Anda di halaman 1dari 40

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PENULISAN AKADEMIK


S1 PENDIDIKAN BAHASA
INDONESIA
FBS

SKOR NILAI:

PENULISAN AKADEMIK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penulisan Akademik

OLEH:
PUTRI AYU LESTARI
2192411012

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIMED 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan kurikulum KKNI, mahasiswa diberikan kewajiban untuk memenuhi tugas


yaitu CBR (Critical Book Report) dengan membaca sebuah buku untuk bahan bacaan yang
nantinya akan di review. Maka dari itu penulis berusaha untuk memberikan upaya terbaik
untuk menyelesaikan tugas ini sesuai dengan prosedur. Dalam kesempatan kali ini penulis
telah me-review 3 buku yang secara umum membahas mengenai penulisan akademik,
dimana salah satu dari buku tersebut adalah buku yang ditulis oleh bapak Achmad Yuhdi.
Dengan melakukan review buku ini di harapkan mahasiswa mampu mencari kelemahan dan
kelebihan dari buku tersebut agar bisa di pertimbangan mana buku yang pantas untuk
dijadikan sebagai bahan ajar dan mana buku yang tidak direkomendasikan sebagai bahan
ajar.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pada penulisan CBR ini adalah untuk memperluas pengetahuan tentang
Penulisan akademik yang masih sedikit diketahui mahasiswa. Serta untuk menambah
wawasan membaca yang baik, mendapatkan pengalaman membaca sehingga tidak terjadi
kedinamisan dalam hal pemikiran. Selain itu tujuan dari pada penulisan CBR ini yaitu untuk
mendapatkan pengetahuan serta memberikan apresiasi baik untuk kelemahan dan keunggulan
isi buku yang dibaca.

1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan CBR ini adalah mahasiswa memiliki
pengetahuan tentang penulisan akademik, Mengetahui isi buku dan mengetahui kesalahan,
mengetahui keunggulan dari masing-masing buku, dan mengetahui perbedaan dalam isi
buku.
1.4 Identitas Buku

1
BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1 Buku Utama

Judul : Penulisan Akademik


Penulis : Achmad Yuhdi
Tahun Terbit : 2022
Jumlah Bab : 6 Bab

BAB 1 MEMAHAMI TEKS AKADEMIK

Teks akademik disebut juga teks ilmiah yang berwujud dalam berbagai jenis seperti
buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan teks artikel
ilmiah. Teks akademi mempunyai beberapa ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif, dan
logis (Moeliono:2004). Banyak yang mengatakan bahwa belum ada bukti empiris yang diajukan
untuk memberikan penjelasan yang memadai secara linguistic tentang pengertian sederhana,
padat, efektif, dan logis itu. Namun, berdasarkan cara pandang linguistic sistemik fungsional
(LSF), ciri keilmiahan tersebut tidak lagi diasumsikan berdasarkan sifat sederhana, padat,
objektif, dan logis.

Oleh karena itu, teks akademik dapat memberikan bukti empiris secara linguistic tentang
keilmiahan tersbeut. Sebagai insan akademik, tenu harus daoat menjelakan hal ini secara
akademik berdasarkan argument yang kuat.

2
BAB 2 KAIDAH DAN ETIKA PENULISAN ILMIAH

a. Kaidah penulisan karya ilmiah

Karya tulis ilmiah didefinisikan sebagai hasil dari suatu kegiatan ilmiah dengan
menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Noorjannah, 2014). Kaidah menurut KBBI, berarti rumusan
asas yang menjadi hukum aturan yang mejadi pedoman dan dasar bagi suatu karya tulis
mencerminkan semangat ilmiah. Selain itu, kaidah ilmiah yang dimaksud disini adalah
menggunakan prinsi-prinsip keilmuwan yang telah ditetapkan seperti bersifat logis, objektik,
empiris (berdasarkan fakta lapangan), lugas, sistematis, jelas, dan konsisten. Jadi dapat
disimpulkan bahwa suatu karya ilmiah harus taat terhadap kaidah penulisan karena kaidah
penulisan ilmiah adalah aturan yang wajib ditaati dalam membuat suatu karya ilmiah agar sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, sebuah karya tulis dapat dikatakan sebagai karya ilmiah apabila : 1)
mengandung suatu masalah dan pemecahannya. 2) masalah yang dikemukan harus objektif ,
sesuai dengan realita yang ada dan bukan semata-mata hasil rekaan penulis atau angan-angan
yang tanpa didasari landasan berpikir ilmiah. 3) tulisan ahrus lengkap. 4) tulisan harus disusun
dengan menggunakan metode tertentu sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
atau keobjektifannya. 5) tulisan harus disusun menurut system tertentu sehingga mudah
dimengerti dan berkoherensi.

b. Bentuk tulisan ilmiah

Secara umum, karya tulis ilmiah dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu:

a. Laporan
b. Makalah
c. Skripsi
d. Tesis
e. Disertasi
f. Buku/Diktat

3
c. Etika penulisan karya ilmiah

Adapun beberapa etika penulisan karya ilmiah yang dianggap sebagai prinsip-prinsip moral
yang harus diterapkan dalam lingkungan akademik berkaitan dengan kenetralan, keadilan, dan
kejujuran. Kenetralan berarti bebas dari pertentangan kepentingan dalam pengelolaan publikasi,
keadilan berarti memberikan hak kepengarangan yang berhak sebagai pengarang, dan kejujuran
berarti bebas dari duplikasi, fabrikasi, falsifikasi, dan plagiarism dalam penulisan karya ilmiah.

Nilai-nilai yang dijunjung dalam integrits akademik meliputi 6 aspek yaitu : honesty
(kejujuran), trust (kepercayaan), respect (penghargaan), fairness (keadilan), responsibility
(tanggungjawab), dan humble (rendah hati).

d. Macam kaidah penulisan ilmiah

Secara umum kaidah penulisan karya ilmiah terbagi menjadi dua kaidah penulisan karya
ilmiah. yaitu kaidah umum dan kaidah khusus. Kaidah umum diartikan sebagai standar yng
menjadi acuan atau atauran yang digunakan dan disepakati secara luas, bersifat universal
dilembaga manapun. Kaidah umum digunakan agar karya ulis ilmiah satu lembaga dengan
lembaga lain mengikuti standar baku yang sama dan bisa saling dipahami. Contoh kaidah umum
seperti : pedoman PUEBI, kata baku, dan tata istilah.

Sedangkan kaidah khusus biasanya digunakan di lingkungan, komunitas, lembaga, atau


institusi tertentu dan tidak bersifat universal. Kaidah khusus yaitu : 1) kaidah penomoran, 2)
kaidah perujukan/pengutipan, 3) kaidah penulisan daftar pustaka, 4) kaidah penyajian table dan
gambar.

e. Ketentuan umum penulisan karya ilmiah

Naskah karya ilmiah, baik untuk proposal penelitian, karya tulis ilmiah, maupun artikel hasil
penelitian ditulis dikertas HVS 80 gram berukuran A4 (297 x 210mm). jarak batas (margin) atas
dan kiri 4 cm, sedangkan jarak batas bawah dan kanan 3 cm. naskah diketik dalam 1 kolom.
Setiap paragraph diawali dengan ketukn tabulasi menjorok kedalam berjarak 1 cm. setiap
paragraph berisi lebih dari 1 kalimat. Keseluruhan naskah diketik dengan spasi 1,5 spasi, kecuali
untuk abstrak. Abstrak diketik dengan menggunakan spasi tunggal. Judul dan isi table, kutipan
langsung dengan catatan kaki ditulis dengan font 10 dan jarak spasi 1 spasi. Judul table

4
dituliskan di atas table sedangkan judul gambar dituliskan di bawah gambar. Datar isi, daftra
table, daftar gambar, dan daftra lampiran diketik dengan spasi 1,5.

f. Struktur karya ilmiah

Sebuah karya tulis ilmiah pada umumnya terbagi dalam 3bagian pokok yaitu :

1. Pendahuluan : latar belakang masalah, masalah dan batasannya, tujuan dan manfaat,
metod pengumpulan dan analisis data, serta landasan teori.
2. Inti Pembahasan/isi
3. Penutup
4. Unsur-unsur : daftar pustaka, judul, abstrak

BAB 3 TEKNIK PARAFRASE DALAM SITASI JURNAL ILMIAH

a. Pengertian paraphrase

Menurut Zaidan, dkk (1996), kata parafrase berasal dari Bahasa yunani paraphrais dan dari
bahasa belanda paraphrase artinya yaitu penguraian kembali isi sebuah kalimat atau teks dengan
kata-kata yang berbeda dari kata-kata teks itu. begitupun pendapat Ngafenan (1990:124-125)
yang mengemukakan bahwa paraphrase adalah penyajian kembali bentuk karangan ke dalam
bentuk lain dengan cara yang berbeda, tanpa mengubah isi karangan itu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa paraphrase adalah membuat susunan kalimat baru dengan
menggunakan bahasa sendiri tanpa mengubah makna atau pengertian awal dari kalimat tersebut.

Kemudian, langkah-langkah menulis paraphrase adalah sebagai berikut : a.) membubuhkan


tanda baca pada bagian-bagian tertentu, b.) membubuhkan tanda baca gabung larik untuk
enjambment, c.) membubuhkan kata penghubung atau kata lain yang di dalam puisi yang sengaja
tidak dibubuhkan pengarang untuk mencapai intensitas puisi. d.) member makna kata-kata yang
belum kita pahami. e.) menyusun kembali dengan Bahasa sendiri.

b. Sitasi

Sitasi merupakan sebuah kutipan yang didefinisikan sebagai kegiatan pengambilalihan satu
kalimat atau lebih dari karya tulis lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argument dalam

5
tulisan sendiri. Dengan melakukan sitasi kita akan menghargai karya ilmiah orang lain dan
terhindar dari plagiarism

c. Macam-macam sumber sitasi

Sitasi dapat diambil dari berbagai sumber berikut ini :

1. Buku
2. Surat kabar/news paper
3. Puisi
4. Wawancara.

Penulisan sitasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Brief : mengacu pada cara sebuah karya yang dikutip baik di badan teks atau di catatan
kaki.
b. Full : mengacu pada cara kutipan itu akan dikutip dalam bibliografi atau daftar pustaka.

BAB 4 MENGELOLA REFERENSI MENGGUNAKAN APLIKASI MANDELEY


DEKSTOP

a. Mengelola referensi menggunakan mandeley

Citation merupakan elemen oenting dalam sebuah penulisan karya tulis ilmiah.
Seringsekali penulis pemula, pelajar, mahasiswa dan masyarakat akademik pada umumnya
terjebak dalam tindakan plagiasi yang tidak disengaja karena kurang hati-hati dalam
membuat sebuah sitiran. Oleh karenanya, keberadaan sebuah eprangkat lunak yang berfungsi
sebagai “citation & reference manager” adalah sebuah kebutuhan. Salah satu perangkat lunak
“citation & reference manager” yang belakangan ini mencuri perhatian banyak pihak adalam
mandeley.

Mendeley merupakan sebuah perangkat lunak yang kelahirannya diilhami oleh sebuah
upaya untuk mengintegrasikan “citation & reference manager” ke dalam sebuah jejaring
sosial. perangkat lunak mandeley saat ini tersedia dalam 2 versi, desktop edition dan
institutional edition.

6
Beberapa fitur yang menjadi andalan mendeley antara lain :

1. Dapat berjalan pada MS Windows, Mac, ataupun Linux


2. Menampilkan metadata dari sebuah file PDF secara otomatis
3. Backup dan sinkronisasi data dari beberapa computer dengan akun online.
4. Smart filtering dan tagging
5. PDF viewer dengan kemampuan anotasi
6. Impor dokumen dan makalah penelitian dari situs eksternal
7. Integrase dengan berbagai perangkat lunak pengolah kata seperti ms word, open office,
dan libre office.
8. Fitur jejaring sosial
9. IPhone dan iPad app
10. Free web storage sebesar 2 GB yang dapat dimanfaatkan sebagai online backup.

BAB 5 PENENTUAN TOPIK DALAM ARTIKEL ILMIAH

a. Pengertian topik

Topik adalah suatu isu atau pokok persoalan yang sifatnya masih umum dan abstrak,
pada dasarnya merupakan pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yang digarap dan
sebagai landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan
maksudnya. Aktivitas menulis tidak mungkin dilakukan tanpa topik. Oleh karena itu,
kegiatan pertama yang harus dilakukan pada tahap pra penylisan ialah memilih topik.

Dalam menentukan topik penelitian terdapat beberapa syarat, yaitu :

1. Topik penelitian yang dipilih harus menarik perhatian


2. Topik yang dipilih dapat bermanfaat bagi penylis dan pembaca
3. Topik penelitian yang dipilih harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau real,
dll.

b. Pemlihan topik

7
Pemilihan topik merupakan tahap awal dan penentuan arah tujuan dari suatu penulisan
karya tulis. Ada banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai sumber untuk penentuan topik,
di dalam memilih topik karya ilmiah harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini :

a. Topik harus bermanfaat dan layak untuk dibahas


b. Topik dikenal baik
c. Topik cukup menarik
d. Bahan yang diperlukan untuk pembicraan topik dapat diperoleh dan cukup memadai
e. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
f. Topik yang dipilih sebaiknya tidak terlalu
g. Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan.

c. Identifikasi topik

Menurut Sutrisno Hadi, setidaknya terdapat 4 hal yang bisa dipakai sebagai bahan
pertimbangan pemilihan topik penelitian yaitu topik tidak berada di luar jangkauan peneliti
(manageable topik), data dari topik mudah di dapat (obtainable data), topik cukup penting
untuk diteliti (significance of topik), dan menarik untuk di teliti (interested topik).

d. Masalah

Masalah penelitian adalah terdapatnya ketidakcocokan antara kenyataan yang diperoleh


dari pengamatan, hasil analisis, atau informasi langsung dengan yang diharapkan atau dengan
andasan teori yang semestinya ada. Sedangkan menurut penulis masalah adalah segala
sesuatu hal yang berada di sekitar kita yang menarik perhatian, ketika hal itu ditemukan
maka segera akan dicarikan solusinya. Dengan menemukan dan mengausi masalah yang kita
hadapi, semakin jelaskan tujuan yang kita inginkan.

e. Pembatasan topik

Membatasi topik berarti mempersempit dan memperjelas konteks pembicaraan. Untuk


mempermudah proses pembatasan tersebut, dapat digunakan gambar, bagan atau cara
visualisasi yang lain. Dengan membatasi topik, sebenarnya juga telah menemukan tujuan
penulisan. tujuan penulisan disini diartikan sbagai semacam pola yang mengendalikan tulisan
secara menyeluruh.

8
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan membatasi topik adalah
untuk memudahkan penulis dalam enulisan karya ilmiahnya secara efektif dan efisien.

f. Penentuan judul

Judul merupakan kepala karangan atau nama yang dipakai untuk menunjukkan suau
tulisan. Judul juga memiliki kekuatan untuk menjelaskan dengan singkat mengenai suatu
tulisan. Sebuah judul tulisan diharapkan mampu merefleksikan isi dan karya ilmiah tersebut.
judul yang menarik sangat berguna untuk menstimulasi ide penulis. Selain itu, penggunaan
judul yang dilakukan dengan cerdas, menark, menimbulkan rasa ingin membaca, serta
relevan dengan penelitiannya, maka lengkap sudah elemen judul yang berbobot.

g. Topik karya ilmiah yang baik

Ciri-ciri topik karya ilmiah yang baik adalah sebagai berikut :

1. Aktual
2. Berasal dari bidang atau dunia dari lingkungan kehidupan yang akrab dengan peneliti
atau penulis.
3. Memiliki arti penting baik bagi penulisnya sendiri atau bahkan bagi orang lain.
4. Searah dan selaras dengan tujuan akhir penulis dan calon pembaca
5. Original atau asli
6. Tidak menyusahkan pencarian bahan, pengumpulan data, serta informasi pendukung
lainnya yang dibutuhkan.

BAB 6 RANCANGAN PENELITIAN

A. Permasalahan
1. Pemilihan masalah
Penelitian di awali dengan masalah, masalah-masalah tersebut suatu kondisi atau
keadaan yang mengancam, mengganggu, menyulitkan yang menunjukkan kesenjangan
dengan apa yang diharapkan. Masalah yang perlu dikaji melalui penelitian hanya bersifat
teka-teki, sesuatu yang bisa dijawab dengan tegas, dan sesuatu yang hasilnya punya
kegunaan.
2. Perumusan masalah

9
Masalah yang diteliti perlu dirumuskan dan dibatasi, perumusan dan pembatasan
ini menyangkut isi dan juga variabel-variabel yang terlibat di dalamnya.
3. Latar belakang masalah
Latar belakang masalah pada dasarnya merupakan suatu uraian yang bertujuan
memberikan ilustrasi tentang kedudukan masalah yang akan di teliti.
4. Defenisi operasional
Defenisi operasional merupakan hal yang sangat penting, sebab akan menentukan
bentu/jenis alat pengumpulan data dan pengukurannya. Ketidakjelasan defenisi
operasional akan mengakibatkan kelemahan pada alat dan pengukuran yang akan
menyebabkan pada kekeliruan hasil penelitian.
5. Tujuan dan manfaat penelitian
Tujuan penelitian hendaknya dirumuskan dengan jelas dan konkrit, sehingga
mudah untuk dicapai pencapaiannya. Selain tujuan, manfaat penelitian juga perlu
mengemukakan secara tegas. Jika tujuan menekankan sasaran yang ingin dicapai, maka
manfaat penelitian menguraikan kegunaan atau sumbangan yang bisa diberikan dari hasil
penelitian tersebut.
6. Hipotesis atau pertanyaan penelitia
Hipotesis adalah jawaban sementara yang dirumukan berdasarkan kajian teoritis.
Hipotesis yang dirumuskan dapat dikatakan benar (diterima)dan dikatakan salah
(ditolak).
7. Landasan teoritis dan landasan empiris
8. Metodologi penelitian
a. Metode penelitian
b. Teknik dan alat pengumpulan data
c. Populasi dan sampel
d. Rencana teknik pengolahan data

2.1 Buku Kedua

Judul Buku : Betapa Mudahnya Menulis Karya Ilmiah


Pengarang : Prof. Suyanto, Ph.D & Drs. Asep Jihad, M.Pd
Penerbit : Eduka

10
Tahun terbit : 2009
Tempat Terbit : Yogyakarta
ISBN : 978-979-18882-64
Jumlah Halaman : 202 halaman

BAB 1 MENULIS ARTIKEL POPULER

Kiat Menulis Paling Baik

Faktor penting yang menyebabkan keberhasilan dalam menulis adalah aspek motivasi (baik
motivasi yang bersifat trivial-individual, sampai tingkatan yang sangat substansial universal,
yaitu self-actualization). Sebagaimana konsep psikologi: internal locus of control, faktor
motivasi pada akhirnya mendorong timbulnya rasa percaya diri yang tinggi terhadap pekerjaan
tulis menulis. Di samping itu, dengan seringnya menulis, seseorang akan semakin piawai dalam
mengemas gagasan-gagasan intelektualnya dalam bentuk artikel. Dalam hal ini konseptualisasi
yang saya pegang adalah teori belajar aliran behavioristic yang percaya pada: practice makes
perfect.

Hal ini senada dengan pandangan American Psychological Association (1983: 17) bahwa,
“although writing for publication is sometimes tedious, the rewards of publication are many for
the writer, the reader and the science.”

Karakteristik Artikel Ilmiah Populer

Artikel ilmiah populer berbeda dengan karya ilmiah yang berbentuk buku. Karya ilmiah
yang disebut pertama lebih mementingkan kajian-kajian atau bahasan tentang berbagai persoalan
yang hangat dan memang sedang menjadi pusat perhatian masyarakat. Dengan demikian seorang
penulis dapat dengan mudah merebut hati para pembacanya. Sebaliknya, jenis karya tulis ilmiah
yang kedua lebih terikat pada struktur ilmu tertentu dengan menggunakan berbagai deskripsi
teori-teori dasar yang nampak jelas sistematika pikir dan alur logikanya.

Untuk membandingkan antara karya tulis yang ilmiah dengan yang bukan ilmiah, berikut
ini disajikan non-example mengenai karya ilmiah. Sebuah karya tulis tidak dapat disebut karya
ilmiah jika memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Ringkasan suatu buku atau artikel.

11
2. Gabungan ide-ide orang lain tanpa elaborasi yang bersifat sintesis-analisis.
3. Penulisan pandangan seseorang tanpa disertai analisis penulisnya sendiri.
4. Hasil meng-copy karya sendiri yang pernah diterbitkan dan atau copy dari karya orang
lain.

Teknik Pengembangan Artikel

1. Perumusan Masalah

Penulisan artikel ilmiah harus berangkat dari kehendak untuk memecahkan masalah,
meskipun dalam tataran konseptual. Tanpa permasalahan kita tidak bisa melakukan apa-apa
dalam membuat sebuah artikel ilmiah. Dari permasalahan ini kita dapat menurunkan menjadi
topik yang lebih spesifik yang bisa dikembangkan ke dalam sebuah artikel.

Setelah mendapatkan permasalahan, tugas kita selanjutnya adalah mengembangkannya


menjadi topik-topik yang lebih spesifik dan aktual. Topik yang baik memiliki dua ciri:

a. Menarik minat banyak orang. Ini dapat dilakukan dengan menentukan sebuah topik yang
benar-benar aktual, dan spesifik. Topik yang umum (TU) tidak memiliki daya tarik, oleh
karena itu harus dikembangkan menjadi topik spesifik (TS). Berikut ini contoh mengenai
topik umum dan topik spesifik:

TU: Persoalan Perbankan Indonesia

TS: Penyehatan Perbankan Indonesia melalui

Program Rekapitalisasi

TU: Kehidupan Ekonomi di Indonesia

TS: Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi

Berwawasan Keadilan Rakyat

b. Memiliki skop yang jelas dan lugas. Topik ar tikel ilmiah perlu dibatasi agar pembahasan
yang dilakukan dapat terarah. Jangan menulis artikel dengan skop yang terlalu luas, baik
dilihat dari ketersediaan halaman, informasi, teori yang relevan, data empirik, dsb.

12
2. Pengembangan Hipotesis

Fungsi utama hipotesis dalam karya tulis ilmiah ialah untuk mengarahkan imajinasi
teoritik agar dalam tulisan tersebut muncul wacana yang rasional, dan dengan demikian kita
dapat mendeskripsikan secara teoritik mengenai apa yang akan terjadi jika kita berupaya
memecahkan permasalahan yang telah kita rumuskan dalam artikel itu melalui pendekatan-
pendekatan tertentu.

3. Pengumpulan dan Analisis Data

Langkah ini perlu dilakukan agar apa yang telah kita hipotesiskan bisa didukung oleh
data-data yang memadai. Dalam hal ini data yang disajikan tidak harus berupa data
kuantitatif. Data kualitatifpun dapat kita gunakan. Pada fase ini, bahkan saya menganggap
bahwa pendapat para ahli, hukum-hukum yang telah mapan, dan juga teori-teori yang ada,
bisa diperlakukan sebagai data untuk mendiskusikan hipotesis yang ada di setiap bagian dari
artikel ilmiah yang tengah kita susun. Dengan data seperti itu akhirnya kita dapat mendukung
atau menolak hipotesis yang kita ajukan sendiri.

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis di sini dimaksudkan untuk mencari posisi penulis berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas. Pada tahap ini tercapailah klimaks pembahasan, sehingga pada
tahap ini penulis harus dapat mengatakan dengan jelas dan lugas apakah hipotesis yang
diajukan ditolak atau diterima. Dengan demikian berarti ia mengambil dan menentukan
posisi ilmiah bagi dirinya. Karena mengambil posisi, maka perlu juga menyimpulkan,
menyarankan, menghimbau dan sebagainya yang senada dengan itu.

Tuntutan Media

1. Retorika

Retorika merupakan seni bagaimana orang dapat mengemukakan pendapatnya secara


efektif. Penulis artikel harus mampu menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan itu dalam
tulisannya. Sebagai contoh, kalau ingin menyampaikan persoalan penderitaan orang lain agar
dapat dibantu oleh khalayak, seorang penulis harus mampu menyentuh relung hati

13
pembacanya, bukan sebaliknya justru menimbulkan kejijikan, sehingga orang enggan untuk
membantu.

2. Aktualisasi

Topik yang dikembangkan menjadi artikel ilmiah haruslah memiliki sifat yang aktual.
Terlebih untuk media massa, aktualitas sangat menentukan dimuat tidaknya sebuah artikel.
Sebagai contoh, dalam kondisi sekarang tidak tepat jika seorang penulis berbicara dan
menulis mengenai Ujian Nasional, Sistem Seleksi Siswa Baru (karena sudah lewat
waktunya), atau Sosialisasi Program Kabinet Reformasi Pembangunan,

3. Orisinalitas

Artikel yang kita tulis hendaknya orisinil, bukan jiplakan. Ini merupakan kode etik yang
secara umum diterima dan ditegakkan oleh komunitas ilmiah. Begitu juga dalam penerbitan
di media massa, orisinalitas menjadi pertimbangan yang penting untuk dimuat tidaknya
sebuah artikel

4. Akseptabilitas

Akseptabilitas lebih berorientasi pada persoalan etika sosial dan budaya yang
berkembang dalam masyarakat. Jika sekiranya sebuah artikel bisa menggoncangkan nilai-
nilai etik sosial dan budaya maka ada kecenderungan artikel tersebut tidak akan dimuat.

5. Aspek Ekonomis

Artikel yang memiliki nilai ekonomik bagi media massa yang menerbitkannya
mempunyai peluang yang besar untuk diterima dan diterbitkan. Hal ini bisa terjadi jika
artikel itu memang cukup menarik, dan dengan artikel tersebut media massa yang
menerbitkannya bisa memperoleh keuntungan ekonomi sebagai akibat adanya peningkatan
good will dari pemuatan artikel yang bersangkutan.

BAB 2 KARYA TULIS ILMIAH

Karya tulis ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil


pengkajian yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara

14
ilmiah, terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya. Penemuan kebenaran ilmiah yang
kemudian dibukukan dalam karya tulis ilmiah itu bertujuan untuk:

a) Pengakuan scientifik objective untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, dengan


pemaparan teori-teori baru yang sahih serta terandalkan.
b) Pengakuan practicial objective guna membantu pemecahan problema praktisi yang
mendesak.

Metode ilmiah adalah pencarian kebenaran yang diatur atas dasar pertimbangan-
pertimbangan logis. Menurut J.C. Almack (1930 :42), metode ilmiah adalah cara menerapkan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.

Adapun kriteria metode ilmiah antara lain:

a) Berdasarkan fakta (empiris).


b) Bebas dari praduga atau prasangka.
c) Menggunakan prinsip-prinsip analisis.
d) Menggunakan hipotesis.
e) Menggunakan ukuran objektif.
f) Menggunakan teknik kuantitatif.

Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah:

a. Memilih dan mendefinisikan serta membuat perumusan masalah.


Yang dimaksud dengan masalah di sini adalah pertanyaan apa, mengapa, atau bagaimana,
tentang objek yang akan atau sedang diteliti. Sebuah masalah harus jelas batasan-
batasannya serta diketahui faktorfaktor yang mempengaruhinya.
b. Melakukan survey terhadap data yang tersedia.
Survey biasanya dilakukan langsung di lapangan dengan melakukan observasi ke objek
yang dituju, baik berupa benda mati maupun hidup (responden). Namun dengan
kemajuan ilmu pengetahuan, data- data yang dibutuhkan adakalanya bisa diakses di situs-
situs tertentu via internet.
c. Menyusun hipotesis.
Yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan
kemungkinan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan.

15
d. Verifikasi data.
Kegiatan verifikasi data dimaksudkan sebagai proses mengumpulkan data secara empiris,
kemudian mengolah dan menganalisanya untuk menguji kebenaran hipotesis. Hipotesis
yang telah teruji kebenarannya melalui pengolahan data pada dasarnya adalah jawaban
dari pertanyaan yang diajukan pada perumusan masalah.
e. Membuat generalisasi dan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas analisis data dari fakta-fakta (data), untuk
melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak. Hipotesis dapat diterima
apabila fakta-fakta yang terkumpul itu mengandung pernyataan hipotesis.

Pemilihan judul sebuah karya tulis ilmiah harus mencerminkan isi karya tulis ilmiah yang
akan dibuat. Judul karya tulis ilmiah yang bagus adalah yang dapat menggambarkan
keseluruhan tentang apa yang akan dikupas dalam penelitiannya. Sehingga dengan hanya
membaca judul saja, pembaca sudah mengerti topik apa yang sesungguhnya akan dibahas
dalam karya tulis ilmiah tersebut.

Dilihat dari jenisnya, karya ilmiah pendidikan terdiri dari:

a) Paper (karya tulis)


b) Panduan Pelajaran.
c) Buku Pegangan.
d) Diktat

Dilihat dari bentuk laporan hasil penelitian ilmiah, kita mengenal beberapa istilah sebagai
berikut:

a) Term Paper atau Makalah


b) Book Report
c) Book Review (Resensi Buku)
d) Kertas Kerja
e) Skripsi
f) Tesis
g) Disertasi

16
Selain karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian, karya ilmiah juga ada yang
berbentuk karya ilmiah referensi. Dilihat dari jenisnya, karya ilmiah referensi ini terdiri dari
kamus dan ensiklopedi:

a) Kamus
b) Ensiklopedia

Penulisan karya ilmiah harus berdasarkan kegiatan ilmiah yaitu ada latar belakang,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, kerangka teori, kerangka berpikir
(konsep), hipotesis (tentatif) metodologi, analisis, dan uji hipotesis (tentatif). Berikut contoh
sistematika penulisan karya ilmiah:

1) Kata Pengantar ( Huruf kapital)


2) Daftar Isi ( Huruf kapital)
3) Daftar Tabel ( Huruf kapital)
4) Daftar Gambar ( Huruf kapital)
5) Judul Bab yakni Bab I. II, III dan IV ( Huruf kapital)
6) Subjudul Menggunakan Huruf, biasanya hanya awal kata utama huruf besar dan kata
sambung huruf kecil
7) Daftar Pustaka ( Huruf kapital)
8) Lampiran ( Huruf kapital)

Pendahuluan
Isi pendahuluan biasanya terdiri dari:

a) Latar belakang masalah, yang berisi ringkasan tentang masalah penelitian.


b) Perumusan masalah, berisi permasalahan yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan.
c) Tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, yang mengungkap tujuan utama dari
penelitian yang dilakukan serta kegunaan penelitian tersebut.
d) Kerangka pemikiran, yang berisi teori dasar tentang penelitian yang akan dijadikan
landasan untuk hipotesis dan dikembangkan secara rinci pada bab II. Kerangka pemikiran
berisi teori-teori dasar dan secara sederhana dimuat dalam bentuk skema.
e) Hipotesis, yang berisi ajuan praduga tentang penelitian atas dasar kerangka pemikiran
yang diajukan.

17
f) Langkah-langkah penelitian yang berisi:
- Lokasi penelitian dan alasan kenapa lokasi tersebut dipilih secara ilmiah.
- Menentukan populasi dan sampel dilihat dari jumlah dan cara penarikan sampel yang
dipilih. Untuk mempermudah dalam melihat jumlah sampel biasanya dicantumkan dalam
bentuk tabel.
- Metode penelitian, yakni mengungkap metode apa yang dipakai dalam penelitian serta
alasan kenapa memakai metode tersebut serta mencantumkan desain penelitian.
- Teknik pengumpulan data, yakni berisi tata cara memperoleh data di lapangan
(observasi, wawancara, angket, test, dll.).
- Pengolahan data, alat apa yang digunakan untuk mengolah data, serta langkah-langkah
utama pengolahan data tersebut, hal ini berhubungan dengan masalah yang diteliti apakah
dengan statistik atau dengan analisis SWOT.

Bab II Landasan Teoritis

Bab ini berisi landasan teroritis tentang masalah yang sedang diteliti, yakni dengan mengutip
berbagai teori tentang masalah yang diteliti serta mengungkapkan hasil-hasil penelitian sejenis
yang pernah dilakukan oleh orang lain jika ada.

Bab III Landasan Empiris

Bab ini berisikan hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian ini, dimulai dari: langkah-
langkah yang dilakukan untuk melakukan penelitian, jenis data yang terkumpul, langkah-
langkah pengujian terhadap alat pengumpul data, pengolahan data, serta hasil pembuktian
hipotesis.

Bab IV Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan, pada umumnya, berisikan hasil penelitian secara keseluruhan. Kesimpulan juga
memaparkan temuan-temuan di lapangan dan menjawab pertanyaan yang diajukan pada latar
belakang masalah disertai dengan data-data yang diperoleh dalam penelitian

Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi daftar buku serta sumber data lainnya (baik berupa artikel, jurnal
ilmiah, dll.) yang dipakai sebagai rujukan dalam penelitian, terutama buku-buku yang dikutip.

18
Biasanya kendala yang sering muncul dalam penulisan daftar pustaka adalah kesalahan dalam
cara menulis nama penulis buku.

BAB 3 HIPOTESIS DAN DESAIN PENELITIAN

Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti kurang dari, dan thesis yang berarti
pendapat. Jadi hipotesis bisa diartikan sebagai pendapat sementara yang belum final (proto
conclution) karena masih membutuhkan pembuktian lebih lanjut. Setelah dilakukan penelitian,
dan hipotesis tersebut terbukti, maka hipotesis pun berubah menjadi tesa. Dilihat dari fungsinya,
menurut Troy Ilson Organ (1965: 85), hipotesis berfungsi untuk: 1) memperoleh suatu
kesimpulan tentang suatu masalah, 2) memperjelas keadaan yang membingungkan atau masih
membutuhkan jalan keluar (puzzling situation), 3) mendapat arah bagi suatu tindakan, dan 4)
memuat suatu prediksi yang mungkin.

Dilihat dari jenisnya, hipotesis dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni hipotesis kerja
atau hipotesis asli atau hipotesis alternative, diberi simbol Ha atau H1, dan Hipotesis nol atau
hipotesis statistik/null hypothesis atau hipotesis nihildiberi notasi H0. Untuk membedakan kedua
hipotesis tersebut, dapat dilihat dari contoh berikut:
Ho : kondisi awal sama dengan kondisi akhir (tidak memihak).
Ha : kondisi akhir lebih baik dari kondisi awal (memihak).

Dalam pengujian, hipotesis dilakukan dengan pengolahan data, yakni menggunakan


pendekatan statistik. Hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, jika hipotesis nol diterima maka
hipotesis alternatif ditolak, dan begitu sebaliknya.

Desain penelitian akan selalu terkait dengan metode yang akan digunakan dalam
penelitian. Biasanya, metode yang sering digunakan dalam penelitian ilmiah terdiri dari beberapa
model, di antaranya: Metode deskriptif, metode eksprolatif (ex post facto), dan metode penelitian
eksperimen. Desain penelitian yang sering kita temukan ialah desain survey, studi kasus, dan
eksperimen.

1. Desain Survey

Penelitian survey atau survey bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang


sekumpulan orang dalam jumlah yang besar, dengan cara mewawancarai sebagian dari

19
populasinya. Survey dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif,
maupun eksperimental. Keabsahan dari hasil survey akan tergantung pada: (1) Jumlah objek
yang dipilih jadi sampel. (2) Taraf keabsahan sampel, apakah ia representatif atau tidak.
Artinya mewakili kelompok yang diselidiki. (3) Tingkat kepercayaan informan yang
diperoleh dari sampel tersebut.

2. Desain Studi Kasus

Studi kasus merupakan bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek
lingkungan, sosial termasuk manusia di dalamnya. Bahan untuk studi kasus dapat diperoleh
dari sumber-sumber seperti laporan hasil pengamatan, catatan pribadi, kitab harian atau
biografi orang yang diselidiki, laporan atau keterangan dari orang yang banyak tahu tentang
hal itu.

3. Desain Eksperimen

Dalam penelitian eksperimen, biasanya kita ingin meneliti pengaruh variabel tertentu
terhadap suatu kelompok dalam kondisi yang dikontrol secara ketat. Dalam desain
eksperimen terdapat kelompok yang disebut kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang
sengaja dimanipulasi oleh variabel-variabel tertentu, misalnya diberi perlakuan.

BAB 4 TEKNIK MENULIS YANG BAIK

Penggunaan catatan untuk menunjukkan sumber harus sesuai dalam keseluruhan


penulisan. Jika kaidah catatan pustaka telah dipilih, maka keseluruhan penulisan haruslah
menggunakan kaidah tersebut sesuai prinsip konsistensi. Ada beberapa jenis pengutipan dalam
sebuah karya ilmiah: a. Kutipan Tak Langsung Kutipan tak langsung merupakan pengungkapan
kembali pendapat, gagasan pokok, ringkasan atau kesimpulan dari sebuah tulisan dengan gaya
penulis sendiri. Teknik menyatakan sumber informasi dalam kutipan tak langsung adalah sama
seperti teknik catatan pustaka. b. Kutipan Langsung Kutipan langsung ditulis dalam susunan
kalimat asalnya tanpa sembarang perubahan dan diberi tempat tersendiri, terpisah dari teks.

Elipsis atau Pelesapan Elipsis atau pelesapan adalah penghilangan kata, frasa, kalimat,
bahkan paragraf pada bagian awal, Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah 87 88 tengah, dan akhir
kutipan yang ditandai dengan tiga titik, yang berjarak satu spasi (seperti ini . . .). Perlu dicatat

20
bahwa, karena ketiga titik tersebut melambangkan pelesapan dari kutipan yang dihilangkan,
maka ketiga titik tersebut harus terletak dalam tanda petik bagi kutipan maksimal empat baris,

Interpolasi Kutipan harus disalin sama persis seperti aslinya, tetapi kadang-kadang
diperlukan suatu kata atau pernyataan yang bisa disisipkan untuk memperbaiki kesalahan atau
memperjelas gagasan. Untuk memastikan pembaca bahwa kesalahan ejaan, ketidak sesuaian
kata, dan kesalahan lainnya memang berasal dari sumber asli yang dikutipnya.

Penggunaan Ibid, Op-Cit Dan Loc-Cit Kata Latin Ibid, Op-cit dan Loc-cit digunakan
untuk menghindari pengulangan penyebutan sumber yang sama dalam catatan kaki. Dalam
menggunakan Ibid, Opcit dan Loc-Cit, hal-hal berikut perlu diperhatikan. Ibid (kependekan kata
Latin Ibidem, yang berarti pada tempat yang sama) digunakan apabila rujukan dilakukan pada
sumber yang sama dangan sumber yang telah dirujuk sebelumnya tetapi belum diselingi oleh
rujukan pada sumber yang lain, meskipun dipisahkan oleh banyak halaman. Sedangkan Op. cit.
(kependekan kata latin opera citato, yang berarti dalam karya yang dikutip) digunakan untuk
mengacu kepada sumber yang sudah disebutkan sebelumnya, tetapi Ibid tidak bisa digunakan
karena sudah diselingi oleh rujukan pada sumber yang lain. Sedangkan loc. cit(kependekan dari
loco citato yang berarti tempat kutipan yang sama) digunakan untuk merujuk halaman yang sama
persis dengan yang sebelumnya dirujuk, tetapi tidak bisa mengunakan Ibid karena sudah
diselingi oleh rujukan karya yang lain.

BAB 5 MERAKIT TRADISI MENULIS

Untuk menghasilkan tulisan yang baik, terutama bagi para penulis pemula, dibutuhkan
beberapa kali perbaikan atau revisi. Wajar jika satu tulisan baru dianggap selesai oleh penulisnya
sendiri setelah tiga atau empat kali perbaikan. Berkaitan dengan proses seperti itu, Thomas E.
Tyner (1985) menunjukan tiga langkah yang mungkin dapat dilalui: (1) beginning, (2) revision,
dan (3) final corrections. Pada langkah pertama, seringkali seorang penulis menemukan
kebingungan bagaimana memulai tulisan. Agar tidak membuang-buang waktu, kita bisa
menuliskan apa saja yang hadir pada pikiran kita. Terhadap aktivitas menulis pada tahap awal
seperti ini, Tyner menyebutnya ree-writing. Mungkin mirip dengan istilah yang kita sebut
"naskah kasar"

BAB 6 MENGHINDARI PLAGIASI

21
Plagiarisme, kerap terjadi dalam beberapa bentuk, yang meliputi tindakan sebagai
berikut: a) Menggunakan atau mengambil teks, data atau gagasan orang lain tanpa memberikan
pengakuan terhadap sumber secara benar dan lengkap. b) Menyajikan struktur, atau tubuh utama
gagasan yang diambil dari sumber pihak ketiga sebagai gagasan atau karya sendiri, bahkan
meskipun referensi pada penulis lain dicantumkan. c) Mengambil materi audio atau visual orang
lain, atau materi test, software dan kode program tanpa menyebut sumber dan menampilkannya
seolah-olah sebagai karyanya sendiri. d) Tidak menunjukkan secara jelas dalam teks, misalnya
dengan tanda kutipan atau penggunaan layouttertentu, bahwa kutipan literal atau yang mendekati
literal dimasukkan ke dalam sebuah karya, bahkan meskipun rujukan yang benar terhadap
sumber sudah dimasukkan. e) Memparafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan
kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) isi dari teks orang lain tanpa rujukan yang memadai
terhadap sumber. f) Menggunakan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya, atau
menggunakan teks yang mirip dengan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya.

Ketika mengamati literatur riset, terutama ketika memfotokopi atau membuat catatan,
seseorang mungkin mengambil sebagian dari sumber secara harafiah dengan tujuan bahwa
bagian dari sumber yang diambil itu akan dimasukkan ke dalam laporan akhir tulisan.
Kemampuan mengutip karya orang lain secara tepat merupakan indikator utama dari tulisan
kesarjanaan. Bagian ini akan mendiskusikan kapan dan apa yang dapat dikutip, dan akan
menguraikan secara agak rinci kebiasaan yang harus diikuti dalam mengutip karya atau gagasan
orang lain.

Kemampuan melakukan parafrase merupakan ketrampilan yang sangat penting karena


parafrase adalah lebih baik dibandingkan dengan mengutip informasi dari penggalan kalimat
yang tidak terlalu istimewa, di samping membantu seseorang mengontrol kecenderungan untuk
terlalu banyak mengutip serta membantu dalam menata proses mental dalam melakukannya.

BAB 7 PERSOALAN PSIKOLOGIS DALAM MENULIS

Secara psikologis, kesulitan yang sering dihadapi seorang penulis ketika ingin memulai
sebuah tulisan adalah munculnya keraguan. Keraguan muncul dalam berbagai bentuk. Dalam
banyak kasus, seorang penulis biasanya telah memiliki ide awal dan siap dengan sebuah outline,
namun entah kenapa ia tidak segera menemukan kata awalnya. Pikirannya keburu terisi oleh hal-

22
hal negatif yang menyatakan bahwa tulisannya tidak aktual, atau idenya sudah ada yang
membahas, semuanya berkecamuk sehingga berubah menjadi keraguan.

2.3 Buku Ketiga


Judul Buku : Strategi dan Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Publikasi
Pengarang : Ameilia Zuliyanti Siregar dan Nurlina Harahap
Penerbit : Deepublish
Tahun terbit : 2019
Tempat Terbit : Yogyakarta
ISBN : 978-623-209-677-6

BAB I PENDAHULUAN
Kegiatan penelitian ilmiah saat ini banyak dilakukan oleh lembaga penelitian baik oleh
lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi, lembaga pemerintahan maupun oleh pihak swasta.
Penelitian ilmiah dilakukan untuk mencari jawaban dari permasalahan yang terjadi pada saat ini.
Hasil penelitian berupa karya ilmiah dapat disajikan dalam berbagai bentuk, seperti makalah,
laporan penelitian, buku-buku ilmiah, atau karya ilmiah lainnya yang dipublikasikan. Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,
yang rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal, sehingga dapat dipahami dengan penalaran manusia. Empiris yaitu
cara-cara yang dapat diamati dan dilakukan oleh indera manusia, sehingga masyarakat luas dapat
mengetahui dan mengamati cara-cara yang dilakukan. Sistematis ialah proses yang digunakan
dalam penelitian menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis.

BAB II JENIS-JENIS PENELITIAN


Penelitian merupakan suatu proses mencari sesuatu secara sistematis dalam waktu yang relatif
lama dengan menggunakan metode ilmiah dengan prosedur maupun aturan yang berlaku. Jenis –
jenis penelitian pada umumnya penelitian dapat dibedakan kedalam dua jenis, yaitu penelitian
menurut sifat masalahnya dan menurut tujuannya.
A. Jenis Penelitian

23
Menurut Jenis Jenis penelitian bila dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Penelitian Dasar atau Penelitian Murni.
LIPI memberi definisi penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu
tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian tidak segera dipakai, namun untuk
waktu jangka panjang akan segera dipakai.
2. Penelitian Terapan
Batasan yang diberikan LIPI bahwa setiap penelitian terapan adalah setiap penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya
diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang
kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan
keputusan atau administrator.

B. Menurut Sifat Masalah


Penelitian terbagi atas 8 kategori seperti uraian berikut ini:
1. Penelitian Historis ( History Research ); bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau.
2. Penelitian Deskriptif, bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat populasi daerah tertentu.
3. Penelitian Perkembangan, bertujuan untuk menyelidiki pola urutan pertumbuhan atau
perubahan sebagai fungsi waktu.
4. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan, bertujuan untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: Individu,
kelompok dan masyarakat
5. Penelitian Eksperimen, bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat dengan cara
mengenakan kepada suatu atau lebih kondisi perlakukan dan membandingkan hasilnya dengan
sesuatu atau lebih kelompok kontrol.
6. Penelitian Korelasional, bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi-variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
7. Penelitian Kausal Komparatif, bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat
terjadinya suatu fenomena.

24
8. Penelitian Tindakan, yaitu bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru
atau cara-cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan cara penerapan langsung
di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.

C. Berdasarkan tujuan
Berdasarkan tujuannya, penelitian terbagi atas:
1. Penelitian Penjajagaan, yaitu penelitian yang masih terbuka dan masih mencari unsur-unsur,
ciri-ciri, sifat-sifat (UCS).
2. Penelitian Penjelasan yaitu penelitian yang menyoroti hubungan antar variabel dengan
menggunakan kerangka pemikiran terlebih dahulu, kemudian dirumuskan dalam bentuk
hipotesis.
3. Penelitian Deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan sarana
fisik tertentu atau frekuensi terjadinya sesuatu aspek fenomena sosial tertentu.
4. Penelitian mendasar, biasanya terdapat pada ilmu biologi, kimia murni, dan ilmu computer.

D. Berdasarkan Pendekatan
Menurut Masri Singarimbun (1982, penelitian berdasarkan pendekatannya terbagi atas:
1. Penelitian Eksperimen.
2. Penelitian Evaluasi.
3. Penelitian Grounded Research.
4. Analisis data sekunder

E. Menurut Jenis data


McMillan dan Schumacher (2001) memberikan pemahaman tentang metode penelitian
dengan mengelompokkannya dalam dua tipe utama yaitu kuantitatif dan kualitatif.
1. Metode Kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Penelitian yang
menggunakan data kualitatif (data yang berbentuk data, kalimat, skema, dan gambar).
2. Metode Kuantitatif adalah penelitian yang datanya merupakan data kuantitatif sehingga
analisis datanya menggunakan analisis kuantitatif (inferensi).
F. Menurut Tingkat Penjelasannya

25
1. Penelitian deskriptif: Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara
variabel yang satu dengan yang lain.
2. Penelitian komparatif: Penelitian yang bersifat membandingkan.
3. Penelitian asosiatif: Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau
lebih.

BAB III PERANAN PENELITIAN


Riset atau penelitian merupakan kegiatan yang sistematis yang dimaksudkan untuk menambah
pengetahuan baru atas pengetahuan yang sudah ada, dengan cara yang dapat dikomunikasikan
dan dapat dinilai kembali (Macdonald, 1960). Jadi, penelitian merupakan upaya untuk
menambah dan memperluas pengetahuan, yang selain untuk menghasilkan pengetahuan yang
baru sama sekali yaitu yang sebelumnya belum ada dikenal, juga termasuk pengumpulan
keterangan baru yang bersifat memperkuat teori-teori yang sudah ada, atau bahkan juga yang
menyangkal teori-teori yang sudah ada.
Sebagai seorang peneliti yang baik, tentu saja harus melakukan evaluasi atas laporan penelitian
tersebut sebelum dimanfaatkan dalam merencanakan suatu program. Tentu saja, peneliti di
lembaga/institusi tidak akan dapat melakukan evaluasi dengan benar tanpa memiliki pengetahuan
tentang metodologi penelitian. Jadi, seorang peneliti perlu dan wajib mempelajari metodologi
penelitian agar ia dapat menilai hasil penelitian atau pengumpulan data penelitiannya.
Judul penelitian itu sudah spesifik karena berangkat dari batasan masalah. Jadi, dalam membuat
judul penelitian tidak harus terikat oleh judul yang sudah ditentukan kemudian dicarikan
masalahnya, bisa juga begitu. Tetapi ada cara lain yang lebih praktis dan mudah. Misalnya
dengan mengetahui variabel-variabel penelitian yang telah dibatasi itulah yang diangkat menjadi
judul penelitian. Banyak cara lain dan tergantung pada kreativitas orang itu sendiri.

BAB IV TATA CARA PENULISAN ILMIAH


A. Pendahuluan
Bagian paling awal yang harus terlebih dahulu dirumuskan dalam setiap usulan
penelitian, adalah pendahuluan, yang berisi uraian singkat tentang: latarbelakang, masalah, dan
tujuan penelitian. Dalam banyak kasus, pendahuluan sering kali juga berisi rumusan tentang:

26
kegunaan, dan lingkup penelitian. Latar belakang masalah ini dimaksudkan untuk menjelaskan
mengapa masalah yang diteliti itu penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu
dan kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah apa
yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Dalam
latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di
lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan.
B. Identifikasi Masalah
Masalah, dalam pengertian sehari-hari sering diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak
dikehendaki, atau kesenjangan antara keadaan yang diharapkan dengan keadaan nyata yang
dihadapi. Oleh sebab itu, dalam rumusan masalah perlu diawali dengan narasi pendek yang
mengemukakan beberapa informasi yang merupakan masalah yang sedang dihadapi, untuk
kemudian dilanjutkan dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan dicari
jawabannya melalui penelitian yang diusulkan atau yang akan dilakukan itu. Identifikasi
masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul
dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan diteliti. Hasil
identifikasi dapat diangkat beberapa permasalahan yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya.
C. Tujuan Penelitian
Setelah permasalahan penelitian tersusun rapi, maka perlu diidentifikasi tujuan dari
penelitian. Dalam membuat atau merumuskan tujuan penelitian, maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Relevansi tujuan dengan permasalahan penelitian. Jangan membuat tujuan penelitian yang
menyimpang dari permasalahan penelitian.
2. Relevansi tujuan dengan kepentingan perumusan atau kepentingan pembangunan.
3. Relevansi tujuan dengan kepentingan pengembangan teori.

BAB V TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR


A. Tinjauan Pustaka
Landasan teori adalah teori-teori yang mendukung dan digunakan bagi perumusan
variabel (berikut indikator, parameter, dan teknik pengukurannya) serta keterkaitan antar variabel
yang dijadikan sebagai sarana pencapaian tujuan penelitian. Secara umum “tinjauan pustaka”

27
berisikan 2 (dua) bagian, yakni (1) review informasi pendukung dan (2) review hasil-hasil
penelitian sebelumnya diuraikan dalam bentuk diskusi yang membentuk sebuah cerita dan bukan
kliping informasi.
B. Review Informasi Pendukung
Informasi pendukung dalam tinjauan pustaka sering bersumber dari buku maupun tulisan
ilmiah lainnya. Semua sumber informasi tersebut harus tercermin dalam bibliography skripsi/
tesis/ disertasi. Informasi pendukung yang direview harus mempunyai informasi yang benar-
benar berkaitan langsung atau relevan dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan
Pustaka adalah, kegiatan peneliti untuk mengumpulkan dan merangkum terlebih dahulu
mengkaji rekaman perkembangan dari beragam teori, hasil-hasil penelitian yang pernah
dilakukan, serta pengalaman empiris dari para pakar maupun praktisi yang memiliki kompetensi
dengan tujuan penelitiannya; baik yang berupa tulisan, rekaman suara, maupun pernyataan-
pernyataan lisan dalam beragam media.
C. Isi Tinjauan Pustaka
Dari istilah yang digunakan, kegiatan Tinjauan Pustaka memiliki konotasi bahwa apa
yang akan dicari dan dikumpulkan peneliti dalam kegiatan ini hanya terbatas pada teori-teori
atau informasi lain yang dapat ditelusuri dari kepustakaan atau tertulis dalam buku-buku, jurnal,
dll. Tetapi, isi atau informasi yang ingin dikumpulkan dari kegiatan Tinjauan Pustaka sebenarnya
tidak terbatas pada hal-hal tersebut, melainkan lebih jauh mencakup beragam informasi lain,
berupa: 1) Teori-teori, diawali dengan pernyataan tentang teori dasar dan kemudian dilengkapi
dengan teori-teori lain yang berkaitan dengan tujuan penelitian. 2) Hasil-hasil penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain, baik tentang penelitian serupa yang memiliki
tujuan yang sama dengan yang dinyatakan dalam judul penelitian, maupun penelitian serupa
yang menggunakan teori-teori atau konsep-konsep seperti yang diperlukan dalam penelitian yang
akan dilakukan. 3) Pengalaman empiris dan buah-buah pikiran yang dikemukakan oleh para
pakar pada bidang ilmu yang relevan dengan tujuan penelitian. 4) Pengalaman empiris dan
pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh para pejabat dan atau praktisi. 5) Data-data
pendukung dan peraturan/kebijakan yang relevan 6) Konsep-konsep tentang beragam variabel
(berikut indikator dan parameterparameternya) 7) Metode penelitian yang pernah dilakukan 8)
Teknik perumusan instrumen penelitian 9) Teknik-teknik pengukuran variabel, dan analisis data.
D. Hasil Tinjauan Pustaka

28
Seperti telah dikemukakan, kegiatan Tinjauan Pustaka merupakan salah satu tahapan
kegiatan dalam merumuskan Landasan Teori. Tentang hal ini, hasil yang diharapkan dari
tinjauan pustaka terutama adalah: 1) Variabel-variabel penelitian yang akan dikaji, termasuk
indikator-indikator dan parameter-parameter yang akan digunakan. Tentang hal ini, perlu
dipahami bahwa: variabel, indikator dan parameter yang digunakan harus memiliki landasan
teori, dan bukan dari intuisi semata. 2) Teknik-teknik pengukuran variabel yang akan digunakan.
3) Bentuk keterkaitan antar variabel (hubungan, alur hubungan).
E. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah: gambaran tentang keterkaitan antar variabel penelitian yang
akan dikaji, yang dibangun oleh peneliti untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan
penelitian, berdasarkan hasil tinjauan-pustaka. Dalam praktik, bentuk hubungan tersebut dapat
dinyatakan dalam model matematis, atau dalam bentuk "paradigma" berupa gambar yang
mencerminkan alur hubungan antar variabel.

BAB VI HIPOTESIS PENELITIAN


Hipotesis dapat diartikan sebagai: pernyataan sementara yang dikemukakan oleh peneliti,
tentang suatu gejala/keadaan dan atau keterkaitan antar variabel penelitian, berlandaskan
kerangka berpikir, yang akan diuji keterandalannya melalui penelitian yang akan dilakukan. Di
kalangan peneliti (muda), pengertian hipotesis sering rancu dengan pengertian-pengertian
tentang: postulat, proposisi, dan premis.
Berbeda dengan hipotesis, postulat sebenarnya merupakan "anggapan dasar" yang
dijadikan titik-tolak pelaksanaan penelitian, dan tidak memerlukan pengujian. Postulat tersebut,
dibangun berdasarkan teori atau fakta/kenyataan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga tidak jauh bedanya dengan "kerangka berpikir”. Menurut arti katanya, proposisi
merupakan: pernyataan yang membenarkan atau menolak suatu gejala tertentu, yang diturunkan
berdasarkan pada postulatpostulat yang telah dirumuskan. Secara kategorik, proposisi dibedakan
dalam tiga hal, yaitu: pernyataan umum, pernyataan khusus, dan kesimpulan. Kedua hal yang
disebutkan lebih awal tersebut sering pula disebut dengan istilah premis. Pernyataan umum
disebut dengan premis mayor sedang pernyataan khusus disebut premis minor.
Banyak laporan penelitian bahkan karya ilmiah (skripsi atau tesis) yang tidak
mencantumkan hipotesis penelitiannya. Artinya, tidak semua penelitian harus mencantumkan

29
hipotesisnya. Berkaitan dengan keharusan pencantuman hipotesis dalam penelitian, berikut ini
disampaikan panduan: 1) Karena hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang harus
diuji, maka keharusan mencantumkan hipotesis hanya berlaku pada penelitianpenelitian
eksperimental. 2) Penelitian-penelitian deskriptif, apalagi yang lebih bersifat eksploratif, tidak
memerlukan hipotesis. Sebab, penelitian ini sendiri bertujuan untuk menggali (mengeksplor)
sebanyak mungkin informasi yang diperlukan. 3) Penelitian-penelitian inferensial yang
diarahkan untuk pengambilan keputusan, sebaiknya mencantumkan hipotesisnya.
Hipotesis induk, adalah hipotesis ten tang kondisi umum atau keterkaitan antar seluruh
variabel bebas dengan variabel terikatnya. Sedang yang dimaksud dengan "hipotesis anakan"
adalah merupakan bagian dari hipotesis-induk, yang harus sejala atau tidak boleh menyimpang
dari hipotesis induknya.

BAB VII HIPOTESIS PENELITIAN


Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-langkah dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis untuk
menyusun ilmu pengetahuan. Sedangkan teknik penelitian adalah cara untuk melaksanakan
metode penelitian. Metode penelitian biasanya mengacu pada bentuk-bentuk penelitian.
Macam-macam Metode Penelitian Mengacu pada bentuk penelitian, tujuan, sifat masalah
dan pendekatannya ada empat macam metode penelitian:
1. Metode Eksperimen (Menguji cobakan), adalah penelitian untuk menguji apakah variabel-
variabel eksperimen efektif atau tidak.
2. Metode Verifikasi (Pengujian), yaitu untuk menguji seberapa jauh tujuan yang sadah
digariskan itu tercapai atau sesuai atau cocok dengan harapan atau teori yang sudah baku.
3. Metode Deskriptif (Mendeskripsikan), yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-
unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena.
4. Metode Historis, yaitu suatu metode penelitian yang meneliti sesuatu yang terjadi di masa
lampau.
Untuk meningkatkan kualitas keilmuan maka kita perlu melakukan penelitian, dengan
menggunakan proses penelitian yang agar dapat mencapai optimasi pada berbagai keputusan
riset. Terdapat beberapa alasan perlunya mempelajari Scientific Inquiry, yaitu: 1. Scientific
Inquiry, membuat kita lebih knowledgeable dalam arti kita mempunyai dasar untuk

30
mengemukakan pendapat kita. 2. Menerangkan lebih lengkap dan lebih dalam dan komprehensif
3. Membuat kita lebih berbudaya dalam arti apa yang kita ungkapkan selalu didasarkan pada
fakta. 4. Memunculkan pengetahuan dan ide yang baru. Tahapan dalam Scientific Inquiry adalah
1) penetapan permasalahan, 2) Pencarian Literatur, 3) Merancang masalah yang spesifik, 4)
Membuat Desain Penelitian, 5) Pengimpulan data, 6) analisis data, 7) hasil penelitian, 8)
kesimpulan.

BAB VIII IDENTIFIKASI MASALAH DAN HIPOTESIS


Salah satu langkah awal untuk memulai penelitian yaitu harus merumuskan masalah yang
akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian karena semua
jalannya penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa adanya permasalahan yang
jelas, penelitian tidak akan dapat dilaksanakan karena perumusan masalah merupakan sumber
utama dari unsur penelitian yang akan dilaksanakan. Perumusan masalah ini bertujuan untuk
mencari sesuatu dalam kerangka pemuasan akademis seseorang, memuaskan perhatian serta
keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru, meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa
penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya, memenuhi
keinginan sosial dan menyediakan sesuatu yang bermanfaat.
Penentuan permasalahan (identifikasi masalah) secara jelas dan sederhana bertujuan
untuk mentransformasikan topik kedalam sesuatu yang bisa dikelola ( manageable ) dalam artian
disesuaikan dengan kemampuan peneliti dan batasan-batasan sumber daya yang ada. Tanpa
adanya permasalahan, penelitian tidak akan dapat dilaksanakan karena perumusan masalah
merupakan sumber utama dari unsur penelitian yang akan dilaksanakan. Pencarian masalah yang
akan dikaji dapat bersumber dari bacaan, pengamatan terhadap fakta di lapangan, berdasarkan
pengalaman pribadi, maupun dari hasil pertemuan-pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi dan
lokakarya.
Dalam merumuskan permasalahan perlu adanya teknik-teknik tertentu, diantaranya
pertanyaan sebaiknya dirumuskan dalam suatu bentuk pertanyaan yang singkat dan jelas
sehingga bisa memberikan petunjuk untuk pengumpulan data serta pencarian metode dan analisa
data yang tepat untuk pemecahan masalah tersebut. Terdapat empat langkah penting yang harus
dilakukan dalam membuat suatu perumusan masalah, yaitu:
Langkah 1 : Tentukan fokus penelitian

31
Langkah 2 : Cari berbagai kemungkinan dari berbagai faktor yang ada kaitannya dengan fokus
penelitian tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus.
Langkah 3 : Diantara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian faktor mana yang paling
menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan faktor apa saja yang akan dipilih.
Langkah 4 : Kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus penelitian.
Perumusan masalah dapat dilakukan dengan pembuatan model hipotesis. Hipotesis merupakan
salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah karena ujung dari setiap permasalahan adalah
adanya hipotesis yang akan kita buktikan. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian
diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan
dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas yang
diteliti. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang diteliti
dimana kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan dan belum didasarkan pada fakta-fakta
yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

BAB IX STUDI KEPUSTAKAAN


Studi kepustakaan (Literatur review) berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan
penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian.
Uraian dalam literatur review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas
tentang pemecahan masalah yang sudah diuraikan dalam sebelumnya pada perumusan masalah.
Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan subyek penelitian.
Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan
bagi penelitian. Penelusuran pustaka berguna untuk menghindarkan duplikasi dari pelaksanaan
penelitian. Dengan penelusuran pustaka maka akan dapat diketahui penelitian yang pernah
dilakukan.
Studi kepustakaan berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa
sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang
topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal. Hasil-hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti lain dapat juga dimasukkan sebagai pembanding dari hasil penelitian
yang akan dicobakan disini. Semua pernyataan dan/atau hasil penelitian yang bukan berasal dari
penulis harus disebutkan sumbernya, dan tatacara mengacu sumber pustaka mengikuti kaidah

32
yang ditetapkan. Suatu literatur review yang baik haruslah bersifat relevan, mutakhir (tiga tahun
terakhir), dan memadai.
Dalam studi kepustakaan ada dua komponen utama yang harus diperhatikan yaitu
kerangka teori dan kajian yang terkait dengan topik maupun tema penelitian. Literatur review
merupakan diskusi dari pengetahuan tentang topik yang sedang dipelajari atau bisa juga berupa
hasil pengetahuan yang di dukung dengan literatur riset, dan merupakan fondasi dari penelitian.
Terdapat tiga macam tipe literatur review yaitu studi kepustakaan naratif, studi kepustakaan
kualitatif, dan studi kepustakaan kuantitatif.
Langkah-langkah dari Studi Kepustakaan:
1. Formulasi permasalahan. Pilihlah topik yang sesuai dengan isu dan interest. Permasalahan
harus ditulis dengan lengkap dan tepat.
2. Cari literatur. Temukan literatur yang relevan dengan penelitian. Langkah ini membantu kita
untuk mendapatkan gambaran dari suatu topik penelitian. Sumber-sumber penelitian tersebut
akan sangat membantu bila didukung dengan pengetahuan tentang topik yang akan dikaji.
3. Evaluasi data. Lihat apa saja kontribusinya terhadap topik yang dibahas. Cari dan temukan
sumber data yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian. Data ini
bisa berupa data kualitatif, data kuantitatif maupun data yang berasal dari kombinasi keduanya.
4. Analisis dan interpretasikan. Diskusikan dan temukan serta ringkas literatur.

BAB X VARIABEL DAN PENGUKURANNYA


Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1) variabel jenis
kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani, pedagang). Dalam banyak
kasus, terutama dalam penelitian-penelitian inferensial, dibedakan adanya dua-macam variabel
utama, yaitu variabel-terpengaruh atau variabel tergantung/variabel terikat/variabel tak-bebas (
dependent variabel ) dan variabel pengaruh atau variabel-bebas atau variabel terpengaruh (
independent variabel ). Variabel pengaruh, adalah variabel-variabel yang keberadaannya dalam
kerangka berpikir bersifat menentukan atau mempengaruhi variabel-terpengaruh; dan sebaliknya,
variabel terpengaruh keberadaannya senantiasa dipengaruhi atau tergantung pada tiap-tiap atau
keseluruhan variabel-variabel pengaruh. Dengan kata lain, "nilai" variabel terpengaruh sangat
dipengaruhi oleh besarnya nilai masing-masing atau keseluruhan variabel pengaruh yang terkait.

33
Dalam penelitian, pengukuran merupakan kegiatan yang pokok. Sebab tanpa pengukuran, objek
penelitian tidak dapat dibanding-bandingkan atau dikelompokkan. Untuk gejala-gejala alam,
pengukuran tidak menjadi masalah karena alat ukurnya sudah dibuat orang dan cara
penggunaannya pun sudah diketahui. Misalnya, untuk mengukur panjang atau lebar diukur
dengan meteran, berat diukur dengan timbangan, waktu diukur dengan jam, dan panas diukur
dengan termometer. Dalam penelitian sosial, beberapa variabel dapat diukur dengan mudah,
misalnya satu pertanyaan saja. Variabel umur atau pendidikan, misalnya dapat ditanyakan
dengan satu pertanyaan saja. Variabel jenis kelamin bahkan dapat diketahui dengan pengamatan
saja.

BAB XI POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciricirinya akan
diduga. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu: Populasi sampling, contoh apabila kita
mengambil rumah tangga sebagai sampel, sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga
yang bekerja sebagai PNS, maka seluruh rumah tangga adalah populasi sampling. Populasi,
adalah keseluruhan individu, keadaan, atau gejala yang dijadikan obyek penelitian. Populasi
terdiri dari unit-unit populasi, yaitu satuan terkecil yang menjadi anggota populasi. Bagian
populasi yang lebih besar, yang terdiri dari bebe-rapa unit-populasi, disebut dengan sub-populasi.
Sub-populasi yang diyakini oleh peneliti dapat mewakili populasi atau memiliki karakteristik
seperti yang dimiliki oleh populasinya, disebut contoh atau sampel.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam
penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua
unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
a. Harus meliputi seluruh unsur sampel
b. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
c. Harus up to date
d. Batas-batasnya harus jelas
e. Harus dapat dilacak di lapangan
Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam. 2003). Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel

34
(Sugiyono.2006). Teknik sampling adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mengambil
sampel penelitian (Notoatmodjo, 2002).
Ada beberapa teknik dalam pengambilan sampel, namun secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua:
a. Probability Sampling atau Random Sampling
1) Simple random sampling, pengambilan sampel secara acak sederhana, ialah sebuah sampel
yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elemen dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
2) Proportionate stratified random sampling, misal dengan siswa sebagai sampelnya, maka perlu
ada kalsifikasi siswa berdasar strata (misal kelas I, II dan III).
3) Disproportional stratified random sampling.
4) Area Sampling, teknik pengambilan sampel berdasar wilayah.
5) Kluster sampling, teknik pengambilan sampel berdasar gugus atau kluster, misal: sebuah
penelitian ingin mengetahui pendapatan keluarga dalam suatu desa, dengan berbagai klaster,
misal dari segi pekerjaan: Tani, Buruh, PNS, Nelayan.
b. Non - Probability Sampling . Non probability sampling terdiri dari:
1) Sampling sistematis, yaitu memilih sampel dari suatu urutan daftar menurut urutan tertentu,
misal tiap individu urutan no ke-n (10, 15, 20 dst)
2) Sampling kuota, teknik sampling yang didasarkan pada terpenuhinya jumlah sampel yang
diinginkan (ditentukan).
3) Sampling aksidental, sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada, misalnya
dengan menanyai siapa saja yang ditemui dijalan untuk meminta pendapat tentang kenaikan
harga sembako.
4) Purposive sampling, teknik pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu. (orang yang
dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel)
5) Sampling jenuh (sensus),
6) Snowball sampling, dimulai dari kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan
masing-masing. Kemudian kawan tersebut diminta untuk menunjukkan kawannya lagi dan
seterusnya sampai secukupnya.

35
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

3.1 Kelebihan buku

36
Buku utama terdapat beberapa kelebihan yaitu pertama, dari segi isi materi yang
disampaikan sudah cukup jelas dan lengkap. Kedua, terdapat dukungan gambar yang
mempermudah untuk praktik.

Buku kedua memiliki kelebihan pada bagian identitas buku yang sudah lengkap,
kemudian dari segi isi sudah cukup bagus. Dan pada buku ketiga juga memiliki beberapa
kelebihan yaitu pertama, desain cover yang sudah bagus. Kedua, ukuran tulisan cukup besar.
Ketiga, penggunaan huruf miring sudah benar. Keempat , dalam buku sudah benar. Kelima,
Materi sudah baik. Keenam, Penulisan daftar pustaka sudah benar.

3.2 Kekurangan buku

Kekurangan yang terdapat pada buku utama yaitu sistem halaman yang tidak jelas,
penomoran sub bab yang tidak rapi, Kekuatan lem pada buku kurang bagus, dan yang
terakhir Identitas buku tidak lengkap.

Sedangkan kekurangan yang terdapat pada buku pembanding kedua yaitu cover tidak
menarik, penggunaan huruf miring yang tidak sesuai, terlalu banyak penomoran membuat
pembaca kebingungan, terdapat watermark yang terletak ditengah lembaran sehingga
mengganggu para pembaca, serta ukuran tulisan yang terlalu kecil. Selain itu kekurangan
yang tedapat pada buku pembanding ketiga yaitu penomoran yang kurang tepat serta cover
yang tidak berwarna.

BAB IV

PENUTUP

37
4.1 Simpulan

Penulisan akademik adalah penulisan yang dijalankan secara ilmiah atau saintifik.
Dengan mengkaji secara teratur dan teliti suatu persoalan. Dan penulisan akademik berbeda
dari kaedah-kaedah penulisannya seperti, penulisan novel yang berasaskan khayalan atau
rekaan dan generalisasi daripada pengalaman.

4.2 Saran

Saya menyadari bahwa dalam mereview buku ini saya masih memiliki banyak
kekurangan, karena saya sadar bahwa saya belum sempurna dan masih membutuhkan
bimbingan agar lebih baik lagi. Oleh karena itu kritik dan saran saya harapkan dari dosen dan
teman teman sekalian yang bersifat membangun. Semoga kajian ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan pengkajian sebuah buku

38
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

39

Anda mungkin juga menyukai