SKOR NILAI:
Sebagai pengajar guna harus bisa menyampaikan pelajaran dengan baik untuk
mencapai tujuan belajar sehingga peserta didik memahami materi yang disampaikan oleh
gurunya. Kinerja manajemen kelas yang efektif, antara lain tercermin dalam bentuk
keberhasilan guru dalam mengkreasi lingkungan belajar secara positif dan memberdayakan
siswa untuk memahami dan menjadikan efektif dalam melibatkan diri pada proses
pengolahan kelas dan proses pembelajaran.
Demikian juga dengan guru sejarah, dimana telah ikut berperan dalam menjalin
kerja sama yang baik dan hubungan terhadap peserta didik yang sesuai dengan penerapan
kurikulum mata pelajaran sejarah di sekolah. Jika pelaksanaan peranan guru sejarah ini
telah dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan manajemen sekolah yang baik pula
dan memberikan dampak positif kepada peserta didik. Karena pada umumnya pendidikan
sejarah merupakan proses pembelajaran yang dapat menghasilkan orang-orang untuk
berfikir secara arif dan lebih bijaksana.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Mini Riset yang berjudul “Peranan Guru Sejarah dalam Memberhasilkan Manajemen
Pendidikan di Sekolah ". Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam
makalah ini baik dari segi susunan kalimat, pembahasan, maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk perbaikan dalam pembuatan tugas Mini Riset berikutnya. Akhir kata,
kami berharap semoga tugas Mini Riset ini dapat memberikan manfaat maupun menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Excecutive Summary.........................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan............................................................................................................1
iv
4.2 Pembahasan............................................................................................................9
Bab V Penutup...................................................................................................................13
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
5.2 Saran.......................................................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................................14
v
BAB I
PENDAHULUAN
vi
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus dan mendalam maka kelompok
penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya.
Oleh sebab itu penulis membatasi hanya berkaitan dengan peran dan fungsi yang dapat
guru sejarah lalukan untuk memberhasilkan atau meningkatkan manajemen pendidikan
sekolah.
Mini riset yang dilakukan kelompok penulis diharapkan dapat memberikan manfaat
secara teoritis dan praktis bagi pembaca. Dimana kita dapat mengetahui hasil penelitian ini
secara teori dan mampu mempraktekkannya dalam kehidupan perkuliahan atau kelak
ketika menjadi seorang pendidik.
vii
BAB II
LANDASAN TEORI
a) Manajemen sebagai ilmu, manajemen telah lama dan telah dikaji, diorganisasikan
menjadi satu rangkaian teori. Manajemen memerlukan disiplin-disiplin ilmu
pengetahuan lain dalam penerapannya untuk mencapai tujuan. Manajemen dalam
upaya mencapai tujuannya berdasarkan kaidah ilmiah dan sistematis.
b) Manajemen sebagai seni, diartikan bahwa manajer dalam mencapai suatu tujuan
banyak dipengaruhi oleh keterampilan-keterampilan pribadi, bakat dan
karakternnya.
c) Manajemen sebagai proses, manajemn sebagai proses karena dalam mencapai
tujuan menggunakan serangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya. Manajemen sebagai proses lebih diarahkan pada proses mengelola
dan mengatur pelaksanaan suatu pekerjaan tertentu.
d) Manajemen sebagai proses, manajemen sebagai proses karena dalam mencapai
tujuan menggunakan serangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya.
e) Manajemen sebagai profesi, manajemen sebagai profesi penekankan pada kegiatan
yang dilakukan sekolompok orang dengan menggunakan keahlian-keahlian
tertentu.
viii
agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tangguh jawabnya dengan penuh
kesadaran dan prouktifitas yang tinggi.
d) Pengawasan (Controlling), merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan
dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan
sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Untuk memahami lebih lanjut tentang ruang lingup atau subtansi manajemen sekolah,
dibawah akan penulis paparkan ruang lingkup atau subtansi/komponen-komponen
manajemen sekolah yang merujuk pada pendapat Mulyasa (2007:39) yang meliputi
kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan
prasana, hubungan sekolah dan masyarakat, layanan khusus.
ix
c) Manajemen kesiswaan (peserta didik)
Manajemen kesiswaan atau peserta diidik adalah penataan dan pengaturan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari masuk ampai dengan keluarnya
peserta didik tersebut dari suatu sekolah.
Dimyati dan Mudjiono (2006:7) menyatakan bahwa; mengajar adalah upaya dalam
memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi
proses belajar. Belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya, sehingga
mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Guru merupakan bagian penting dalam
proses belajar mengajar di sekolah. Melalui seorang guru peserta didik akan mendapatkan
ilmu, mengetahui hal-hal baru, dan mendapatkan pengetahuan yang terjamin mutunya.
Guru berada di posisi garda terdepan dan sentral dalam pelaksanaan proses pengajaran
yang dibutuhkan keprofesionalan dalam menjalankannya. Guru memiliki ontonomi khusus,
dapat mengatur diri sendiri, memiliki sikap mandiri dalam melaksanakan tugas. Guru
membuat keputusan dan dapat mempertanggungjawabkan keputusan tersebut.
Menurut Hugiono dan Poerwantana (Isnaeni dan Apid, 2008:1); Sejarah adalah
gambaran tentang peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah,
meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis, sehingga mudah dimengerti dan
dipahami. Oleh karena itu, profesi guru sejarah diperoleh melalui pembelajaran khusus.
Guru sejarah hendaknya mempunyai kemampuan untuk mengatur segala sesuatu dalam
x
kegiatan mengajar sejarah yang telah menjadi tangguung jawabnya. Mereka juga harus
mampu memanajemen kelas supaya peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan tidak
mudah bosan. Guru sejarah harus mampu mengerti keadaan psikologis dan kognitif tiap
orang anak didiknya, sehingga tidak terjadi ketidakmerataan pelajaran yang diterima akibat
perbedaan kemampuan yang dimiliki siswa-siswanya. Seorang guru sejarah harus
profesionalisme, dimana ia mampu dan terampil dalam merencanakan, melaksanakan
pengajaran sejarah dan mengevaluasi hasil belajar siswa sesuai tuntutan kurikulum.
(Isnaeni dan Apid, 2008:1);
Pembelajaran sejarah sering kali dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab,
dan penugasan baik secara individu maupun kelompok. Sehingga banyak menyimpulkan
bahwa pembelajaran sejarah tersebut bersifat membosankan, tidak menarik, menyebabkan
peserta didik mengantuk, dan tidak berminat untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Namun sesungguhnya, para guru sejarah telah berupaya untuk meningkatkan keberhasilan
peserta didik ketika belajar sejarah sesuai tujuan dan manajemen pendidikan. Maka fokus
penelitian ini adalah pada upaya dan peran yang dapat dilakukan guru yang mengajar
bidang studi sejarah untuk meningkatkan atau memberhasilkan manajemen pendidikan di
sekolah. Keberhasilan guru sejarah dalam manajemen pendidikan dipengaruhi oleh input
dan proses yang berlangsung. Maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Proses:
Guru Sejarah
input - Metode Belajar
- Pengembangan Kurikulum
Pembelajaran
Sejarah - Tujuan Pendidikan
- Manajemen Pendidikan
output
xi
BAB III
METODE SURVEY
3. 2 Subject Survey
Subjek penelitian atau yang di survei adalah sorotan utama semua nilai yang
mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai
karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan lengakp dan jelan yang ingin di
pelajari sifat-sifatnya. (Asep. A. H, 2012: 40). Subjek dalam penelitian ini adalah guru
sejarah dan peserta didik.
Teknik pengumpulan datanya yaitu dengan studi pustaka, melalui membaca buku-
buku, jurnal, dan literatur-literatur lainnya dari internet.
Instrumen yang digunakan dalam survei ini disusun dalam bentuk catatan-catatan
kecil yang berisikan informasi yang telah dibaca sesuai judul dan pokok masalah
penelitian. Adapun kisi-kisi dari instrumen penelitian yang digunakan adalah:
xii
3.5 Teknis Analisis Data
Seluruh data yang telah terkumpul diperiksa untuk kemudian divalidasikan sebagai
data bersih. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptik.
Pemilihan ini didasarkan pada tujuan penelitain, rumusan masalah, dan batasan masalah
yang ingin dicapai kelompok penulis.
xiii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode pengumpulan data dari berbagai buku dan literatur lainnya dengan cara
menganalisis data sesuai pokok-pokok permasalahan. Dalam hal ini adalah bagaimana
sesungguhnya guru sejarah ikut andil dalam berperan untuk memberhasilkan manajemen
pendidikan di sekolah. Peneliti berusaha menggali informasi mulai dari pengertian
manajemen pendidikan, peran guru, pengertian guru profesional, dan tujuan belajar
sejarah. Kelompok penulis juga menggali informasi bahwa belajar sejarah sangatlah
penting dan juga setiap guru sejarah berupaya untuk meningkatkan karekter dan mutu
peserta didik.
4.2 Pembahasan
Dalam peranan guru sejarah sudah melaksanakan dari fungsi Manajemen tersebut, yaitu:
a)Dalam perencanaan Rpt yang salah satu dari perencanaan pembelajaran, yang mana
didalam RPPT ini sudah merangkum perencanaan yang dilaksanakan dan materi
apa yang akan disampaikan.
b)Pelaksanaan perorganisasian ini membuat kelompok belajar, dan adanya
ekstrakulikuler yang berhubungan dengan Budaya dan kearifan lokal.
c) Kemudian dalam pengawasan, lebih mengawasi pada sikap siswa-siswa yang masih
labil dan kita sebagai guru lebih memperhatikan siswa-siswa tersebut.
d)Memberikan ilustrasi dan menceritakan tokoh-tokoh nasional untuk dapat dicontoh
dalam keteladanan atau kedisiplinan.
e)Memberikan motivasi dan dorongan untuk semakin menghargai sesama dan bangsa
Indonesia.
Manajemen Pendidikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
xiv
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Keberhasilan dalam penyelenggaraan
pendidikan akan sangat bergantung dengan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Adapun peran guru sejarah dalam
manajemen pendidikan adalah:
Keberhasilan proses pembelajaran yang diukur dari efektifitas proses belajar siswa
atau peringkat yang dicapai siswa ditentukan oleh ketrampilan manajemen kelas yang
dimiliki guru. Guru sejarah sebagai manajer kelas bertugas merencanakan, mengorganisasi
dan memimpin serta mengevaluasi siswa-siswa dikelasnya sesuai tuntutan kurikulum
pelajaran sejarah. Manajer kelas melakukan perencanaan peningkatan kapasitas,bukan
hanya menyampaikan materi pelajaran. Tujuan manajemen kelas ialah mengubah atau
mentranformasi sumber daya manusia menjadi sumber daya manusia yang mampu
mencapai tujuan kelas secara sinergi, kompetitif dan berkesinambungan.
Guru sejarah dapat menjadi penasehat bagi peserta didiknya, bahkan bagi orang tua,
meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat khusus sebagai
penasehat dan dalam hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik
xv
senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya
akan lari kepada gurunya.
Tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks,
tidak terbatas pada saar berlangsungnya interaksi edukatif didalam kelas, yang lazim
disebut proses belajar mengajar. Guru juga bertugas sebagai administrastor, evalator,
konselor. Sesuai dengan sepuluh kompetensi yang dimilikinya. Guru sejarah harus mampu
mengelolah pembelajaran dengan baik supaya peserta didik semakin berkarakter.
Guru sejarah sebagai seorang pendidik juga memiliki cara untuk mengatasi berbagai
macam problematika disekolah. Misalnya ada siswa yang nakal, yang pertama kita sebagai
guru menasehati, ketika anak didik tidak mau dinasehati maka akan memanggil orang
tuanya. Dan jika anak tersebut tidak bisa lagi diatur olehnya mengatakan anak tersebut
dikeluarkan dari sekolah atau dipecat. Tetapi tidak semata-mata anak tersebut langsung
dipecat, ada beberapa tindakan misalnya menasehati antara wali kelas dan murid, jika tidak
mampu lagi masuk keruang BK (Bimbingan Konseling), dan kesalahan ke-3 akan
dipanggil orang tua, jika tidak berubah maka pihak sekolah akan mengeluarkan siswa
tersebut.
xvi
4.3 Temuan Lapangan
xvii
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah segala
sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan yang memiliki berbagai macam fungsi dan juga berbagai
macam ruang lingkup manajemen. Manajemen pendidikan menurut Made Pidarta
(19988:4) bahwa manajemen pendidikan diartikan sebagai aktivitas mamadukan sumber-
sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa masa lampau yang dialami manusia,
disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis, sehingga
mudah dimengerti dan dipahami. Oleh karena itu, profesi guru sejarah diperoleh melalui
pembelajaran khusus. Guru sejarah hendaknya mempunyai kemampuan untuk mengatur
segala sesuatu dalam kegiatan mengajar sejarah yang telah menjadi tangguung jawabnya.
Mereka juga harus mampu memanajemen kelas supaya peserta didik dapat belajar dengan
nyaman dan tidak mudah bosan.
5.2 Saran
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Irwansyah, dkk. 2013. Manajemen Kelas dalam Proses Pembelajaran Sejarah di SMAN 8
Kota Banda Aceh. Jurnal Serambi Ilmu, 14(2): 86-91.
Mursalin, dkk. 2017. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas di Gugus
Bungong Seulang. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2(1): 105-114.
Susilo, Agus dan Sarkowi. 2018. Peran Guru Sejarah Abad 21 dalam Menghadapi
Tantangan Arus Globalisasi. Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 2(1): 43-50.
http://blog.student.uny.ac.id/dhesetia/2012/11/26/pengertian-dan-konsep-manajemen
xix