Anda di halaman 1dari 12

Makalah

WAWASAN BUDAYA
“PROSESI ADAT PEMAKAMAN DI PROVINSI GORONTALO”

DISUSUN OLEH :

1. AMALIA REZKY BAHARTA


2. DELVIRA LAMAJU
3. INDRI AYU SALEH
4. MIFTASYA AFDILLA CINDANI
5. MOHAMAD DJULFIKAR RIVAI
6. MUHAMMAD FAJRI LAMUSU
7. NI LUH WIDIASTUTI
8. NURUL FITRISYA ILIMULLAH
9. TIWI MARSANDA NURKAMIDEN

KELAS : A-S1 FARMASI 2019

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


JURUSAN FARMASI
PROGRAM STUDI S1-FARMASI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.


Puji syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya Kami di berikan kesehatan dan kesempatan dalam
menyelesaikan makalah “Prosesi Adat Pemakaman di Provinsi Gorontalo” ini.
Tak lupa Kami ucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat Kami ucapkan satu
persatu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Di dalam makalah ini kami menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat Kami harapkan agar
menjadikan makalah ini lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Gorontalo, Maret 2020

Kelompok III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................


DAFTAR ISI ...............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................
1.1 Latar Belakang ...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................
1.3 Tujuan .........................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................
2.1 Filosofi Adat Istiadat Gorontalo .................................................
2.1.1 Upacara Adat Pemakaman .........................................................
2.2 Prosesi Adat Istiadat Pemakaman di Gorontalo ..........................
2.3 Filosofi Farmasi Dalam Adat Istiadat Pemakaman Gorontalo ...
BAB 3 PENUTUP .................................................................................
3.1 Kesimpulan ..................................................................................
3.2 Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adat adalah tradisi lokal yang secara sadar dilakukan masyarakat terus
menerus sebagai sebuah nilai yang berharga, tetap terpelihara, dilestarikan sebagai
kekayaan budaya dan aset lokal. Masyarakat suku Gorontalo sejak dahulu memiliki
pelaksanaan pemakaman yang terpadu antara adat istiadat dan ajaran Islam.
Upacara pemakaman tersebut dikenal dengan nama upacara pohutu molalungo.
Upacara pohutu molalungo terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian yang disesuaikan
status sosial yang meninggal, yaitu pohupohuto (pemakaman untuk raja), bubato
(pemakaman pejabat di bawah raja), dan tuwango lipu (pemakaman untuk rakyat).
Terlepas dari pembagian dalam prosesi penyelenggaran jenazah pada
masyarakat adat Gorontalo tersebut, penyelenggaraan jenazah berdasarkan
ketentuan syariat Islam dilakukan melalui suatu prosedur tertentu. Prosedur tersebut
merupakan persyaratan yang harus ditempuh apabila salah seorang muslim
meninggal dunia. Dalam hukum Islam ada empat kewajiban yang harus
diperlakukan pada seseorang yang telah meninggal dunia, yaitu: memandikan,
mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah.
Dari uraian di atas, maka dilakukan pembuatan makalah ini untuk mengetahui
mengenai filosofi prosesi adat istiadat pemakaman di provinsi Gorontalo serta
untuk mengetahui prosesi dari adat istiadat pemakaman di provinsi Gorontalo.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana filosofi prosesi adat istiadat pemakaman di provinsi Gorontalo ?
2. Bagaimana prosesi adat istiadat kematian di provinsi Gorontalo ?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami filosofi prosesi adat istiadat pemakaman di
provinsi Gorontalo.
2. Mahasiswa dapat mengetahui prosesi adat istiadat kematian di provinsi
Gorontalo.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Filosofi Adat Istiadat Gorontalo


Adat Istiadat Gorontalo merupakan sebuah tatanan kebudayaan dan tradisi
dari para leluhur Gorontalo terdahulu yang terus diwariskan dari generasi ke
generasi sehingga menjadi sebuah peradaban yang berkarakter dan berkepribadian
luhur. Adat Istiadat Gorontalo itu sendiri tidak hanya terbentuk dari warisan
kebudayaan Persekutuan 5 Kekeluargaan Kerajaan atau "Duluwo Limo lo
Pohala'a", namun juga terbentuk dari pengaruh kebudayaan luar seperti Budaya
Melayu, Budaya Arab, dan Budaya Tiongkok.
Dari sekian banyak pengaruh budaya luar yang ada di Gorontalo, pengaruh
kebudayaan Islam dari masyarakat Arab-lah yang paling kuat dan paling mudah
diterima oleh masyarakat Gorontalo. Oleh karena itu, setiap adat istiadat
masyarakat Gorontalo pasti memiliki kaitan dan warna keagamaan islam yang
sangat kuat. Situasi ini pun yang membuat Jazirah Semenanjung Gorontalo dijuluki
sebagai "Bumi Serambi Madinah", karena masyarakatnya dikenal memegang teguh
dan mempraktekkan agama Islam dalam setiap sendi-sendi kehidupan dan adat
tradisi sehari-hari (dikenal dengan filosofi Gorontalo beragama Islam, Islam adalah
Orang Gorontalo) serta dikenal pula dengan sifat terbuka, ramah dan toleran
terhadap para pendatang yang hijrah merantau di Gorontalo, layaknya Kaum
Anshar Madinah yang ikhlas menerima kedatangan Kaum Muhajirin. Adapun salah
satu ragam upacara adat Gorontalo yang masih dilestarikan adalah :

2.1.1 Upacara Adat Pemakaman

Dalam penerapannya, penyelenggaran upacara adat pemakaman berdasarkan


adat Gorontalo masih terus dipertahankan oleh masyarakat Gorontalo. Meskipun
dibalut dengan dengan nuansa adat Gorontalo yang kental, namun upacara adat
pemakaman Gorontalo ini tetap dilakukan sesuai dengan prinsip sunnah yang
berasaskan syariat islam. Upacara adat pemakaman masyarakat Gorontalo ini pun
terdiri atas 3 jenis pelaksanaan pemakaman, yaitu :
1. Penyelenggaraan pemakaman untuk para Raja atau Sultan (upacara adat
pemakaman lengkap).
2. Penyelenggaraan pemakaman para Bubato atau para Pemangku Adat dan
Pejabat Kerajaan (upacara adat tidak selengkap pemakaman raja).
3. Penyelenggaraan pemakaman Tuwango Lipu atau penduduk negeri dimana
berlaku bagi seluruh masyarakat Gorontalo (upacara adat pemakaman
sederhana).

2.2 Prosesi Adat Istiadat Pemakaman di Gorontalo


Gorontalo sejak dahulu memiliki pelaksanaan pemakaman yang terpadu
antara adat istiadat dan ajaran islam. Upacara pemakaman tersebut dikenal dengan
nama upacara “pohutu molalungo”. Dalam hokum islam ada empat kewajiban yang
harus diperlakukan pada seseorang yang telah meninggal dunia, yaitu:
memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah. Adapun empat
kewajiban tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pelaksanaan
2. Perlengkapan
Perlengkapan adat pemakaman pada adat pohutu molalungo, antara lain:
a. Handalo (genderang), towohutihi (beduk), huungo (kentongan),
pandongani (gong/gamelan) sebagai alat pemberi tanda.
b. Alikusi (arkus/gapura adat) memakai janur kuning (lale).
c. Tolituhu (tangga adat) memakai janur kuning (lale).
d. Tambibala/buulita (tempat persida-ngan adat) memakai janur kuning
(lale).
e. Huhulihe (usungan jenazah) dengan perlengkapannya.
f. Huhulihe lo hua (usungan goa) yang mendahului usungan mayat, memakai
janur kuning (lale).
g. Qur’an 4 (empat) buah.
h. Tapahula.
i. Pomama/hukede.
j. Amongo (sajadah/tikar).
k. Mijmarah (toples berisi air wangi dan dicampur kemenyan dan kayu
cendana).
l. 1 (satu) set teko (poci/cerek/lelengela) berisi air.
m. Raihan (bunga rampai)
n. Untuk wilayah adat pohala’a hulondhalo, payung warna pelangi untuk
wanita 1 (satu) buah ditambah 4 (empat) buah payung berwarna hitam, dan
untuk pria payung warna pelangi 2 (dua) buah ditambah payung warna
hitam 3 (tiga) buah. Untuk wilayah adat pohala’a limutu, payung warna
pelangi untuk wanita 2 (dua) buah ditambah 3 (tiga) buah payung warna
hitam, untuk pria warna pelangi 1 (satu) buah ditambah payung warna
hitam 4 (empat) buah.
o. Kain putih untuk didi (destar) yang banyaknya disesuaikan oleh kehadiran
yang berhak menggunakannya.
3. Busana
Umumnya dari segi bentuk pakaian bagi pemangku adat, pegawai syara
dan keluarga yang berduka sama. Pria memakai baju bentuk takowa (koko),
sedangkan wanita memakai baju kebaya dan sarung warna putih polos
(alumbu) dan memakai batik (wuloto) bercorak putih (busana muslim).
Adapun warna pakaian kedukaan sejak hari 1 sampai 39 berwarna putih
dengan makna sejak awal pemakaman kesayangan keluarga masih dalam
keadaan suci (molamahu). Hari ke-40, keluarga yang berduka memakai baju
biru langit (wobulo) dengan makna rasa duka keluarga sudah mulai mereda.
Hari ke 100, memakai warna hitam gelap dengan makna ingatan keluarga
terhadap si mayyit sudah mulai hilang dan tinggallah peringatan doa arwah
(hileyiya) hari ke 200, 300 dan seterusnya setiap tahun sesuai dengan
perhitungan bulan hijriah.
4. Proses Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pemakaman adat pohutu molalungo, sebagai berikut:
a. Po’oto/pu’owa (pemberitahuan)
b. Persiapan sarana adat
c. Penggalian kubur
d. Proses penyelenggaraan jenazah
1. Memandikan Jenazah
Orang yang memandikan jenazah disunnahkan adalah orang-orang
yang amanah atau terpercaya, karena dengannya diharapkan kebaikan-
kebaikanna dapat disampaikan kepada masyarakat dan keburukan-
keburukannya ditutupi.
2. Mengkafani Jenazah
Setelah memandikan jenazah, maka proses selanjutnya adalah
mengkafani jenazah. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk
mengkafani jenazah sebagai berikut: (a) kain kafan yang terdiri dari
kain putih bersih, halus dan lembut; (b) kapas untuk menutupi tubuh
mayat; (c) ayu luhi (kayu cendana) yang dihaluskan; (d) kemenyang
yang dihaluskan; dan (e) bedak mayat.
3. Menshalatkan Jenazah
Pada adat penyelenggaraan jenazah di Gorontalo, pelaksana
daripada shalat jenazah adalah imamu lo kambungu (imam kampung),
dan jikalau imamu lo kambungu berhalangan, maka bisa digantikan
dengan syarada’a (pegawai syara’) (Bumulo, wawancara, 2015) atau
bisa juga digantikan dengan hatibi (khatib kampung) (Kamaru,
wawancara, 2015).
4. Proses Pemakaman
Proses pemakaman yaitu dilakukan seperti halnya secara umum
yang ada di gorontalo berdasarkan syariat islam.
2.3 Filosofi Farmasi dalam Adat Istiadat Pemakaman Gorontalo
Adapun bahan-bahan atau tanaman yang sudah disebutkan pada prosesi
pemakaman diatas mempunyai hubungan atau keterkaitan dengan keilmuan
farmasi. Yang dimana bahan atau suatu tanaman tersebut memiliki suatu kandungan
kimia yang dapat bermanfaat sekaligus membantu dalam dunia kesehatan . Berikut
manfaat dari bahan-bahan tersebut :
1. Bidara
Senyawa yang terkandung dalam tanaman bidara antara lain alkaloid,
fenol, flavonoid, saponin, kuercetin, dan terpenoid. (Michel, 2011). Adapun
manfaat dari bidara yaitu; melindungi tubuh dari penyakit berbahaya,
menenangkan saraf, mengatasi konstipasi, memerangi sel kanker,dan masih
banyak lagi.
2. Cendana
Cendana telah digunakan semenjak 4000 tahun yang lalu. Cendana
mengandung senyawa minyak atsiri yang dimana bermanfaat sebagai bahan
obat-obatan yang memiliki khasiat untuk menghentikan rasa sakit.
3. Kemenyan
Menurut Khan (2001), mengatakan kandungan getah pada kemenyan
antara lain ; Asam sinamat, asam benzoat, styrol, dll mempunyai banyak
manfaat dalam bidang farmasi yaitu digunakan sebagai antiseptic,
expectorant, dan obat mata untuk katarak.
4. Kapur Barus
Cinnamomum camphora L. kadangkala digunakan untuk merawat histeria.
Dalam perobatan herba modern, kapur barus lazimnya digunakan sebagai
minyak pati. Kayu dan daun pokok tersebut bersifat analgesik, antispasmodic,
odontalgic, rubefacient dan perangsang. Minyak pati kapur barus pula bersifat
anthelmintic, antirheumatic, antispasmodic, cardiotonic dan hipotemia yang
membantu pengeluaran udara, peluh serta berfungsi sebagai obat pelali dan
tonik. Ia digunakan secara luaran bagi merawat sakit sendi dan otot, pelembap
untuk kudis, kulit dan sebagainya (Sarfaraz Khan Marwat, et. al., 2009).
5. Janur Kelapa
Janur atau daun kelapa memiliki khasiat untuk berbagai pengobatan
penyakit diantranya adalah ; tekanan darah tinggi, stroke, dan radang hati.
6. Pandan
Pandan merupakan salah satu tanaman yang umum dijumpai, disamping
sering dijumpai pandan memiliki banyak manfaat. Pandan mengandung
senyawa kimia 2AP selain itu juga mengandung alkaloid,flavonoid, saponin,
tannin, polifennol, dan juga zat warna. Yang dimana pandan memiliki
manfaat sebagai antioksidan, amtibakteri, antidiabetic, dan antikanker.
7. Puring (Polohungo)
Kandungan yang terdapat dalam tanaman puring yaitu; alkaloid, terpen,
steroid, dan antrakoinon. Puring ini memiliki khasiat sebagai antibakteri,
antimoeba, dan antijamur.
Itulah manfaat dari beberapa bahan atau tanaman yang digunakan dalam
prosesi ada istiadat pemakaman gorontalo yang saling berkaitan dengan dunia
kesehatan terutama dalam bidang farmasi. Tanama tersebut selain dapat digunakan
untuk kebutuhan adat istiadat dapat juga digunakan sebagai obat karena memiliki
segudang khasiat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan diatas yaitu :
1. Setiap adat istiadat masyarakat Gorontalo pasti memiliki folosofi yang
berkaitan dan warna keagamaan islam yang sangat kuat. Situasi ini pun yang
membuat Jazirah Semenanjung Gorontalo dijuluki sebagai "Bumi Serambi
Madinah", karena masyarakatnya dikenal memegang teguh dan
mempraktekkan agama Islam dalam setiap sendi-sendi kehidupan dan adat
tradisi sehari-hari serta dikenal pula dengan sifat terbuka, ramah dan toleran
terhadap para pendatang yang hijrah merantau di Gorontalo, layaknya Kaum
Anshar Madinah yang ikhlas menerima kedatangan Kaum Muhajirin.
Gorontalo memiliki nuansa adat yang kental, namun upacara adat
pemakaman Gorontalo ini tetap dilakukan sesuai dengan prinsip sunnah yang
berasaskan syariat islam.
2. Prosesi adat istiadat kematian di Gorontalo terdiri dari atas yaitu Pelaksanaan,
mempersiapakan perlengkapan, menggunakan busana yang baik dan sesuai
syariat islam, dan proses pemakaman yang terdiri dari Po’oto/pu’owa
(pemberitahuan), Persiapan sarana adat, Penggalian kubur, dan Proses
penyelenggaraan jenazah.
3.2 Saran
1. Hendaknya manusia mengingat siapa yang menciptakannya sehingga
manusia dalam menjalani hidup lebih berhati-hati, karena dengan mengingat
mati dia akan mengetahui hakekat kehidupan yang sebenarnya.
2. Hendaknya seorang muslim yang beriman selalu meningkatkan iman dan
ketaqwaanya sebagai bekal untuk menghadapi kematian.
3. Manusia diharapkan mampu menjaga hati dan pikirannya dari nafsu duniawi
sehingga kemakrifatan hati akan terbuka untuk selalu mendapatakan cahaya
illahi dalam hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agusta, Andria dan Yuliasri Jamal. 2001. Fitokimia dan Farmakologi Cendana
(Santalum album L.). Laboratorium Fitokimia. Balifang Botani. Puslifbang
Biologi-LIPI.

Bintoro, Andi, Agus Malik Ibrahim dan Boima Situmeang. 2017. Analisis dan
Identifikasi Senyawa Saponin Dari Daun Bidara (Zhizipus Mauritania L.).
Jurusan Kimia. Sekolah Tinggi Analis Kimia. Cilegon. Banten.

Darwis, Rizal. 2016. Pohutu Molalungo Pada Masyarakat Gorontalo (Sebuah


Refleksi Islam Nusantara). Gorontalo. IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Kementrian Kehutanan. 2014. Mengenal Pohon Kemenyan (Styrax spp.) Jenis


Dengan Spektrum Pemanfaatan Luas yang Belum Dioptimalkan. Jakarta.

http://www.satuharapan.com/read-detail/read/puring-tanaman-hias-daun-
berkhasiat-obat (Diakses pada Selasa, 24 Maret 2020 Pukul 09:43 WITA).

http://balittas.litbang.pertanian.go.id/index.php/id/tentang-kami/kebun-
percobaan/60-info-teknologi/764-pandan-wangi-ternyata-bisa-mencegah-
kanker (Diakses pada Selasa, 24 Maret 2020 Pukul 09:47 WITA).

https://bali.tribunnews.com/2018/01/06/manfaat-bunga-bougenvil-yang-mungkin-
belum-kamu-ketahui-yang-ke-7-harus-kamu-coba (Di akses pada Selasa, 24
Maret 2020 Pukul 10:07 WITA).

https://www.tobasatu.com/2019/08/22/cara-pemakaian-janur-kelapa-untuk-obat-
tekanan-darah-tinggi-dan-sakit-kuning/ (Diakses pada Selasa, 24 Maret
2020 Pukul 10:26 WITA).

https://www.researchgate.net/publication/323357130_Analisis_Bibliometrik_Terh
adap_Bahan_Penerbitan_Berhubung_Kapur_Barus_Meneliti_Potensi_Pe
nyelidikan_Terbaru (Diakses pada Selasa, 24 Maret 2020 Pukul 11:03
WITA).

Anda mungkin juga menyukai