OLEH :
ANGGI KOMALA (11910524172)
FITRI RAHMAYANI (11910524200)
SITI NUR’AINI (11910524255)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
PEMBAHASAN............................................................................................................3
PENUTUP...................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu mutu pendidikan.
2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi mutu pendidikan di Indonesia pada saat
ini.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor faktor yang berpengaruh pada kualitas mutu
pendidikan di Indonesia.
4. Untuk mengetahui apa upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu
prndidikan di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: (Bandung : Al-Ma’arif, 1984), h. 110
2
John M. Echolis, Hasan Shadily, Kamus Inggris Inddonesia, (Jakarta : Gramedia, 1988) Cet.
Ke XVI, h. 460
3
Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1955), Cet. Ke-4, h.
677
4
M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), Cet. Ke-3, h.
15
5
Muhammad Utsman el-Muhammady, Pemurnian Tasawuf oleh Imam Al-Ghazali,
www/Scribd/com/doc/2917072/ tgl 09 Maret 2020
6
Tim Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sisdiknas 2003, (Jakarta : Sinar Grafika, 2007)
h. 2
3
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan dalam konteks pendidikan.
7
http://www.vivanews.com diakses tanggal 09 Maret 2020
4
Dari sisi akses pendidikan, jumlah siswa yang kini mampu bersekolah
meningkat cukup signifikan. Adapun peningkatan akses ini dilakukan
dengan meningkatkan pembiayaan,peningkatan partisipasi para pelaku lokal
dalam tata kelola pendidikan,peningkatan akuntailitas dan kualitas guru, hingga
memastikan kesiapan siswa, tetapi hasiltersebut belum bisa memperbaiki
kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan
perluasan akses pendidikan yang lebih merata dan sesuai denganstandar
pendidikan Internasional.
5
sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan masyarakat) tetapi dengan
organisasi lain, seperti perusahaan atau instansi pemerintah sehingga output
dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja.
9
M. Fadli, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Studi Manajemen Pendidikan,
Vol. 1, No. 02 2017, h. 216
6
Menurut pengertian yang di kenal oleh umum, akreditasi adalah
suatu penilaian yang dilkukan oleh pemerintah terhadap sekolah
swasta untuk menentukan peringkat pengakuan pemerintah terhadap
sekolah tersebut.10Akan tetapi kebijakan tersebut sekarang ini mulai
dilaksanakan terhadap sekolah-sekolah secara keseluruhan baik negeri
maupun swasta.
Secara terminologi, akreditasi didefinisikan sebagai suatu proses
penilaian kualitas dengan menggunakan kriteria baku mutu yang
ditetapkan dan bersifat terbuka. Dalam konteks akreditasi sekolah
dapat diberikan pengertian sebagai suatu kegiatan penilaian kelayakan
suatu suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh
Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk
pengakuan peringkat kelayakan.11
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia “ Akreditasi
adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang di berikan oleh
badan yang berwenang setelah di nilai bahwa lembaga itu memenuhi
syarat kebakuan atau kriteria tertentu”.
Pemberian status dan peringkat akreditasi tersebut diharapkan
menjadi pemacu sekolah untuk terus menerus melakukan perbaikan
dan pengembangan secara sistematis dan terprogram, yang pada akhirnya
akan menghasilkan mutu sekolah yang lebih baik. Hasil akreditasi
sekolah dinyatakan dalam peringkat akreditasi sekolah. Peringkat
akreditasi sekolah terdiri atas tiga klasifikasi sebagai berikut yaitu: A
(Amat Baik), B (baik), C (Cukup).
b) Fungsi dan tujuan akreditasi
Akreditasi sekolah memiliki beberapa fungsi sebagaiberikut:
10
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988), h.
256
Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang
11
SISDIKNAS,…, h. 118
7
a. Perlindungan masyarakat (Quality assurance)
Maksudnya agar masyarakat memperoleh jaminan tentang
kualitas pendidikan sekolah yang akan dipilihnya sehingga
terhindar dari adanya praktek yang tidak bertanggungjawab.
b. Pengendalian mutu (Quality control)
Maksudnya agar sekolah mengetahui kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya, sehingga dapat menyusun perencanaan
pengembangan secara berkesinambungan.
c. Pengembangan mutu (Quality improvement)
Maksudnya agar sekolah merasa terdorong dan tertantang
untuk selalu mengembangkan dan mempertahankan kualitasnya
serta berupaya menyempurnakan dari berbagai kekurangannya.12
2. Sertifikasi
a. Pengertian Sertifikasi
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi
standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak
12
Departemen Agama RI, Pedoman Akreditasi Madrasah, …, h. 6
13
Anwar Arifin, op.cit. h. 118
8
untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas.
Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh
perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal
pengakua profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga
profesional.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.
Menurut Mulyasa (2007:33), sertifikat pendidik adalah bukti formal
sebagai tenaga professional, sedangkan sertifikasi guru adalah suatu
proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan
oleh lembaga sertifikasi.14
Dari uraian sertifikasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
sertifikasi adalah dalam proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmanai dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi ini sebagai
upaya peningkatan mutu pendidikan. Rasionalnya adalah apabila
kompetensi guru bagus yang diikuti dengan penghasilan bagus,
diharapkan kinerjanya juga bagus. Apabila kinerjanya bagus maka KBM-
nya juga bagus. KBM yang bagus diharapkan dapat membuahkan
pendidikan yang bermutu. Pemikiran itulah yang mendasari bahwa guru
perlu disertifikasi.
b. Manfaat uji sertifikasi Guru
14
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru . (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007). h.
33
9
Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2007:35), manfaat sertifikasi
adalah:15
a) Melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak
kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri.
b) Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan profesional yang akan menghambat upaya
peningkatan kualitas pendidikan dan penyiapan sumber daya
manusia di negeri ini.
c) Menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas
mempersiapkan calon guru dan juga berfungsi sebagai kontrol
mutu bagi penguna layanan pendidikan.
d) Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan
internal dan eksternal yang potensial dapat menyimpang dari
ketentuan yang berlaku.
15
Ibid, h. 35
16
Mahmud, Marzuki. 2012. Manajemen Mutu Perguruan Tinggi. Jakarta : Rajawali Pers. h.
13
1
Secara kelembagaan, sistem penjaminan mutu pendidikan diposisikan
sebagai bagian dari keseluruhan fungsi dari manajemen pendidikan. Sistem
penjaminan mutu pendidikan sebagai salah satu fungsi manajemen
pendidikan, mengemban tugas dan tanggung jawab dalam mengukur dan
menilai pemenuhan standar mutu, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
kebijakan atau regulasi.
Sistem penjaminan mutu pendidikan dalam kegiatan, fokus
terhadap peningkatan mutu secara berkelanjutan, dengan cara mengukur
dan menilai mutu sistem pendidikan, kinerja institusi pendidikan, dan
mutu program studi. Sistem penjaminan mutu pendidikan dapat dipandang
sebagai instrument kebijakan dalam mengefektifkan implementasu
kebijakan, untuk mencapai akuntabilitas sesuatu pendidikan terhadap
masyarakat atau publik.
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mutu pendidikan adalah kualitas atau ukuran baik atau buruk dalam instansi
pendidikan serta gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa
yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang
diharapkan dalam konteks pendidikan. Mutu atau kualitas pendidikan di
Indonesia termasuk rendah dibandingkan dengan Negara lain di seluruh dunia.
Faktor-faktor untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu Kepemimpinan
Kepala sekolah, Guru, Siswa, Kurikulum, Jaringan Kerjasama seperti instansi dan
pemerintah. Pemeritah memiliki pengaruh dan tanggung jawab yang besar dalam
peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu, pemerintah selalu memiliki upaya untuk
selalu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan cara: akreditasi
sekolah, sertifikasi guru dan menyiapkan lembaga penjaminan mutu.
3.2 Saran
Penulis berharap setelah kita mempelajari pembahasan makalah ini, sebagai
calon guru kita dapat mengetahui upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia dan selalu mencoba untuk ikut serta dalam
mewujudkannya. Dan kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kritikan dan masukan yang
konstruktif dari berbagai pihak sangat kami harapkan agar dalam penyusunan
makalah selanjutnya akan semakin mendekati kebenaran.
1
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman. 1955. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Cet. Ke-
4
Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-
undang Departemen Agama RI, Pedoman Akreditasi Madrasah
Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.
M.N. Nasution. 2004. Manajemen Mutu Terpadu.Jakarta : Ghalia Indonesia. Cet. Ke-
3
Mahmud, Marzuki. 2012. Manajemen Mutu Perguruan Tinggi. Jakarta : Rajawali
Pers
Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru . Bandung : Remaja
Rosdakarya,
Tim Redaksi Sinar Grafika. 2007. Undang-Undang Sisdiknas 2003. Jakarta : Sinar
Grafika