• Transfusi darah.
• Pemberian zat besi (Fe).
• Pemberian Vitamin B12.
• Pemberian Asam Folat.
• Transplantasi sumsum tulang.
Anemia dengan PGK
The National Kidney Foundation’s Kidney
Dialysis Outcomes Quality Initiative (NK/DOQI)
merekomendasikan anemia pada pasien penyakit
ginjal kronik anak usia 0,5 sampai 5 tahun jika
kadar hemoglobin < 11,0 gr/dl, untuk anak
usia 5 sampai 12 tahun jika kadar Hb < 11,5
gr/dl dan <12,0 gr/dl untuk anak usia 12-15
tahun.
Cont...
Anemia renal merupakan anemia pada
PGK yang terutama disebabkan oleh penurunan
kapasitas produksi eritropoetin. Disebut anemia
jika kadar hemoglobin (Hb) <14 g/dl (laki-laki)
atau < 12 g/dl (perempuan). Pada pasien PGK
yang belum mengalami anemia, skrining anemia
dianjurkan minimal 1 tahun sekali.
Cont...
Penyebab utama anemia pada PGK adalah
defisiensi relatif hormon eritropoietin, namun
banyak faktor lain yang berkontribusi pada
anemia renal yaitu yaitu penurunan usia eritrosit
karena toksisitas uremik, kehilangan darah
melalui saluran cerna, defisiensi besi, defisiensi
folat, hiperparatiroid berat, inflamasi dan infeksi.
Cont...
Indikasi terapi ESA (Erythropoietin Stimulating Agent ) bila Hb <
10 g/dl dan penyebab lain anemia sudah disingkirkan. Terapi ESA juga harus
memenuhi syarat yaitu tidak ada defisiensi besi absolute dan tidak ada infeksi
yang berat. Kontra indikasi ESA adalah bila hipersensitif terhadap ESA. Perlu
juga diperhatikan pada terapi ESA adalah tekanan darah yang tinggi serta
hiperkoagulasi. Keputusan untuk memulai terapi ESA hendaknya melihat
kebutuhan pasien secara individu, ada kemungkinan pasien tertentu sudah
membutuhkan ESA dan lebih mendapatkan manfaat bila dimulai pada tingkat
Hb > 10 g/dL.2
Beberapa preparat ESA yang ada di Indonesia saat ini antara lain
Eritropoietin alfa, Eritropietin beta, dan CERA (continuous erythropoiesis
receptor activator) suatu ESA dengan masa paruh yang panjang.
Anemia Pada Kehamilan
Anemia pada kehamilan yang disebabkan
kekurangan zat besi mencapai kurang lebih 95%.
Terjadinya peningkatan volume darah
mengakibatkan hemodilusi atau pengenceran
darah sehingga kadar Hb mengalami penurunan
dan terjadi anemia.
Manifestasi Klinis
• Anemia ringan : kelelahan, penurunan energi, kelemahan,
sesak nafas, ringan, palpitasi, tampak pucat
• Anemia sedang : lesu, pucat, lidah bibir dan kuku pucat,
mudah mengantuk, cepat letih, mata berkunang – kunang.
• Anemia berat: perubahan warna tinja, denyut jantung cepat,
tekanan darah cepat, frekuensi pernafasan cepat, pucat atau
kulit dingin, nyeri dada, pusing atau kepala terasa ringan,
sesak nafas, tidak bisa berkonsentrasi, pingsan.
Penanganan Anemia Pada Ibu Hamil
1) Anemia Ringan
• Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga
hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/hari zat besi, dan 400 mg asam
folat peroral sekali sehari.
2) Anemia Sedang
• Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam folat
peroral sekali sehari.
3) Anemia Berat
• Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak 1000 mg
(20 ml) intravena atau 2x10 ml intramuskular. Transfusi darah kehamilan
lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang diberikan walaupun sangat
jarang diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin.