Anda di halaman 1dari 23

HASIL MINIRISET

MK. PEMBELAJARAN
TEMATIK

PRODI S1 PGSD-FIP

Kendala Dalam Menerapkan Pembelajaran Tematik


DISUSUN OLEH:

Nama : Lisna Juniani Situmorang (1193311136)

Mustiranda Ginting (1193311140)

Rahmadani Hasibuan (1193311150)

Wahyu Sihombing (1193311134)

Kelas : J Ekstensi PGSD 2019

Mata Kuliah : Pembelajaran Tematik

Dosen Pengampu : Lidia Simanihuruk S. Pd. M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
hasil miniriset ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga laporan miniriset ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi laporan miniriset ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih


banyak kekurangan dalam hasil miniriset ini, Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, 11 Mei 2022

Penyusun
Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ....................................................................................................................................... 4

B. Identifikasi Masalah............................................................................................................................. 6

C. Batasan Masalah..................................................................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ................................................................................................................................ 6

E. Tujuan Survey ...................................................................................................................................... 6

F. Manfaat Surfey ....................................................................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................................................ 8

A. Pengertian Pembelajaran Tematik ..................................................................................................... 8

BAB III............................................................................................................................................................. 14

METODE SURVEY ........................................................................................................................................ 14

3.1 Tempat dan Waktu Survey ................................................................................................................... 14

3.2 Subjek Survey ...................................................................................................................................... 14

3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................................................... 14

3.4 Instrumen Survey ................................................................................................................................. 14

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................................................ 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................................... 15

A. Hasil ..................................................................................................................................................... 15

BAB V PENUTUP .......................................................................................................................................... 20

A. Kesimpulan .......................................................................................................................................... 20

A. Saran ..................................................................................................................................................... 20

DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... 21


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai bangsa Negara dan akan terus menjalani sejarahnya. sebuah organisme
Indonesia lahir, tumbuh, berkembang dan mempertahankan kehidupnya untuk mencapai apa yang
di cita- citakan di awal kelahiranya. citacita luhur tercantum jelas dalam pembukaan UUD 1945
alenia empat, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tanpaIndonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskanan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial sungguh sangat luhur dan humanis
cita- cita luhur bangsa indonesia tersebut.

Salah satu cara dan strategi untuk mempercepat terwujudnya cita- cita Negara adalah dengan
mempersiapkan generasi masa depan yang tangguh, cerdas, mandiri dan berpegang pada nilai- nilai
spiritual mereka harus di persiapkan sedemikian rupa dalam lingkungan yang kondusif, salah satu
lingkungan yang sangat ideal institusi pendidikan dari prasekolah, tingkat dasar, tingkat menengah,
dan perguruan tinggi.

Dalam rangka mewujudkan kondisi diatas pemerintah melalui kementrian pendidik dan
kebudayaan terus melakukan pembaruan, pada tahun 2013 mengimplementasikan kurikulum baru
sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya (KTSP) yang di beri nama kurikuum 2013. lahirnya
K13 menjawab tantangan dan pergeseran pradigma pembangunan dari abad ke – 20 menuju abad ke
– 21. Kurikulum 13 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan efektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat bangsa dan Negara.

Pembaruan kurikulum sangat berpengaruh pada proses pembelajaran karena dengan di


perbaruinya kurikulum proses, model maupun metode pembelajaran akan semakin efektif dan
mengalami kemajuan guna meningkatkan kualitas serta mutu pendidikan. Menjalankan sebuah
kurikulum dan mengimplementasikannya ke dalam proses pembelajarn memang tidak mudah akan
tetapi apabila di lakukan secara bertahap besar kemungkinan akan berjalan sesuai dengan yang di
inginkan.
Model pebelajaran tematik terdapat pada K13 pembelajaran tematik dimaknai sebagi
pembelajaran yang di rancang berdasarkan tema- tema tertentu. Dapat disimpulkan bahwa
pebelajaran tematik merupakan pembelajaran yang mengaitkan beberapa pelajaran dan satu tema
dan melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajran tematik mengharapkan siswa
mampu aktif menggali dan menemukan konsep, serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna
dan otentik.

Pada setiap proses pembelajaran sudah tentu pasti memiliki sebuah masalah atau kesulitan.
Pada kenyataanya di dalam proses pembelajaran tematik guru sering mengalami kesulitan dalam
meningkatkan kegiatan pembelajran tematik. Karena pembelajaran tematik gabungan antara
berbagai bidang kajian,maka dalam pelaksanaanya tidak lagi terpisah- pisah melainkan menjadi satu
kesatuan (holistik) dan keterpaduan.

