Anda di halaman 1dari 6

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih (sebagai suatu kelompok).

Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang
akhirnya memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya
disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang, dibincangkan, dan pada akhirnya menghadilkan
suatu pemahaman dari topik tersebut.

Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau
masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan
masalah itu dengan teman-temannya. Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat,
menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka
pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.

Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran
untuk memecahkan persoalan yang dihadapai (Semiwan, 1990 :76). Sedangkan menurut Suryosubroto
(1997:179) mengemukakan metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru
memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan
ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai alternatif
pemecahan suatu masalah.

Dalam diskusi, setiap siswa turut berpartisipasi secara aktif dan turut aktif pula dalam memecahkan
masalah. Semakin banyak siswa yang terlibat, semakin banyak pula yang mereka pelajari. Sedangkan
guru tidak banyak ikut campur tangan sebab nantinya siswa tidak dapat belajar banyak.

Dengan melaksanakan metode diskusi maka suasana kelas akan menjadi semakin hidup, setiap anak
diharapkan menjadi berpartisipasi secara aktif. Dalam diskusi, peranan guru sebagai pusat pemberi
informasi, pemberi ketegasan, penentu batas dapat dikurangi. Sehingga guru hanya sebagai pengatur
lalu lintas dan penunjuk jalan dalam pelaksanaan diskusi. Sedangkan pemecahan masalah diserahkan
kepada semua siswa.

2.2. Penerapan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran

Diskusi sebagai metode pembelajaran adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan
masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode
diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).

Manakala salah satu diantara siswa berbicara, maka siswa-siswa lain yang menjadi bagian dari
kelompoknya aktif mendengarkan. Siapa yang berbicara terlebih dahulu dan begitu pula yang
menanggapi, tidak harus diatur terlebih dahulu. Dalam berdiskusi, seringkali siswa saling menanggapi
jawaban temannya atau berkomentar terhadap jawaban yang diajukan siswa lain. Demikian pula mereka
kadang-kadang mengundang anggota kelompok lain untuk bicara, sebagai nara sumber. Dalam
penentuan pimpinan diskusi, anggota kelompok dapat menetapkan pemimpin diskusi mereka sendiri.
Sehingga melalui metode diskusi, keaktifan siswa sangat tinggi. Kelebihan dan Kelemahan Metode
Diskusi

Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:


a. Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.

b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai


sumber data.

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-
sama.

d. Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.

e. Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang
pendapat teman-temannya.

f. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan
yang akan atau telah diambil.

g. Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin


bertentangan sama sekali.

h. Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.

i. Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga
menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.

j. Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan
pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.

2.5. Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:

a. Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang
dapat didiskusikan.

b. Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.

c. Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.

d. Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena
menunggu siswa mengemukakan pendapat.

e. Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara.
Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.

f. Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri


lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan,
lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
Kesimpulan

Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau
masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan
masalah itu dengan teman-temannya. Dengan menggunakan teori humanistik maka siswa bebas
mengemukakan pendapat,memilih pilihannya sendiri,melakukan apa yang diinginkannya dan
menanggung rsiko dari perilaku yang ditunjukan. Dan Teori konstruktiviktif memberikan keaktifan
terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal
lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. pendekatan induktif memeberikan
kesempatan pada siswa untuk aktif mengemukakan argumentasinya, menyangkal atau
mempertahankan argumentasinya dari pendapat orang lain kemudian menyimpulkan.

Tapi apakah metode ini efektif dalam perkuliahan? Saya tidak sependapat, ada beberapa alasan
mengapa saya beranggapan begitu. Pertama, mahasiswa yang tidak mendapat giliran presentasi,
kebanyakan tidak akan antusias mengikuti perkuliahan karena seringkali mereka menggangap remeh
mahasiswa lain yang sedang tampil untuk presentasi. Mahasiswa yang tidak tampil merasa bahwa yang
sedang menjelaskan didepan kapasitasnya sama dengan dirinya, sehingga meskipun ia tidak
memperhatikan, tidak akan ada yang marah pada dirinya. Meskipun ada dosen yang duduk didepan,
sepanjang pengalaman saya, dosen yang duduk mendengarkan presentasi tidak banyak berpengaruh
untuk membuat mahasiswa peserta diskusi memperhatikan rekan sesama mahasiswa yang sedang
presentasi. Hal ini berbeda ketika dosen berdiri untuk menjelaskan dengan sesekali berjalan mengitari
kelas sambil memperhatikan aktifitas mahasiswanya selama kuliah. Kedua, kapasitas mahasiswa yang
melakukan presentasi adalah “mahasiswa”, belum punya pengalaman mengajar dan ilmu sebanding
dengan dosen yang minimal adalah S2. Meski telah diberi kesempatan untuk memperdalam materi
bahasan sebelum presentasi, tapi apakah benar mahasiswa mempersiapkan presentasinya sejak jauh-
jauh hari? mungkin hanya segelintir mahasiswa saja. Ketiga, kuliah bertujuan untuk menambah ilmu,
ilmu itu didapat dari buku dan dosen berperan untuk menjelaskan serta menerangkannya pada
mahasiswa. Sayang kan jika dosen yang punya gelar akademis tinggi bahkan didapat dari universitas
tekemuka di dunia tapi ilmunya tidak tersalurkan pada mahasiswa yang diajarnya. Keempat, presentasi
hanya membuang waktu untuk tatap muka dengan dosen, hal ini terpaut dengan alasan ketiga tadi, saya
percaya bahwa seorang dosen tidak hanya memahami ilmu teori yang ada di buku, mereka juga punya
pengalaman yang biasanya mereka bagikan saat perkuliahan, bagaimana hal itu akan terjadi kalo waktu
perkuliahan saja sudah habis dengan presentasi dan menjawab pertanyaan yang seringkali tidak
terjawab dengan sempurna. Memang diakhir presentasi dosen menambahkan jawaban dari pertanyaan
yang telah diajukan, tapi jelas waktu akan keburu abis sebelum pertanyaan itu terjawab sempurna.

Tapi bukan berarti metode perkuliahan presentasi dan diskusi itu tidak efektif sama sekali, dengan
adanya diskusi biasanya mahasiswa lebih kreatif mengajukan pertanyaan demi agar namanya dicatat
untuk memperoleh nilai keaktifan. Melalui metode itu pula mahasiswa lebih agresif mempersiapkan
dirinya agar bisa tampil maksimal saat presentasi, tapi setelah presentasi, seringkali biasanya sebagian
besar mahasiswa menjadi lebih santai, hanya segelintir saja yang tetap aktif mengikuti diskusi di
pertemuan selanjutnya.

Begitulah kiranya pendapat saya mengenai metode perkuliahan ini. Hal ini murni berdasarkan sudut
pandang saya sebagai mahasiswa yang selalu terkagum melihat kedalaman ilmu seorang dosen, ilmu
yang aplikatif dengan sesekali di bumbui pengalaman hidupnya. Semoga bermanfaat, mohon maaf jika
terdapat kesalahan dalam tulisan ini yang tidak saya sengaja.

Menurut Wahab (1998), keunggulan dari metode diskusi kelompok adalah sebagai berikut : a)
memberikan kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat, b) menyebabkan pendekatan yang
demokratis, c) mendorong rasa kesatuan, d) memperluas pandangan, e) menghayati kepemimpinan
bersama – sama, f) membantu mengembangkan kepemimpinan,dan g) meningkatkan pemahaman
terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

Secara umum kelebihan dan kekurangan metode diskusi (Diskusi Kelompok) adalah sebaga berikut :

Kelebihan metode diskusi adalah:

1. Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan – prakarsa, dan terobosan baru dalam
pemecahan suatu masalah.

2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.

3. Memperluas wawasan

4. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk memperkuat dalam memecahkan

Kekurangan metode diskusi

1. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

2. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

3. Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

Untuk meminimalisir kekurangan metode ini, maka guru atau murid sebagai pemimpin diskusi
mempunyai peranan sebagai berikut :
1. Sebagai penunjuk jalan

Tugas pemimpin disini ialah memberikan pengarahan kepada anggota tentang masalah yang akan
didiskusikan (ruang lingkup diskusi). Sehingga dengan demikian tidak timbul pertanyaan-pertanyaan
yang menyimpang.

2. Sebagai pengatur lalu lintas

Bertugas mengatur jalannya diskusi agar jalannya menjadi lancar :

- Dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada anggota kelompok tertentu.

- Menjaga agar anggota berbicara menurut giliran (tidak serentak).

- Menjaga agar diskusi tidak dikuasi oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara.

- Membuka kesempatan kepada orang-orang tertentu (pemalu) untuk mengungkapkan pendapatnya.

- Mengatur pembicaraan agar didengar oleh semua anggota.

3. Sebagai dinding penangkis

Disini tugas pemimpin diskusi ialah penerima pertanyaan-pertanyaan dari anggota kemudian
melemparkannya kembali kepada anggota. Jangan sampai terjadi tanya jawab antar kelompok kecil saja.
Usahakan seluruh anggota kelompok aktif berpartisipasi.

Pada hakekatnya diskusi ialah suatu metode untuk menyelesaikan masalah-masalah


dengan proses berfikir secara kelompok. Kata diskusi berasal dari bahasa latin “discutio”
atau “discucum” yang berarti bertukar pikiran. Sedangkan dalam bahasa inggris ialah
“discussion” yang berarti perundingan atau pembicaraan.
Secara garis besar diskusi berarti perundingan untuk bertukar pikiran tentang suatu
masalah, dengan cara memahami suatu masalah, menemukan sebab dan mencari jalan
keluar atau pemecahannya. Dalam pelaksanaannya diskusi bias dilakukan oleh dua orang,
atau lebih.
Biasanya diskusi selalu diwarnai dengan Tanya jawab antar peserta. Pada kesempatan ini
peserta bisa memberikan keterangan, menolak suatu gagasan ataupun memberi saran dan
tanggapan dan pertisipasi lain. Dengan kata lain suatu kelompok menampilkan kejamakan
pribadi-pribadi, tetapi tujuan akhirnya adalah tunggal bukan jamak. Oleh karena itu agar
bias menghindari agar kelompok tidak sempat kehilangan arah maka seorang anggotanya
ditunjuk dan diangkat sebagai ketua ataupun pimpinan atau yang sering disebut sebagai
moderator. Dengan demikian kesimpulan dari sebuah diskusi merupakan suatu hasil dari
pemikiran bersama atau kelompok. Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran
yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid
diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-
temannya. Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat
orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan
masalah yang ditinjau dari berbagai segi.
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana pertukaran
pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapai (Semiwan, 1990 :76 ). Muhibbin Syah
( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat
hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga
disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized
recitation ). Sedangkan menurut  Suryosubroto ( 1997:179 ) mengemukakan metode
diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan
kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan
ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai
alternatif  pemecahan suatu masalah.
Dalam diskusi, setiap siswa turut berpartisipasi secara aktif dan turut aktif pula dalam
memecahkan masalah. Semakin banyak siswa yang terlibat, semakin banyak pula yang
mereka pelajari. Sedangkan guru tidak banyak ikut campur tangan sebab nantinya siswa
tidak dapat belajar banyak.
Dengan melaksanakan metode diskusi maka suasana kelas akan menjadi semakin hidup,
setiap anak diharapkan menjadi berpartisipasi secara aktif. Dalam diskusi, peranan guru
sebagai pusat pemberi informasi, pemberi ketegasan, penentu batas dapat dikurangi.
Sehingga guru hanya sebagai pengatur lalu lintas dan penunjuk jalan dalam pelaksanaan
diskusi. Sedangkan pemecahan masalah diserahkan kepada semua siswa.
Pelaksanaan diskusi dalam proses belajar-mengajar, para siswa dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok yang disesuaikan dengan kebutuhan atau jenis diskusi. Setiap
kelompok berkisar 5 sampai 8 orang. Sehingga kalau dalam kelas terdapat 40 siswa maka
akan menjadi 5 samapi 6 kelompok diskusi. Masing-masing kelompok diberi persoalan
untuk dipecahkan bersama-sama dalam kelompok tersebut. Permasalahan yang diberikan
kepada setiap kelompok bisa sama atau berbeda-beda. Tentang pengaturan kelompok dan
pemberian masalah sebaiknya disesuaikan dengan jenis diskusi yang dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai