Anda di halaman 1dari 16

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Kapita Selekta Pendidikan Rena Revita, S.Pd., M.Pd.

“UPAYA PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN


MUTU PENDIDIKAN”

OLEH :
ANGGI KOMALA (11910524172)
FITRI RAHMAYANI (11910524200)
SITI NUR’AINI (11910524255)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF
KASIM RIAU T.P 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat beserta salam selalu terlimpahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW. Semoga kita dapat syafa’atnya diakhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena telah dilimpahkan
nikmat jasmani dan rohani untuk bisa menyelesaikan tugas makalah ini sebagai tugas
terstruktur yang diberikan oleh dosen pengampu kami ini dengan mata kuliah Kapita
Selekta Pendidikan.
Disini kami juga memohon maaf jika dalam makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penulisan kata. Oleh karena itu kami
mohon kritik dan sarannya dari ibu Rena Revita untuk makalah kami ini.
Kami berterima kasih kepada ibu Rena Revita karena telah memberikan
kepada kelas kami materi ini.
Demikianlah makalah ini kami tulis untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2

PEMBAHASAN............................................................................................................3

2.1 Pengertian Mutu Pendidikan................................................................................3

2.2 Keadaan Pendidikan saat ini................................................................................4

2.3 Faktor-faktor untuk meningkatkan Mutu Pendidikan.........................................5

2.4 Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan oleh Pemerintah..........................6

PENUTUP...................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................12

3.2 Saran.............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah pendidikan merupakan persoalan yang sangat penting bagi
semua umat. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan bagi negra dalam
mengembangkan individu dan masyarakat. Untuk itu, perlu adanya peningkatan
mutu pendidikan terutama “Pendidik”. Hal ini karena pendidik menempati posisi
yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik untuk
mendapatkan hak nya sebagai peserta didik.
Para ahli di bidang pendidikan, terlalu fokus pada masalah kurikulum
ketimbang dengan masalah pendidik. Padahal, telah menjadi pemahaman umum
bahwa masalah pendidik atau guru memang belum sepenuhnya mendapatkan
perhatian yang memadai oleh para praktisi pendidikan.
Oleh sebab itu, penulis ingin memberitahukan pada semua orang lewat
makalah ini bahwa tidak hanya kurikulum yang perlu diperbaiki. Meainkan
banyak faktor-faktor yang perlu diperhatikan atau diperbaiki agar mutu
pendidikan di Indonesia lebih baik. Karena mutu pendidikan yang baik akan
melahirkan generasi muda yang baik pula. Bila generasi muda mendapatkan
pendidikan yang baik, mereka bisa membangun negara dengan baik pula
sehingga negara Indonesia tidak lagi tertinggal dengan negara maju lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu mutu pendidikan?
2. Bagaimana kondisi mutu pendidikan di Indonesia pada saat ini?
3. Apa saja faktor faktor yang berpengaruh pada kualitas mutu pendidikan di
Indonesia?
4. Apa upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu prndidikan di Indonesia?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu mutu pendidikan.
2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi mutu pendidikan di Indonesia pada saat
ini.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor faktor yang berpengaruh pada kualitas mutu
pendidikan di Indonesia.
4. Untuk mengetahui apa upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu
prndidikan di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mutu Pendidikan


Mutu pendidikan terdiri dari kata “mutu” dan “pendidikan”. Mutu dalam
bahasa Arab “arabnya tuliskan ya” artinya baik” 1. Dalam bahasa Inggris “quality
artinya mutu, kualitas”2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Mutu adalah
(ukuran), baik buruk suatu benda; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan,
dsb)3. Secara istlah, mutu adalah “Kualitas memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan4. Dengan demikian, mutu adalah tingkat kualitas yang telah memenuhi
atau bahkan dapat melebihi dari yang diharapkan.
Pendidikan menurut Imam Al-Ghazali adalah “Sebuah wasilah untuk
mencapai kemuliaan dan menyerahkan jiwa untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan”5. Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No. II Tahun 2003 pendidikan
adalah “ Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”6.
Menurut penulis mutu pendidikan adalah kualitas atau ukuran baik atau buruk
dalam instansi pendidikan serta gambaran dan karakteristik menyeluruh dari

1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: (Bandung : Al-Ma’arif, 1984), h. 110
2
John M. Echolis, Hasan Shadily, Kamus Inggris Inddonesia, (Jakarta : Gramedia, 1988) Cet.
Ke XVI, h. 460
3
Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1955), Cet. Ke-4, h.
677
4
M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), Cet. Ke-3, h.
15
5
Muhammad Utsman el-Muhammady, Pemurnian Tasawuf oleh Imam Al-Ghazali,
www/Scribd/com/doc/2917072/ tgl 09 Maret 2020
6
Tim Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sisdiknas 2003, (Jakarta : Sinar Grafika, 2007)
h. 2

3
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan dalam konteks pendidikan.

