mana lagi? ..... Dst...
Teknik Mendengarkan:
4. Mengumpulkan gagasan (gathering ideas)
Gathering adalah mengumpulkan gagasan, bukan membahas/
mendiskusikannya.
Gathering adalah keterampilan yang memadukan antara mirroring
dan paraphrasing ditambah dengan gerakan-gerakan fisik.
Keterampilan mendengar dan memberikan pengakuan pada
pendapat atau gagasan orang dapat mengurangi kecenderungan
mereka untuk membela gagasannya.
Bagaimana caranya ?
Awali dengan penjelasan singkat tentang tugas yang akan
dikerjakan atau ajukan pertanyaan untuk mengumpulkan gagasan.
Misalnya: Tadi pak John mengatakan bahwa dia ingin berubah
dan tidak lagi BAB di kebun, tetapi dia tidak punya uang untuk
membuat kakus. Adakah di antara bapak dan mama yang bisa
membantu Pak John untuk berubah.
Tuliskan gagasan para peserta dengan teknik mirroring atau
teknik parapharase.
Teknik Mendengarkan:
5. Mengurutkan (Stacking)
Mengurutkan adalah proses membantu orang bergiliran berbicara
ketika beberapa orang ingin berbicara bersamaan.
Bagaimana caranya?
Fasilitator bertanya siapa yang ingin bicara.
Setiap pembicara diberi nomor urut.
Masing-masing pembicara dipanggil sesuai urutannya.
Sesudah semua selesai berbicara, fasilitator menawarkan kepada
peserta lain untuk berbicara.
Contoh:
Langkah 1: Bagi yang ingin bicara, tolong angkat tangan.
Langkah 2: Ita yang pertama, Eva kedua, lalu Doni ketiga.
Langkah 3 : (sesudah Ita bicara) Siapa kedua? Eva? Silakan.
Langkah 4 : (Setelah orang terakhir) Apa ada yang ingin bicara?
Teknik Mendengarkan:
6. Mengembalikan ke jalurnya (Tracking)
Terkadang beberapa pokok pikiran muncul bersamaan dalam sebuah
diskusi. Misalnya ketika membicarakan tentang rencana pengelolaan
sampah, ada yang bicara lokasi pembuangan, ada yang bicara tentang
pemanfaatan sampah. Dalam situasi seperti ini, peserta diskusi perlu
dibantu untuk mengikuti semua topik yang sedang dibicarakan.
Bagaimana caranya?
1. Fasilitator membuat ringkasan pembicaraan.
2. Kemudian menyebutkan setiap isu yang muncul.
3. Meminta pendapat peserta, apa isu yang disebutkan sesuai atau tidak.
Contoh:
1. Langkah 1 : Kelihatannya ada tiga diskusi yang berjalan bersama-sama.
Saya ingin memastikan tidak ada yang tertinggal.
2. Langkah 2 : Tampaknya isu pertama tentang lokasi pembuangan sampah,
yang kedua tentang pemanfaatan sampah, lalu yang terakhir tentang
pembuatan kompos.
3. Langkah 3 : Apakah semua isu sudah saya tangkap?
Teknik Mendengarkan:
7. Mendorong (Encouraging)
Mendorong merupakan seni memberikan ruang bagi orang
untuk berpartisipasi tanpa paksaan.
Mendorong terutama membantu pada tahap-tahap awal
diskusi, pada waktu para peserta masih dalam suasana belum
panas.
Bagaimana caranya?
Beberapa contoh:
Mungkin ada yang punya cerita menarik tentang
pengalaman dalam memicu perubahan perilaku?
Kita sudah mendengar pendapat bapak-bapak, mari kita
dengarkan pendapat para ibu.
Bagaimana pendapat dari kelompok yang duduk di
tengah?.
Mari kita beri kesempatan kepada peserta yang belum
berbicara.
Teknik Mendengarkan:
8. Menyeimbangkan (Balancing)
Seringkali diskusi mengikuti pembicaraan orang pertama.
Dengan balancing, fasilitator membantu menyeimbangkan
diskusi dengan cara memancing pandangan-pandangan lain yang
tidak terungkap.
Bagaimana caranya?
Beberapa contoh balancing:
Oke, sekarang kita sudah mendengar pendapat tiga
orang. Apakah ada yang memiliki pendapat lain?
Apakah ada cara lain untuk membuat dusun kita bersih
dari sampah?
Bagaimana pendapat peserta yang lain?
Apakah yang lain juga setuju?
Jadi kita sudah mendengar pandangan Pak Stefanus, juga
pandangan Bu Lely. Mungkin ada pandangan lain lagi?
Teknik Mendengarkan:
9. Membuka ruang (Making space)
Setiap pertemuan kelompok akan ada peserta yang banyak
bicara dan ada pula peserta yang jarang berbicara. Teknik ini
memberi kesempatan kepada peserta yang pendiam untuk
terlibat dalam diskusi.
Bagaimana caranya?
Perhatikan peserta yang pendiam. Perhatikan gerak-gerik
tubuh atau ekspresi muka mereka yang mungkin
menunjukkan bahwa mereka ingin bicara.
Undang mereka berbicara, misalnya, Apakah Ibu ingin
menyampaikan sesuatu ?. Ada yang ingin ditambahkan?
Kelihatannya Bapak ingin mengatakan sesuatu.
Kalau mereka menolak, jangan memaksa dan teruskan
proses.
Teknik Mendengarkan:
10. Diam sejenak (Intentional silence)
Berhenti sejenak untuk memberikan kesempatan kepada
si pembicara untuk memikirkan apa yang ingin ia katakan.
Bagaimana caranya?
Gunakan kontak mata dan bahasa tubuh; fokuskan
perhatian pada pembicara. Jangan katakan apa-apa,
tidak juga hmmm maupun ya. Tidak juga
mengangguk ataupun menggelengkan kepala.
Jika perlu, angkat tangan untuk memberi isyarat kepada
orangorang agar tidak memecahkan keheningan.
Tetap rileks & perhatikan pembicaraan.
Anda dapat mengatakan : Mari kita beri kesempatan ibu
Dian untuk menyampaikan pemikirannya.
Teknik Mendengarkan:
11. Menemukan kesamaan pemikiran dasar
Teknik menemukan kesamaan pemikian dasar terutama
berguna ketika peserta diskusi terbelah oleh perbedaan
pendapat.
Teknik ini dapat memperjelas letak persamaan dan
pertentangan pendapat yang terjadi dalam diskusi.
Bagaimana caranya:
Katakan bahwa kita akan merangkum hal-hal yang
menjadi perbedaan dan persamaan di dalam
kelompok diskusi.
Buat ringkasan perbedaan.
Catat aspek-aspek dasar yang sama.
Periksa catatan tersebut bersama peserta.
Curah Pendapat

1) Apa saja jenis pertanyaan?


2) Berikan contohnya?
Teknik Bertanya
Pertanyaan singkat dan jelas, jika perlu ulangi
sampai peserta merasa jelas, terutama jika
pertanyaan tersebut hanya ditujukan kepada
peserta tertentu.
Jangan membuat peserta gelagapan atau
gugup menjawabnya hindari pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat tendensius apalagi
dengan gaya bertanya yang menghakimi.
Tidak terjadi debat kusir ketika pertanyaan dari
peserta yang satu dilempar kepada peserta
lainnya.
Jenis Pertanyaan (1)

1. Pertanyaan ingatan
Contoh: Kapan hal itu terjadi?; Apakah kejadian
seperti itu pernah terjadi pada diri anda?

2. Pertanyaan pengamatan
Contoh: Apa yang sedang terjadi?; Apakah anda
melihatnya?

3. Pertanyaan analitis
Contoh: Mengapa perbedaan itu terjadi?; Bagaimana
akibat kegiatan ini terhadap perilaku kelompok?
Jenis Pertanyaan (2)

4. Pertanyaan hipotetik (memancing praduga)


Contoh: Kemungkinan apa yang terjadi jika.?

5. Pertanyaan pembanding
Contoh: Mana yang anda anggap paling tepat antara ..dan ?

6. Pertanyaan proyektif (mengungkap ke depan)


Contoh: Coba bayangkan seandainya anda menghadapi situasi
seperti itu, apa yang akan anda lakukan?
Diskusi Kelompok
Bagi peserta menjadi 3 kelompok
Beri tugas menyusun pertanyaan kunci untuk melakukan analisis
kebiasaan masyarakat dan kondisi lingkungannya:
1) Kelompok 1: Pilar 1 STBM
2) Kelompok 2: Pilar 2 STBM

3) Kelompok 3: Pilar 3 STBM

Perwakilan kelompok demonstrasi teknik bertanya berdasar hasil


diskusi & minta tanggapan dari kelompok lain.
CURAH PENDAPAT

1) Situasi sulit apa yang pernah Anda hadapi


saat melakukan fasilitasi? (metaplan merah
muda)

2) Bagaimana cara Anda mengatasinya?


(metaplan biru)

Tempelkan pada stickycloth


Hasil Curah Pendapat

Situasi Sulit saat Fasilitasi Cara Mengatasi


TEKNIK MENGHADAPI SITUASI SULIT
Cek perasaan semua peserta, lemparkan pertanyaan untuk memperoleh
pendapat kelompok tentang masalah yang muncul, contoh :Bagaimana
menurut yang lain?
Pusatkan kembali perhatian, misalnya : Oke Mas, saya rasa itu masalah
yang berbeda dengan apa yang sedang kita bahas, boleh disimpan dulu
untuk kemudian kita diskusikan?
Gunakan humor yang pantas untuk mengurangi ketegangan.
Ingatkan kembali akan norma kelompok, misalnya dengan mengatakan :
Satu hal yang kita sepakati paa awal pertemuan adalah jangan ada
diskusi swasta, bisakah kita mentaati norma ini?
Alihkan perhatian, misalnya : Minta minta waktu 2 menit lagi sebelum
kita lanjjutkan ke kesimpulan?
Jangan mengabaikan atau menghindar dari resistensi yng terjadi, karena
akan mengacaukan proses selanjutnya.
Dinamika bertanya :
(1) Diawali dengan pertanyaan dari warga belajar
Persilahkan warga belajar untuk bertanya tentang
topik yang disampaikan.
Ketika pertanyaan diajukan, persilahkan warga
belajar lainnya untuk memberikan jawaban
terhadap pertanyaan tersebut berdasarkan
pengetahuan datau pengalaman mereka.
Jaga proses tetap mengarah keepada persoalan
yang sedang dipertanyakan, tidak melebar
kemana-mana.
Simpulkan jawaban tersebut.
Dinamika bertanya :
(2) Diawali dengan pertanyaan dari fasilitator
Persiapkan beberapa pertanyaan kunci untuk
memperdalam pemahaman materi yang
disampaikan.
Ajukan pertanyaan tersebut dan minta warga
belajar untuk menanggapinya.
Jaga proses tetap mengarah kepada persoalan
yang sedang dipertanyakan, tidak melebar
kemana-mana.
Simpulkan jawaban tersebut, jika perlu fasilitator
memberikan masukan.
(3) Teknik Curah Pendapat (Brainstorming)

Meminta peserta menulis ide


sebanyak mungkin ide-ide, baik
Tahap lisan maupun tulisan
Pertama Dilarang berkomentar selama
tahap ini

Mengklasifikasi ide-ide yang


Tahap dihasilkan
Memprioritaskan ide berdasar
Kedua ide terbanyak atau kesepakatan
warga belajar
DDENGAN TEKNIK FASILITASI
YANG BAIK KITA MAMPU
MEMBERDAYAKAN
MASYARAKAT

FASILITATOR STBM ADALAH ORANG YANG LEBIH BANYAK


MENDENGAR DAN TERAMPIL BERTANYA, BUKAN SEKEDAR
TERAMPIL BERBICARA. SELAMAT MENCOBA.

Anda mungkin juga menyukai