KEGURUAN DI INDONESIA
Oleh :
A. LATAR BELAKANG
Guru merupakan sosok yang begitu dihormati lantaran memiliki andil yang sangat besar
terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua
mendaftarkan anaknya ke sekolah, pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar
anaknya dapat berkembang secara optimal
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal
tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual.
Tugas guru tidak hanya mengajar, namun juga mendidik, mengasuh, membimbing, dan
membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia
(SDM).
Ironisnya kekawatiran di dunia pendidikan kini menyeruak ketika menyaksikan tawuran
antar pelajar yang bergejolak dimana-mana. Ada kegalauan muncul kala menjumpai realitas
bahwa guru di sekolah lebih banyak menghukum daripada memberi reward siswanya. Ada
kegundahan yang membuncah ketika sosok guru berbuat asusila terhadap siswanya.
Dunia pendidikan yang harusnya penuh dengan kasih sayang, tempat untuk belajar tentang
moral, budi pekerti justru sekarang ini dekat dengan tindak kekarasan dan asusila. Dunia yang
seharusnya mencerminkan sikap-sikap intelektual, budi pekerti, dan menjunjung tinggi nilai
moral, justru telah dicoreng oleh segelintir oknum pendidik (guru) yang tidak bertanggung jawab.
Realitas ini mengandung pesan bahwa dunia guru harus segera melakukan evaluasi ke dalam.
Sepertinya, sudah waktunya untuk melakukan pelurusan kembali atas pemahaman dalam
memposisikan profesi guru.
Kesalahan guru dalam memahami profesinya akan mengakibatkan bergesernya fungsi guru
secara perlahan-lahan. Pergeseran ini telah menyebabkan dua pihak yang tadinya sama-sama
membawa kepentingan dan salng membutuhkan, yakni guru dan siswa, menjadi tidak lagi saling
membutuhkan. Akibatnya suasana belajar sangat memberatkan, membosankan, dan jauh dari
suasana yang membahagiakan. Dari sinilah konflik demi konflik muncul sehingga pihak-pihak
didalamnya mudah frustasi lantas mudah melampiaskan kegundahan dengan cara-cara yang tidak
benar.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan dintaranya
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Keguruan ?
2. Bagaimana sejarah keguruan di Indonesia ?
3. Wawasan seperti apa yang semestinya dimiliki oleh seorang guru profesional ?
4. Hal-hal apa saja yang berkaitan dengan kode etik guru di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru Menurut para ahli
Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu, yaitu pendidik profesional dengan tanggung
jawab dan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Namun jika dijabarkan lebih luas, apa banyak definisi guru yang lain
menurut pendapat para ahli.
Guru juga bisa diartikan sebagai seorang pengelola kegiatan proses belajar mengajar yang
bertugas untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik agar bisa mencapai tujuan
pembelajaran. Peran guru menjadi sangat krusial dalam menyalurkan ilmu pengetahuan dan
wawasan yang dimiliki kepada siswa atau murid.
Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan, maka dari itu mutu
dan kualitas guru haruslah diperhatikan secara baik. Terdapat istilah guru kencing berdiri, murid
kencing berlari, yang berarti bahwa tindakan guru menjadi teladan bagi muridnya, sehingga mutu
dan kualitas guru juga harus baik.
Meski begitu, definisi guru tidak hanya terbatas pada lingkup pendidikan formal saja.
Guru bisa dijumpai di luar sekolah dalam segala aspek kehidupan. Dengan kata lain, guru bisa
diartikan sebagai orang yang mengajar atau memberikan ilmu pada kita, apa pun bidang
pengetahuan atau keahlian yang ditekuni. Di bawah ini akan dibahas apa saja definisi dan
pengertian guru menurut KBBI, secara umum, dan menurut para ahli selengkapnya.
Lebih luas lagi, guru dapat diartikan sebagai orang yang mengajar atau memberi ilmu pada
orang lain dalam bidang ilmu dan keahlian apa pun itu, misalnya saja seperti guru SD, guru
matematika, guru silat, guru piano, dan lain sebagainya.
c. Pengertian Guru Menurut Para Ahli
Selain penjelasan di atas, ada beberapa pendapat dari para ahli dan pakar mengenai apa itu
guru. Berikut ini merupakan pengertian guru menurut para ahli secara lengkap.
2) Aktif mengikuti kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) dan Komunitas Guru
Strategi pengembangan profesi guru dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk meng-upgrade kemampuan dan keterampilan guru. Untuk mendapatkan inspirasi
tidak harus belajar dari seorang profesor atau orang yang memiliki gelar lebih tinggi dari kita.
Justru belajar dari sesama guru yang sudah berhasil mempraktikkan strategi atau terobosan besar
adalah pembelajaran sangatlah penting karena tidak hanya sekedar teori saja.
4) Banyak Membaca
Buku adalah salah satu sumber belajar tidak hanya bagi siswa, tetapi bagi guru juga. Jangan
sampai Guru pintar hanya menyuruh siswa untuk gemar membaca tanpa memberikan teladan
pada mereka. Guru pintar dapat membaca buku-buku yang mengandung pengetahuan seputar
konten pelajaran, kompetensi pedagogik, cara berkomunikasi, dan lain sebagainya. Sumber
bacaan dapat berasal dari perpustakaan sekolah, koleksi pribadi, artikel, dan juga buku digital
yang dapat diakses dengan internet.
5) Peer Observation and Evaluation
Bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi guru adalah melalui kegiatan peer
observation and evaluation. Guru pintar tidak perlu malu meminta masukan dari rekan sejawat
tentang cara mengajar, media yang Guru pintar buat, dan juga penilaian yang Guru pintar
laksanakan. Jika ada rekan yang dianggap memiliki keterampilan atau pengetahuan lebih, jangan
segan untuk meminta izin melakukan observasi atau bertanya.
Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan Kode Etik Guru
Indonesia. Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik Guru Indonesia
kepada rekan sejawat, penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan pemerintah.
Perilaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan Kode Etik Guru Indonesia dan
ketentuan perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan profesi guru ditetapkan sebagai
pelanggaran. Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku. Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan, sedang, dan
berat. Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan pelanggaran terhdap Kode
Etik Guru Indonesia menjadi wewenang Dewan Kehormatan Guru Indonesia. Pemberian sanksi
dilaksanakan objektif, tidak diskriminatif, dan tidak bertentangan dengan anggaran dasar
organisasi profesi serta peraturan perundang-undangan.
Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari nilai-nilai agama dan Pancasila, nilai-nilai
kompetensi guru, dan nilai-nilai jatidiri, harkat, dan martabat manusia.
Berikut ini adalah bunyi dari 9 Kode Etik Guru Indonesia terbaru yang telah
disempurnakan. Kode Etik Guru Indonesia :
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangun
yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik,
tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua
murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat
yang luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu Profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan
lingkungan maupun didalamhubungan keseluruhan.
8. Guru bersama-sama memelihara membina dan meningkatkan mutu Organisasi Guru
Profesional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah dalam
bidang Pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan kajian yang telah dipaparkan, maka yang dapat disimpulkan adalah pada
konsep profesi guru, guru yang professional harus memiliki komitmen dan tidak boleh goyang
oleh selera masyarakat, sebab tugas seorang guru untuk peserta didiknya ialah membantu
opeserta didik untuk belajar, membantu dan membimbing peserta didik dalam
belajar.
Guru dapat digolongkan sebagai sebuah profesi, sebab menjadi guru dituntut memiliki
keahlian yang di mana akan di dapat melalui pendidikan dan latihan. Salah satunya guru adalah
sebagai motivator belajar untuk peserta didik, dalam dunia pendidikan motivasi selalu menjadi
faktor yang dominan dalam ikut menentukan tercapainya atau tidaknya suatu tujuan
pembelajaran.
Guru sebagai sebuag profesi di bidang pendidikan yang memiliki hak dan kewajiban yang
menyangkut dunia pendidikan yang digeluti. Tentunya guru yang professional memilik
kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas keprofessionalannya secara tepat guna dan berhasil
dengan menjalankan tugas utamanya yaitu sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah,
pelatih, penilai dan pengevaluasi siswa. Jadi komponen kompetensi yang harus dimiliki guru
sebagai guru professional adalah harus menguasai bahan materi ajar, kemampuan dalam
mengelola pembelajaran, dan pengetahuan tentang evaluasi.
Daftar Pustaka
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Susanto, H., & Akmal, H. (2018). Efektivitas Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Berbasis
Mobile Smartphone Sebagai Media Pengenalan Sejarah Lokal Masa Revolusi Fisik Di
Kalimantan Selatan Pada Siswa Sekolah Menengah Atas. HISTORIA: Jurnal Program
Studi Pendidikan Sejarah, 6(2), 197-206.
Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter
Masuknya Islam Ke Nusantara dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1).
Syaharuddin, S., & Susanto, H. (2019). Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra
Kolonialisme Nusantara sampai Reformasi). Banjarmasin: FKIP Universitas
Lambung Mangkurat.
Syarnubi, S. (2019). Guru yang bermoral dalam konteks sosial, budaya, ekonomi, hukum
dan agama (Kajian terhadap UU No 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen). Jurnal
PAI Raden Fatah, 1(1), 21-40.
Darmadi, H. (2016). Tugas, peran, kompetensi, dan tanggung jawab menjadi guru
profesional. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 13(2), 161-174.