2.2 Keadaan Pendidikan saat ini


Hasil penelitian PISA menyebutkan bahwa Indonesia mendapatkan peringkat
ke-72 dengan angka 371 untuk kategori Membaca, 379 untuk Matematika, dan
396 untuk ilmu pengetahuan (sains). Indonesia tertinggal dari Malaysia yang
berada di peringkat ke-56, dengan mendapat nilai 415 untuk Membaca, 440
untuk Matematika, dan 438 untuk Ilmu pengetahuan (sains)7. Ini membuktikan
bahwa kuallitas mutu pendidikan di Indonesia saat ini masih rendah. Rendahnya
kategori membaca di Indonesia disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya yaitu,
siswa sulit memahami isi tulisan pada buku cetak. Jika bahasa yang digunakan
pada buku cetak adalah bahasa yang sederhana mungkin bisa membantu
meningkatkan minat baca di Indonesia.
Selain itu, pendidikan di Indonesia lebih mengasah kemampuan siswa untuk
menjawab soal ujian Nasional. Untuk pembentukan karakter masih kurang.
Contohnya, pada saat ini banyak siswa yang tidak memiliki tata krama berbicara
yang baik dengan guru. Bahkan secara terang-terangan berani melawan ataupun
membantah nasihat guru. Itu membuktikan bahwa kurangnya pembentukan
karakter pada pendidikan di Indonesia saat ini.
Maka dari itu kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia masih rendah,
meskipun adanya perluasan akses pendidikan untuk masyarakat dianggap sudah
meningkat cukup signifikan.Indonesia saat ini telah merancang program
reformasi pendidkan 15 tahun sejak 2002. Kualitas pendidikan di Indonesia
dikatakan masih rendah karena tercermin dari peringkatsebagai tertinggi
dibandingkan dengan negara lain, yaitu tentang kasus buta huruf. 15 % anak usia
15 tahun yang menderita buta huruf, dibandingkan dengan negara lain yang
hanyakurang dari 10 % yang menderita buta huruf.

7
http://www.vivanews.com diakses tanggal 09 Maret 2020

4
Dari sisi akses pendidikan, jumlah siswa yang kini mampu bersekolah
meningkat cukup signifikan. Adapun peningkatan akses ini dilakukan
dengan meningkatkan pembiayaan,peningkatan partisipasi para pelaku lokal
dalam tata kelola pendidikan,peningkatan akuntailitas dan kualitas guru, hingga
memastikan kesiapan siswa, tetapi hasiltersebut belum bisa memperbaiki
kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan
perluasan akses pendidikan yang lebih merata dan sesuai denganstandar
pendidikan Internasional.

2.3 Faktor-faktor untuk meningkatkan Mutu Pendidikan


Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Sudarwan Danim (2007:56)
mengatakan bahwa jika sebuah institusi hendak meningkatkan mutu
pendidikannya maka minimal harus melibatkan lima faktor yang dominan,
yaitu:8
1. Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah harus memiliki
danmemahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras,
mempunyaidorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja,
memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.
2. Guru; pelibatan guru secara maksimal, dengan meningkatkan kompetensi
danprofesi kerja guru dalam kegiatan seminar, lokakarya serta pelatihan
sehinggahasil dari kegiatan tersebut diterapkan disekolah.
3. Siswa; pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat
“sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga
sekolahdapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa.
4. Kurikulum; adanya kurikulum yang konsisten, dinamis, dan terpadu dapat
memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga
goals (tujuan ) dapat dicapai secara maksimal.
5. Jaringan Kerjasama; jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan
8
Sudarwan Danim.2007.Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara. H. 56

5
sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan masyarakat) tetapi dengan
organisasi lain, seperti perusahaan atau instansi pemerintah sehingga output
dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja.

2.4 Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan oleh Pemerintah


Mutu pendidikan tak hanya berbicara soal hasil, tetapi juga proses dari
pendidikan itu sendiri. Pendidikan dikatakan bermutu apabila proses belajar
mengajar berjalan dengan baik dan lancar. Begitu juga dengan hasil yang didapat
memuaskan. Proses belajar mengajar dapat berjalan lancar bila guru dan
murid bisa berkomunikasi dengan baik, lingkungan belajar yang nyaman, serta
didukung sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses belajar
mengajar ini. Mutu pendidikan bila dilihat dari hasil, mengacu pada prestasi
yang diperoleh murid maupun sekolah untuk kurun waktu tertentu. Selain
itu, kemampuan sekolah untuk menghasilkan lulusan-lulusan terbaik juga
menunjukkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Karena lulusan-lulusan inilah
yang akan berkontribusi untuk memajukan Indonesia
Dari factor-faktor yang disebutkan tadi bisa kita lihat bahwa salah satu factor
penunjang dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah pemerintah.
Pemerintah memiliki pengaruh dan tanggung jawab yang besar atas peningkatan
mutu pendidikan di Indonesia yang termasuk rendah. Peningkatan mutu
pendidikan merupkan usaha yang harus diupayakan dengan terus menerus agar
harapan untuk pendidikan yang berkualitas dan relevan dapat tercapai.9 Maka
dari itu, berikut uraian tentang bagaimana upaya pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan, yaitu:
1. Akreditasi
a) Pengertian akreditasi

9
M. Fadli, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Studi Manajemen Pendidikan,
Vol. 1, No. 02 2017, h. 216

6
Menurut pengertian yang di kenal oleh umum, akreditasi adalah
suatu penilaian yang dilkukan oleh pemerintah terhadap sekolah
swasta untuk menentukan peringkat pengakuan pemerintah terhadap
sekolah tersebut.10Akan tetapi kebijakan tersebut sekarang ini mulai
dilaksanakan terhadap sekolah-sekolah secara keseluruhan baik negeri
maupun swasta.
Secara terminologi, akreditasi didefinisikan sebagai suatu proses
penilaian kualitas dengan menggunakan kriteria baku mutu yang
ditetapkan dan bersifat terbuka. Dalam konteks akreditasi sekolah
dapat diberikan pengertian sebagai suatu kegiatan penilaian kelayakan
suatu suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh
Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk
pengakuan peringkat kelayakan.11
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia “ Akreditasi
adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang di berikan oleh
badan yang berwenang setelah di nilai bahwa lembaga itu memenuhi
syarat kebakuan atau kriteria tertentu”.
Pemberian status dan peringkat akreditasi tersebut diharapkan
menjadi pemacu sekolah untuk terus menerus melakukan perbaikan
dan pengembangan secara sistematis dan terprogram, yang pada akhirnya
akan menghasilkan mutu sekolah yang lebih baik. Hasil akreditasi
sekolah dinyatakan dalam peringkat akreditasi sekolah. Peringkat
akreditasi sekolah terdiri atas tiga klasifikasi sebagai berikut yaitu: A
(Amat Baik), B (baik), C (Cukup).
b) Fungsi dan tujuan akreditasi
Akreditasi sekolah memiliki beberapa fungsi sebagaiberikut:
10
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988), h.
256
Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang
11

SISDIKNAS,…, h. 118

7
a. Perlindungan masyarakat (Quality assurance)
Maksudnya agar masyarakat memperoleh jaminan tentang
kualitas pendidikan sekolah yang akan dipilihnya sehingga
terhindar dari adanya praktek yang tidak bertanggungjawab.
b. Pengendalian mutu (Quality control)
Maksudnya agar sekolah mengetahui kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya, sehingga dapat menyusun perencanaan
pengembangan secara berkesinambungan.
c. Pengembangan mutu (Quality improvement)
Maksudnya agar sekolah merasa terdorong dan tertantang
untuk selalu mengembangkan dan mempertahankan kualitasnya
serta berupaya menyempurnakan dari berbagai kekurangannya.12

Dalam keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia


nomor 087/U/2002 tentang akreditasi sekolah pasal 3menyebutkan bahwa
tujuan akreditasi sekolah adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh gambaran kinerja sekolah yang dapat digunakan
sebagai alat pembinaan, pengembangan dan peningkatan mutu
pendidikan.
b. Menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam
menyelenggarakan pelayanan pendidikan.13

2. Sertifikasi
a. Pengertian Sertifikasi
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi
standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak

12
Departemen Agama RI, Pedoman Akreditasi Madrasah, …, h. 6
13
Anwar Arifin, op.cit. h. 118

8
untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas.
Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh
perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal
pengakua profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga
profesional.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.
Menurut Mulyasa (2007:33), sertifikat pendidik adalah bukti formal
sebagai tenaga professional, sedangkan sertifikasi guru adalah suatu
proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan
oleh lembaga sertifikasi.14
Dari uraian sertifikasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
sertifikasi adalah dalam proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmanai dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi ini sebagai
upaya peningkatan mutu pendidikan. Rasionalnya adalah apabila
kompetensi guru bagus yang diikuti dengan penghasilan bagus,
diharapkan kinerjanya juga bagus. Apabila kinerjanya bagus maka KBM-
nya juga bagus. KBM yang bagus diharapkan dapat membuahkan
pendidikan yang bermutu. Pemikiran itulah yang mendasari bahwa guru
perlu disertifikasi.
b. Manfaat uji sertifikasi Guru

14
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru . (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007). h.
33

9
Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2007:35), manfaat sertifikasi
adalah:15
a) Melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak
kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri.
b) Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan profesional yang akan menghambat upaya
peningkatan kualitas pendidikan dan penyiapan sumber daya
manusia di negeri ini.
c) Menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas
mempersiapkan calon guru dan juga berfungsi sebagai kontrol
mutu bagi penguna layanan pendidikan.
d) Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan
internal dan eksternal yang potensial dapat menyimpang dari
ketentuan yang berlaku.

3. Penjamin Mutu Pendidikan


Penjaminan mutu (Quality Assurance) merupakan istilah yang
digunakan untuk mewakili kegiatan monitoring, evaluasi, atau kajian
(review) mutu. Kegiatan penjaminan mutu tertuju pada proses untuk
membangun kepercayaan, dengan cara melakukan pemenuhan persyaratan
atau standar minimum pada komponen input, komponen proses, dan hasil
atau outcome, sesuai dengan yang diharapkan oleh stake holders. Dalam
bidang pendidikan, penjaminan mutu merupakan cara mengatur semua
kegiatan dan sumber daya pendidikan yang diarahkan pada kepuasan
pelanggan (Mahmud, 2012: 13).16

15
Ibid, h. 35
16
Mahmud, Marzuki. 2012. Manajemen Mutu Perguruan Tinggi. Jakarta : Rajawali Pers. h.
13

1
Secara kelembagaan, sistem penjaminan mutu pendidikan diposisikan
sebagai bagian dari keseluruhan fungsi dari manajemen pendidikan. Sistem
penjaminan mutu pendidikan sebagai salah satu fungsi manajemen
pendidikan, mengemban tugas dan tanggung jawab dalam mengukur dan
menilai pemenuhan standar mutu, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
kebijakan atau regulasi.
Sistem penjaminan mutu pendidikan dalam kegiatan, fokus
terhadap peningkatan mutu secara berkelanjutan, dengan cara mengukur
dan menilai mutu sistem pendidikan, kinerja institusi pendidikan, dan
mutu program studi. Sistem penjaminan mutu pendidikan dapat dipandang
sebagai instrument kebijakan dalam mengefektifkan implementasu
kebijakan, untuk mencapai akuntabilitas sesuatu pendidikan terhadap
masyarakat atau publik.

1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Mutu pendidikan adalah kualitas atau ukuran baik atau buruk dalam instansi
pendidikan serta gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa
yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang
diharapkan dalam konteks pendidikan. Mutu atau kualitas pendidikan di
Indonesia termasuk rendah dibandingkan dengan Negara lain di seluruh dunia.
Faktor-faktor untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu Kepemimpinan
Kepala sekolah, Guru, Siswa, Kurikulum, Jaringan Kerjasama seperti instansi dan
pemerintah. Pemeritah memiliki pengaruh dan tanggung jawab yang besar dalam
peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu, pemerintah selalu memiliki upaya untuk
selalu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan cara: akreditasi
sekolah, sertifikasi guru dan menyiapkan lembaga penjaminan mutu.

3.2 Saran
Penulis berharap setelah kita mempelajari pembahasan makalah ini, sebagai
calon guru kita dapat mengetahui upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia dan selalu mencoba untuk ikut serta dalam
mewujudkannya. Dan kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kritikan dan masukan yang
konstruktif dari berbagai pihak sangat kami harapkan agar dalam penyusunan
makalah selanjutnya akan semakin mendekati kebenaran.

1
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman. 1955. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Cet. Ke-
4
Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-
undang Departemen Agama RI, Pedoman Akreditasi Madrasah

Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: PT Bina


Aksara,.

Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.

Fadli, M. 2017. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Studi Manajemen


Pendidikan. Vol. 1, No. 02

John M. Echolis, Hasan Shadily. 1988. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:Gramedia,


Cet. Ke XVI

M.N. Nasution. 2004. Manajemen Mutu Terpadu.Jakarta : Ghalia Indonesia. Cet. Ke-
3
Mahmud, Marzuki. 2012. Manajemen Mutu Perguruan Tinggi. Jakarta : Rajawali
Pers
Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru . Bandung : Remaja
Rosdakarya,
Tim Redaksi Sinar Grafika. 2007. Undang-Undang Sisdiknas 2003. Jakarta : Sinar
Grafika

Yunus, Mahmud. 1984. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: (Bandung : Al-Ma’arif)

http://www.vivanews.com diakses tanggal 09 Maret 2020

Muhammad Utsman el-Muhammady, Pemurnian Tasawuf oleh Imam Al-Ghazali,


www/Scribd/com/doc/2917072/ tgl 09 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai