Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
ini seperti dat istiadat, kebiasaan, dan ssebagainya. Budaya ini harus dilestarikan
dari generasi ke generasi sehingga budaya ini selalu dilaksanakan oleh
masyarakat yang mengembangkan budaya tersebut.
Riau merupakan salah satu provinsi dengan suku asli melayu sebagai suku
yang dominan di tanah Riau. Di Riau juga khususnya di daerah Kampar memiliki
budaya unik yang disebut dengan Balimau Kasai. Balimau Kasai ini bisa
dikatakan upacara sekaligus mandi bersama masyarakat Kampar di sungai ketika
menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan.
Pada makalah ini saya akan memberikan pembahasan mengenai kenapa
Balimau Kasai dianggap sebagai sala satu budaya unik masyarakat Kampar dan
bagaimana pelaksanaannya yang setiap tahun selalu dilaksanakan oleh
masyarakat Kampar.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa itu budaya Balimau Kasai sebagai budaya unik Riau?
2. Apa saja peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam Balimau Kasai ?
3. Bagaimana tata cara pelaksanaan Balimau Kasai ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengenal Balimau Kasai sebagai budaya unik di Riau.
2. Untuk mengetahui peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam Balimau
Kasai
3. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan Balimau Kasai.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengenal Balimau Kasai sebagai Budaya Unik Masyarakat Kampar


Balimau kasai merupakan budaya unik yang istimewa bagi masyarakat
Kampar, Riau dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Alasan dibalik uniknya
Balimau Kasai ini dapat dilihat dengan waktu pelaksanaan, bahan-bahan yang
digunakan dalam mandi, serta pelaksanaan Balimau kasai ini sendiri. Balimau
kasai ini dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan suci Ramadhan.
Balimau kasai ini merupakan ungkapan kegembiraan karena masuknya bulan
suci Ramadhan dan juga sebagai simbol pembersihan diri atau mensucikan diri
sebelum masuknya bulan Ramadhan ini.
Balimau kasai ini jika teliti kembali berasal dari dua kata yaitu balimau
dan kasai serta memiliki makna masing-masing. Balimau bermakna mandi
dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat
disebut limau. Limau yang biasa digunakan adalah limau purut, limau nipis, dan
limau kapas. Sedangkan kasai adalah wangi-wangian yang dipakai saat
berkeramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini (kasai) dipercayai
dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum
memasuki bulan suci Ramadhan.
Awal mula Balimau Kasai ini berasal dari India yaitu umat hindu di India.
Balimau kasai ini dianggap mirip dengan Makara Sankranti, yaitu saat umat
Hindu mandi di Sungai Gangga untuk memuja dewa Surya pada pertengahan
Januari, kemudian ada Raksabandha sebagai penguat tali kasih antar sesama yang
dilakukan pada bulan Juli-Agustus, lalu Vasanta Panchami pada bulan Januari-
Februari sebagai penyucian diri untuk menyambut musim semi. Penyucian disini
maksudnya dengan mandi balimau kasai dosa-dosa mereka hilang bersama
mengalirnya air sungai tersebut dan kemudian agama itu berkembang di
Indonesia hingga sampai ke pelosok negeri yang ada di nusantara dan sungai di

2
kampar. Ini membuktikan bahwa adanya agama hindu sampai di kampar.apalagi
dengan ditemukannya gugusan candi di muara takus yang terletak di XIII Koto
Kampar. Sehingga jika dilihat ke awal mula kenapa balimau kasai ini bisa
menjadi budaya di Kampar, ini karena adanya peradaban hindu di daerah
Kampar sehingga budaya ini menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan oleh
masyarakat Kampar khususnya.
Keistimewaan Balimau Kasai merupakan acara adat yang mengandung
nilai sakral yang khas. Wisatawan yang mengikuti acara ini bisa menyaksikan
masyarakat Kampar dan sekitarnya berbondong-bondong menuju pinggir sungai
(Sungai Kampar) untuk melakukan ritual mandi bersama. Sebelum masyarakat
menceburkan diri ke sungai, ritual mandi ini dimulai dengan makan bersama
yang oleh masyarakat sering disebut makan majamba.

2.2 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Budaya Balimau Kasai
 Baju enam warna
Baju enam warna yaitu berwarna putih, hijau, merah, kuning, hitam
dan kelabu. Pakaian berwarna putih secara khusus digunakan oleh pemimpin
upacara. Sedangkan sisanya digunakan oleh pembantunya. Arti kain-kain
yang diguanakan yaitu : kain warna merah mempunyai arti panglima; kain
warna kuning mempunyai arti pengrajin, kain warna kelabu mempunyai arti
pemberani; kain warna hitam mempunyai arti sabar penyimpan Rahasia, Kain
warna putih mempunyai arti kesucian..
 Guci
Guci yang digunakan adalah guci khusus yang telah berumur ratusan
tahun. Guci ini digunakan sebagai tempat ramuan khusus yang akan
digunakan dalam mandi pada Balaimau Kasai.

3
 Ramuan khusus
Ramuan ini terbuat dari campuran air yang diambil dari sumur
kampung yang telah dibacakan mantera dan dicampur dengan bahan-bahan
yaitu berupa :
1. Limau 7 buah, sebagai tanda atau lambang penguasaan terhadap ilmu
sakti.
2. Pinang 7 Butir, sebagai tanda atau lambang kesucian batin pendekar.
3. Bonglai kering 76 iris, sebagai tanda atau lambang sikap pemberani,
pemberantas jin dan iblis, serta ahli politik.
4. Mata Mukot 7 jumput dan bawang merah 7 biji, sebagai tanda atau
lambang sifat penurut.
5. Arang using, sebagai tanda atau lambang sifat sabar, pandai menyimpan
rahasia, dan kuat melakukan jihad fisabilillah.

2.3 Tata Cara Pelaksanaan Balimau Kasai


Berikut urutan pelaksanaan Balimau Kasai :
 Sehari menjelang pelaksanaan mandi Balimau, orang-orang mengadakan
ziarah ke makam tokoh masyarakat setempat yakni Makam Depati Bahrein
yang terletak di wilayah Lubuk Bunter sebagai bentuk Nampak tilas pada
perjuangan beliau.
 Setelah sasmpai dimakam, para peziarah berdoa didampingi tokoh agama.
 Kemudian para peserta upacara langsung menuju ke dermaga Lubuk Bunter
lebih kurang 3 meter dari lokasi makam.
 Selanjutkan menyebrangi sungai Jada Sementara itu sang pemimpin upacara
menyiapkan ramuan khusus, yaitu air yang diambil dari sumur kampung yang
telah dibacakan mantera dan dicampur dengan ramuan yang terdiri dari jeruk
nipis, pinang, bonglai, kunyit, bawang merah, kenanga dan bunga mawar.

4
Dimana ia juga harus menyiapkan 5 kain dengan warna berbeda yang
melambangkan kekuatan pengawal Depati Bahrein. Lalu ramuan keramat
tersebut dibungkus dan dimasukkan dalam tas berisi kain lima warna.
 Pada hari berikutnya, pemimpin upacara menuju tempat pelaksanaan upacara
dengan menggunakan pakaian putih dengan dikawal oleh para pengawal yang
mengenakan pakaian berwarna hitam, abu-abu, kuning, merah dan hijau.
 Setelah semua persiapan cukup, acara balimau dimulai. Dan kemudian peserta
mengucapkan niat sebelum memulai.
 Kemudian pemimpin upacara dengan didampingin lima laki-laki dengan
mengenakan kain hijau, merah, kuning, hitam dan kelabu membaca doa dan
memantrai air ramuan yang ada dalam kendi.
 Setelah itu air ramuan tersebut disiramkan kepada warga.
 Acara pemandian dimulai dengan membasahi telapak tangan kanan dan
dilanjutkan dengan tangan kiri, jika dalam upacara ini hadir pejabat penting,
maka para pejabat tersebut dimandikan terlebih dahulu.
 Kemudian dilanjutkan dengan membasuh kaki kanan lalu kaki kiri. Setelah itu
membasahi ubun-ubun. Kemudian dilanjutkan dengan seluruh badan.
 Setelah semua peserta upacara selesai mandi. Kemudian dipentaskan tarian
Nampi.
 Setelah itu dilanjutkan dengan pelaksanaan tradisi adat Sepintu Sedulang,
yaitu membawa makanan secara bergotong-royong di suatu tempat, seperti
masjid.
 Dan setelah itu acara balimau sakai selesai.
Adapun doa dan mantra yang digunakan antara lain yaitu : Surat Yasin,
ketika melakukan ziarah ke makam Depati Bahrein Mantra untuk membuat
ramuan keramat Doa memulai mandi.

5
 Berikut gambar-gambar pelaksanaan Balimau Sakai di Kampar :

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Balimau kasai merupakan budaya unik yang istimewa bagi masyarakat
Kampar, Riau dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Balimau kasai ini
merupakan ungkapan kegembiraan karena masuknya bulan suci Ramadhan dan
juga sebagai simbol pembersihan diri atau mensucikan diri sebelum masuknya
bulan Ramadhan ini. Bahan-bahan yang digunakan dala mandi Balimau kasai ini
yaitu jeruk, bonglai, pinang, mata mukot, dan arang using serta ahan-bahan ini
memiliki lambing atau maksud tertentu. Alat yang digunakan seperti guci dan
kain dengan enam warna. Tata cara pelaksanaan balimau sakai ini juga tterdapat
upacara, mandi di suatu sungai, serta mengunjungi makam tokoh masyarakat.

3.2 Saran
Untuk lebih memahami dan mendalami terkait pembelajaran budaya unik
masyarakat Riau khususnya Balimau Kasai sebagai budaya masyarakat Kampai
diharapkan pembaca untuk mencari berbagai referensi tambahan sehingga dapat
menambah wawasan secara luas dan lebih mendalam mengenai materi ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://wartasejarah.blogspot.com/2016/06/tradisi-balimau-kasai-di-kampar.html

http://ulinulin.com/posts/balimau-kasai-ritual-penyucian-diri-menjelang-ramadhan-
di-kampar-riau

Anda mungkin juga menyukai