Anda di halaman 1dari 2

Slide ke 4

Mandi balimau kasai memiliki arti sebagai mandi dengan bersih menggunakan air limau dan kasai.

Adapun komponen atau bahan dalam pembuatan air limau:

serai wangi, urat sasiak, daun cengkeh, buah kalibewang, daun nilam dan daun kencur. Semua bahan
tersebut direbus secara bersamaan hingga muncul wewangian harum. Air limau ini dipercaya orang dulu
jika kita pakaikan keseluruh badan, akan membuat badan menjadi wangi.

Dan adapun bahan bahan dari pembuatan kasai yaitu:

bahan-bahan atau kaya juga akan rempah-rempah. Adapun rempah-rempahnya yaitu, mulai dari beras,
kulit manis, buah cengkeh, kulit limau purut, dan kencur. Beras terlebih dahulu direndam supaya saat
dihaluskan mudah, dan lalu rempah yang lain diiris tipis kemudian dioseng bersamaan dengan beras
yang sudah direndam tersebut, setelah dirasa cukup kekuningan untuk dioseng, lalu dihancurkan bisa
ditumbuk atau diblender sampai halus. Kasai ini dipercaya oleh orang dulu jika dibalurkan kesemua
bagian tubuh, tubuh akan terasa halus, bersih dan juga wangi.

lalu akhirnya masyarakat kampar percaya setelah memakai limau dan kasai ini badan maupun jiwa
serasa langsung bersih, wangi, dan suci.

Slide ke 5

1. Seperti penjelasan diatas, bahwa kegunaan dalam pemakaian air limau dan kasai ini, dapat
membuat badan, diri, serta hati dirasakan bersih dan kembali suci untuk sebelumnya bersiap
dalam beribadah selama bulan ramadhan.

2. Nah pada proses tradisi mandi balimau kasai ini, dapat dilihat bahwa semua tingkatan
masyarakat berbondong-bondong mulai dari tetangga, kerabat, teman lama, dan sebagainya
saling bertemu dan membangun silaturrahmi yang bertujuan untuk bisa saling bermaafan
sebelum memasuki bulan Ramadhan, yang mana dituntut memiliki hati yang bersih, tidak ada
selisih paham antar sesama.

Slide ke 7

1. Kegiatan silaturahmi tersebut sekaligus dengan proses bermaafan, saling mmaafkan kesalahan
yang pernah diperbuat, sesama keluarga, maupun kerabat lainnya.

2. Tidak hanya makanan yang dibagi, air limau dan kasai juga dibagi-bagi, kepada masyarakat atau
kerabat yang tidak membawanya.

Slide ke 8

● Masyarakat berharap hati dan jiwa mereka terhindar dari rasa iri dan dengki sebelum
menjalankan ibadah yang kyusuk selama bulan ramadhan.
● Biasanya sanak saudara yang jauh merantau ke luar daerah akan berkesempatan pulang
kampung, dan merayakan puasa hari pertama mereka di kampung halaman dengan sebelumnya
mengikuti tradisi mandi balimau kasai ini.

● Tidak hanya sebagai tempat silaturahmi saja, bisa jadi juga sebagai objek wisata tradisi mandi
balimau kasai ini, dikarenakan banyaknya pendatang yang sengaja datang dari daerah lain
datang ke berbagai daerah di Kampar untuk mengikuti tradisi mandi balimau kasai ini,
kebanyakan yang dicari itu yaitu mengilir dari hulu ke hilir menggunakan benen beramai
beramai.

Silde ke 9

● Pola komunikasi merupakan sebuah kebiasaan komunikasi yang ada di masyarakat yang timbul
akibat adanya sebuah tradisi dan perayaan tertentu. Ini ditunjukkan …

● hal tersebut sudah terbentuk dan menjadi sebuah pola komunikasi yang memang sudah ada
sejak zaman nenek moyang dulu.

● Dulu itu pemuda-pemudi tidak berdekatan, dulu itu ditempatkan pada tepian yang berbeda,
tetapi setelah adanya perkembangan zaman, dan pergaulan sekarang ini pemuda-pemudi sudah
tidak memedulikan aturan tersebut, walaupun sudah ditegur oleh tokoh agama.

● Perubahan juga sekarang dirasakan dengan semakin kecilnya antusias masyarakat terhadap
tradisi mandi balimau, yang sekarang ini tidak ada lagi perayaan untuk masyarakat, dikarenakan
sudah ditegur karena acaranya yang mengandung hal-hal diluar aturan adat dan agama.

● Saat ini walaupun memang masih ada makan bakela dan sekarang ini hanya sekedar mandi
dengan air limau dan kasai.

● Sebagian masyarakat ada yang memang masih melakukan sampai sekarang, tetapi ada juga yang
hanya mencari kesempatan untuk mengilir dari hulu ke hilir dan menyatu sesama jenis yang
bukan mughrim seperti pemuda dan pemudi.

Anda mungkin juga menyukai