Menurut Depdiknas (2006) bahwa pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik
dalam menyiapkan kegiatan/ pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari
berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna,
menyenangkan dan utuh. sebagai suatu model inovasi, model pembelajaran tematik tidah mudah
untuk di laksanakan, karena memerlukan penyesuain diri dan kemampuan untuk beradaptasi,
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang merupakan sistem pembelajaran terpadu
yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan
konsep serta prinsip – prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Model pembelajaran
tematik terdapat pada K13 pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang di rancang
sebagai tema – tema tertentu.

Sering ditemukan guru yang menulis pada RPP menggunakan model pembelajaran tematik
yang memadukan beberapa pelajaran dalam satu tema, namun pada kenyataan praktiknya sangat
jauh dari apa yang menjadi ciri khas pembelajaran tematik itu sendiri. Beberapa mata pelajaran
yang seharusnya terpadu dan tidak terpisah-pisah dengan menyatukan pembahasannya dalam satu
tema, tetap saja pada proses belajar mengajarnya terpisah-pisah. Hal ini tentu tidak mencerminkan
pembelajaran tematik yang sesungguhnya. Penguasaan materi tematik oleh guru kelas rendah di
MIS GUPPI Tasik Malaya No 13 menjadi kurang maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya
pemahaman tentang pembelajaran tematik tersebut.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi yang akan dijadikan bahan penelitian adalah
“apa saja kendala yang dihadapi para guru saat menerapkan pembelajaran tematik di SDN

C. Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terfokus pada masalah, maka perlu diberi arahan yang jelas terhadap
masalah yang hendak dibahas, penelitian ini membahas tentang “kendala dalam menerapkan
pembelajaran tematik”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
”apakah ada pengaruh dalam menerapkan pembelajaran tematik?”

E. Tujuan Survey

Untuk mengetahui kesulitan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik di SDN

F. Manfaat Surfey
Secara terperinci, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber bahan pemikiran dalam mengukuhkan
teori pembelajaran tematik pada proses pembelajaran di sekolah dasar/ MI khususnya kelas rendah.

2. Manfaat praktis

a. Bagi lembaga (Sekolah) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan untuk mengadakan pembinaan dan peningkatan
kemampuan pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas awal. Mulai dari melakukan pelatihan bagi
guru, menyiapkan perangkat panduan sampai dengan penerapan di lapangan, khususnya dalam hal
menyonsong kurikulum 2013.

b. Bagi guru kelas 10 Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan kajian untuk
mengadakan koreksi diri, sekaligus usaha untuk memperbaiki kualitas diri sebagai guru yang
professional dalam upaya untuk meningkatkan mutu,pada kelas awal, sehingga mencapai hasil yang
maksimal.

c. Bagi kepala sekolah hasil penelitian ini merupakan bahan pertimbangan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya dan kemampuan para pendidik khususnya dalam penerapan
pembelajaran tematik pada kurikulum 2013.

d. Siswa Agar siswa dapat menerima materi pelajaran pada saat pembelajaran sesuai dengan
perkembangan peserta didik yang disampaikan guru karena seorang guru sudah mempunyai
kreativitas dalam proses pembelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pembelajaran Tematik


1. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajan terpadu yang menggunakan tema untuk


mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu jenis dari pada model
pembelajaran terpadu, yaitu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa.

Pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan belajar yang menggunakan tema
sebagai pengganti berbagai mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan tematik
mengembangkan berbagai aspek yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan dan sikap. Oleh
karena itu, di dalam pelaksanaanya diperlukan berbagai sarana dan prasarana. Salah satu saranan
yang di butuhkan adalah buku yang disusun dalam mengoptimalkan berbagai sumber belajara dan
penggunaan media pembelajaran yang bervariasi

2. Pengertian Guru

Dalam kamus besar bahasa Indonesia “guru adalah orang yang kerjanya mengajar. Dalam
pengertian yang sederhana, “guru adalah orang yang member ilmu pengetahuan kepada anak didik,
Dari segi bahasa, guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang pekerjaanya mengajar
sedangkan menurut istilah guru adalah seseorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan
pemgetahuan. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi,
maka strategi itu tidak mungkin dapat diaplikasikan, diyakini setiap guru memiliki pengalaman,
pengetahuan, kemampuan, gaya, yang bahkan pandangn yang berbeda dalam mengajar. Guru yang
menggangap mengajar hanya sebatas menyampaikan mata pelajaran akan berbeda dengan guru
yang menggangap mengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik. guru
merupakan salah satu komponen penting yang mempunyai peran dalam mencerdaskan bangsa,
Bangsa biasa maju tidak terlepas dari peran seorang guru. Guru yang memiliki kualitas dasar
ilmu yang kuat dan kualitas kepribadian yang baik akan menjadi tumpuan dalam mempercepat
kelahiran generasi- generasi yang mandiri dan berakhlak.

