Anda di halaman 1dari 15

MINI RISET

MATKUL: MICRO TEACHING

PRODI: S1 PGSD FIP

Skor Nilai:

MASALAH YANG DIHADAPI GURU DALAM MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK : 3

Gresia M. M. Br. Ginting : 1193111102

Hartika simbolon :1193111013

Lasro simbolon :1193111001

Meidina Sirait : 1193111021

Kelas : Reguler D

Dosen pengampu : Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd

Mata kuliah : Micro Theaching

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan laporan mini riset dengan judul “Masalah Yang Dihadapi Guru Dalam
Mengembangkan Bahan Ajar ” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan mini
riset ini adalah guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah micro teaching, semoga
laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan menambah pengetahuan serta wawasan pembaca.

Dalam mini riset ini, kami tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan
dari pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tua dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan dukungan, baik secara moril
maupun material.
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan dalam
pelaksanaan mini riset ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan mini riset ini. Oleh
karena itu, kami meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para
pembaca guna perbaikan untuk kedepannya. Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca
dan semoga laporan mini riset ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca.

Medan, MEI 2021

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 6
BAB II KERANGKA BERFIKIR ................................................................................................................. 7
2. 1 BAHAN AJAR ............................................................................................................................ 7
2. 2 BAHAN AJAR CETAK.................................................................................................................. 8
BAB III METODE PELAKSAAN ................................................................................................................. 10
3.1. Setting ................................................................................................................................... 10
3.2. Jenis Penelitian ...................................................................................................................... 10
3.3. Sumber Data .......................................................................................................................... 11
3.4. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................................... 11
3.5. Analisis Data .......................................................................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................................... 13
4. 1 Hasil Dan Pembahasan ........................................................................................................... 13
BAB V PENUTUP ................................................................................................................................... 14
Kesimpulan........................................................................................................................................ 14
Saran ................................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan sangat berperan penting dalam mendukung terciptanya sumber daya manusia
yang berkualitas. Penyelenggaraan pendidikan difokuskan pada keberhasilan siswa dimasa yang
akan datang dalam menjalani kehidupan di masyarakat harus memiliki potensi dan keterampilan
agar mampu meningkatkan SDM yang sesuai dengan berkembangnya zaman. Tujuan dari
Pendidikan Nasional abad 21 yakni menggali potensi masyarakat indonesia yang memiliki
keterampilan dan berpengetahuan luas demi mewujudkan cita-cita bangsa indonesia (BSNP,
2010). Tercapainya kesuksesan dalam pembangunan nasional diwujudkan dengan meningkatkan
kualitas SDM yang disesuaikan dengan kemajuan IPTEK dalam kebutuhan pendidikan abad 21.
Sesuai dengan standar isi Permendiknas No. 22 tahun 2006 bahwa siswa sekolah dasar perlu
diajarkan mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi guna membekali kebiasaan diri siswa
untuk berperilaku dan berfikir ilmiah yaitu kritis, kreatif, dan mandiri dalam kehidupan sehari-
hari. Hasil perkembangan IPTEK sangat mendukung di dalam proses pembelajaran di sekolah
dasar. Hal ini didukung oleh peran seorang guru yang dapat memanfaatkan teknologi dengan
baik untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru memberikan pengaruh besar dalam
melakukan perubahan kegiatan belajar mengajar Namun baik metode, model, bahan ajar, dan
media pembelajaran yang digunakan guru lebih kreatif dan inovatif. Guru dituntut untuk kreatif
dalam menggunakan media pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas teknologi yang semakin
berkembang sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam belajar dan memberikan kemudahan
kepada guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
(Arsyad, 2013:19) bahwa hal yang mendukung di dalam keberhasilan proses pembelajaran yaitu
menggunakan aspek metode pengajaran dan aspek media pembelajaran. Kedua aspek tersebut
sangat berperan penting dalam keberhasilan belajar siswa. Media dan metode sangat mendukung
dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar.

