Skor Nilai:
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK : 3
Kelas : Reguler D
MEI 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan laporan mini riset dengan judul “Masalah Yang Dihadapi Guru Dalam
Mengembangkan Bahan Ajar ” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan mini
riset ini adalah guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah micro teaching, semoga
laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan menambah pengetahuan serta wawasan pembaca.
Dalam mini riset ini, kami tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan
dari pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan dukungan, baik secara moril
maupun material.
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan dalam
pelaksanaan mini riset ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan mini riset ini. Oleh
karena itu, kami meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para
pembaca guna perbaikan untuk kedepannya. Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca
dan semoga laporan mini riset ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca.
Penyusun
Kelompok 4
DAFTAR ISI
2. 1 BAHAN AJAR
Sebagai pendidik sudah menjadi kewajiban untuk menyiapkan bahan ajar bagi siswa.
Untuk menyampaikan bahan ajar biasanya pendidik menggunakan beragam metode agar siswa
dapat lebih mudah dalam menerima materi ajar. Untuk melancarkan proses belajar pendidik pun
juga bisa menggunakan berbagai macam media untuk menjelaskan materi. Jenis bahan ajar
banyak sekali jenisnya mulai dari bahan ajar cetak, audio, visual dan multimedia interaktif.
Pendidik dapat menggunakan proyektor, laptop, website, media sosial dan masih banyak lainnya.
Namun dari keempat jenis bahan ajar tersebut, bahan ajar yang paling relatif mudah dibuat
adalah bahan ajar cetak. Lantas apa saja yang termasuk dalam jenis bahan ajar cetak? Berikut ini
ulasan pengertian bahan ajar dan jenis-jenis bahan ajar cetak yang bisa digunakan untuk proses
belajar mengajar.
Dari beberapa sumber buku menyatakan bahwa bahan ajar merupakan suatu bahan/
materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut National Centre for Competency
Based Training (2007), pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran.Bahan yang
dimaksudkan dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Pandangan dari ahli lainnya
mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik
tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta suatu lingkungan atau suasana yang
memungkinkan siswa belajar. Sementara menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Atas (2008:6), pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang digunakan oleh guru
sebagai bahan belajar bagi siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas.
2. 2 BAHAN AJAR CETAK
Bahan Ajar Cetak adalah perangkat bahan yang memuat materi atau isi pelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan menggunakan teknologi cetak. Suatu
bahan pembelajaran cetak memuat materi yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau
teori yang tercakup dalam mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya
dalam pembelajaran. Bahan ajar gak sama dengan buku teks. Kalau buku teks bersifat umum dan
cuma memuat materi pelajaran aja, maka bahan ajar cetak gak begitu. Bahan ajar cetak lebih
bersifat khusus dan lengkap. Artinya khusus bagi siapa bahan ajar tersebut ditujukan sehingga
sangat sesuai dengan calon penggunanya dan lengkap berarti hal-hal yang dipandang perlu dalam
proses pembelajaran juga dicantumkan pada bagian karakteristik bahan ajar cetak tersebut.
2. Bersifat lengkap (self-contained) artinya memuat hal-hal yang sangat diperlukan dalam
proses pembelajaran. Hal-hal tersebut adalah tujuan pembelajaran/kompetensi, prasyarat yaitu
materi-materi pelajaran yang mendukung atau perlu dipelajari terlebih dahulu sebelumnya,
prosedur pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun sistematis, latihan/tugas-tugas, soal-
soal evaluasi beserta kunci jawaban dan tindak lanjut yang harus dikerjakan oleh siswa, dan
1. Modul. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
2. Handout. Handout atau HO adalah segala sesuatu yang diberikan kepada peserta didik
ketika mengikuti kegiatan perkuliahan. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh
pembicara. HO dimaksudkan untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau
materi pembelajaran sebagai pegangan bagi mahasiswa.
3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang
diperintahkan dalam lembar kegiatan, harus memuat kompetensi dasar yang akan dicapainya.
4. Buku. Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari
pengarangnya. Isi buku didapat dari berbagai cara misalnya, hasil penelitian, hasil pengamatan,
aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi.
Menurut kamus Oxford hal 94, buku diartikan sebagai: Book is number of sheet of paper, either
printed or blank, fastened together in a cover.
Bahan ajar cetak sudah kita ketahui apa pengertian, karakteristik dan jenis dari bahan ajar
cetak itu. Maka pengembangan bahan ajar cetak sangat penting bagi saya untuk untuk di pelajari
karena dapat meningkatkan atau mengembangkan kurikulum menjadi naskah bahan belajar cetak
dan dapat memberikan pengetahuan dasar bagaimana cara meneliti dan menilai bahan belajar
cetak untuk kepentingan pembelajaran. Dan adapun pengalaman yang didapatkan dalam
mempelajari pengembangan bahan ajar cetak :
1. dapat mengetahui bagaimana cara merancang dan mengembangkan naskah dalam bentuk
model buku bahan belajar.
2. dapat menilai bahan belajar cetak/buku pelajaran dengan benar dan baik.
BAB III
METODE PELAKSAAN
3.1. Setting
Peneliti dalam rangka pelaksanaan pengumpulan data, harus menentukan sumbersumber
data serta lokasi di mana sumber data tersebut dapat ditemukan dan diteliti. Berbeda dengan
penelitian lapangan lokasi pengumpulan data untuk penelitian kepustakaan jauh lebih luas
bahkan tidak mengenal batas ruang. Setting penelitian merupakan patokan di mana lokasi
tersebut dilaksanakan. Sebelum menyebutkan lokasi penelitian, ada baiknya untuk menyebutkan
ciri khusus dari penelitian kepustakaan untuk membedakan setting penelitian kepustakaan
dengan penelitian lain seperti penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan memiliki beberapa ciri
khusus, antara lain; pertama penelitian ini berhadapan langsung dengan teks atau data angka,
bukan dengan lapangan atau saksi mata (eyewitness), berupa kejadian, orang atau benda-benda
lain. Kedua, data bersifat siap pakai (readymade), artinya peneliti tidak pergi kemana-mana,
kecuali hanya berhadapan langsung dengan sumber yang sudah ada di perpustakaan. Ketiga, data
diperpustakaan umumnya adalah sumber data sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh
data dari tangan kedua bukan asli dari tangan pertama dilapangan.
Mengumpulkan data-data yang ada baik melalui E-jurnal, makalah internet (web).
Menganalisa data-data tersebut sehingga peneliti bisa menyimpulkan tentang masalah
yang dikaji.
Pada hakikatnya tidak ada acuan khusus dalam mengumpulkan data pada metode ini,
namun tidak dengan begitu saja data yang dikumpulkan dijadikan hasil penelitian, karena akal
manusia memberikan bimbingan pekerjaan secara sistematis dan sesuai dengan objek kajiannya.
Oleh karenanya perlu teknik tertentu agar hasil penelitian sifatnya sistematis dan objektif.
Pertama-tama yang harus dilakukan dalam pengumpulan data adalah menentukan lokasi
pencarian sumber data, seperti perpustakaan dan pusat-pusat penelitian. Setelah menentukan
lokasinya, mulai mencari data yang diperlukan dalam penelitian. Data yang kemudian
didapatkan dilokasi akan dibaca oleh seorang peneliti, karena tugas utama peneliti adalah mampu
menangkap makna yang terkandung dalam sumber kepustakaan tersebut. Oleh karena itu ada dua
tahap dalam membaca data yang telah diperoleh.
Membaca pada tingkat simbolik. Seorang peneliti tidak mungkin akan membaca seluruh
sumber yang didapatkan dari pertama hingga akhir. Jika itu dilakukan, maka akan menyita waktu
dan akan mengurangi efisiensi waktupenelitian. Tahap ini ialah dengan tidak membaca secara
keseluruhan melainkan dengan menangkap sinopsis dari buku, bab, subbab sampai pada bagian
terkecil dari buku, hal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui peta penelitian, hasilnya
akan dicatat dalam kartu data dan diberikan kode sesuai dengan peta dan kategori penelitian yang
dilakukan.
Membaca pada tingkat semantik. Membaca data yang telah dikumpulkan dengan lebih
terperinci, terurai dan menangkap esensi dari data tersebut. Hal ini membutuhkan ketekunan dan
waktu yang cukup lama. Tiap poin yang dibaca dilakukan analisis dalam data tersebut.
Pada aspek tersebut guru harus mengatasi permasalahan tersebut mulai dari memotivasi
siswa untuk terus berusaha dan belajar. Kemudian memiliki metode pembelajaran yang pas
dan sesuai dengan pemahaman tingkat berfikirnya. Selanjutnya adalah faktor internal guru,
kendala-kendala yang muncul disini adalah banyaknya guru yang mengeluh akan kurangnya
materi yang terdapat di dalam Buku Paket sehingga mengharuskan guru untuk mencari
tambahan bahan ajar lain melalui berbagai sumber, baik dengan membaca buku-buku
pelajaran lain dan mencari di internet. Hal tersebut menunjukkan guru belum memiliki
inisiatif secara penuh untuk mendalami materi-materi yang dianggap masih kurang sehingga
pencapaian hasil belajar kurang berhasil. Selanjutnya ada beberapa guru yang kesulitan
dalam aspek penilaian di dalam Buku Paket Kurikulum 2013 yang menganggap penilaiannya
masih terlalu rumit dan menyita banyak waktu.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian melalui proses wawancara di SD Negeri 50 Banda Aceh,
maka dapat disimpukan bahwa kendala guru dalam mengimplementasikan Buku Paket
Kurikulum 2013 di SD Negeri 50 Banda Aceh adalah pada materi-materi yang disajikan masih
kurang dan tidak mendalam sehingga mengharuskan guru untuk mencari tambahan bahan ajar
dan kendala juga dirasakan guru dari proses penilaian yang masih rumit dan menyita banyak
waktu. Selain itu kendala yang dirasakan guru adalah susahnya merubah midset/pola pikir siswa
dalam menggunakan Buku Paket Kurikulum 2013 hal ini ditunjukkan antara lain siswa belum
siapmenggunakan kurikulum 2013 diakibatkan terlalu lama menggunakan KTSP sehingga para
siswa lambat untuk menyesuaikan diri dengan Kurikulum 2013; para siswa masih bersifat pasif
yaitu masih mengharapkan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan siswa dan hal ini juga
yang menyebabkan guru yang masih menggunakan ceramah dalam proses pembelajaran dan
siswa juga cepat merasa jenuh karena di Buku Paket Kurikulum 2013 terlalu banyaknya tugas
yang dibebani pada mereka sehingga mengurangi minat mereka di dalam pembelajaran
Kurikulum 2013.
Saran
Bagi guru : Dalam penggunaan video animasi digestive system sebagai media
pembelajaran, sebaiknya guru mampu mengoperasikan komputer atau laptop dengan LCD sesuai
dengan petunjuk yang ada di buku penyerta. Guru sebagai fasilitator pembelajaran di kelas,
sebaiknya guru membimbing siswa dalam memanfaatkan media video animasi digestive system.
Bagi siswa : Sebaiknya siswa lebih memperhatikan dan berkonsentrasi dalam memahami isi
materi video animasi digestive system. Jika terdapat materi yang belum dipahami maka
sebaiknya siswa segera menanyakan kepada guru.Bagi Peneliti : Selanjutny Sebaiknya dapat
melakukan pemilihan materi yang lebih luas pada materi lainnya. Penguasaan peneliti dalam
pembuatan produk lebih baik lagi karena berpengaruh pada hasil akhir produk. Menyiapkan
media video animasi yang semenarik mungkin yang sesuai dengan karakteristik materi dan
kebutuhan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Rosdakarya.
Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Kurniasih, Imas, Berlin Sani,
2014. Sukses mengimplementasikan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.
Sunarti, Selly Rahmawati, 2014. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Usman, Husaini dan Akbar, Purnumo Setiady. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.