Peranan guru PKn dalam mengatasi perilaku siswa broken home di SMP YP
Mustika Padalarang
Eneng Martini a,1*, Crisma b,2
a
Program Studi PPKn Jurusan PIPS STKIP Pasundan Cimahi, Jawa Barat
b
SMP YP Mustika Padalarang Bandung
1
eneng.martini13@gmail.com
* korespondensi penulis
ABSTRAK
Tulisan ini membahas secara kualitatif peranan dan upaya guru PKn dalam mengatasi perilaku siswa broken home di
sekolah. Siswa yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tua, baik karena tinggal berjauhan dengan
orang tua, ditinggal menjadi TKI di luar negeri, maupun karena perceraian orang tua, cenderung memiliki sikap yang
negatif. Mereka malas-malasan dalam belajar, menyendiri, agresif, bolos sekolah, menentang guru, merokok, tidak rapi,
tidak disiplin waktu, bergabung dengan komunitas yang negatif. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara
kepada informan terpilih. Hasilnya menunjukkan bahwa peranan dan upaya guru PKn dalam mengatasi perilaku siswa
broken home adalah dengan mengembangkan materi, metode, media, sumber dan evaluasi pembelajaran PKn yang
dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Selain itu, guru juga menjadi teladan yang baik untuk siswa-
siswanya.
Kata kunci: peran guru, pendidikan kewarganegaraan, perilaku siswa, broken home
ABSTRACT
This research qualitatively discusses the role and effort of civic education teachers in handling behavior of students from broken home at
school. Students who do not get enough attention and affection from their parents --either caused by living far away from their parents,
being a child of Indonesian labor who works abroad, or divorcement-- tend to have negative behavior. They have no motivation to study,
stand apart, show aggressive behavior, being a truant, disobey the teacher, smoking, dress not neatly, being undisciplined, and join bad
communities. The data are obtained by doing observation and interview to the chosen informants. The result shows that civic education
teachers do their effort to handling behavior problems of students from broken home by developing content, method, media, learning
source, and evaluation of civic education to evoke their motivation in studying. As for the role, teachers try to become a good role model
for their students.
Keywords: teachers role, civic education, student attitude, broken home
Copyright ©2018Universitas Ahmad Dahlan, All Right Reserved
http://journal.uad.ac.id/index.php/citizenship
Eneng Martini, Carisma, Peranan guru PKn dalam mengatasi perilaku siswa broken home di SMP YP Mustika Padalarang
dapat memanfaatkan fungsinya sebagai penuntun Perilaku adalah respons individu terhadap suatu
moral, sikap dan perilaku serta memberi dorongan stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati
keras yang lebih baik (Somantri, 1976). Peran guru dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
PKn dalam membina dan membimbing siswa agar tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku
memiliki sikap dan perilaku yang baik dapat manusia hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas
melalui proses pembelajaran di kelas maupun di manusia itu sendiri, antara lain berjalan, berbicara,
luar keas. Luasnya ruang lingkup peran dan tugas berpakaian, tertawa, bekerja, menulis, dan
guru PKn seringkali menyebabkan fungsi sebagainya. Masa remaja ialah masa mencari
pembimbingan dan pengawasan siswa menuju identitas diri dan di dalam diri remaja terdapat
warga negara yang berkarakter baik tidak berjalan keinginan besar untuk mengetahui segala sesuatu
maksimal. hal yang ingin diketahuinya, maka hal ini akan
membuat remaja bingung dan gelisah.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai oleh
Perkembangan karakter anak pada masa remaja
siswa, guru harus mempunyai kemampuan dasar
dapat dipandang telah memiliki identitas yang
profesional dalam memberikan pengajaran kepada
matang apabila sudah memiliki pemahaman dan
semua siswa. Guru dituntut untuk menguasai
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri
berbagai komponen dalam pembelajaran, yaitu
sendiri, peran-perannya dalam kehidupan sosial
meliputi materi, metode, media, sumber dan
baik itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun
evaluasi pembelajaran. Apabila dalam proses
masyarakat. Mengelaborasi pendapat Erikson dan
pembelajaran di kelas seorang guru menggunakan
James Marcia tentang identitas remaja, maka masa
semua komponen tersebut dengan baik, maka guru
remaja adalah masa dimana dia bisa memilih dan
tersebut menyelesaikan tugasnya dengan optimal.
menentukan jalan hidupnya sesuai dengan
Secara umum dalam prinsip-prinsip pendidikan
pilihannya atau bisa disebut dengan mencari jati
modern sekarang ini, fungsi dan peran guru adalah
diri, dimana mereka hidup dan bertahan sesuai
sebagai pendidik, pelaksana administrasi, pemim-
dengan keinginannya (Yusuf LN, 2007).
pin, dan pengelola PBM (Rusyan, 1990).
Sebagai pembimbing, peran guru adalah
Perilaku negatif yang seringkali dilakukan oleh
memberikan bantuan siswa agar mampu mencapai
siswa-siswi di lingkungan sekolah salah satunya
pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan
disebabkan oleh faktor keluarga yang berantakan
untuk melalui penyesuaian siri secara maksimal
(broken home). Banyak anak yang telantar serta
terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat.
kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang
Dalam hal ini, peran guru sebagai pembimbing
tua sehingga anak terjerumus ke dalam kehidupan
merupakan dambaan setiap siswa. Tujuan peneli-
yang bebas dan melanggar norma-norma yang
tian ini adalah untuk mengetahui peranan guru
berlaku di masyarakat. Oleh karena itu, guru PKn
PKn dalam mengatasi perilaku anak-anak broken
sangat besar peranannya untuk mengatasi anak-
home.
anak yang perilakunya tidak sesuai dengan yang
diharapkan. METODE
Hasil observasi awal di SMP YP Mustika Pendekatan yang digunakan adalah pendekat-
Padalarang menunjukkan bahwa terdapat siswa an kualitatif, yaitu pendekatan penelitian yang
yang berperilaku negatif. Sebanyak 60% dapat menghasilkan data-data deskriptif, kemudian
permasalahan siswa di sekolah adalah diakibatkan dianalisis makna dari data tersebut. Peneliti
oleh keluarga broken home (wawancara dengan guru mengumpulkan data deskriptif yang dituangkan
BK). Siswa broken home dalam hal ini adalah anak dalam bentuk laporan, dan uraian penelitian ini
yang jauh dari orang tua karena orang tua sedang tidak mengutamakan angka-angka dan statistik
bekerja di luar kota, atau bahkan di luar negeri, walaupun tidak menolak data kualitatif (Nasution,
serta siswa yang berasal dari keluarga yang terpisah 2003). Peneliti sebagai instrumen utama berperan
(orang tua yang bercerai), sehingga anak kurang aktif dalam membuat rancangan penelitian,
mendapatkan perhatian serta kasih sayang dari melaksanakan proses penelitian, serta menjadi
orang tua mereka. faktor utama penentu dari keseluruhan proses dan
Pada keluarga broken home di sekolah ini, hasil penelitian.
peneliti temui adanya sikap diri siswa yang kurang Penelitian dilaksanakan di SMP YP Mustika
baik, seperti malas-malasan dalam belajar, Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Subjek
menyendiri, agresif, bolos sekolah, menentang penelitian ini adalah guru PKn, guru BK, dan lima
guru, merokok, tidak rapi, tidak disiplin waktu, siswa yang berasal dari keluarga broken home.
bergabung dengan komunitas yang negatif. Selain Terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu peranan
itu terdapat juga beberapa siswa yang tergabung guru PKn sebagai variabel bebas, dan siswa broken
dalam komunitas luar sekolah. home sebagai variabel terikat. Data dikumpulkan
42
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
43
Eneng Martini, Carisma, Peranan guru PKn dalam mengatasi perilaku siswa broken home di SMP YP Mustika Padalarang
siswa broken home. Padahal suasana atau iklim melakukan pembelajaran PKn dengan baik, maka
keluarga sangat penting bagi perkembangan guru mencari solusinya dengan cara melakukan
kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan inovasi dan mengembangkan kreativitas guru.
dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan
Upaya lain yang dilakukan untuk mengatasi
agamis, dalam arti, orang tua memberikan curahan
mengatasi perilaku siswa broken home di luar proses
kasih sayang, perhatian, serta bimbingan dalam
pembelajaran adalah dengan memberikan ketela-
kehidupan keluarga, maka perkembangan
danan dan menjadikan diri guru sebagai sosok yang
kepribadian anak tersebut cenderung positif (Yusuf
dapat diteladani oleh siswa, memberikan motivasi
LN, 2007). Adapun anak yang dibesarkan dalam
dan stimulus secara terus menerus agar siswa dapat
lingkungan keluarga yang broken home, kurang
aktif dalam kegiatan pembelajaran, mengajak siswa
harmonis, orang tua bersikap keras terhadap anak
untuk terlibat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler,
atau tidak memperhatikan nilai- nilai agama dalam
dan memberikan teguran, peringatan serta
keluarga, maka kepribadiannya cenderung akan
hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan di
mengalami distorsi atau mengalami kelainan dalam
sekolah. Melalui berbagai upaya tersebut, siswa
penyesuaian dirinya (maladjustment). Lingkungan
broken home diharapkan dapat termotivasi untuk
keluargalah yang menentukan perkembangan dan
lebih semangat dalam belajar.
perilaku anak.
Dewasa ini, generasi muda Indonesia, KESIMPULAN
khususnya remaja, sedang banyak mengalami Guru PKn memiliki peran penting dalam
degradasi mental, moral, budaya, agama dan nilai menangani perilaku siswa broken home. Guru PKn
yang menyebabkan runtuhnya moralitas generasi melakukan proses pembimbingan untuk mengatasi
muda Indonesia. Oleh karena itu, orang tua dan perilaku siswa broken home baik pada saat proses
guru perlu lebih memahami kebutuhan-kebutuhan pembelajaran, maupun di luar proses pembelajaran.
anak. Kebutuhan-kebutuhan anak mencakup 1) Sekalipun tidak ada kewenangan langsung untuk
kebutuhan akan kasih sayang dan keamanan; 2) mengatasi perilaku siswa broken home, tetapi guru
kebutuhan akan pengalaman baru; 3) kebutuhan PKn berperan dalam pengembangan materi,
akan pujian dan pengakuan; dan 4) kebutuhan metode, media, sumber dan penilaian pembelajaran
untuk bertanggung jawab (Meggitt, 2013). PKn yang dapat membangkitkan keasadaran siswa
Di lingkungan sekolah upaya untuk agar menjadi warga negara yang baik.
membantu perkembangan siswa broken home Hambatan yang dihadapi guru PKn dalam
dihadapkan pada beberapa hambatan, antara lain mengatasi perilaku siswa broken home disebabkan
kurangnya sumber referensi, penggunaan teknologi karena guru tidak secara langsung mengetahui
informasi dan komunikasi yang terbatas, dan tidak perkembangan anak-anak broken home, siswa yang
semua siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, serta
Ketika melakukan penilaian pembelajaran siswa, terbatasnya dukungan sarana dan prasaran
guru PKn mengalami hambatan, diantaranya ada pembelajaran yang memadai
siswa yang membangkang dan selalu mengulangi
kesalahan. Upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam
mengatasi hambatan dalam mengatasi perilaku
Sebagai pembimbing bagi siswanya, guru juga siswa broken home adalah melalui pemberian
mempunyai peranan untuk membina, melatih, motivasi kepada siswa melalui pengembangan
serta mengembangkan bakat yang dimiliki siswa. materi, metode, media, sumber dan evaluasi belajar
Karena itu, guru dituntut untuk memiliki yang inovatif dan kreatif. Selain itu, guru PKn juga
pemahaman tentang anak yang sedang dibimbing- memberikan contoh keteladanan yang baik di
nya. Hal ini karena akan menentukan teknik dan dalam kelas maupun di luar kelas.
jenis bimbingan yang harus diberikan kepada
mereka (Sanjaya, 2009). Oleh karena itu, dalam DAFTAR PUSTAKA
mengembangkan konsep atau materi pembelajaran,
guru PKn berupaya untuk mengilustrasikan materi Meggitt, C. (2013). Memahami perkembangan Anak.
pelajaran dengan kehidupan nyata, dan Jakarta: Indeks.
mengaktifkan siswa atau melibatkan siswa dalam Nasution, S. (2003). Metode penelitian naturalistik
metode yang digunakan, kualitatif. Bandung: Tarsito. Diambil dari
Proses penilaian hasil belajar siswa melibatkan https://books.google.co.id/books?id=qwIrn
bukan hanya guru PKn, tetapi juga guru BK. Kedua QEACAAJ
guru ini saling bekerja sama untuk membahas Omoruyi, I. V. (2014). Influence of broken homes
masalah yang dihadapi siswa dan mencari solusi on academic performance and personality
terbaik untuk masalah tersebut. Jika sumber dan development of the adolescents in Lagos State
media pembelajaran tidak cukup memadai untuk Metropolis. European Journal of Educational and
44
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
45