Anda di halaman 1dari 19

ANEMIA PADA

KEHAMILAN
Wisna Dirgahasari Asmara
4151181482
LATAR BELAKANG
◦ Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama
kehamilan, baik di negara maju maupun di negara
berkembang
◦ 35-75% ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di
negara maju mengalami anemia
◦ Penyebab utama kematian ibu secara langsung adalah
perdarahan 28%, eklampsia 24%, dan infeksi 11%, dan
penyebab tidak langsung adalah anemia 51%.
Pada kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi  memicu
peningkatan produksi eritropoietin  volume plasma
bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat.
Penurunan ringan kadar Hb selama kehamilan dijumpai pada
wanita sehat yang tidak mengalami defisiensi zat besi atau folat.
ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang lebih besar
daripada peningkatan massa hemoglobin dan volume sel darah
merah yang terjadi pada kehamilan normal.
DEFINISI
◦ Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel
darah merah atau hemoglobin.
◦ Anemia pada kehamilan (CDC)  anemia sebagai kadar Hb
yang lebih rendah dari 11 g/dL pada trimester pertama dan
ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dL pada trimester kedua
EPIDEMIOLOGI
di Indonesia, prevalensi anemia adalah sebagai berikut:

◦ Anak prasekolah : 30-40%


◦ Anak usia sekolah : 25-35%
◦ Perempuan dewasa tidak hamil : 30-40%
◦ Perempuan hamil : 50-70%
◦ Laki-laki dewasa : 20-30%
◦ Pekerja berpenghasilan rendah : 30-40%
ETIOLOGI
◦ Didapat
◦ Anemia defisiensi zat besi
◦ Anemia akibat kehilangan darah akut
◦ Anemia akibat peradangan atau keganasan (penyakit kronik)
◦ Anemia megaloblastik
◦ Anemia hemolitik didapat
◦ Anemia aplastik atau hipoplastik
 
◦ Herediter
◦ Talasemia
◦ Hemoglobinopati sel sabit
◦ Hemoglobinopati lain
◦ Anemia hemolitik herediter
PATOFISIOLOGI
Kehamilan

Kebutuhan O2

Prod.eritropoetin

Volume plasma >


eritrosit

Penurunan
konsentrasi Hb akibat
Hemodilusi
ANEMIA DEFISIENSI BESI
DIAGNOSIS
◦ Pemeriksaan
◦ Darah
◦ Kadar Hb < 11 g/dL (pada trimester I dan III) atau
◦ Kadar Hb < 10,5 g/dL (pada trimester II)
◦ Apus darah tepi
◦ Hipokrom mikrositer eritrosit
ANEMIA
MEGALOBLASTIK
ANEMIA AKIBAT  Defisiensi asam
KEHILANGAN
folat
DARAH AKUT  Defisiensi vitamin
 Aborsi
B12
 KET
 Mola hidatidosa
 Postpartum :
perdarahan
masif

ANEMIA HEMOLITIK
ANEMIA AKIBAT
 Autoimmune
PENYAKIT KRONIK
Hemolysis
 CKD
 Drug induced
 Ca
hemolysis
 HIV
KLASIFIKASI ANEMIA

Anemia
Anemia
Anemia makrositik
mikrositik
normositik hiperkrom:
hipokrom :
normokrom: • Defisiensi asam
• Defisiensi zat
• Perdarahan folat
besi
• Infeksi kronik • Defisiensi vit
• Thalasemia
B12
PENATALAKSANAAN
ANEMIA DEFISIENSI ZAT
BESI

Tablet besi 60mg dan as.folat 250mg (3 dd 1)

Dalam 90 hari

perbaikan tidak

Tablet Fe dlm 42 hari rujuk untuk cari penyebab


Thalassemia
◦ Pasiend dengan kecurigaan thalassemia rujuk ke dokter
spesialis
PERDARAHAN
◦ Anamnesis riwayat perdarahan
◦ Cari tanda perdarahan akibat aborsi, KET, Mola, atau
postpartum
PENYAKIT KRONIK
◦ Anamnesis riwayat penyakit kronik
◦ Tatalaksana sesuai penyakit
DEFISIENSI ASAM FOLAT
◦ Asam folat 1 x 2 mg

DEFISIENSI VITAMIN B12


◦ Vitamin B12 1 x 250 – 1000 μg
Transfusi untuk anemia dilakukan pada pasien dengan
kondisi berikut:
◦ Kadar Hb <7 g/dl atau kadar hematokrit <20 %
◦ Kadar Hb >7 g/dl dengan gejala klinis: pusing, pandangan
berkunang-kunang, atau takikardia (frekuensi nadi >100x
per menit)

◦ Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin


dengan memantau pertambahan tinggi fundus, melakukan
pemeriksaan USG, dan memeriksa denyut jantung janin
secara berkala.
KESIMPULAN
◦ Anemia didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau
hitung eritrosit di bawah batas normal. Umumnya, ibu hamil
dianggap anemia jika kadar Hb di bawah 11 g/dl atau Ht kurang
dari 33%.
◦ Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
suplementasi besi dan asam folat.
◦ WHO  60 mg besi selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan
fisiologik selama kehamilan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai