hamil dengan anemia 51,3 % • ETIOLOGI • Etiologi anemia selama kehamilan sama dengan etiologi yang dijumpai pada wanita yang tidak hamil, dan semua anemia yang sering terdapat di antara kaum wanita dalam usia reproduktif dapat mempersulit kehamilan. Adapun penyebabnya antara lain: • Kurang gizi • Kurang zat besi dalam diit • Malabsorbsi • Kehilangan darah yang banyak • Penyakit-penyakit kronik seperti TBC, Cacing, Malaria • C. Anemia yang sering terjadi dalam kehamilan Anemia yang sering terjadi dalam kehamilan, yaitu : anemia defisiensi besi, anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, anemia hemolitik, anemia akibat inflamasi atau keganasan dan anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah yang akut. • FAKTOR RESIKO Faktor resiko terjadinya anemia adalah status gizi yang buruk dengan defisiensi multivitamin, alkoholisme yang mengarah ke status gizi buruk, riwayat gangguan reabsorbsi makanan dan terdapat defisiensi enzim G6PD. • GEJALA UMUM Kelainan fisik yang akan didapat terutama pada kulit dan selaput lendir. Hal ini pun tergantung dari berat ringannya anemia. Pada anemia yang berat, telapak tangan akan terlihat pucat dan kelainan jantung mungkin didapatkan. Pemeriksaan yang cukup penting adalah seperti pada bibir, konjungtiva, gusi dan kuku. Dari hasil laboratorium akan diperoleh kadar hemoglobin yang rendah. Dalam menilai rendahnya kadar hemologbin perlu diperhatikan keadaan hidrasi pasien. Jika keadaan hidraemia maka kadar hemoglobin yang rendah disebabkan bukan karena anemia, melainkan karena hemodilusi. Pemeriksaan sediaan apus darah tepi dikerjakan untuk menentukan morfologi dari anemia. • ANEMIA DALAM KEHAMILAN Pada kehamilan akan terjadi suatu keadaan anemia fisiologis yang terjadi sebagai akibat peningkatan volume sirkulasi dan komponen plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan komponen seluler, sehingga akan terjadi gambaran hemodilusi. Jika seorang wanita hamil dikatakan anemia patologis, kadar hemoglobin (Hb) < 10 g/ dl. Sedangkan jika kadar Hb 10 – 11 g/ dl belum dianggap sebagai anemia patologis, tetapi merupakan anemia fisiologis ( delusional) atau pseudoanemia. Suatu anemia patologis dikategorikan berat atau disebut anemia gravis jika kadar Hb £ 6 g/ dl. • FISIOLOGIS ANEMIA DALAM KEHAMILAN Anemia biasa dijumpai dalam kehamilan, hal itu disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan nutrisi bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Volume plasma akan bertambah banyak dalam kehamilan, namun bertambahnya sel-sel darah tidak sebanyak bertambahnya jumlah plasma. Keadaan tersebut mengakibatkan terjadinya pengeceran darah yaitu dengan perbandingan plasma 30 %, sel darah 18 % dan hemoglobin 19%. • Pengeceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan bagi wanita hamil. Hal ini disebabkan karena : (1) pengeceran darah meringankan kerja jantung yang harus bekerja lebih cepat dalam masa kehamilan, dimana hal ini sebagai akibat hipervolemic cardiac output yang meningkat. Kerja jantung akan lebih ringan jika viskositas darah rendah. (2) Pada perdarahan saat persalinan, unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah tetap kental. • • Pada kehamilan, anemia fisiologis yang terjadi disebabkan oleh berkurangnya persediaan zat besi yang penting dalam pembentukan hemoglobin. Kebutuhan zat besi dalam kehamilan adalah sebesar 1000 mg. Sekitar 300 mg ditransfer aktif untuk janin dan plasenta, 500 mg untuk peningkatan massa hemoglobin dan sekitar 200 mg dikeluarkan melalui saluran cerna, urin dan kulit. Jumlah total 1000 mg ini pada umumnya melebihi simpanan besi pada kebanyakan wanita. Jumlah untuk plasenta dan ekskresi melalui saluran cerna, urine, dan kulit adalah kehilangan mutlak yang pasti terjadi meskipun ibu berada dalam kekurangan besi. • Bertambahnya darah dalam kehamilan dimulai sejak kehamilan berusia 10 minggu dan mencapai puncaknya sekitar pertengahan masa kehamilan atau pada usia kehamilan antara 32 – 36 minggu. Dalam suatu penelitian, diketahui bahwa kadar hemoglobin, jumlah eritrosit dan nilai hematokrit, ketiganya akan turun selama kehamilan sampai dengan tujuh hari pasca persalinan. Setelah itu ketiganya akan meningkat dan kira-kira 40 hari pasca persalinan akan mencapai nilai normal kembali. Adaptasi Tubuh terhadap Anemia
• Peningkatan cardiac output, terutama
dengan peningkatan frekuensi denyut jantung • Vasodilatasi akibat hipoksia dengan penurunan resistensi vaskuler • Peningkatan perfusi jaringan • Redistribusi darah • Peningkatan volume respirasi • Peningkatan gradient oksigen arteriovenosa • Pelepasan eritropoietin Gejala • Kelelahan, kelemahan • Simptom kardiovaskular (contohnya palpitasi) • Pucat pada kulit dan mukosa • Takikardia dan hipotensi • Hipertrofi jantung (pada kasus kronik) Akibat Anemia pada Kehamilan • Abortus • Persalinan preterm • Partus lama karena inersia uteri • Perdarahan postpartum karena atonia uteri • Syok • Infeksi, baik intrapartum maupun postpartum • Dekompensasio kordis (dapat terjadi pada anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 g/dl) • Kematian mudigah • Kematian perinatal • Prematuritas • Cadangan besi kurang pada janin Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiologi • Anemia akibat perdarahan • Anemia akibat penurunan atau inefektivitas eritropoesis – Anemia defisiensi (besi atau asam folat) – Penyakit ginjal – Kelainan sumsum tulang • Anemia akibat penghancuran eritrosit dan hemolisis – Hemoglobinopati Anemia Defisiensi Besi Patogenesis • Total besi ↓ penurunan cadangan besi pada hepatosit dan makrofag hati, limpa dan sumsum tulang belakang
• Setelah cadangan habis penurunan
kadar besi plasma suplai besi pada sumsum tulang untuk pembentukan Hb menurun peningkatan jumlah eritrosit protoporfirin produksi eritrosit mikrositik dan penurunan nilai HB Tahapan Defisiensi Besi • Pertama : cadangan besi berkurang tanpa disertai penurunan kadar besi dalam serum nilai feritin rendah • Kedua : cadangan besi habis dan nilai Hb masih dalam batas normal, penurunan saturasi transferin, peningkatan TIBC dan peningkatan protoporfirin eritrosit bebas Nilai MCV dbn, ditemukan sel mikrositik pada blood smear • Ketiga : penurunan Hb anemia defisiensi besi Diagnosis • mikrositosis dan hipokromasia • kadar besi serum rendah • daya ikat besi serum tinggi • protoporfirin eritrosit tinggi • tidak ditemukan hemosiderin dalam sumsum tulang Terapi • Preparat besi per os maupun perenteral • Vitamin C • Transfusi darah Anemia Megaloblastik - Diagnosis
• ditemukan megaloblas atau
promegaloblas dalam darah atau sumsum tulang • anemia makrositer dan hiperkrom tidak selalu dijumpai • pemeriksaan asam formimino-glutamik dalam air kencing • percobaan penyerapan dan percobaan pengeluaran asam folat Terapi • Tablet asam folat diberikan dalam dosis 15 – 30 mg sehari • vitamin B12 dengan dosis 100 – 1000 mikrogram sehari, baik per os maupun parenteral Anemia Hipoplastik • Darah tepi menunjukan gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri – ciri defisiensi besi, asam folat, atau vitamin B12. • Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia erithropoesis yang nyata. Perbandingan mieloit:eritroit yang diluar kehamilan 5:1 dan dalam kehamilan 3:1 atau 2:1, berubah menjadi 10:1 atau 20 :1. • Pengobatan dengan segala macam obat penambah darah tidak memberi hasil transfusi darah THANKS