Kenyataannya yang terjadi dilapangan dalam mengajarkan materi sistem pencernaan


makanan pada manusia masih bersifat tekstual. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
telah dilakukan oleh peneliti di SDN Babatan 1 pada tanggal 02 Maret 2018 diketahui bahwa
guru dalam mengajarkan materi sistem pencernaan makanan pada manusia, guru menjelaskan
materi dengan cukup jelas namun hanya dengan metode ceramah disertai media buku paket yang
dimiliki guru tanpa media khusus yang inovatif saat mengajarkan materi sistem pencernaan
makanan pada manusia. Selain itu di sekolah tersebut terdapat satu buah LCD, dua proyektor,
dan soundsystem dengan kondisi bagus dan siap digunakan namun belum dimanfaatkan secara
maksimal oleh guru sebagai kelengkapan media pembelajaran di kelas. Keterbatasan media yang
digunakan guru mengakibatkan proses pembelajaran belum maksimal dan tidak menarik siswa
dalam belajar. Pada kegiatan pembelajaran materi tersebut diperlukan adanya media audio visual
yang berupa video animasi yang melibatkan kedua panca indera. Berdasarkan permasalahan
tersebut diperlukan adanya suatu pengembangan media pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, serta tingkat kedalaman materi
tersebut. Materi sistem pencernaan makanan pada manusia bersifat abstrak dan sukar dalam
memperlihatkan organ pencernaan manusia secara langsung kepada siswa. Sehingga peneliti
mengembangkan media video animasi yang dirasa tepat digunakan karena sesuai dengan
karakteristik materi pembelajaran IPA di SD yang memudahkan pemahaman konsep IPA
berdasarkan kemampuan siswa kelas V SD. Menghadirkan media video animasi digestive system
ini efektif digunakan jika hasil belajar siswa meningkat. Kegiatan belajar menggunakan video
animasi ini dimulai dengan mengamati gambar animasi organ pencernaan makanan manusia
yang menunjukkan proses perjalanan makanan kemudian menjawab kuis permainan soal yang
terdapat dalam video animasi. Dengan menggunakan media video animasi ini, siswa dapat
mengetahui bagaimana bentuk organ pencernaan makanan manusia, memvisualisasikan materi
yang bersifat abstrak menjadi konkret. Media animasi memudahkan cara berpikir siswa pada
aspek kognitif tingkat mengingat dan memahami. Tingkat pemahaman konsep siswa dapat
dijadikan sebagai hasil belajar. Siswa menjadi lebih termotivasi dan aktif dalam pembelajaran di
kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efisien. Video animasi merupakan salah satu
media audio visual yang disajikan dalam bentuk gambar dan suara. Pada beberapa penelitian
sebelumnya video animasi telah banyak digunakan sebagai media pendukung dalam kegiatan
pembelajaran.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu media bahan ajar ?
2. Bagaimana tingkat keberhasilan pembelajaran di SD menggunakan bahan ajar media
Video?
3. Apa itu media bahan ajar cetak dan karateristiknya?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa itu media bahan ajar
2. Agar memahami bagaimana tingkat keberhasilan pembelajarandi SD menggunakan
bahan ajar media video
3. Untuk mengetahui apa itu bahan ajar cetak dan apa saja karateristik dari bahan ajar cetak
BAB II
KERANGKA BERFIKIR

2. 1 BAHAN AJAR
Sebagai pendidik sudah menjadi kewajiban untuk menyiapkan bahan ajar bagi siswa.
Untuk menyampaikan bahan ajar biasanya pendidik menggunakan beragam metode agar siswa
dapat lebih mudah dalam menerima materi ajar. Untuk melancarkan proses belajar pendidik pun
juga bisa menggunakan berbagai macam media untuk menjelaskan materi. Jenis bahan ajar
banyak sekali jenisnya mulai dari bahan ajar cetak, audio, visual dan multimedia interaktif.
Pendidik dapat menggunakan proyektor, laptop, website, media sosial dan masih banyak lainnya.
Namun dari keempat jenis bahan ajar tersebut, bahan ajar yang paling relatif mudah dibuat
adalah bahan ajar cetak. Lantas apa saja yang termasuk dalam jenis bahan ajar cetak? Berikut ini
ulasan pengertian bahan ajar dan jenis-jenis bahan ajar cetak yang bisa digunakan untuk proses
belajar mengajar.

Pengertian Bahan Ajar

Dari beberapa sumber buku menyatakan bahwa bahan ajar merupakan suatu bahan/
materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut National Centre for Competency
Based Training (2007), pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran.Bahan yang
dimaksudkan dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Pandangan dari ahli lainnya
mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik
tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta suatu lingkungan atau suasana yang
memungkinkan siswa belajar. Sementara menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Atas (2008:6), pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang digunakan oleh guru
sebagai bahan belajar bagi siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas.
2. 2 BAHAN AJAR CETAK
Bahan Ajar Cetak adalah perangkat bahan yang memuat materi atau isi pelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan menggunakan teknologi cetak. Suatu
bahan pembelajaran cetak memuat materi yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau
teori yang tercakup dalam mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya
dalam pembelajaran. Bahan ajar gak sama dengan buku teks. Kalau buku teks bersifat umum dan
cuma memuat materi pelajaran aja, maka bahan ajar cetak gak begitu. Bahan ajar cetak lebih
bersifat khusus dan lengkap. Artinya khusus bagi siapa bahan ajar tersebut ditujukan sehingga
sangat sesuai dengan calon penggunanya dan lengkap berarti hal-hal yang dipandang perlu dalam
proses pembelajaran juga dicantumkan pada bagian karakteristik bahan ajar cetak tersebut.

Ada beberapa karakteristik bahan ajar cetak, yaitu:

1. Harus mampu membelajarkan sendiri para siswa (self-instructional). Artinya bahan


ajar cetak harus mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya untuk membantu
siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru maupun secara mandiri.

2. Bersifat lengkap (self-contained) artinya memuat hal-hal yang sangat diperlukan dalam
proses pembelajaran. Hal-hal tersebut adalah tujuan pembelajaran/kompetensi, prasyarat yaitu
materi-materi pelajaran yang mendukung atau perlu dipelajari terlebih dahulu sebelumnya,
prosedur pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun sistematis, latihan/tugas-tugas, soal-
soal evaluasi beserta kunci jawaban dan tindak lanjut yang harus dikerjakan oleh siswa, dan

3. Mampu membelajarkan peserta didik (self-instructional material), artinya dalam bahan


pembelajaran cetak harus mampu memicu siswa untuk aktif dalam proses belajarnya bahkan
membelajarkan siswa untuk dapat menilai kemampuan belajarnya sendiri.

Beberapa Jenis Bahan Ajar Cetak

1. Modul. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
2. Handout. Handout atau HO adalah segala sesuatu yang diberikan kepada peserta didik
ketika mengikuti kegiatan perkuliahan. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh
pembicara. HO dimaksudkan untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau
materi pembelajaran sebagai pegangan bagi mahasiswa.

3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang
diperintahkan dalam lembar kegiatan, harus memuat kompetensi dasar yang akan dicapainya.

4. Buku. Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari
pengarangnya. Isi buku didapat dari berbagai cara misalnya, hasil penelitian, hasil pengamatan,
aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi.
Menurut kamus Oxford hal 94, buku diartikan sebagai: Book is number of sheet of paper, either
printed or blank, fastened together in a cover.

Bahan ajar cetak sudah kita ketahui apa pengertian, karakteristik dan jenis dari bahan ajar
cetak itu. Maka pengembangan bahan ajar cetak sangat penting bagi saya untuk untuk di pelajari
karena dapat meningkatkan atau mengembangkan kurikulum menjadi naskah bahan belajar cetak
dan dapat memberikan pengetahuan dasar bagaimana cara meneliti dan menilai bahan belajar
cetak untuk kepentingan pembelajaran. Dan adapun pengalaman yang didapatkan dalam
mempelajari pengembangan bahan ajar cetak :

1. dapat mengetahui bagaimana cara merancang dan mengembangkan naskah dalam bentuk
model buku bahan belajar.

2. dapat menilai bahan belajar cetak/buku pelajaran dengan benar dan baik.
BAB III
METODE PELAKSAAN
3.1. Setting
Peneliti dalam rangka pelaksanaan pengumpulan data, harus menentukan sumbersumber
data serta lokasi di mana sumber data tersebut dapat ditemukan dan diteliti. Berbeda dengan
penelitian lapangan lokasi pengumpulan data untuk penelitian kepustakaan jauh lebih luas
bahkan tidak mengenal batas ruang. Setting penelitian merupakan patokan di mana lokasi
tersebut dilaksanakan. Sebelum menyebutkan lokasi penelitian, ada baiknya untuk menyebutkan
ciri khusus dari penelitian kepustakaan untuk membedakan setting penelitian kepustakaan
dengan penelitian lain seperti penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan memiliki beberapa ciri
khusus, antara lain; pertama penelitian ini berhadapan langsung dengan teks atau data angka,
bukan dengan lapangan atau saksi mata (eyewitness), berupa kejadian, orang atau benda-benda
lain. Kedua, data bersifat siap pakai (readymade), artinya peneliti tidak pergi kemana-mana,
kecuali hanya berhadapan langsung dengan sumber yang sudah ada di perpustakaan. Ketiga, data
diperpustakaan umumnya adalah sumber data sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh
data dari tangan kedua bukan asli dari tangan pertama dilapangan.

3.2. Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sesuai dengan obyek kajian tesis ini, maka
jenis penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library research), yaitu,
dengan mencatat semua temuan Pengaruh Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Pemahan
Pembelajaran IPS Serta Metode atau Startegi Yang Dapat Di Gunakan Di SD Kelas Rendah,
pada setiap pembahasan penelitian yang didapatkan dalam literatur-literatur dan sumber-sumber,
dan atau penemuan terbaru mengenai Studi Pengaruh Pembelajaran IPS Serta Metode atau
Startegi Yang Dapat Di Gunakan Di SD Kelas Rendah. Setelah mencatat, memadukan segala
temuan, baik teori atau temuan baru pada Efektivitas Pembelajaran Daring. menganalisis segala
temuan dari berbagai bacaan, berkaitan dengan kekurangan tiap sumber, kelebihan atau
hubungan masing-masing tentang wacana yang dibahas di dalamnya. Terakhir adalah
mengkritisi, memberikan gagasan kritis dalam hasil penelitian terhadap wacanawacana
sebelumnya dengan menghadirkan temuan baru dalam mengkolaborasikan pemikiran-pemikiran
yang berbedaapabila tidak demikian.
3.3. Sumber Data
E – journal

1. Miftachul Jannah.2018. PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI DIGESTIVE


SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN
IPA KELAS V. Surabaya: Pengembangan Media Video Animasi Digestive System
2. Galuh Kartikasari.2016. PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
MULTIMEDIA TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM
PENCERNAAN MANUSIA. Dinamika Penelitian
3. Sonia Mahari Risky.2019. ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA MATA
PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Tulungagung: Sekolah Dasar: Kajian Teori
dan Praktik Pendidikan

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data, dalam hal ini penulis akan melakukan identifikasi wacana,
makalah atau artikel, majalah, jurnal, ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul
penulisan untuk mencari hal-hal atau variabel yang berupa penelitian jurnal tentang pengaruh
pembelajaran jaraj jauh dengan prestasi Matematika Di Sd Maka dilakukan langkahlangkah
sebagai berikut:

 Mengumpulkan data-data yang ada baik melalui E-jurnal, makalah internet (web).
 Menganalisa data-data tersebut sehingga peneliti bisa menyimpulkan tentang masalah
yang dikaji.

Pada hakikatnya tidak ada acuan khusus dalam mengumpulkan data pada metode ini,
namun tidak dengan begitu saja data yang dikumpulkan dijadikan hasil penelitian, karena akal
manusia memberikan bimbingan pekerjaan secara sistematis dan sesuai dengan objek kajiannya.
Oleh karenanya perlu teknik tertentu agar hasil penelitian sifatnya sistematis dan objektif.

Pertama-tama yang harus dilakukan dalam pengumpulan data adalah menentukan lokasi
pencarian sumber data, seperti perpustakaan dan pusat-pusat penelitian. Setelah menentukan
lokasinya, mulai mencari data yang diperlukan dalam penelitian. Data yang kemudian
didapatkan dilokasi akan dibaca oleh seorang peneliti, karena tugas utama peneliti adalah mampu
menangkap makna yang terkandung dalam sumber kepustakaan tersebut. Oleh karena itu ada dua
tahap dalam membaca data yang telah diperoleh.

Membaca pada tingkat simbolik. Seorang peneliti tidak mungkin akan membaca seluruh
sumber yang didapatkan dari pertama hingga akhir. Jika itu dilakukan, maka akan menyita waktu
dan akan mengurangi efisiensi waktupenelitian. Tahap ini ialah dengan tidak membaca secara
keseluruhan melainkan dengan menangkap sinopsis dari buku, bab, subbab sampai pada bagian
terkecil dari buku, hal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui peta penelitian, hasilnya
akan dicatat dalam kartu data dan diberikan kode sesuai dengan peta dan kategori penelitian yang
dilakukan.

Membaca pada tingkat semantik. Membaca data yang telah dikumpulkan dengan lebih
terperinci, terurai dan menangkap esensi dari data tersebut. Hal ini membutuhkan ketekunan dan
waktu yang cukup lama. Tiap poin yang dibaca dilakukan analisis dalam data tersebut.

3.5. Analisis Data


Teknik yang digunakan dalam tesis ini adalah analisis data model Miles dan Huberman.
Dalam model ini aktifitas analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus-menerus sampai
dirasa cukup. Menurut Kaelan, ada dua tahap dalam teknik analisis data pada penelitian
kepustakaan ini. Pertama, analisis pada saat pengumpulan data, ini ditujukan untuk lebih
menangkap esensi atau inti dari fokus penelitian yang akan dilakukan melalui sumbersumber
yang dikumpulkan dan terkandung dalam rumusan verbal kebahasaan, proses ini dilakukan aspek
demi aspek, sesuai dengan peta penelitian. Kedua, setelah dilakukan proses pengumpulan data
itu, selanjutnya menganalisis kembali setelah data terkumpul yang berupa data mentah yang
harus ditentukan hubungan satu sama lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian diatas kendala-kendala yang muncul dalam menggunakan
Buku Paket dominan dari beberapa aspek, baik dari faktor kesiapan siswa dan juga Inisiatif
Guru. Kesiapan siswa dalam proses pembelajaran susah dirubah karena siswa sudah terbiasa
dengan proses pembelajaran dari kurikulum yang sebelumnya dimana siswa diberikan
penjelasan materi terlebih dahulu oleh guru sedangkan pada kurikulum 2013 siswa dituntut
untuk lebih aktif dalam menggali informasi dan berfikir kritis, namun pada kenyataannya
masih banyak siswa yang pasif dalam pelaksanaan pembelajaran walau sudah diberi stimulus
oleh guru, selain itu juga siswa banyak bosan jika setiap hari diberikan tugas faktor-faktor
tersebut muncul sebagai reaksi alamiah siswa yang sedang mengalami masa adaptasi
terhadap kurikulum baru Kemudian dari faktor eksternal guru, hal tersebut seperti siswa yang
memiliki kemampuan terbatas, belum memiliki motivasi belajar, dsb.

Pada aspek tersebut guru harus mengatasi permasalahan tersebut mulai dari memotivasi
siswa untuk terus berusaha dan belajar. Kemudian memiliki metode pembelajaran yang pas
dan sesuai dengan pemahaman tingkat berfikirnya. Selanjutnya adalah faktor internal guru,
kendala-kendala yang muncul disini adalah banyaknya guru yang mengeluh akan kurangnya
materi yang terdapat di dalam Buku Paket sehingga mengharuskan guru untuk mencari
tambahan bahan ajar lain melalui berbagai sumber, baik dengan membaca buku-buku
pelajaran lain dan mencari di internet. Hal tersebut menunjukkan guru belum memiliki
inisiatif secara penuh untuk mendalami materi-materi yang dianggap masih kurang sehingga
pencapaian hasil belajar kurang berhasil. Selanjutnya ada beberapa guru yang kesulitan
dalam aspek penilaian di dalam Buku Paket Kurikulum 2013 yang menganggap penilaiannya
masih terlalu rumit dan menyita banyak waktu.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian melalui proses wawancara di SD Negeri 50 Banda Aceh,
maka dapat disimpukan bahwa kendala guru dalam mengimplementasikan Buku Paket
Kurikulum 2013 di SD Negeri 50 Banda Aceh adalah pada materi-materi yang disajikan masih
kurang dan tidak mendalam sehingga mengharuskan guru untuk mencari tambahan bahan ajar
dan kendala juga dirasakan guru dari proses penilaian yang masih rumit dan menyita banyak
waktu. Selain itu kendala yang dirasakan guru adalah susahnya merubah midset/pola pikir siswa
dalam menggunakan Buku Paket Kurikulum 2013 hal ini ditunjukkan antara lain siswa belum
siapmenggunakan kurikulum 2013 diakibatkan terlalu lama menggunakan KTSP sehingga para
siswa lambat untuk menyesuaikan diri dengan Kurikulum 2013; para siswa masih bersifat pasif
yaitu masih mengharapkan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan siswa dan hal ini juga
yang menyebabkan guru yang masih menggunakan ceramah dalam proses pembelajaran dan
siswa juga cepat merasa jenuh karena di Buku Paket Kurikulum 2013 terlalu banyaknya tugas
yang dibebani pada mereka sehingga mengurangi minat mereka di dalam pembelajaran
Kurikulum 2013.

Saran
Bagi guru : Dalam penggunaan video animasi digestive system sebagai media
pembelajaran, sebaiknya guru mampu mengoperasikan komputer atau laptop dengan LCD sesuai
dengan petunjuk yang ada di buku penyerta. Guru sebagai fasilitator pembelajaran di kelas,
sebaiknya guru membimbing siswa dalam memanfaatkan media video animasi digestive system.
Bagi siswa : Sebaiknya siswa lebih memperhatikan dan berkonsentrasi dalam memahami isi
materi video animasi digestive system. Jika terdapat materi yang belum dipahami maka
sebaiknya siswa segera menanyakan kepada guru.Bagi Peneliti : Selanjutny Sebaiknya dapat
melakukan pemilihan materi yang lebih luas pada materi lainnya. Penguasaan peneliti dalam
pembuatan produk lebih baik lagi karena berpengaruh pada hasil akhir produk. Menyiapkan
media video animasi yang semenarik mungkin yang sesuai dengan karakteristik materi dan
kebutuhan siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Rosdakarya.

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya.

Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Kurniasih, Imas, Berlin Sani,
2014. Sukses mengimplementasikan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.

Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras

Sunarti, Selly Rahmawati, 2014. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Suryabrata, Sumadi. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Usman, Husaini dan Akbar, Purnumo Setiady. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai