Anda di halaman 1dari 20

Metode Diskusi dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam

SYAHRAINI TAMBAK

Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru


Jl. Kaharuddin Nasution, No. 113, Perhentian Marpoyan Pekanbaru 28284
e-mail: syahraini_tambak@yahoo.co.id

Abstrak: Ada banyak metode dalam pengajaran yang diterapkan oleh guru di
sekolah. Salah satunya adalah metode diskusi. Metode ini menekankan pada
interaksi antara sesama peserta didik dan juga guru dalam membahas atau
mencari solusi terhadap materi pembelajaran. Jika dilaksanakan secara tepat,
metode diskusi ini dapat merangsang peserta didik berfikir atau
mengeluarkan pendapat sendiri sehingga juga akan melatih peserta didik untuk
berfikir kritis dan percaya diri. Dalam pembelajaran pendidikan agama islam,
metode diskusi bukanlah hanya percakapan atau debat biasa saja, tetapi
diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat
yang bermacam-macam. Hal ini perlu bagi peserta didik kelak, bukan saja
karena manusia senantiasa dihadapkan pada berbagai persoalan yang tidak
dapat dipecahkan seorang diri, melainkan juga karena melalui kerja sama atau
musyawarah mungkin diperoleh suatu pemecahan yang lebih baik. Penerapan
metode diskusi yang dilakukan oleh peserta didik terutama dengan bimbingan
guru dalam pembelajaran pendidikan agama islam dipercaya sebagai salah satu
metode yang tepat dalam menyalurkan ilmu yang bermanfaat dan pemahaman
yang lebih mendalam.

Kata kunci: Metode diskusi, pemecahan masalah, pembelajaran PAI.

PENDAHULUAN sendiri atau orang lain. Menguji secara


Diskusi merupakan sebuah kolektif tentang suatu gagasan yang
interaksi komunikasi antara dua orang dikemukakan orang lain. Untuk bertukar
atau lebih. Biasanya komunikasi antara pikiran dan ide, belajar mengungkapkan
orang-orang tersebut berupa salah satu serta menanggapi keterangan yang
ilmu atau pengetahuan dasar yang relevan. Mengaitkan data dan keadaan
akhirnya akan memberikan rasa dari berbagai pandangan orang lain dan
pemahaman yang baik dan benar. latar belakangnya berbeda-beda.
Metode diskusi dalam Penguasaan guru pendidikan agama
pembelajaran pendidikan Islam sudah Islam terhadap metode diskusi menjadi
lama dikenal. Metode diskusi ini penting untuk mewujudkan peserta
bertujuan untuk dapat menyadari dan didik memiliki kemampuan berbicara,
menguji bukti-bukti sistem nilai, menyampaikan pendapat, menanggapi
pendapat dan respon dari suatu gagasan pendapat peserta didik lain, dan

1
menjadikan peserta didik memiliki sikap memperdebatkan topik atau
demokratis. permasalahan tertentu.
Menurut Abdul Rachman Shaleh
metode diskusi adalah suatu cara
PENGERTIAN METODE DISKUSI penguasaan bahan pelajaran melalui
Diskusi dari aspek bahasa berarti tukar tukar menukar pendapat berdasarkan
pikiran antara dua orang atau lebih untuk pengetahuan dan pengalaman yang
menyelesaikan suatu persoalan. Kata diskusi telah diperoleh guna memecahkan suatu
berasal dari Bahasa Latin yaitu “discussus” masalah. Dengan kata lain, dalam
yang berarti “tu examine”, “investigate” metode ini peserta didik mempelajari
(memeriksa, menyelidiki). Secara umum sesuatu melalui cara musyawarah di
diskusi adalah suatu proses yang melibatkan antara sesama mereka di bawah
dua orang atau lebih undividu yang pimpinan atau bimbingan guru. Hal ini
berintegrasi secara verbal dan saling perlu bagi peserta didik kelak, bukan
berhadapan muka mengenai tujuan atau saja karena manusia senantiasa
mempertahankan pendapat atau pemecahan dihadapkan pada berbagai persoalan
masalah (Nizar & Hasibuan, 2011: 60). yang tidak dapat dipecahkan seorang
Metode diskusi merupakan suatu diri, melainkan juga karena melalui
cara mengajar yang bercirikan oleh kerja sama atau musyawarah mungkin
suatu keterikatan pada suatu topik atau diperoleh suatu pemecahan yang lebih
pokok pertanyaan atau problem. Di baik (Shaleh, 2006: 195).
mana para anggota diskusi dengan jujur Metode diskusi merupakan proses
berusaha mencapai atau memperoleh saling bertukar pikiran antara dua orang
suatu keputusan atau pendapat yang atau lebih. Melalui proses ini, kedua
disepakati bersama (Hamalik, 2001: 45). belah pihak akan saling berdialog dan
Dalam metode diskusi guru dapat mengemukakan pandangannya secara
membimbing dan mendidik peserta argumentatatif. Proses ini dilakukan
didik untuk hidup dalam suasana yang dengan penuh keterbukaan dan
penuh tanggung jawab, setiap orang persaudaraan. Tujuan utamanya adalah
yang berbicara atau mengemukakan untuk mencari kebenaran. Metode ini
pendapat harus berdasarkan prinsip- akan mampu merespon daya intelektual
prinsip tertentu yang dapat peserta didik untuk melakukan analisis
dipertanggungjawabkan. kritis dan menumbuhkan kepercayaan
Kata ‘diskusi’ ditinjau dari aspek diri dalam membangun sebuah
istilah atau pendapat para ahli pada pemikiran yang dapat
dasarnya ialah tukar menukar informasi, dipertanggungjawabkan dan
pendapat, dan unsur-unsur pengalaman dimanfaatkan oleh seluruh umat
secara teratur dengan maksud untuk manusia (Nizar, 2008: 178).
mendapat pengertian bersama yang Dalam dunia pendidikan, metode
lebih jelas dan lebih teliti tentang diskusi ini mendapat perhatian yang
sesuatu atau untuk mempersiapkan dan cukup besar karena dengan diskusi
merampungkan keputusan berasama merangsang murid-murid berfikir atau
(Sudjana, 1995: 79). Menurut Martinis mengeluarkan pendapat sendiri. Ini pun
Yamin (2011: 49), metode diskusi lazim berlaku dalam kehidupan
merupakan interaksi antara peserta keluarga. Kerena proses kehidupan
didik dan peserta didik atau peserta manusia dalam kehidupan sehari-hari
didik dengan guru untuk menganalisis, khususnya di bidang pendidikan
memecahkan masalah, menggali atau seringkali dihadapkan kepada

2
persoalan-persoalan, dimana persoalan berjalan sesuai dengan tujuan
tersebut kadang-kadang tak dapat pendidikan yang diinginkan (Nizar,
dipecahkan oleh hanya dengan satu 2008: 178-179).
jawaban atau satu cara saja, akan tetapi Berdasarkan pengertian yang
memerlukan pengetahuan untuk dikemukakan di atas terdapat beberapa
kemudian disusun pemecahan yang komponen yang dapat digali untuk
mungkin berupa jalan alternatif terbaik. dijelaskan dan diketahui oleh seorang
Metode diskusi ini dalam pendidikan guru pendidikan agama Islam. Pertama,
agama Islam dapat mengembangkan cara penguasaan bahan pelajaran.
kreativitas anak gemar memiliki ilmu Diskusi sebagai sebuah metode dapat
pengetahuan, seperti sabda Rasulullah menghantarkan peserta didik untuk
SAW. menguasai bahan pelajaran pendidikan
agama Islam. Guru dan peserta didik
“Dari Abdurrahman bin Abi Laili harus sama-sama aktif mengetahui
berkata: Berdiskusilah kamu, langkah-langkah metode diskusi ini agar
sesungguhnya berkembangnya sebuah peserta didik dapat menguasai bahan
hadits muncul dari diskusi tersebut”. (HR. pelajaran yang disampaikan. Penekanan
al-Darimi). cara penguasaan bahan pelajaran ini
adalah terletak pada peserta didik
Oleh karena itu metode diskusi dimana mereka yang harus aktif dalam
dalam pendidikan agama Islam proses pelaksanaan pembelajaran
bukanlah hanya percakapan atau debat sedang guru harus memberikan
biasa saja, tetapi diskusi timbul karena bimbingan dan rangsangan agar diskusi
ada masalah yang memerlukan jawaban dapat berjalan baik.
atau pendapat yang bermacam-macam. Kedua, tukar menukar pendapat
Peranan guru pendidikan agama Islam antar peserta didik sesuai pengalaman.
dalam metode diskusi ini sangat penting Makna ini mengindikasikan terjadinya
dalam rangka menghidupkan pertukaran pendapat diantara para
kegairahan pemikiran peserta didik peserta didik sesuai dengan
mengungkapkan persoalan-persoalan pengetahuan yang mereka miliki. Tukar
pendidikan yang dihadapi. menukar pendapat merupakan bagian
Untuk terciptanya dikusi yang penting dalam proses berlangsungnya
dialogis dan baik, maka guru pendidikan metode diskusi karena menuntut
agama Islam hendaknya membiasakan kemampuan seorang peserta didik
hidup demokratis, memberikan untuk berkomunikasi dengan baik.
kemerdekaan kepada setiap peserta Bertukar pendapat merupakan langkah
didik untuk berpikir, serta mengungkapkan gagasan dengan
mengemukakan pendapat secara bebas bijaksana dan baik kepada peserta didik
dan bertanggung jawab. Setiap lain terkait dengan persoalan dalam
perbedaan pendapat selalu dihargai pembelajaran. Proses tukar menukar
sebagai sebuah keberagaman pendapat menyiratkan sebuah sikap
pandangan dalam melihat suatu objek kritis dan tangguh dalam
kajian. Dinamika diskusi hendaknya menyampaikan gagasan secara benar
mencerminkan sikap tenggang rasa dan tapi juga tetap mengedepankan nilai-
saling menghormati pendapat orang nilai humanis dan demokratis.
lain. Guru pendidikan agama Islam Gagasan yang diberikan saat tukar
hendaknya membimbing dan menukar pendapat harus pula didasari
mengarahkan agar dinamika tersebut pada pengetahuan yang sesuai dengan

3
materi saat berlangsungnya mencela dan merendahkan peserta didik
pembelajaran. Ini menggambarkan lain. Oleh karena itu, paradigma
bahwa disaat peserta didik mengikuti pembelajaran dan pendidikan
pembelajaran dengan metode diskusi seyogianya merupakan sebuah
mereka harus terlebih dahulu memiliki paradigma pembelajaran yang sedari
pengetahuan dengan cara mempelajari tingkat filosofis, strategi, pendekatan
materi yang akan didiskusikan. Semua proses dan teknologi pembelajarannya
peserta didik dituntut untuk maksimal menuju ke arah pembebasan anak didik
memiliki dan mengetahui materi yang dengan segala eksistensinya. Hal inilah
sedang dipelajari. Bila hal ini tidak dapat kemudian baru anak didik bisa bebas
dimiliki oleh peserta didik maka diskusi mewujudkan keseluruhan potensi
tidak dapat berjalan dengan baik. dirinya. Oleh karena itu pembelajaran
Kredibilatas dan gengsi diskusi tidak harus memberikan peluang yang lebih
berjalan dengan baik sesuai dengan luas kepada peserta didik untuk terlibat
harapan yang sesunguhnya. Oleh karena aktif dalam mengonstruksi pengetahuan
itu hal penting untuk diperhatikan dan pemahamannya bagi sebuah proses
adalah peserta didik harus membaca “pemanusiaannya” secara mutlak untuk
materi yang akan dipelajari setelah itu ditumbuhkembangkan.
mereka harus saling memberikan Keempat, memecahkan suatu
komentar, pendapat, maupun tanggapan masalah. Diskusi yang dilangsungkan
terhadap persoalan-persoalan yang bukan sekedar tukar menukar pendapat
muncul. tanpa jelas arah dan tujuannya, tapi
Ketiga, melalui cara demokratis dan harus sampai pada proses memecahkan
humanis. Metode diskusi yang suatu masalah. Masalah ini dapat
dilangsungkan dapat diikuti dan dikembangkan guru melalui indikator
dilakukan oleh para peserta didik pembelajaran yang telah ditetapkan
dengan cara demokratis dan humanis. atau sering disebut tujuan
Cara demokratis menggambarkan ada pembelajaran. Penetapan sebuah
penghargaan dan sikap menerima masalah dapat ditentukan oleh guru
pendapat yang memiliki perbedaan dengan dua cara yaitu sebelum hari
dengan diri peserta didik itu sendiri. pembelajaran dan saat hari
Peserta didik tidak menganggap bahwa pembelajaran.
pendapatnya yang paling benar Masalah yang diberikan guru
sementara pendapat lain dianggap salah. sebelum hari pembelajaran sebagai cara
“Pembelajaran harus berlangsung pertama maksudnya adalah
dengan cara yang demokratis, memberikan masalah sehari atau dua
partisipatif, dan humanis. Adanya hari sebelum pembelajaran itu
suasana saling menghargai, adanya dilangsungkan dengan menunjuk
kebebasan berpendapat/berbicara, kelompok yang akan membahasnya. Di
kebebasan mengungkapkan gagasan, sini guru pendidikan agama Islam
adanya keterlibatan peserta didik dalam memberkan petunjuk pada peserta didik
berbagai aktivitas di sekolah, agar masing-masing kelompok
kemampuan hidup bersama dengan membahas permasalahan di rumah dan
teman-teman yang mempunyai telah dipersiapkan laporannya
pandangan berbeda”. sedemikian rupa hingga pada hari
Cara humanis menggambarkan pembelajaran dipresentasikan di depan
adanya penghargaan terhadap sisi kelas. Cara kedua yaitu menetapkan
kemanusiaan di mana tidak sikap permasalahan pada saat hari

4
pembelajaran maksudnya adalah guru DASAR METODE DISKUSI DALAM AL-
memberikan permasalahan tersebut di QUR’AN
kelas pada saat pembelajaran akan Dasar metode diskusi dalam al-
berlangsung. Di sini guru pendidikan Qur’an dapat diketengahkan dari sebuah
agama Islam membagi peserta didik pemikiran dan ulasan tentang
kepada beberapa kelompok dan pengertian metode diskusi tersebut
menetapkan masalah masing-masing, yang menggambarkan adanya
dibahas pada saat itu juga, dan masing- pertukaran pendapat yang menuntut
masing kelompok secara bergantian penggunaan pemikiran untuk
mempersentasikan hasil diskusinya. memecahkan sebuah persoalan, di mana
Setelah masalah ditetapkan maka metode diskusi dalam diskursus
masing-masing kelompok Indonesia dikenal dengan “metode
mempersentasikan hasil diskusinya dan musyawarah” dalam diskursus Islam.
salahsatu diantara mereka ditunjuk Musyawarah ini bila dilihat fakta-fakta
menjadi moderator. Sementara itu sejarah memiliki kemiripan dengan
audien lainnya menyimak dan makna metode diskusi dan hal itu dapat
memberikan tanggapan, sanggahan, dan dipergunakan dalam proses
pertanyaan terhadap hasil presentasi pembelajaran. Metode
kelompok tersebut. Di sinilah kemudian diskusi/musyawarah ini dapat lebih
terjadi saling tukar menukar pendapat jelas dilihat dalam firman Allah SWT
untuk menyelesaikan permasalahan berikut:
yang sedang dibincangkan untuk
mencapai kesepakatan bersama.
         
Kelima, di bawah bimbingan guru.
Diskusi yang sedang dilangsungkan
harus mendapat perhatian dan        
bimbingan penuh dari guru pendidikan
agama Islam. Guru dalam proses diskusi        
tidak sekedar menjadi penonton setia
akan tetapi harus memberikan         
bimbingan dan motivasi penuh kepada
peserta didik. Bila terjadi dedlock antar
peserta didik, maka guru harus menjadi Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari
penengah memberikan pendapat Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
sebagai solusi atas persoalan yang terhadap mereka. Sekiranya kamu
sedang terjadi. bersikap keras lagi berhati kasar,
Keenam, untuk memperoleh tentulah mereka menjauhkan diri dari
keputusan bersama. Kerputusan sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah
bersama menjadi penting dalam mereka, mohonkanlah ampun bagi
penyelesaian sebuah persoalan yang mereka, dan bermusyawaratlah dengan
sedang didiskusikan. Perdebatan yang mereka dalam urusan itu. Kemudian
terjadi melalui tukar menukar pendapat apabila kamu telah membulatkan tekad,
harus didasarkan untuk pencaharian Maka bertawakkallah kepada Allah.
sebuah keputusan yang akan dituju Sesungguhnya Allah menyukai orang-
secara bersama-bersama. orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
(QS. Ali Imran, 3: 159).
Ayat di atas tergambar bahwa
metode diskusi/musyawarah terambil
dari kata “wa syawirhum” yang

5
bermakna dan bermusyawarahlah urusan agama. Kemudian, apabila
dengan mereka. Ayat ini sebenarnya engkau telah melakukan hal-hal di atas
merupakan runtutan dari ayat-ayat dan telah membulatkan tekad,
sebelumnya di mana Allah SWT melaksanakan hasil musyawarah kamu,
membimbing dan menuntun kaum maka laksanakan sambil bertawakallah
muslimin secara umum, kini tuntunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah
diarahkan kepada Nabi Muhammad menyukai orang-orang yang bertawakal
SAW, sambil menyebutkan sikap lemah kepada-Nya dan, dengan demikian, Dia
lembut Nabi Muhammad SAW kepada akan membantu dan membimbing
kaum muslimin khususnya mereka yang mereka ke arah apa yang mereka
telah melakukan kesalahan dan harapkan (Shihab, 2002: 310).
pelanggaran dalam perang Uhud. Metode diskusi yang tergambar
Sebanarnya, cukup banyak hal dalam dalam ayat di atas terambil dari akar
peristiwa perang Uhud yang dapat kata wa syawirhum/dan bermusya-
mengundang emosi manusia untuk warahlah dengan mereka mengidi-
marah. Namun demikian, cukup banyak kasikan adanya proses untuk
pula bukti yang menunjukkan mendiskusikan persoalan dengan siapa
kelemahlembutan Nabi Muhammad pun yang memiliki persoalan dengan
SAW. Beliau bermusyawarah dengan diri kita sendiri. Hal ini berlaku juga
mereka sebelum memutuskan dalam proses pembelajaran, di mana
berperang, beliau menerima usul persoalan-persoalan yang ada dalam
mayoritas mereka, walau beliau sendiri pembelajaran dapat diselesaikan dengan
kurang berkenan; beliau tidak memaki berdiskusi/bermusyawarah. Metode
dan mempersalahkan para pemanah diskusi dengan demikian menuntut
yang meninggalkan markas mereka, adanya persoalan yang akan
tetapi hanya menegurnya dengan halus diselesaikan dan ada orang yang akan
dan lain-lain. Jika demikian, maka menyelesaikan. Salah satu yang menjadi
disebabkan rahmat yang amat besar dari penekanan pokok dalam ayat ini
Allah, sebagaimana dipahami dari menurut Quraish Shihab adalah
bentuk infinitif (nakirah) dari huruf ma perintah untuk melakukan musyawarah.
yang digunakan di sini dalam konteks Ini penting karena petaka yang terjadi di
penetapan rahmat-Nya—disebabkan Uhud didahului oleh musyawarah serta
rahmat Allah itu—engkau belaku lemah sietujui oleh mayoritas. Kendati
lembut terhadap mereka. Sekiranya demikian, hasilnya sebagaimana yang
engkau berlaku keras, buruk perangai, telah diketahui, adalah kegagalan. Hasil
kasar kata lagi berhati kasar, tidak peka ini boleh jadi mengantar seseorang
terhadap keadaan orang lain, tentulah untuk berkesimpulan bahwa
mereka menjauhkan diri dari musyawarah tidak perlu diadakan.
sekelilingmu, disebabkan oleh antipati Apalagi bagi Rasulullah SAW. Nah,
terhadapmu. Karena perangaimu tidak karena itu, ayat ini dipahami sebagai
seperti itu, maka maafkanlah kesalahan- pesan untuk melakukan musyawarah.
kesalahan mereka yang kali ini mereka Kesalahan yang dilakukan setelah
lakukan, mohonkanlah ampun kepada musyawarah tidak sebesar kesalahan
Allah bagi mereka, atas dosa-dosa yang yang dilakukan tanpa musyawarah, dan
mereka lakukan dan bermusyawarahlah kebenaran yang diraih sendirian, tidak
dengan mereka dalam urusan itu, yakni sebaik kebenaran yang diraih bersama
dalama urusan peperangan dan urusan ((Shihab, 2002: 312).
dunia, bukan urusan syari’at atau

6
Kata musyawarah terambil dari akar beliau: “Aku dididik oleh Tuhanku, maka
kata syawara yang pada mulanya sungguh baik hasil pendidikan-Nya.”
bermakna mengeluarkan madu dari Kepribadian beliau dibentuk sehingga
sarang lebah. Makna ini kemudian bukan hanya pengetahuan yang Allah
berkembang sehingga mencakup segala SWT limpahkan kepada beliau melalui
sesuatu yang dapat diambil/dikeluarkan wahyu-wahyu al-Qur’an, tetapi juga
dari yang lain (termasuk pendapat). kalbu beliau disinari, bahkan totalitas
Kata musyawarah, pada dasarnya, hanya wujud beliau merupakan rahmat bagi
digunakan untuk hal-hal yang baik, seluruh alam (Shihab, 2002: 310).
sejalan dengan makna dasar di atas. Di samping itu dapat dilihat
Madu bukan saja manis, tapi ia adalah penggalan kata pada ayat di atas yaitu,
obat bagi banyak penyakit, sekaligus wa lau kunta fazhzhan ghalizh al-qalb
menjadi sumber kesehatan dan lanfadhdhu min haulik/sekiranya engkau
kekuatan. Itulah yang dicari di mana pun berlaku keras lagi hati kasar, tentulah
dan siapa pun yang menemukannya. mereka menajuhkan diri dari
Madu dihasilkan oleh lebah. Jika sekelilingmu, menggambarkan adanya
demikian yang bermusyarah bagaikan sikap yang harus dimiliki oleh seorang
lebah, makhluk yang sangat disiplin, guru dalam menggunakan metode
kerjasamanya mengagumkan, makanan- diskusi dalam proses pembelajarannya.
nya sari kembang, hasilnya madu, di Di sini sikap yang harus dimiliki oleh
mana pun ia hinggap tidak pernah seorang guru pada peserta didik saat
merusak, tidak mengganggu kecuali melakukan metode diskusi adalah
diganggu, sengatannya pun obat. Itulah berlaku lemah lembut, tidak kasar, dan
permusyawaratan dan demikian itu sifat tidak berhati keras. Sikap ini menurut
yang melakukannya. Tidak heran jika hemat penulis menjadi hal penting yang
Nabi Muhammad SAW menyamakan harus dimiliki oleh seorang guru dalam
seorang mukmin dengan lebah (Shihab, proses menggunakan metode diskusi,
2002: 312). terlebih di era globalisasi sekarang ini,
Kata wa syawirhum/metode diskusi di mana terdapat sejumlah guru yang
di atas dikaitkan dengan awal ayat di berlaku kurang baik terhadap peserta
atas adalah fa bima rahmatamminallahi didik. Bila sikap ini tidak dilakukan,
linta lahum/maka disebabkan rahmat kemungkinan besar para peserta didik
Allah engkau berlaku lemah lembut akan menjauh dari guru. Menjauh dalam
terhadap mereka merupakan syarat makna bahwa akan sulit bagi peserta
penting bagi seorang guru yang akan didik untuk memahami materi
menjalankan metode diskusi dalam pembalajaran yang diajarkan guru
proses pembalajarannya. Di sini dengan metode diskusi, dan para
tergambar adanya sifat untuk memiliki peserta didik akan merasa kesulitan
kepribadian yang mulia yang harus untuk menerima materi pembelajaran
dimiliki oleh seorang guru dalam karena guru saat pembelajaran berlaku
menggunakan metode diskusi saat kasar dan berhati keras. Menurut
proses pembelajaran, melalui harapan Quraish Shihab, seseorang yang
dan doa kepada Allah SWT agar melakukan musyawarah/diskusi,
menganugerahi. Ayat ini menjadi salah apalagi berada dalam posisi pemimpin,
satu bukti, menurut Quraish Shihab, yang pertama ia harus hindari ialah
bahwa Allah SWT sendiri yang mendidik tutur kata yang kasar serta sikap keras
dan membentuk kepribadian Nabi kepala, karena, jika tidak, mitra
Muhammad SAW, sebagaimana sabda musyawarah akan bertebaran pergi

7
(Shihab, 2002: 313). Petunjuk ini pembelajaran. Di sini merupakan akhir
dikandung oleh penggalan awal ayat di yang sangat penting dalam proses
atas sampai firman-Nya: wa lau kunta pengembangan diri peserta didik dan
fazhzhan ghalizh al-qalb lanfadhdhu min guru dalam menggunakan metode
haulik. diskusi, karena harus berserah diri pada
Dalam menggunakan metode dikusi Sang Pencipta Allah SWT setiap akhir
tersebut, seorang guru harus memiliki proses pembelajaran. Di sini ada hal
sikap memberi maaf dan membuka penting untuk dimiliki oleh peserta
lembaran baru dan juga menyebarkan didik dan guru bahwa apa pun yang
sikap itu pada peserta didik. Seluruh dihasilkan oleh peserta didik dan guru
peserta diskusi dalam proses saat proses berdikusi haruslah dalam
pembalajaran diharuskan memiliki rangka untuk mengagungkan Allah SWT.
sikap memberi maaf dan membuka Ayat di atas juga mengilustrasikan
lembaran baru. Petunjuk ini terlihat dari adanya lapangan diskusi, yaitu fi al-amr
penggalan ayat di atas fa’fu yang diterjemahkan di atas dengan
‘anhum/karena itu maafkanlah mereka. dalam urusan itu. Dari segi konteks ayat
Kata ini yang terinti adalah “maaf”, ini, dipahami bahwa urusan dimaksud
menurut Quraish Shihab, secara harfiah adalah urusan peperangan. Karena itu,
berarti menghapus. Memaafkan adalah ada ulama yang membatasi musyawarah
menghapus bekas luka hati akibat yang diperintahkan kepada Nabi
perlakuan pihak lain yang dinilai tidak Muhammad SAW terbatas dalam urusan
wajar. Ini perlu karena tiada tersebut. Menurut Quraish Shihab,
musyawarah tanpa ada pihak lain, pandangan ini tidak didukung oleh
sedangkan kecerahan pikiran hanya praktik Nabi Muhammad SAW, bahkan
hadir bersamaan dengan sirnanya tidak sejalan dengan sekian ayat al-
kekeruhan hati (Shihab, 2002: 313). Hal Qur’an.
ini semakin jelas bahwa memang dalam Dari al-Qur’an, ditemukan dua ayat
proses berdiskusi kemungkinan terjadi lain yang menggunakan akar kata
keberlainan pendapat tentang suatu musywarah, yang dapat diungkap di sini
persoalan dan kepribadian peserta didik guna memahami lapangan musyawarah.
yang berbeda di mana tidak mungkin Pertama, QS. Al-Baqarah 2:223, di mana
satu pendapat semua peserta didik, ayat ini membicarakan bagaimana
diperlukan adanya sikap saling seharusnya hubungan suami-istri dalam
membuka hati dan maaf ada di setiap mengambil keputusan yang berkaitan
diri peserta diskusi. dengan rumah tangga dan anak-anak,
Dapat diungkapan pula dari isi ayat seperti soal menyapih anak. Di sana
di atas mendorong kita sebagai guru dan Allah memberikan petunjuk agar
juga para peserta didik yang belajar persoalan itu (dan juga persoalan-
dengan menggunakan metode persoalan rumah tangga lainnya)
diskusi/musyawarah, dimana setelah dimusyawarahkan/didiskusikan antara
selesai berdiskusi/bermusyawarah suami istri. Ayat kedua, adalah QS. asy-
haruslah berserah diri pada Allah SWT. Syura, 42:38, yang menjanjikan bagi
Hal ini dapat dilihat di penghujung ayat orang-orang mukmin ganjaran yang
di atas, fa idza ‘azamta fa tawakkal ‘ala lebih baik dan kekal di sisi Allah SWT.
Allah, apabila telah selesai berdiskusi Orang-orang mukmin dimaksudkan
dalam proses pembelajaran maka memiliki sifat-sifat, antara lain adalah
dianjurkan untuk menyerahkan semua amruhum syura bainahum/urusan
proses dan hasil diskusi dalam

8
mereka diputuskan dengan musyawarah saran adalah kasus rumor yang
antar mereka (Shihab, 2002: 314-315). menimpa istri beliau, ‘Aisyah r.a. dan
Dalam soal amr atau urusan, dari al- pada akhirnya turun ayat yang
Qur’an ditemukan adanya urusan yang menampik segala rumor itu (Shihab,
hanya menjadi wewenang Allah SWT 2002: 316).
semata-mata, bukan wewenang manusia Hal di atas itulah yang menjadi
betapa pun agungnya. Ini antara lain, materi penting yang dapat didiskusikan
terlihat dalam jawaban Allah SWT dalam proses pembelajaran. Materi ini
tentang ruh (baca QS. al-Isra’, 17:85) penting untuk dikemukakan karena
datangnya Kiamat (QS. an-Nazi’at, terkadang dijumpai sejumlah orang
79:42). Demikian juga soal taubat (baca berdiskusi sampai persoalan-persoalan
QS. Ali Imran 3:128) serta ketentuan yang memang sudah jelas jawaban dan
syari’at agama (QS. al-An’am, 6:57) dan ketetapannya dalam al-Qur’an. Maka
lain-lain (Shihab, 2002: 315). Dalam dalam proses berdikusi dibutuhkan
konteks ketetapan Allah dan ketetapan orang-orang yang memiliki kecapakan
Rasulullah SAW yang bersumber dari dan memiliki sifat percaya agar proses
wahyu, secara tegas al-Qur’an dan hasil diskusi tersebut dapat
menyatakan bahwa: “Tidaklah patut mencapai hal yang maksimal. Oleh
bagi laki-laki yang mukmin dan tidak karena itu, sebagai seorang calon guru
(pula) bagi perempuan yang mukmin, atau guru PAI hari ini dibutuhkan
apabila Allah dan Rasul-Nya telah kemampuan untuk menjalankan metode
menetapkan suatu ketetapan, akan ada diskusi tersebut dengan baik dalam
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang proses pembelajarannya.
urusan mereka. Dan barang siapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguh, dia telah sesat, sesat yang KONDISI PENGGUNAAN METODE DISKUSI
nyata” (QS. al-Ahzab, 33:36). Metode diskusi ini sering digunakan
Di sini dapat tergambarkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW bersama
persoalan-persoalan yang telah ada para sahabat terutama untuk mencari
petunjuknya dari Allah SWT secara kata sepakat. Al-Mubarakfury
tegas dan jelas, baik langsung maupun menyebutkan, sebagai dikutip oleh
melalui Rasulullah SAW, persoalan itu Nawwal al-Thuwairaqi, dalam Samsul
tidak lagi termasuk yang dapat Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan,
dimusyawarahkan. Musyawarah hanya bahwa pada perang Badar kaum
dilakukan dalam hal-hal yang belum muslimin berhasil menawan 70 orang
ditentukan petunjuknya serta soal-soal yang diikat dengan tali. Rasulullah SAW
kehidupan duniawi, baik yang membagikan mereka sebagai tawanan
petunjuknya bersifat global maupun kepada para sahabat dan beliau
yang tanpa petunjuk dan yang berwasiat untuk berlaku baik kepada
mengalami perubahan. Dengan mereka (Nizar & Hasibuan, 2011: 61). Ketika
demikian, menurut Quraish Shihab, Nabi Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau
Muhammad SAW bermusyawarah mengadakan musyawarah dengan para
dalam urusan masyarakat, bahkan sahabatnya mengenai tindakan apa yang
beliau dalam beberapa hal harus diperlakukan kepada para tawanan.
bermusyawarah dan menerima saran Abu Bakar al-Shiddiq mengusulkan mereka
menyangkut beberapa urusan keluarga diberi kesempatan untuk menebus dirinya
beliau atau pribadi beliau. Salah satu untuk menjadi sumber kekuatan bagi umat
kasus keluarga yang beliau mintakan Islam. Umar berpendapat agar mereka

9
dibunuh, Rasulullah SAW menerima dari Allah SWT secara tegas dan jelas,
pendapat Abu Bakar al-Shiddiq (Nizar & baik langsung maupun melalui
Hasibuan, 2011: 61). Rasulullah SAW, persoalan itu tidak lagi
Berdasarkan ulasan yang telah termasuk yang dapat dimusyawarahkan.
dikemukakan sebelumnya dapat Musyawarah hanya dilakukan dalam
diketengahkan pula di sini bahwa metode hal-hal yang belum ditentukan
dikusi tersebut sangat tepat digunakan untuk petunjuknya serta soal-soal kehidupan
beberapa hal berikut: Pertama, saat guru PAI duniawi, baik yang petunjuknya bersifat
akan mengajarkan materi pembelajaran yang global maupun yang tanpa petunjuk dan
mengandung persoalan yang memungkinkan yang mengalami perubahan. Dengan
untuk diberikan kajian mendalam. Materi demikian, menurut Quraish Shihab, Nabi
pembelajaran yang mengandung persoalan Muhammad SAW bermusyawarah
mungkin untuk dijadikan kajian merupakan dalam urusan masyarakat, bahkan
materi yang sifatnya terbuka di mana para beliau dalam beberapa hal bermusya-
peserta didik memiliki ruang untuk warah dan menerima saran menyangkut
mendiskusikannya. Di sini penekanannaya beberapa urusan keluarga beliau atau
pada materi yang memiliki sifat keterbukaan pribadi beliau. Salah satu kasus keluarga
di mana memungkinkan untuk dapat yang beliau mintakan saran adalah
dianalisis secara terbuka dari berbagai aspek. kasus rumor yang menimpa istri beliau,
Materi pembelajaran yang dapat memberi ‘Aisyah r.a. dan pada akhirnya turun
ruang bagi peserta didik untuk mengkritisi ayat yang menampik segala rumor itu
dan dapat diperdebatkan dari berbagai segi (Shihab, 2002: 316).
dan aspeknya. Maka, seorang guru PAI dituntut
Maka, guru PAI dituntut untuk untuk memperhatikan hal di atas yang
menganalisis berbagai materi yang ada menjadi materi penting untuk
dalam pembelajaran PAI, mana yang didiskusikan dalam proses pembe-
dapat didiskusikan dan mana yang tidak. lajaran di kelas. Materi ini penting untuk
Hal ini dianggap penting, agar guru tidak dikemukakan karena terkadang
salah dalam memilih materi yang akan dijumpai sejumlah orang berdiskusi
diajarkan pada peserta didik dengan sampai persoalan-persoalan yang
menggunakan metode diskusi. Tidaklah memang sudah jelas jawaban dan
memungkinkan bagi guru PAI ketetapannya dalam al-Qur’an. Maka
menggunakan metode diskusi tanpa dalam proses berdikusi dibutuhkan
melakukan analisis terlebih dahulu orang-orang yang memiliki kecapakan
terhadap materi yang akan diajarkan. dan memiliki sifat percaya agar proses
Sebab, ketidaktepatan dalam memilih dan hasil diskusi tersebut dapat
materi yang akan didiskusikan dapat mencapai hal yang maksimal.
berakibat bagi kekurangtepatan antara Ketiga, metode diskusi tepat
metode yang dipilih dengan motivasi digunakan apabila para peserta didik
belajar peserta didik dan minat peserta memiliki kecakapan dan sifat percaya
didik dalam belajar. diri dalam proses pembelajaran terkait
Kedua, materi yang berkaitan dengan dengan materi yang akan diajarkan.
persoalan-persoalan duniawi yang belum Penekanan di sini adalah di mana para
ditentukan petunjuknya di dalam al- peserta didik memiliki kecakapan
Qur’an dan Sunnah Rasul SAW. Di sini materi dan kepercayaan diri dalam
dapat tergambarkan seperti yang telah mengkomunikasikan pemikirannya
disebutkan di atas, bahwa persoalan- pada khalayak ramai. Hal ini pulalah
persoalan yang telah ada petunjuknya yang menjadi bagian penting, adanya

10
kecakapan kepercayaan diri peserta didik menjadi peserta didik
berkomunikasi pada diri peserta didik, Islam yang berfikir inklusif dalam
mengapa metode diskusi ini dapat makna berfikir luas dan tidak cepat
dipergunakan dalam proses menyalahkan orang lain.
pembelajaran. Dalam pelajaran pendidikan agama
Maka, perlu sekali bagi Anda sebagai Islam, hal ini dapat dilihat misalnya
guru PAI atau calon guru PAI untuk ketika berbicara tentang persoalan
memperhatikan kemampuan diri qunut yang sudah memang
individu para peserta didik. Perhatian diperdebatkan dari awal. Bila peserta
guru PAI tersebut haruslah tertuju pada didik tidak punya wawasan yang luas
kepercayaan diri para peserta didik, maka mereka akan cenderung ta’assub
kemampuan kepercayaan diri dalam mazhab yang hanya memikirkan
berkomunikasi, kecakapan penguasaan pendapatnya yang paling benar.
materi yang dimiliki oleh peserta didik, Mengapa demikian, karena wawasan
dan berbagai bentuk sikap lainnya yang sempit dan hanya mengetahui satu
mendukung untuk dijalankannya dasar hukum saja. Sementara wawasan
metode diskusi dalam pembelajaran PAI. luas itu akan memunculkan berbagai
Tentu semua itu membutuhkan dasar ilmu pengetahun terkait dengan
pengetahuan guru PAI tentang berbagai persoalan tadi. Bila demikian halnya
ilmu yang melingkupinya seperti, maka peserta didik yang memiliki
psikologi perkembangan, psikologi wawasan luas akan cenderung lebih
pendidikan, psikologi agama, dan demokratis, toleran, dan humanis.
lainnya. Di sinilah dampak positif dari
penggunaan metode diskusi yang
dilakukan oleh seorang guru pendidikan
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE agama Islam dalam proses
DISKUSI pembelajarannya. Peserta didik akan
Kelebihan Metode Diskusi belajar terus-menerus agar memiliki
Ada beberapa kelebihan metode wawasan keilmuan yang luas tentang
diskusi dalam pembelajaran PAI, antara materi pendidikan agama Islam yang
lain: Pertama, dapat memperluas diajarkan. Adanya keinginan untuk
wawasan peserta didik. Wawasan belajar secara kontiniu dalam kehidupan
peserta didikan dapat berkembang peserta didik akan membawa dampak
melalui metode diskusi yang positif lahirnya karya-karya akademik
dipergunakan oleh guru pendidikan yang dapat memberikan kontribusi
agama Islam dalam proses pembelajaran penting bagi perkembangan ilmu
pendidikan agama Islam di kelas. pengetahuan.
Wawasan luas sangat urgen bagi proses Kedua, merangsang kreativitas
perkembangan intelektualitas dan pola peserta didik dalam memunculkan ide
pikir peserta didik dalam mengikuti dalam memecahkan suatu masalah.
pembelajaran pendidikan agama Islam. Metode diskusi dalam pendidikan
Wawasan luas ini dapat menjadikan agama Islam dapat merangsang
pemikiran dan diri peserta didik untuk kreativitas peserta didik secara simultan
terus belajar karena akan menambah melalui pemunculan ide-ide dalam
ilmu dan memandang sebuah persoalan memecahkan sebuah persoalan. Diskusi
tidak hanya dari satu aspek saja, akan yang berlangsung menjadikan masing-
tetapi dari berbagai segi dan aspeknya. masing peserta didik berfikir secara
Hal ini kemudian akan memunculkan individu untuk memberikan jawaban

11
dan solusi terhadap persoalan yang
       
berkembang atau diajukan oleh teman-
teman lainnya. Tidak hanya itu
kreativitas itu mencul pula melalui       
pemberian tanggapan terhadap
komentar-komentar yang dilontarkan          
oleh audiens atau peserta diskusi.
Maka, bila dalam sebuah kelas      
pengajaran pendidikan agama Islam ada
peserta didik yang diam akan tergugah Artinya: “Dan carilah pada apa yang
hatinya untuk memberikan sumbangan telah dianugerahkan Allah kepadamu
pemikiran atas persoalan yang (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
berkembang dalam pembelajaran dalam janganlah kamu melupakan bahagianmu
metode diskusi tersebut. Dorongan dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
kreativitas itu muncul melihat teman- baiklah (kepada orang lain)
teman peserta didik masing-masing sebagaimana Allah telah berbuat baik,
memberkan komentar. Biasanya kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
pengaruh lingkungan itu sangat besar kerusakan di (muka) bumi.
bagi proses perkembangan manusia Sesungguhnya Allah tidak menyukai
apalagi peserta didik ke depan. Kelas orang-orang yang berbuat kerusakan”.
yang « hidup » dengan suasana (QS. Al-Qashash, 28:77).
diskusinya akan berdampak bagi Kecenderungan manusia secara
kreativitas untuk berbicara melalui alamiah adalah keinginan untuk
bertanya dan memberikan komentar mendapat tanggapan atau penghargaan
terhadap sebuah permasalahan yang atas apa yang dilakukannya. Kebutuhan
muncul dalam diskusi. untuk menuangkan ekspresi diri secara
Ketiga, dapat mengembangkan sikap positif telah mendorong setiap orang
menghargai pendapat orang lain. untuk terus menghasilkan karya terbaik
Penggunaan metode diskusi yang demi kebaikan dirinya dan orang lain.
diterapkan oleh guru pendidikan agama Oleh karena itu, upaya dan hasil karya
Islam sangat baik untuk perkembangan kreatif yang berguna bagi kemaslahatan
kepribadian peserta didik khusus dalam orang banyak sudah selayaknya
proses menghargai pendapat orang lain. memperoleh penghargaan yang positif
Sikap menghargai pendapat ini sangat pula.
baik dikembangkan dalam dunia Islam sangat menganjurkan umatnya
modern sekarang. Salah satu agar saling menghargai satu sama lain.
kecenderungan bahkan kebiasaan orang Sikap menghargai terhadap orang lain
beriman adalah selalu ingin berbuat tentu didasari oleh jiwa yang santun
baik kepada orang lain, baik memiliki yang dapat menumbuhkan sikap
hubungan kekerabatan atau tidak, yang menghargai orang di luar dirinya.
dikenal maupun tidak dikenal. Orang Kemampuan tersebut harus dilatih lebih
beriman selalu ingin berbuat baik, dahulu untuk mendidik jiwa manusia
karena itu merupakan salah satu cara sehingga mampu bersikap penyantun.
dalam bersyukur kepada Allah SWT atas Seperti contoh, ketika bersama-sama
kebaikan-kebaikan yang diberikan menghadapi persoalan tertentu,
kepadanya, seperti firman-Nya: seseorang harus berusaha saling
memberi dan menerima saran,
pendapat, atau nasihat dari orang lain
yang pada awalnya pasti akan terasa

12
sulit. Sikap dan perilaku ini akan didik berpikir dan mengeluarkan
terwujud bila pribadi seseorang telah pendapat sendiri. Metode ini juga
mampu menekan ego pribadinya penting karena dengan menyelesaikan
melalui pembiasaan dan pengasahan suatu problematika tidak hanya cukup
rasa empati melalui pendidikan akhlak. dengan satu jawaban saja, tetapi
Keempat, dapat menumbuhkan membutuhkan beberapa jawaban saja,
partisipasi peserta didik menjadi lebih tetapi membutuhkan beberapa jawaban
aktif. Partisipasi pembalajaran peserta sebelum memilih alternatif jawaban
didik terkadang sangatlah rendah dalam terbaik (Daradjat, 2001, 292).
mengikuti pembelajaran. Munculnya Berpikir dan mengeluarkan
penggunaan metode diskusi yang pendapat sendiri tanpa ada yang
maksimal dapat membuat peserta didik memberi tahu atau berbeda dengan
aktif dan partisipatif dalam kegiatan pendapat yang lain merupakan hal
pembelajaran. Partisipasi peserta didik positif untuk membangun persepsi
sangat penting ditumbuhkan pada setiap sendiri dan kemandirian akademik.
individu, karena hal itu menjadi bagian Metode diskusi mendorong peserta
untuk menjadi muslim yang bermanfaat didik untuk memiliki pemikiran sendiri
bagi orang lain. Dengan adanya metode yang harus berbeda dengan pendapat
diskusi/musyawarah tersebut mendo- lainnya dari sudut pandang yang
rong peserta didik untuk memiliki berbeda. Apabila bila hanya sama
partisipasi dalam setiap pembicaraan, pendapatnya dengan peserta didik lain,
dan ini merupakan bagian dari tugas hal itu bukanlah kebaikan dan
seorang muslim dalam kehidupan. keunggulan yang baik dalam berdiskusi,
Suasana seperti di atas, di mana dan bahkan suasana diskusi pun tidak
peserta didik berpartisipasi aktif dalam menarik dan berkualitas. Maka dengan
pembelajaran, akan menghartankan demikian akan lahirlah apa yang disebut
mereka menjadi muslim yang baik yang di atas dengan sikap kemandirian
bermanfaat bagi yang lain. Tumbuhnya akademik. Sikap kemandirian akademik
partisipasi akan membawa peserta didik akan lahir dari adanya proses untuk
bahwa mereka harus dapat memberikan berpikir dan mengeluarkan pendapat
kontribusi bagi peserta didik yang lain. sendiri. Dan, metode diskusi dapat
Peserta didik akan merasa bahwa mendorong untuk lahirnya sikap
kehadiran diri masing-masing mereka kemandirian akademik itu sendiri.
harus memberikan manfaat bagi peserta
didik lainnya. Demikian juga sebaliknya
bahwa peserta didik yang lainnya Kelemahan Metode Diskusi
merasakan hal yang sama harus dapat Selain memiliki banyak kelebihan,
memberikan partisipasi yang sama. Hal metode diskusi dalam pembelajaran PAI
ini pada akhirnya semua peserta didik juga memiliki kelemahan, antara lain:
memiliki sikap yang sama hingga semua Pertama, kemungkin besar diskusi akan
merasa akan penting peran masing- dikuasai oleh peserta didik yang suka
masing dalam membangun berbicara atau ingin menonjolkan diri.
pembelajaran yang berkualitas. Peserta didik yang memiliki
Kelima, merangsang peserta didik kemampuan berbicara dan pemberani
berfikir dan mengeluarkan pendapat akan lebih menguasai pembelajaran di
sendiri. Zakiah Daradjat, et. al., banding dengan peserta didik yang
mengatakan bahwa metode diskusi diam. Hal ini terjadi karena peserta
sangat efektif untuk merangsang peserta didik yang kurang berani berbicara akan

13
merasa malu dan tidak mampu diperdebatkan. Bisa saja dalam proses
berkompetisi dalam diskusi. Diskusi berdiskusi para peserta didik akan
sarat dengan proses penguasaan mendapat informasi yang terbatas,
terhadap situasi dan kondisi diskusi, karena para peserta didik yang
maka peserta didik yang miliki mengikuti peserta diskusi terbatas
keberanian diri, akan lebih menguasai pengetahuan mereka. Bila hal ini yang
kelas atau proses diskusi di banding terjadi maka informasi yang akan
mereka yang tipe pendiam yang tidak diterima oleh peserta didik akan
suka untuk menonjolkan diri. menjadi terbatas. Apabila peserta
Kedua, tidak dapat dipakai pada diskusi kurang menguasai materi dan
kelompok yang besar. Metode diskusi analisis juga yang kurang, maka
akan tidak efektif bila dipergunakan informasi yang dapat diambil atau
pada kelompok yang sangat besar diterima oleh peserta didik lain akan
karena kurang dapat dikuasai suasana. terbatas.
Diskusi yang menuntut pada Keempat, menyerap waktu yang
konsentrasi dalam proses cukup banyak. Proses penggunaan
pembahasannya tidak dimungkinkan metode diskusi dalam pembelajaran PAI
dipergunakan bagi kelompok yang besar akan menyerap waktu yang banyak
karena hal itu menjadi kurang efektif. karena persoalan dapat berkembang.
Dikatakan kurang efektif untuk Penggunaan metode diskusi dalam
kelompok besar karena bisa saja hal pembelajaran menyerap banyak waktu,
organ-organ atau orang-orang yang ada karena, para peserta didik yang
di kelompok itu tidak terlibat secara memberikan komentar dalam
maksimal dalam proses pembahasan berdiskusi terkadang tak terkontrol
materi yang diberikan. dengan efisien hingga berbicara dalam
Di samping itu kelompok besar jangka waktu yang panjang. Akibatnya,
tersebut kurang dikuasai suasana waktu pun akan menjadi korban dan
pembelajaran yang memungkinkan guru semakin mengganggu waktu orang lain
kesulitan menguasai kelas. Suasana untuk memberikan komoentar. Apabila
pembelajaran yang kondusif saat guru tidak jeli dengan persoalan
melaksanakan metode diskusi sangatlah penggunaan waktu, maka akan
dibutuhkan untuk keberhasilan berakibat fatal pada materi-materi
pembelajara. Ketidakefektifan tersebut berikutnya yang harus diselesaikan
menjadi pengganggu untuk keberhasilan dalam proses pembalajaran.
metode diskusi dalam proses Kelima, tidak semua guru memahami
pembelajaran. Kelompok yang besar cara peserta didik melakukan diskusi.
tersebut dalam proses metode diskusi Pemahaman guru PAI terhadap peserta
tidak dapat efektif dipergunakan karena didik terkait karakteristik mereka dapat
memang suasana kelas akan sulit mengganggu jalannya diskusi. Persoalan
dikendalikan dengan baik oleh guru PAI. pemahaman peserta didik
Ketiga, peserta mendapat informasi sesungguhnya tidaklah menjadi hal yang
yang terbatas. Metode diskusi yang krusial, manakala peserta didik mau
dipergunakan dalam pembelajaran PAI memahami proses dan jalannya diskusi
akan membuat informasi hanya terbatas serta memperhatikan kondisi peserta
sesuai dengan tema diskusi. Ya, hal ini didik. Hanya saja persoalan ini agak
bisa saja dijadikan salah satu yang sering terabaikan oleh para guru dalam
menjadi kelemahan dari metode diskusi proses pembelajaran. Setelah mereka
walau sesungguhnya masih dapat memasukkan anaknya ke sekolah para

14
orang tua menganggap sekolah, melalui bagi kemajuan umat manusia. Teknik-
para guru, dapat menyelesaikan teknik ini harus diperhatikan oleh guru
persoalan pendidikan anaknya. Metode Anda sebagai guru PAI atau sebagai
diskusi akan kurang baik dipergunakan calon guru PAI agar metode diskusi yang
manakala karakter peserta didik atau dipergunakan dapat berjalan dengan
berbagai pola-pola prilaku mereka tidak baik dan maksimal.
sesuai untuk melaksanakan diskusi. Kedua, menentukan mekanisme dan
tata tertib diskusi. Langkah ini sangatlah
penting diperhatikan guru pendidikan
DESAIN METODE DISKUSI agama Islam bila ingin sukses dalam
Untuk melaksanakan kegiatan menggunakan metode diskusi.
proses belajar mengajar pendidikan Mekanisme dan tata tertib diskusi harus
agama Islam dengan menggunakan ditentukan pada awal pembelajaran
metode diskusi, guru pendidikan agama agar proses pembelajaran pendidikan
Islam harus memberikan pertolongan agama Islam dapat berlangsung dengan
berupa penyajian problema sebagai tertib dan nyaman hingga tujuan
perangsang, bimbingan dan pengarahan pembelajaran dapat tercapai.
di dalam proses belajar tersebut. Ada Di sini guru pendidikan agama Islam
tujuh siklus desain metode diskusi harus membuat mekanisme dan tata
sebagai panduan bagi guru pendidikan tertib metode diskusi secara tertulis
agama Islam dalam menjalankan ataupun lisan. Tertulis dimaksudkan
metode diskusi pada setiap agar semua peserta didik dapat
pembelajaran PAI yang dilangsungkan, membaca dan memegang aturan
yaitu: Pertama, merumuskan tujuan tersebut sekaligus sebagai alat kontrol
pembelajaran dengan menggunakan bagi peserta lain dalam berdiskusi.
metode diskusi. Tujuan pembelajaran ini Aturan tertulis ini juga dapat membantu
sering juga disebut merumuskan tujuan guru pendidikan agama Islam dalam
diskusi dan dapat diperhatikan oleh berlangsungnya proses pembelajaran
guru pendidikan agama Islam dalam dimana peserta didik lain dapat
standar kompetensi, kompetensi dasar mengingatkan bila ada yang
dan terkhusus dalam indikator menyimpang dari alur. Di samping itu
pembelajaran. Indikator pembelajaran dapat juga diberkan aturan secara lisan
inilah yang menjadi perhatian penting bila memang hal itu sudah dapat
guru pendidikan agama Islam untuk dipatuhi dengan konsekuen oleh para
menentukan apakah metode diskusi itu peserta didik sebagai peserta diskusi.
layak dipergunakan atau tidak. Pada siklus ini sebagai seorang calon
Teknik yang dapat dipergunakan guru PAI atau seorang guru pendidikan
guru PAI dalam hal ini adalah: (1) agama Islam harus melakukan hal-hal
Menanyakan kepada peserta didik sebagai berikut; (1) Menentukan format
pembelajaran yang telah lalu; (2) susunan tempat peserta didik dalam
Menyampaikan secara gamblang tujuan berdikusi; (2) Menyampaikan tata tertib
pembelajaran dengan metode diskusi untuk berjalannya proses diskusi pada
tersebut; (3) Menyampaikan arti dan peserta didik sebagai peserta
manfaat tujuan pembelajaran tersebut pembelajaran; (3) Membentuk dan
bagi peserta didik; dan (4) menentukan jumlah kelompok diskusi
Menyampaikan fungsi dan manfaat dari berikut peserta didik sebagai anggota
tujuan pembelajaran tersebut bagi kelompoknya; (4) Meminta pada semua
perkembangan ilmu pengetahuan dan peserta diskusi untuk mematuhi tata

15
tertib dengan baik saat proses Guru PAI mengarahkan agar semua
berdiskusi berlangsung; (5) Meminta peserta didik dalam kelompok masing-
pada semua peeserta diskusi agar masing dapat menerima permasalahan
menjaga harmonisasi dan yang diberikan dan bersedia untuk
kebermaknaan akademik di antara para membahasnya dengan baik di dalam
peserta diskusi agar dapat kelompok masing-masing.
menghasilkan pembelajraran yang Keempat, mengatur kelompok-
berkualitas dan bermakna. kelompok diskusi. Kelompok diskusi
Ketiga, merumuskan masalah atau dalam pembelajaran dengan metode
topik yang akan didiskusikan. Untuk diskusi menjadi nilai pembeda dengan
keberhasilan diskusi, maka masalah yang lainnya dan hal ini harus
atau topik yang harus memper- diperhatikan dan diatur oleh guru PAI.
masalahkan topik-topik yang memang Mengatur kelompok-kelompok diskusi
memerlukan pemikiran diskusi antara dilakukan setelah masalah atau topik
pihak-pihak yang terlibat. Topik diskusi yang akan dibahas telah dibagikan.
hendaknya merupakan hal-hal yang Maka diperlukan pengaturan kelompok
menarik minat dan perhatian peserta dan hal itu menuntut untuk
didik atau urgen. Peserta didik akan diperhatikan secara intensif disusun
memiliki motivasi yang kuat dalam dengan baik. Guru PAI harus secara
memecahkan soal, kalau mereka detail menentukan siapa saja yang akan
berminat dan menaruh perhatian menempati suatu kelompok dan
terhadap masalah itu. Masalah itu harus kelompok lainnya. Pengaturan
mengundang banyak kemungkinan kelompok diskusi ini menjadi bagian
jawaban, dan masing-masing jawaban penting dalam mensukseskan
harus dapat dijamin kebenarannya. Di penggunaan metode diskusi tersebut
samping itu masalah atau topik harus dalam pembelajaran PAI. Pada siklus ini,
merangsang pertimbangan, kemampuan seorang guru PAI atau calon guru PAI
berpikir logis dan usaha menentukan kelompok diskusi dan
memperbandingkan. Jadi tidak mengatur tempat duduknya dengan baik
sembarang masalah dapat dijadikan agar pembelajaran dapat berjalan
sebagai bahan diskusi. Di sinilah dengan teratur dan tertib.
diperlukan kecermatan guru pendidikan Pada langkah ini, Anda sebagai calon
agama Islam sebagai penanggung jawab guru PAI atau juga seorang guru guru
diskusi dalam memilih mana masalah PAI dapat melakukan teknik-teknik
yang perlu diselesaikan. berikut: (1) Dengan pimpinan guru PAI,
Pada siklus ini Anda sebagai seorang para peserta didik bergabung sesuai
calon guru PAI atau juga seorang guru dengan anggota kelompok diskusi
pendidikan agama Islam harus masing-masing sesuai dengan yang telah
melakukan hal-hal sebagai berikut; (1) ditentukan; (2) Guru PAI meminta setiap
menentukan dan merumuskan aspek- kelompok memilih pimpinan diskusi
aspek masalah yang akan didiskusikan; (ketua, sekretaris, pelapor). Tugas
(2) Membagi permasalahan atau topik- pimpinan diskusi adalah mengatur dan
topik tersebut sesuai dengan jumlah mengarahkan diskusi serta mengatur
kelompok yang ada dalam pembelajaran "lalu lintas" pembicaraan; (3) Guru PAI
saat itu; (3) Meminta para peserta didik mengatur tempat duduk, ruangan,
sesuai dengan kelompok masing-masing sarana, dan sebagainya sesuai dengan
memahami masalah yang telah tujuan diskusi; (4) Guru PAI meminta
diberikan oleh guru pada mereka; (4) pada semua peserta diskusi dalam

16
kelompok agar berpartisipasi aktif anggota yang perlu bicara, memperoleh
dalam memberikan kontribusi untuk giliran bicara; (8) encouraging, yakni
menyelesaikan masalah yang telah bersikap resetif dan responsitif
diberikan. terhadap pernyataan serta buah pikiran
Kelima, melaksanakan diskusi. Setiap anggota; (9) setting standards, yakni
anggota diskusi hendaknya tahu persis memberi atau meminta kelompok
apa yang akan didiskusikan dan menetapkan kriteria untuk menilai
bagaimana cara berdiskusi. Diskusi urunan anggota; (10) harmonizing,
harus berjalan dalam suasana bebas, yakni menurunkan kadar ketegangan
setiap anggota tahu bahwa mereka yang terjadi dalam diskusi; (11)
mempunyai hak bicara yang sama. Pada relieving tension, yakni melakukan
siklus ini, seorang guru pendidikan penyembuhan setelah terjadinya
agama Islam memiliki peran penting tegangan; (12) coordinating, yakni
dalam proses berlangsungnya menyimpulkan gagasan pokok yang
pembelajaran dengan metode diskusi. timbul dalam diskusi, membantu
Sebagai pemimpin diskusi, guru kelompok mengembangkan gagasan;
pendidikan agama Islam berperan untuk (13) orientating, yakni menyampaikan
mempertahankan kelangsungan, posisi yang telah dicapai kelompok
kelancaran dan efektivitas diskusi, dan dalam diskusi dan mengarahkan
guru pendidikan agama Islam sebagai perjalanan diskusi selanjutnya; (14)
pemimpin diskusi memegang peranan testing, yakni menilai pendapat dan
menentukan. meluruskan pendapat ke arah yang
Menurut Dimyati dan Mudjiono seharusnya dicapai; (15) consensus
(2003: 125),Terdapat sejumlah peranan testing, menilai tingkat kesepakatan
yang harus dimainkan guru sebagai yang telah dicapai dan menghindarkan
pemimpin diskusi antara lain: (1) perbedaan pandangan; dan (16)
initiating, yakni menyarankan gagasan summarizing, yakni merangkum
baru, atau cara baru dalam melihat kesepakatan yang telah dicapai.
masalah yang sedang didiskusikan; (2) Berdasarkan pendapat di atas dapat
seeking information, yakni meminta diketahui hal-hal penting yang
fakta yang relavan atau informasi yang dimainkan oleh guru dalam proses
otoritarif tentang topik diskusi; (3) diskusi. Hanya saja yang perlu dikritisi
giving information, yakni fakta yang adalah bahwa yang menjadi pemimpin
relavan atau menghubungkan pokok diskusi tidak hanya guru saja akan tetapi
diskusi dengan pengalaman pribadi peserta didik yang dianggap mampu
peserta; (4) giving opinion, yakni juga dapat dijadikan sebagai pemimpin
memberi pendapat tentang pokok yang diskusi. Pada saat peserta didik menjadi
sedang dipertimbangkan kelompok, bisa pemimpin diskusi, guru pendidikan
dalam bentuk menantang konsesus atau agama Islam dapat menjadi fasilitator
sikap "menerima" kelompok; (5) sebagai penengah dalam memecahkan
clarifying, yakni merumuskan kembali permasalahan atau memperjelas
pernyataan sesorang dan memperjelas jawaban terhadap permasalahan.
pernyataan seseorang anggota; (6) Diskusi harus dilaksanakan secara
elaborating, yakni mengembangkan terbuka, demokratis, dan humanis
pernyataan seseorang atau memberi dalam rangka menggali kreativitas
contoh atau penerapan; (7) controlling, peserta didik saat mengikuti
yakni menyakinkan bahwa giliran bicara pembelajaran pendidikan agama Islam.
merata; dan menyakinkan bahwa Guru pendidikan agama Islam harus

17
mendorong semua peserta didik untuk diskusi yang telah dilaksanakan.
berpartisipasi memberikan pertanyaan Evaluasi diperlukan untuk mengetahui
dan tanggapan terhadap pernyataan- tingkat pemahaman dan penguasaan
pernyataan yang disampaikan oleh peserta didik terhadap materi yang
kelompok pemakalah terkait materi diajarkan melalui metode diskusi
yang didiskusikan pada saat itu. Di tersebut. Di samping itu juga evaluasi
bawah ini dapat diuraikan teknik diperlukan untuk memberikan umpan
penting yang harus dilalui dalam balik bagi guru terhadap efektifitas dan
pelaksanaan metode diskusi dalam tingkat keberhasilan penggunaan
pembelajaran pendidikan agama Islam. metode yang dilangsungkan.
Keenam, menyimpulkan hasil Hal ini perlu dilakukan agar guru
diskusi. Pada siklus ini guru pendidikan pendidikan agama Islam dapat
agama Islam bersama dengan peserta melakukan perbaikan terhadap
didik menyimpulkan hasil diskusi. penggunaan metode diskusi yang
Tahap ini dilakukan setelah presentasi dilakukan. Hal inilah yang sering
kelompok telah selesai dilangsungkan diabaikan oleh para guru pendidikan
oleh suatu kelompok tertentu. Guru agama Islam saat ini. Mengabaikan
pendidikan agama Islam harus dapat evaluasi terhadap penggunaan metode
menyimpulkan hasil diskusi yang telah yang dilakukan dan seringkali evaluasi
dilangsungkan untuk memberikan ini hanya bagi tingkat penguasaan
penguatan terhadap hasil diskusi. Di peserta didik terhadap materi pelajaran.
samping itu juga adalah untuk Pola ini sesungguhnya sudah haru
menyesuaikan hasil diskusi yang telah diperbaiki agar pembalajaran
dilakukan dengan tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam dari ke hari
yang telah ditetapkan sebelumnya. menunjukkan kualitas maksimal.
Pada tahap ini hal yang dilakukan Pada siklus ini juga menjadi
oleh seorang guru PAI dapat perhatian penting bagi guru pendidikan
menggunakan langkah-langkah krusial, agama Islam di samping mengevaluasi
yaitu: (1) guru PAI meminta beberapa tingkat penguasaan materi peserta didik
orang peserta didik untuk memberikan juga adalah untuk mengevaluasi
kesimpulan terhadap materi yang penggunaan metode yang dipergunakan.
diajarkan dimulai dari masing-masing Hal ini pulalah yang sering diabaikan
indikator pembelajaran; (2) meminta oleh seorang guru untuk memberikan
peserta didik yang lainnya untuk umpan balik terhadap keberhasilan
melengkapi kesimpulan yang telah metode pembelajarannya. Dengan
dikemukakan peserta didik sebelumnya; mengadakan evaluasi terhadap
(3) guru PAI bersama peserta didik penguasaan materi peserta didik dan
mengklasifikasi kesimpulan tersebut keberhasilan penggunaan metode maka
sesuai dengan indikator pembelajaran; guru pendidikan agama Islam akan
dan (4) meminta pada peserta didik selalu melakukan perbahan dan
untuk menuliskan garis besar perbaikan terhadap proses
kesimpulan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran yang dilangsungkan.
indikator pembelajaran pada kertas Dampaknya proses pelaksanaan
kerja mereka. pembelajaran pendidikan agama Islam
Ketujuh, melakukan evaluasi. Guru akan selalu berpacu dengan kualitas.
pendidikan agama Islam harus mampu Kualitas proses pembelajaran yang
melakukan evaluasi sebagai upaya didasarkan pada keinginan untuk
memberikan umpan balik terhadap hasil membangun peserta didik yang

18
berkualitas dengan cara yang bijak, pada khalayak ramai. Hal ini pulalah
akuntabel, dan ikhlas. yang menjadi bagian penting, adanya
kecakapan kepercayaan diri
berkomunikasi pada diri peserta didik,
SIMPULAN mengapa metode diskusi ini dapat
Metode diskusi dalam pembelajaran dipergunakan dalam proses
pendidikan agama Islam adalah suatu pembelajaran.
cara penguasaan bahan pelajaran Metode diskusi memiliki kelebihan
melalui tukar menukar pendapat antar dan kekurangan dalam proses
peserta didik sesuai pengetahuan dan pembelajaran PAI. Kelebihan metode
pengalaman didasarkan pada suasana diskusi adalah ; (1) Dapat memperluas
demokratis dan humanis dalam wawasan peserta didik; (2) Merangsang
memecahkan suatu masalah di bawah kreativitas peserta didik dalam
bimbingan guru untuk memperoleh memunculkan ide dalam memecahkan
keputusan bersama sesuai indikator suatu masalah; (3) Dapat
pembelajaran yang telah ditetapkan. mengembangkan sikap menghargai
Metode dikusi tersebut sangat tepat pendapat orang lain ; (4) Dapat
digunakan untuk beberapa hal berikut, yaitu; menumbuhkan partisipasi peserta didik
Pertama, saat guru PAI akan menjadi lebih aktif ; (5) Merangsang
mengajarkan materi pembelajaran yang peserta didik berfikir dan mengeluarkan
mengandung persoalan yang pendapat sendiri. Sementera kelemahan
memungkinkan untuk diberikan kajian metode diskusi tersebut adalah: (1)
mendalam. Materi pembelajaran yang Kemungkin besar diskusi akan dikuasai
mengandung persoalan mungkin untuk oleh peserta didik yang suka berbicara
dijadikan kajian merupakan materi yang atau ingin menonjolkan diri; (2) Tidak
sifatnya terbuka di mana para peserta dapat dipakai pada kelompok yang
didik memiliki ruang untuk besar; (3) Peserta mendapat informasi
mendiskusikannya. Kedua, materi yang yang terbatas. Metode diskusi yang
berkaitan dengan persoalan-persoalan dipergunakan dalam pembelajaran PAI
duniawi yang belum ditentukan akan membuat informasi hanya terbatas
petunjuknya di dalam al-Qur’an dan sesuai dengan tema diskusi; (4)
Sunnah Rasul SAW. Di sini dapat Menyerap waktu yang cukup banyak;
tergambarkan seperti yang telah dan (5) Tidak semua guru memahami
disebutkan di atas, bahwa persoalan- cara peserta didik melakukan diskusi.
persoalan yang telah ada petunjuknya Terdapat tujuh langkah penting
dari Allah SWT secara tegas dan jelas, dalam metode diskusi sekaligus sebagai
baik langsung maupun melalui sebagai panduan bagi guru pendidikan
Rasulullah SAW, persoalan itu tidak lagi agama Islam dalam menjalankannya
termasuk yang dapat dimusyawarahkan. pada setiap pembelajaran pendidikan
Ketiga, metode diskusi tepat digunakan agama Islam yang dilangsungkan, yaitu:
apabila para peserta didik memiliki (1) Merumuskan tujuan pembelajaran
kecakapan dan sifat percaya diri dalam dengan menggunakan metode diskusi;
proses pembelajaran terkait dengan (2) Menentukan mekanisme dan tata
materi yang akan diajarkan. Penekanan tertib diskusi; (3) Merumuskan masalah
di sini adalah di mana para peserta didik atau topik yang akan didiskusikan; (4)
memiliki kecakapan materi dan mengatur kelompok-kelompok diskusi;
kepercayaan diri dalam (5) Langkah kelima, melaksanakan
mengkomunikasikan pemikirannya

19
diskusi; (6) Menyimpulkan hasil diskusi; Nizar, Samsul dan Zainal Efendi
dan (7) Melakukan evaluasi. Hasibuan. 2011. Hadis Tarbawi:
Membangun Kerangka Pendidikan
Ideal Perspektif Rasulullah, Jakarta:
DAFTAR RUJUKAN Kalam Mulia. Cet. Ke- 1.
Ahmadi, Abu. 1986. Metode Khusus Nizar, Samsul. 2008. Memperbincangkan
Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Dinamika Intelektual dan
Bima Aksara. Pemikiran HAMKA tentang
Al-Darimi, Abi Muhammad Abdillah bin Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada
Abdurrahman bin Bahram. t.t. Media Group. Cet. Ke-1.
Sunan al-Darimi, Juz 1. Beirut: Dar Shaleh, Abdul Rachman. 2006.
al-Fikr. Pendidikan Agama Islam dan
Daradjat, Zakiah, et al., 2001. Metodik Pembangunan Watak Bangsa.
Khusus Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jakarta: Bumi Aksara. cet. Ke- 2. Sudjana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses
Dimyati dan Mudjiono. 2003. Belajar Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Baru Algesindo Offset. cet. ke –3
Cipta. - Tambak, Syahraini “Merajut
Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Pendidikan Demokratis Humanis”,
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Harian Umum Pelita, Jakarta, 2006.
K., Roestiyah N., 1991. Strategi Belajar Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Kamus Besar Bahasa Indonesia,ed.
Cet. ke –4. 3, Jakata: Balai Pustaka, 2005
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al- Yamin, Martinis. 2011. Strategi
Mishbah; Pesan, Kesan, dan Pembelajaran Berbasis Kompetensi.
Keserasian al-Qur’an, Volume 2. Saiful Ibad (ed.). Jakarta:
Jakarta: Lentera Hati. RajaGrafindo Persada.

20

Anda mungkin juga menyukai