Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN MINI RISET (MR)

MK. PEMBELAJARAN TEMATIK


PRODI S1- PGSD

MK

“PERMASALAHAN PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KELAS RENDAH”


(SDN 101775 Sampali)

KELOMPOK 4

Alya Ramadani (1203111109)


Annisa Irfiyanti Sinaga (1203111154)
Debora Manalu (1203111092)
Laila Rahmah Hamzah (1203111070)
Layalin Sophia Luthfi (1201111048)
Nova anggraini Naibaho (1203111067)
Novita Mei Sandi Saragih (1203111062)
Ruth Faith Lovita Parapat (1202411017)

DOSEN PENGAMPU : Lala Jelita Ananda, S.Pd., M.Pd.


MATA KULIAH :Pembelajaran tematik

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
April 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada kami sehingga
tugas “Mini Riset” dari kelompok kami ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Pada kesempatan ini kami juga menyampaikan terimakasih kepada Ibu Lala
Jelita Ananda, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran
Tematik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran kepada kami dalam
mendukung pengerjaan tugas ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Kami telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam hal menyelesaikan
tugas ini. Namun kami juga menyadari masih banyak kelemahan yang terdapat
dalam tugas ini baik dari segi isi maupun tata bahasa, ataupun hal lain. Untuk itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi sempurnanya tugas ini.
Kiranya tugas ini bermanfaat dalam melengkapi tugas perkuliahan dan dapat
menambah ilmu pengetahuan kita.

Medan, April 2022

Penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3
BAB I .......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 5
D. Tujuan ............................................................................................................................ 5
E. Manfaat .......................................................................................................................... 6
BAB II ......................................................................................................................................... 7
LANDASAN TEORI ....................................................................................................................... 7
A. Pengertian Kurikulum 2013 ........................................................................................ 7
B. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar ............................. 9
C. Pembelajaran Tematik .............................................................................................. 10
D. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar ...................................... 11
E. Penyusunan Jadwal Pembelajaran Tematik di SD ................................................ 12
BAB III ...................................................................................................................................... 13
METODE PENELITIAN ............................................................................................................. 13
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 13
BAB IV ...................................................................................................................................... 14
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................................... 14
A. Gambaran Hasil .......................................................................................................... 14
B. Pembahasan ................................................................................................................ 14
BAB V ....................................................................................................................................... 18
PENUTUP ................................................................................................................................. 18
A. Simpulan .......................................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19
LAMPIRAN ................................................................................................................................ 20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan zaman


dan menyesuaikan diri menuju pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing. Pendidikan yang bermutu dan
relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa akan menjadi lokomotif dalam
pembangunan segala bidang karena mampu menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas sehingga dapat memajukan bangsa dan meningkatkan daya saing
bangsa. Mewujudkan pendidikan yang bermutu dan kompetitif memang tidak
semudah membalikkan telapak tangan.
Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara di Indonesia sebagai dampak dari
pengaruh global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,serta seni dan
budaya menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional. Hal inilah,salah
satu alasan dan dasar pertimbangan pemerintah melakukan penyempurnaan
kurikulum, yaitu dengan kebijakan kurikulum baru untuk pendidikan dasar
menengah melalui Kurikulum 2013 sebagai penyempurnaan Kurikulum 2006 (KTSP).
Tujuannya yaitu untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mampu bersaing
dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Pembelajaran diartikan sebagai suatu konsep yang bisa berkembang seirama
dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang berkaitan dengan kemajuan
ilmu. Permendiknas No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1
ayat 20 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
pembelajaran yang diberikan nantinya harus disesuaikan dengan pemikiram
karakteristik peserta didik agar dapat tercapai dalam tujuan pembelajaran. Salah
satu pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran tematik .
Pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa (Daryanto, 2014:3). Keterpaduan
pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses, aspek kurikulum, dan aspek
pelaksanaan pembelajaran. Salah satu upaya yang tepat untuk melaksanakan
pembelajaran yang menggunakan keterpaduan pembelajaran di sekolah dasar
adalah dengan melaksanakan pembelajaran tematik .
Pada prinsip pembelajaran tematik lebih menekankan pada proses
penerapan belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu,
diperlukan guru yang kreatif dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi
anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik menyenangkan
dan utuh (Depdiknas dalam Trianto, 2006: 118). Pengalaman belajar tersebut
menunjukkan adanya kaitan unsur – unsur konseptual menjadi proses PAKEM
(pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan). Kaitannya konsep
dengan mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk sebuah skema mengenai
pelaksanaan pembelajaran tematik .

B. Rumusan Masalah
 Dari penjelasan diatas maka dapat diambil suatu perumusan masalah yakni
sebagai berikut:
 Apa saja yang permasalahan yang terjadi pada pembelajaran tematik di
kelas rendah SDN 101775 SAMPALI?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah :
 Dilakukan hanya pada kelas rendah yaitu kelas 1,2 dan 3
 Permasalahan yang dibahas seputar pembelajaran tematik saja, tidak
termasuk pelajaran PJOK dan Agama.

D. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan mini riset ini ialah untuk menyelesaikan
salah satu tugas KKNI pada Mata Kuliah Pembelajaran tematik, menambah ilmu
para pembaca mengenai permasalahan pembelajaran tematik sekarang ini serta
mencari solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
E. Manfaat
Manfaat dari mini riset ini ialah untuk:
 Menambah wawasan para peneliti/penulis dalam mengetahui masalah yang
terjadi pada pembelajaran tematik
 Meningkatkan mutu atau pengetahuan para mahasiswa mengenai penelitian.
 Meningkatkan kualitas mahasiswa dalam pembuatan laporan mini riset serta
mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
dalam pembelajaran tematik
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 sebagai bentuk
pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencangkup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal ini senada dengan apa yag
ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun 2003 bahwa
kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran


2013/2014 melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang
sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013
dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I dan IV Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtida’iyah (SD/MI). Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013
telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan VI.

Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan


tenaga kependidikan lainnya sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu
dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan Sumberdaya
Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
(BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum


merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi signifikan untuk
mewujudkan proses berkembangnya potensi peserta didik. Jadi tidak dapat
disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada
kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta
didik menjadi:
1. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah.

2. Manusia terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri.

3. Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari Pengembangan


Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 dan KTSP atau
Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
memberikan otonomi penuh kepada lembaga sekolah itu sendiri untuk
mengembangkan kurikulumnya sesuai kemampuan dan kesanggupan masing-
masing. Sedangkan kurikulum 2013 mencoba kembali pada masa pemerintahan
Presiden Suharto, yaitu kurikulum dikendalikan oleh pemerintah atau
bersentral pada pemerintah. Jadi, guru tidak disibukkan lagi dengan tugas
harus membuat silabus dan RPP, karena guru harus lebih berfokus pada
bagaimana proses pembelajaran dan transformasi ilmu bisa maksimal.
Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter harus
melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk komponen-komponen
sistem pendidikan itu sendiri. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013
diharapkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik
secara utuh dan seimbang, sesuai dengan standart kompetensi pada setiap
jenjang pendidikan.

Karakter adalah gambaran tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang


yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan dan melekat pada diri seseorang.
Orang yang berkarakter memeilki berbagai dimensi misalnya, dimensi sosial,
fisik, emosi, dan akademik. Jika disejajarkan dengan ranah Bloom, berarti
manusia berkarakter memiliki ranah kognisi, afeksi, dan psikomotorik yang
baik, ditambah dengan emosi, spiritual, ketahanan menghadapi masalah dan
social.

Dengan demikian, perpaduan dua basis antara kompetensi dan


karakter dalam kurikulum ini diharapkan siswa dapat meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud
dalam kehidupan sehari-hari.

B. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar


Pada kurikulum 2013, guru dituntut agar dapat menyajikan
pembelajaran berbasis tematik integratif, menggunakan pendekatan saintifik,
serta menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013.
Menurut Setiawan (2019) Pembelajaran tematik adalah metode pembelajaran
yang menekankan pemberian tema khusus pilihan untuk mengajarkan beberapa
konsep kurikuler Konsep integrasi beberapa subjek untuk mengajar di sekolah
Indonesia. Selain itu, menurut Wahyuni (2016) pembelajaran tematik
merupakan pembelajaran yang didasarkan dari sebuah tema yang digunakan
untuk mengaitkan beberapa konsep mata pelajaran, sehingga peserta didik
akan lebih mudah memahami sebuah konsep, karena hanya berdasarkan dari
satu tema untuk beberapa pelajaran yang diajarkan. Di dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik, guru dituntut menggunakan pendekatan saintifik.
Menurut Rini Kristiantari (2015) pendekatan saintifik merupakan pendekatan
ilmiah yang di dalam pembelajarannya lebih menitik beratkan pada kegiatan
mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring.

Di dalam penggunaan pendekatan saintifik. Menurut Kemendikbud


(dalam Artapati & Budiningsih, 2018) melalui pendekatan saintifik diharapkan
peserta didik dapat memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan jauh lebih baik. Dengan pendekatan tersebut peserta didik
diharapkan akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya
mereka dapat sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di
zamannya serta memasuki masa depan yang lebih baik. Selain itu, guru juga
dituntut untuk menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan
pendekatan saintifik.

Model pembelajaran merupakan prosedur atau pola sistematis yang


digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran didalamnya
terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian
pembelajaran (Afandi, 2013). Model pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum 2013 menurut Mulyasa (2016) terdapat empat model pembelajaran
yang bisa dikaitkan dengan pendekatan saintifik yaitu (1) Model Inquiry
Learning; (2) Model Discovery Learning; (3) Model Problem based Learning; (4)
Model Project Based Learning. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sani (dalam
Astari et al., 2018) model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
pembelajaran di SD yaitu: (1) model Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry
Based Learning), (2) model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning), (3)
model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), (4) model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).

C. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema sebagai fokus utama. Pembelajaran tersebut memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa secara utuh. Dalam pelaksanaannya
pelajaran yang diajarkan oleh guru di SD diintegrasikan melalui tema-tema
yang telah ditetapkan (Kemendikbud, 2013). Majid (2014:85) mengatakan
bahwa konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran
dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob (1989) dengan konsep pembelajaran
interdisipliner dan Fogarty (1991) dengan konsep pembelajaran terpadu.
Selanjutnya, Majid (2014:85) juga menjelaskan bahwa pembelajaran tematik
merupakan suatu pendekatan yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek
baik dalam intramata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya
pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara
utuh sehingga pembelajaran akan menjadi bermakna bagi siswa.
Dalam kurikulum 2013, Pembelajaran tematik merupakan suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau
memadukan beberapa kompetensi dasar (KD) dan indicator dari kurikulum atau
standard isi (SI) dari beberapa mapel menjadi satu kesatuan untuk dikemas
dalam satu tema, Disini pembelajaran disatukan dalam sebuah tema sehingga
memudahkan peserta didik dalam mengaitkan informasi baru yang ia dapat,
dan tidak hanya berupa pengetahuan konsep atau fakta saja,akan tetapi dapat
berupa kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan
pemahaman yang utuh sehingga konsep-konsep akan benar-benar dipahami
secara baik dn tak mudah terlupakan.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep
belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing), maka guru perlu
mengemas atau merancang pengalaman belajar yang mempengaruhi
kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan
unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan
konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema,
sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.
Penerapan pembelajaran tematik di sekolah juga sangat membantu siswa,
karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala
sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic).26 Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi
pokok pembicaraan.
Pada Pembelajaran tematik dikembangkan pendekatan pembelajaran
yang Aktif, Kreatif Efektif dan menyenangkan (PAIKEM) yang melibatkan
peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran dengan melihat bakat,
minat, dan kemampuan sehingga memungkinkan peserta didik termotivasi
untuk belajar terus menerus. Dengan demikian, pembelajaran tematik lebih
menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif,
sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui
pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

D. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar


Pembelajaran tematik di sekolah dasar (SD) merupakan suatu hal yang
relatif baru, sehingga dalam implementasinya belum sebagaimana yang
diharapkan. Masih banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan
pembelajaran tematik ini. Hal ini terjadi antara lain karena guru belum
mendapat pelatihan secara intensif tentang pembelajaran tematik ini.
Disamping itu juga guru masih sulit meninggalkan kebiasan kegiatan
pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata pelajaran/bidang studi.
Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar pada saat ini difokuskan
pada kelas satu, dua, empat, dan lima, walaupun sebenarnya pendekatan
pembelajaran tematik ini bisa dilakukan di semua kelas sekolah dasar. Dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan yang mncakup kegiatan
pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaring-jaring tema,
pengembangan silabus, dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.29
Pembelajaran tematik dilakukan dengan beberapa tahapan-tahapan seperti
penyusunan perencanaan, penerapan, dan evaluasi/refleksi.

E. Penyusunan Jadwal Pembelajaran Tematik di SD


Pelaksanaan pembelajaran tematik di SD mengacu pada buku guru
dan buku siswa. Pada buku guru dan buku siswa terdapat istilah “Disklaimer”
yang berbunyi “Buku ini merupakan buku yang dipersiapkan pemerintah dalam
rangka implementasi kurikulum 2013. Buku ini disusun dan ditelaah oleh
berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini
merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan
dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku
ini.” Pernyataan disklaimer menyatakan bahwa guru perlu mengembangkan
buku tersebut sesuai dengan karakter siswa, kesiapan belajar, dan keadaan
daerah masingmasing (Kemendikbud, 2013).

Baik buku guru maupun buku siswa diterbitkan berdasarkan tema agar
lebih mudah dalam mempelajarinya. Berdasarkan tema yang terdapat pada
setiap kelas, dapat dibuat jadwal oleh guru sesuai waktu dan tema yang
dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Model jadwal pembelajaran tematik
dapat dibuat dengan ketentuan sebagai berikut.

1) Waktu belajar ditentukan oleh satuan pendidikan.

2) Tema sebagai pemersatu pembelajaran ditulis subtema di hari efektif


belajar

3) Mata pelajaran yang memerlukan waktu pembelajaran tersendiri


(Pendidikan Agama, Penjasorkes, Muatan Lokal, dan lain-lain) dialokasikan
secara tetap.

4) Daftar tema dan subtema.


BAB III

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan secara langsung melalui kegiatan wawancara yang
dilaksanakan di SDN 101775 pada hari Senin, 11 April 2022. Kegiatan ini dilakukan
lebih kurang 2 jam.
B. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah tenaga pendidik pada kelas rendah (kelas
1,2 dan 3), yang dimana tujuannya untuk mengetahui permasalahan pembelajaran
tematik pada kelas rendah
C. Teknik Pengumpulan Data
Melihat keadaan sekarang yang sudah memungkinkan untuk dapat
melakukan penelitian dengan turun kelapangan secara langsung dengan syarat
tetap mematuhi protokol kesehatan maka penulis melakukan pengumpulan data
dengan cara mengirimkan sebagian kecil dari pihak penulis ke lokasi sebagai
perwakilan penulis untuk melakukan wawancara secara langsung dengan informan
mengenai topik yang sudah ditentukan terdahulu. Adapun topik dari Mini Riset yang
kami laksanakan yaitu “Permasalahan Pembelajaran Tematik Pada Kelas Rendah”.
D. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan yaitu berupa sepuluh pertanyaan yang
telah disiapkan oleh penulis yang dimana pertanyaan tersebut akan diajukan
kepada informan dengan tujuan untuk memperoleh suatu informasi.
E. Teknik Analisis Data
Data yang penulis analisis berdasarkan jawaban dari informan yang
disampaikan pada saat melakukan wawancara. Jawaban – jawaban dari informan,
penulis diskusikan dan simpulkan sehingga menjadi suatu informasi yang
tersistematis.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Hasil
Berdasarkan pada kegiatan penelitian yang telah dilakukan di SDN 101775
SAMPALI, gambaran hasil yang didapatkan tentang permasalahan pembelajaran
tematik di kelas rendah ialah rendahnya kemampuan membaca para peserta didik
yang akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memahami
pembelajaran tematik. Oleh karena itu pembelajaran yang berlangsung tidak
efektif dan sangat lambat.

B. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru wali
kelas I, II dan III di SDN 101775 SAMPALI, kendala yang menjadi hambatan dalam
menerapkan pembelajaran tematik di kelas rendah ialah kemampuan membaca
para siswa yang masih rendah terlebih pada kelas I masih terdapat beberapa siswa
yang belum mengenal huruf sehingga dalam mengajarkan materi ataupun suatu
tema guru mengalami kesulitan karena harus mengajarkan siswa membaca terlebih
dahulu agar siswa dapat memahami materi yang hendak diajarkan. Solusi yang
dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah guru sebaiknya
mengubah cara ataupun menggunakan metode ataupun model pembelajaran dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, tidak dengan cara mengajarkan siswa
membaca secara bergiliran di meja guru dikarenakan hal tersebut juga akan
memakan waktu yang sangat lambat sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat
tercapai. Murid juga menjadi tidak terorganisasi dengan baik dikarenakan guru
mengorganisasi siswa secara individu dan tidak secara keseluruhan. Oleh sebab itu,
cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi siswa yang masih kurang
lancar membaca, warsiah gunakan lima metode mengajar:

 Observasi lewat buku cerita.

 Pengelompokan masalah membaca.

 Dari kartu baca ke buku besar.

 Belajar dengan menyenangkan.

 Bimbingan sesuai gaya belajar anak.


Selanjutnya pembahasan mengenai implikasi pembelajaran tematik di kelas
rendah berjalan dengan baik yang dimana dengan adanya pembelajaran tematik ini
siswa diajak untuk berfikir kritis dan aktif dalam pelaksanaan pembelajaran
mengajar, hanya saja pada situasi pandemi saat ini, pembelajaran dilakukan
secara hybrid sehingga pembelajaran tidak maksimal diperlukan peran orang tua
dalam membimbing pembelajaran peserta didik yang dilakukan secara online.
Dalam pembelajaran tematik yang dilakukan di kelas rendah, terdapat siswa yang
mengalami kesulitan untuk memahami materi dikarenakan ia memiliki penyakit
bawaan, hal tersebut bisa diatasi jika ada kerjasama yang baik dengan orang tua.
Guru juga masih mengalami kesulitan dalam merumuskan keterpaduan berbagai
mata pelajaran begitu juga dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut
menurut Marlinda Mulu, dkk (2021:17) dalam penyususnan RPP tematik guru perlu
menggunakan pendekatan saintifik untuk mengatur dan mengorganisasi aktifitas
belajar siswa. Metode saintifik adalah metode ilmiah yang sering digunakan para
ilmuwan untuk menganalisis masalah dan menemukan penyelesaiannya secara
ilmiah. Sintaks pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar / mengasosiasi, dan mengkomunikasikan merupakan lima
langkah yang terdapat di dalam pendekatan saintifik. Kelima langkah ini sudah
seharusnya digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru perlu
menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Dalam penyususnan RPP
tematik, guru perlu mengetahui dan memahami komponen RPP yang lengkap.
Komponen RPP sesuai dengan Permendikbud No. 22 tahun 2016 yang disusun
sebagai berikut:
1. identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan,
2. identitas mata pelajaran atau tema / subtema,
3. kelas / semester,
4. materi pokok,
5. alokasi waktu,
6. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan,
7. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi,
8. materi pembelajaran,
9. metode pembelajaran,
10. media pembelajaran,
11. sumber belajar,
12. langkah-langkah pembelajaran, yang dilakukan melalui tahap pendahuluan,
inti, dan penutup, dan
13. yang terakhir adalah penilaian hasil pembelajaran.
Solusi lain yang perlu dilakukan adalah tersedianya kegiatan berupa
pelatihan secara berkala kepada guru-guru, sehingga tidak hanya perwakilan guru
tertentu saja yang mengikuti pelatihan, tetapi semua guru pada satuan pendidikan
tertentu dapat mendapatkan kesempatan yang sama.
Pembelajaran tematik sangat berkaitan dengan penilaian autentik yaitu
penilaian yang berpusat pada sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.
Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang
proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak
didik melalui program kegiatan belajar. (Depdiknas, 2006:14). Dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik di kelas rendah berdasarkan hasil wawancara ada guru tidak
mengalami kendala hanya saja dikarenakan siswa pada kelas III masih belum
memiliki kemampuan membaca yang baik maka guru berpusat pada kemampuan
siswa dalam membaca dan pada kegiatan sehari-hari yang dilakukan. Dikatakan
bahwa dalam melakukan penilaian guru tinggal menyesuaikan KD dengan KI nya
saja, seperti pada saat pembelajaran tema 1, guru melihat ketuntasan dari ujian,
nilai keseharian dan dari pertemuan pembelajaran yang dilakukan di setiap
harinya.
Terdapat juga kendala guru dalam menentukan media yang cocok dengan
materi yang diajarkan karena keterbatasan pengetahuan guru dalam penggunaan
teknologi dan juga karena biaya dalam membuat media yang sesuai dengan
tersebut sehingga hal tersebut dapat diatasi dengan mengikuti seminar atau
workshop yang berkaitan dengan penggunaan teknologi sehingga guru dapat
mengembangkan media yang inovatif dan kreatif dan untuk permasalahan biaya
guru dapat menggunakan bahan-bahan bekas yang mudah terjangkau dan hemat
biaya yang dapat dirangkai menjadi media yang inovatif dan kreatif.
Menurut wali kelas yang diwawancara tematik lebih efektif dalam
pembelajaran karena tematik lebih menyenangkan dan lebih cocok untuk SD yang
dimana Tematik dalam hal cara penyampaian materi pembelajarannya lebih nyata
dan siswa lebih cepat mengerti. Hal ini juga disebabkan karena dalam tematik,
semua mata pembelajarannya telah dirangkum menjadi satu kesatuan yaitu
menjadi sebuah tema dengan kata lain setiap materi memiliki keterkaitan dan
hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Solusi yang
dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan atas kesulitan atau kendala dalam
penerapan pembelajaran tematik yaitu dengan melakukan evaluasi, yang dimana
cara mengatasi kesulitan belajar siswa bisa dilakukan dengan metode evaluasi
atau self-monitoring. Dengan adanya evaluasi, guru dapat melihat perkembangan
siswanya sekaligus mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan kepada siswa
tersebut. Sedangkan untuk permasalahan bahan ajar adalah guru mencari
tambahan lewat internet, koran, buku-buku, juga mempelajari perubahan yang
terjadi di masyarakat atau negara kita, khususnya yang menyangkut perubahan
ekonomi. Untuk dapat mengembangkan bahan ajar dengan lebih baik, guru lebih
banyak mengikuti pelatihan/seminar, terutama tentang pengembangan bahan
ajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru dan siswa harus memiliki kreativitas yang
tinggi.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil miniriset yang telah dibuat ini maka dapat diambil
simpulan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok
pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Berdasarkan pada
hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru wali kelas I, II dan III di SDN
101775 SAMPALI masih terdapat Permasalahan- permasalahan terkait penerapan
pembelajaran tematik pada kelas rendah, solusi yang bisa ditawarkan adalah
bahwa guru dan siswa harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam suatu
pembelajaran agar penerapan tematik dapat berjalan dengan baik.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis seperti dengan adanya
berbagai macam permasalahan tersebut perlu adanya kerjasama dari semua pihak,
yaitu orangtua siswa, siswa itu sendiri dan masyarakat, dan sekolah begitu pula
dengan pemerintah. Tidak hanya kerjasama saja tetapi juga perlu adanya
kesadaran yang tinggi seperti pada guru sendiri harus mengerjakan profesinya
dengan sebaik mungkin demi terciptanya bangsa Indonesia yang maju.
Sebagaimana dengan berbagai solusi yang penulis paparkan pada bab pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal & Lova.S.M (2018).Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar. Medan : CV
Harapan Cerdas.

Hidayani, M. (2017). Pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013. At-Ta'lim:


Media Informasi Pendidikan Islam, 15(1), 150-165.

Indriani, D. E. (2016). Implementasi K13 dalam Proses Pembelajaran pada Anak


Sekolah Dasar di Pulau Madura. Profesionalisme Guru dan Dosen dalam
Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan, 24.

Kurniaman, O., & Noviana, E. (2017). Penerapan Kurikulum 2013 dalam


meningkatkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan. Primary: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(2), 389-396.

Mulyasa.2013. Buku Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:


Rosda

Pohan, S. A., & Dafit, F. (2021). Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 di


Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 1191-1197.
LAMPIRAN
Bukti pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung narasumber

Anda mungkin juga menyukai