3. Peran Guru

Peran guru adalah proses belajar mengajar, guru tidak hanya tampil lagi sebagai pengajar
(teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, melainkan beralih sebagai pelatih (coach),
pembimbing (counselor) dan menajer belajar (learning manajer). Hal ini sudah sesuai dengan fungsi
dari peran guru masa depan. Dimana sebagai pelatih, seorang guru kan berperan mendorong
siswanya untuk menguasai alat belajar.

Memotivasi siswa untuk bekerja keras dan mencapai prestasi setinggitingginya. Kehadiran
guru adalah dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting, peranan guru
tersebut belum dapat digantikan seperti radio, internet maupun komputer yang paling modern
sekalipun, Begitu pentingnya fungsi guru dan betapa beratnya tugas tanggung jawab guru, terutama
tanggung jawab moral untuk diteladani. Di sekolah seorang guru menjadi ukuran atau pedoman
bagi murid- muridnya.

4. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional berfungsi mengembangan kemampuan dan membentuk watak serta


peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu,
pendidikan nasioanl bertujuan untuk mengembangkan petensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003).

Secara makro pendidikan nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikn yang bersifat
otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikanuntuk menuju suatu lembaga yang
beretika, selalu mengunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif dan memiliki
sumber daya manusia yang sehat dan tangguh.

Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk manusi yang beriman dan bertaqwa
kepada tuhan yang maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia),
memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, inovatif dan bertanggung jawab) komunikasi sosial (tertib dan
sadar hokum, kooperatif dan kompetitif,demokratis), dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia
mandiri acuan di atas menjadikan sosok manusia Indonesia lulusan dari berbgai jejang pendidikan
formal seharusnya meniliki ciri atau propel sebagai yang berikut.

a. Pendidikan Dasar

1) Tumbuh keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa.


2) Tumbuh sikap beretika (sopan santun dan beradab.
3) Tumbuh penalaran yang baik (mau belajar,ingin tahu,senang membaca, memiliki
inovasi, berinisiatif dan bertanggung jawab).
4) Tumbuh kemampuankomunikasi/sosial (tertib, sadar aturan dapat bekerja sama
dengan teman, dapat berkompetensi) dan.
5) Tumbuh kesadaran untuk menjaga kesehatan badan.

5. Karekteristik Pembelajaran Tematik


1) Berpusat pada siswa (student centere) hal ini sesuai dengan pembelajaran modern yang
lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
2) Memberikan pengalaman langsung ( direct experiences ).
3) Pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas, fokus pembelajaran di arahkan pada
pembahasan tema- tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran.
5) Bersifat fleksibel dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran lainya.
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.

6. Implikasi Pembelajaran Tematik

Dalam implementasi pembelajarantemati di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi


yang mencakup:

a) implikasi bagi guru

Pembelajaran tematik memrlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan


kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dasar berbagai mata
pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan
dan utuh. Pembelajaran tematik merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian, misalnya:
bidang IPA, matematika, pendidikan agama, IPS, dan lainya. Maka dalam pelaksanaanya tidak lagi
terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan (holistic) dan keterpaduan

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan gurudalam pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah
dasar yaitu bahwa pembelajaran tematik ini dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan belajar-
mengajar menjadi lebihbermakna dan utuh. Dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan antara
lain alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan banyak sedikitnya bahan yang ada gi lingkungan
sekitar siswa. Pilihlah tema-tema yang terdekat dan familiar dengan anak, namun demikian selalu
mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema-tema tersebut.

b) Implikasi bagi peserta didik

siswa sebagai objek dan subjaek belajar merupakan faktor utama keberahasilan pelaksanaan
pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Beban guru yang semakin meningkat akan berimplikasi
pula terhadap beban anak didik, seperangkat persiapan guru yang memang harus dapat diikuti oleh
anak didik secara seksama. Siswa sendiri perlu menyadari atau disadarkan akan pentingnya
pengaitan materi/isi kurikulum pada masing-masing mata pelajaran agar pembelajaran menjadi
bermakna bagi kehidupannya kelak

c) Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media pembelajaran


a. Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara
individual maupun kelompok untuk aktif menvari, menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip secara holistic dan otentik. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
dan menerpakan memerlu berbagai sarana dan prasarana belajar.
b. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya
desain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran , maupun sumber
belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat di manfaatkan.
c. Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang
bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang
abstrak.
d. Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta
didik dan di manfaatkan sebagai sumber belajar.
7. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik
1. Tidak semua mata pelajaran harus di padukan.
2. Di mungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester.
3. Kompetensi dasar tidak hanya tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik
melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
4. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan,
kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.
5. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung secara penanaman nilai- nilai norma.
6. Tema-tema yang di pilih sesuai dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan
daerah setempat

8. Tahapan Pembelajaran Tematik

a. Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan.


b. Mempelajari pemetaan KD dan idikator dari pelajaran yang akan dipadukan.
c. Memilih dan menetapkan tema.
d. Menetapkan jaringan tema KD / indicator.
e. Menyusun silabus pembelajaran tematik.
f. Penyusunan rencana pembelajaran tematik,

format rencana pelaksanaan Pembelajaran tematik:

a) Mencatum identitas
b) Mencatum tujuan pembelajaran
c) Mencatum materi pembelajaran
d) Mencatum model/ metode pembelajaran
e) Mencatum langkah-langkah kegiatan pembelajaran
f) Mencatum media/ alat/bahan/ sumber belajar
g) Mencatum penilaian
g. Pelaksanaan pembelajaran tematik, format pelaksanaan pembelajaran tematik:

1) Kegiatan awal,
2) Kegiatan inti,
3) Kegitan penutup,
4) alat Media dan sumber,
5) penilaian hasil belajar.


BAB III
METODE SURVEY

3.1 Tempat dan Waktu Survey


A. Tempat Survey
Penelitian ini dilaksanakan di UPT SPF SD Negeri 107398 SEI ROTAN. Jalan.
Pendidikan I, Sei Rotan, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang Provinsi Sumatera
Utara.
B. Waktu Survey
Penelitian dilaksanakan pada semester 6 tahun 2022. Pada hari Selasa, 12 april 2022.
Pukul 09.30 wib.

3.2 Subjek Survey


Subjek dalam penelitian ini adalah 4 orang guru yang berasal dari sekolah UPT SPF SD
Negeri 107398 SEI ROTAN. Jalan. Pendidikan I, Sei Rotan, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli
Serdang Provinsi Sumatera Utara.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi
dan wawancara. Observasi untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran Tematik yang digunakan
oleh guru disekolah. Wawancara digunakan untuk mencari data-data yang diteliti.

3.4 Instrumen Survey


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara sebagai
teknik pengumpulan informasi dilakukan dengan mendatangi secara langsung para responden untuk
memintai keterangan mengenai sesuatu yang diketahuinya (bisa mengenai suatu kejadian, fakta,
maupun pendapat si responden).

3.5 Teknik Analisis Data


Analisis data adalah salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua data yang
diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah diperoleh secara lengkap. Setelah
data yang diperoleh di lapangan terkumpul sesuai dengan yang diinginkan, maka proses selanjutnya
adalah menganalisis data. Analisis data juga diperlukan agar kita mendapatkan solusi atas
permasalahan penelitian yang tengah dikerjakan. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas rendah, menyatakan bahwa pandangan
tentang karakteristik siswa SD kelas rendah, yaitu meliputi senang bergerak dan bermain.
Keterampilan yang bisa diterapkan pada siswa SD kelas rendah adalah keterampilan membaca,
berhitung dan menulis. pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang digabungkan melalui tema-
tema tertentu, pembelajaran tematik mempunyai karakteristik seperti harus menyangkut secara
keseluruhan mapel-mapel yang digabungkan dengan melibatkan siswa secara aktif dan langsung,
kemudian pembelajarannya dibuat menyenangkan untuk siswa.

Adapun untuk langkah-langkah pembelajaran tematik yaitu

pertama-tama merencanakan dulu di awal-awal semester ketika menyusun administrasi guru


mulai dari promes, silabus dan RPP, lalu persiapan membuat media pembelajaran yang sesuai
dengan pokok bahasan. Kemudian pelaksanaannya dilakukan sesuai jadwal pelajaran setiap hari,
setelah pembahasan KD-nya selesai maka diakhiri dengan evaluasi kemampuan siswa. Pada tahap
perencanaan yang meliputi pemetaan kompetensi dasar, pembuatan jaringan tema, penyusunan
silabus dan penyusunan RPP, guru menentukan hal-hal tersebut dengan berdiskusi dengan guru-
guru lain yang sama-sama mengampu kelas rendah.

2. Deskripsi Hasil Observasi


Observasi ini dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas, tetapi masih dalam lingkungan sekolah.
Peneliti mengamati proses.pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kelas rendah Pengamatan
difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran tematik.

Berdasarkan hasil observasi di dalam kelas, guru sudah melaksanakan kegiatan pra
pembelajaran sebagaimana mestinya. Hal ini terlihat dari RPP yang sudah disiapkan oleh guru
yang sudah disiapkan dari sejak satu minggu yang lalu. Begitu pun dengan alat, media dan bahan
ajar guru sudah melakukan persiapan sejak beberapa hari yang lalu kemudian disimpan di dalam
lemari kelas. Hal ini terlihat dari pengamatan terhadap guru yang mengeluarkan bahan-bahan materi
pelajaran dari dalam lemari kelas III ketika akan membahas perkalian bilangan.
Sebelum memulai pelajaran guru terlebih dahulu mengucapkan salam ketika masuk kelas
dan dijawab serentak oleh siswa-siswa. Guru mengajak siswa berdo’a dalam hati masing-masing
kemudian mengecek kehadiran siswa satu-persatu. Hal ini terlihat dari apa yang dilakukan di pagi
hari oleh guru setiap kali memasuki kelas siswa langsung berebutan menyalami guru, setelah siswa
tenang dan kembali ke tempat duduknya guru dan siswa mulai berdo’a kemudian dilanjutkan
dengan memeriksa kesiapan siswa, mulai dari presensi siswa, memeriksa PR dan menanyakan
ketidakhadiran salah satu siswa.

Pada awal pembelajaran guru melaksanakan apersepsi melalui beberapa cara, salah satunya
guru dengan cara menceritakan pengalamannya hari kemarin pergi ke kota jogja untuk menghadiri
suatu acara. Berbeda dengan itu, guru pernah memulai awal pembelajaran dengan menyanyikan
salah satu lagu wajib nasional. Kemudian menyampaikan tema yang akan dibahas pada hari itu.
Guru memulai pembelajaran dengan sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran hari
tersebut. Kemudian menjelaskan tujuan pembelajarannya.

Sementara itu pada kegiatan inti pembelajaran, guru sudah melibatkan siswa dalam setiap
aktivitas pembelajaran. Hal ini terlihat dengan ucapan guru yang selalu mengajukan pertanyaan
untuk mendorong siswa aktif dalam pembelajaran. Guru sering bertanya kepada siswa dalam
memfasilitasi siswa untuk memahami pelajaran. Guru terlihat sudah menguasai bahan dan materi
pelajaran. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas rendah belum berpusat pada siswa
(student centre) akan tetapi masih berpusat pada guru. Hal ini terlihat dari dominannya guru dalam
mengatur pembelajaran di kelas. Guru kelas rendah sudah memberikan pengalaman langsung
kepada siswa dalam memahami materi pelajaran. Hal ini terlihat dari cara mengajar guru yang
selalu meminta siswa maju ke depan kelas dalam mengerjakan soal dan melaksanakan tugas
praktek.

Pada pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas rendah terlihat bahwa pemisahan antar
mata pelajaran begitu nampak jelas. Konsep-konsep materi tidak disajikan secara utuh dari berbagai
mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran berlangsung secara fleksibel dengan menciptakan suasana
kelas yang menyenangkan. Tema yang dibahas dapat dikaji dari sudut pandang berbagai mata
pelajaran,tetapi dalam pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tidak memiliki keterkaitan antar
konsep dan bermakna. Guru kelas rendah sudah mengaitkan materi dengan kehidupan dan
pengetahuan yang relevan sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa sudah diberikan
penguatan oleh guru ketika siswa melakukan suatu perilaku terpuji. Penggunaan media dan sumber
belajar oleh guru masih terlihat kurang maksimal. Guru kelas rendah terlihat belum menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi.

Antara siswa dengan siswa lainnya dan dengan guru terlihat sudah melakukan interaksi di
dalam diskusi. Siswa terlihat sudah memahami materi pelajaran melalui kegiatan belajar sendiri
secara langsung dengan cara aktif terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran di rencana
pelaksanaan pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru mereview materi pembelajaran dengan
melibatkan siswa. Guru selalu menutup pelajaran dengan memberikan tugas pekerjaan rumah
kemudian berdo’a bersama dan salam.

B. Pembahasan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah peneliti sajikan sebelumnya untuk
mengidentifikasi bagaimana hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di SD Negeri
107398 Sei Rotan, akan diuraikan dalam pembahasan lebih lanjut berikut ini.
1. Pemahaman Guru tentang Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah

Guru belum memahami konsep perkembangan anak usia SD. Guru menjelaskan bahwa ciri-
ciri anak SD siswa kelas rendah adalah senang bermain dan aktif bergerak. Hal ini belum sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh JW.Santrock (2007:246) yang menyatakan bahwa anak yang
berusia 7-11 tahun berada pada tahap operasional konkret sehingga anak memiliki karakteristik
dapat berpikir logis, memahami konsep percakapan, mengorganisasikan objek (klasifikasi) dan
menempatkan objek dengan urutan yang teratur (serialisasi).

Pengetahuan guru tentang karakteristik siswa SD kelas rendah diperoleh dengan


menganalisis kegiatan sehari-hari di dalam kelas dan menggali kembali apa yang diingat dari materi
perkuliahan di Universitas Terbuka jurusan S1 PGSD, tanpa adanya tindak lanjut untuk memahami
tentang karakteristik siswa SD di sekolah dasar. Hal ini menjadi salah satu yang mempengaruhi
guru belum maksimal dalam melaksanakan pembelajaran tematik bagi siswa SD kelas rendah.

Berdasarkan kajian hasil penelitian dan kajian teori di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa salah satu hambatan yang dialami guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik adalah
keterbatasan pemahaman guru tentang konsep perkembangan anak usia SD, karena pengetahuan
konsep hanya diperoleh saat kuliah kependidikan dan berdampak pada ketidakmampuan guru
mengenali karakteristik siswa SD kelas rendah.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik di SD Negeri 107398 Sei Rotan

Berdasarkan observasi, wawancara dan dokumentasi di lapangan, didapat hasil data bahwa
guru sudah melaksanakan pembelajaran tematik. Namun, hanya belum maksimal sesuai dengan
teori yang ada. Hal ini terlihat mulai dari pengertian, karakteristik dan langkah-langkah
pembelajaran tematik yang dijelaskan oleh guru belum sepenuhnya sesuai dengan kajian teori di
bab sebelumnya.

Pada tahap perencanaan, guru langsung membuat silabus dan RPP untuk persiapan
pembelajaran selama satu semester. Padahal, menurut Kusnandar (2007: 339-343), menyatakan
bahwa pada tahap perencanaan harus meliputi pemetaan kompetensi dasar, penetapan jaringan
tema, penyusunan silabus dan pembuatan RPP.

Pada tahap pelaksanaan, pada dasarnya apa yang terjadi di SD Negeri 107398 Sei Rotan
sudah sesuai dengan skenario langkah-langkah pembelajaran tematik sebagaimana yang
diungkapkan oleh Trianto (2011:170) yaitu kegiatan pembukaan, inti dan penutup. Namun, ada
beberapa karakteristik pembelajaran tematik yang tidak muncul dalam proses pembelajaran. Guru
menggunakan model jadwal pelajaran tematik dengan mata pelajaran. Media pembelajaran yang
digunakan sangat sederhana dan terkesan apa adanya saja. Guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah, tugas dan dril. Guru kurang maksimal dalam mengkaji dan mengeksplorasi tema yang
disajikan. Pada tahap evaluasi, guru sudah melaksanakan proses evaluasi dalam pembelajaran
tematik. Guru menindaklanjuti hasil evaluasi siswa yang kurang dengan remedial. Guru menilai
siswa dengan tes dan nontes. Guru menilai siswa melalui tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor.

Berdasarkan kajian hasil penelitian dan kajian teori tersebut, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa guru belum maksimal dalam melaksanakan pembelajaran tematik. Hal ini berdampak pada
ketidakmunculan beberapa karakteristik pembelajaran tematik sebagai salah satu hambatan dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik di SD Negeri 107398 Sei Rotan.
3. Faktor-Faktor yang Menghambat Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, peneliti akan membahas hambatan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik di SD Negeri 107398 Sei Rotan. Adapun hambatan yang ditemui
guru adalah guru kurang disiplin waktu dalam hal melengkapi tugas administrasi guru. Guru belum
begitu memahami tentang pengembangan pembelajaran tematik dalam RPP. Guru kesulitan dalam
mengintegrasikan tema ke dalam jadwal yang sudah ada. Guru agak kesulitan mengelola proses
pembelajaran siswa kelas rendah karena kurang pemahaman dalam perkembangan anak usia SD.
Guru terkadang tidak fokus terhadap materi yang diajarkan. Guru belum bisa menilai siswa secara
menyeluruh dalam mengevaluasi 3 ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

4. Upaya Guru dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat upaya-upaya yang telah dilakukan
oleh guru ataupun pihak sekolah dalam mengatasi hambatan pembelajaran tematik, dengan tujuan
agar kualitas guru dapat meningkat. Berikut ini dijelaskan beberapa upaya tersebut.

a) Guru telah berupaya mengkomunikasikan permasalahan proses pembelajaran pada pihak


sekolah.

b) Guru berupaya mengkomunikasikan permasalahan proses pembelajaran pada guru-guru


sejawat lainnya secara terbuka.

c) Guru berupaya mendampingi terus menerus siswa yang kurang memahami materi pelajaran.

d) Kepala sekolah sudah berupaya meningkatkan kualitas guru dengan mengikutsertakan guru
dalam pelatihan-pelatihan.

e) Guru belum mengkomunikasikan kesulitannya dengan pihak luar. Guru masih mengatasi
sendiri hambatan pembelajaran.

f) Guru pernah berupaya berkonsultasi dengan kelompok guru KKG.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru belum berupaya secara
optimal untuk berkolaborasi dengan pihak luar sekolah dalam mengatasi hambatan pelaksanaan
pembelajaran tematik di SD Negeri 107398 Sei Rotan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu jenis dari pada
model pembelajaran terpadu, yaitu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa. Pada peneliti menyimpulkan bahwa salah satu hambatan yang dialami guru dalam
melaksanakan pembelajaran tematik adalah keterbatasan pemahaman guru tentang konsep
perkembangan anak usia SD, karena pengetahuan konsep hanya diperoleh saat kuliah kependidikan
dan berdampak pada ketidakmampuan guru mengenali karakteristik siswa SD kelas rendah. Selain
itu, bahwa guru belum berupaya secara optimal untuk berkolaborasi dengan pihak luar sekolah
dalam mengatasi hambatan pelaksanaan pembelajaran tematik di SD Negeri 107398 Sei Rotan.
Adapun hambatan yang ditemui guru adalah guru kurang disiplin waktu dalam hal melengkapi
tugas administrasi guru. Guru belum begitu memahami tentang pengembangan pembelajaran
tematik dalam RPP. Guru kesulitan dalam mengintegrasikan tema ke dalam jadwal yang sudah ada.
Guru agak kesulitan mengelola proses pembelajaran siswa kelas rendah karena kurang pemahaman
dalam perkembangan anak usia SD.

A. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi sebelumnya, maka penulis mengajukan beberapa


saran sebagai berikut:

1. Kepada guru disarankan agar tetap berlatih membuat RPP tematik serta selalu meningkatkan
pemahaman tentang pembelajaran tematik sehingga upaya menerapkannya dapat terlaksana
dengan baik.

2. Sebagian besar guru belum mengajar dengan pembelajaran tematik, pihak dinas pendidikan
hendaknya memberikan dukungan dengan mengadakan pelatihan kepada guru-guru,
sehingga nantinya semua guru dapat mengajar dengan pembelajaran tematik.

3. Untuk mendapatkan kualitas hasil pembelajaran tematik yang maksimal, guru hendaknya
menggunakan teknik penilaian otentik yang meliputi penilaian pada aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
DAFTAR ISI

Mamat SB, dkk,. (2005). Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Jakarta:

Depag RI.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Pembelajaran Tematik Kelas Awal

Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan

Pengembangan.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Sekar, P.K. (2010). Karakteristik Dan Cara Belajar Siswa Sd Kelas Rendah.

Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/karakteristik dan

cara belajar siswa sd kelas rendah.pdf. Tanggal 4 april 2022.

Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia

Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai