Makalah Barokah Akhlak Tasawuf
Makalah Barokah Akhlak Tasawuf
Disusun oleh :
2.Diah Gustina
i
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A. Pengertian Ilmu Tasawuf.........................................................................................2
B. Pengertian Kehidupan Modern..............................................................................3
C. Ciri-Ciri Kehidupan Modern.....................................................................................4
1. Bersifat Rasional.....................................................................................................5
2. Berfikir Futuristik....................................................................................................5
3. Menghargai Waktu.................................................................................................5
4. Bersikap Terbuka....................................................................................................5
5. Berfikir Obyektif.....................................................................................................5
D. Hubungan Ilmu Tasawuf Dengan Kehidupan Modern.............................................6
E. Peran Tasawuf Dalam Kehidupan Modern.............................................................8
BAB III...............................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................11
A. Kesimpulan 11
Daftar pustaka..................................................................................................................12
ii
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar tasawuf yang sangat penting bagi umat Islam bukan pekerjaan yang
mudah dilakukan. Dari segi asal-muasal kata saja, sering terjadi pro dan kontra.
Belum lagi aplikasi praktisnya untuk menjalani kehidupan secara tasawuf itu
sendiri.
Tidak sedikit orang yang salah faham terhadap tasawuf. Sebagian orang
mengidentifikasikan tasawuf dengan orang-orang yang hidupnya anti dunia, anti
kekayaan bendawi, anti komunitas sosial, dan lain sebagainya. Sementara
lainnya, bahkan ada pula yang lebih ekstrim, yaitu ketika tasawuf didekatkan
dengan kehidupan yang penuh dengan kemiskinan, kumuh dan jauh dari
kemapanan finansial.
Arus modernisasi dan globalisasi akan menciptakan sebuah sistem yang dapat
melepas dan membebaskan manusia dari belenggu serta keterikatan terhadap
ajaran agama, nilai-nilai spiritualitas, adat-istiadat dan sebagainya. Paradigma
seperti ini manusia secara individual merasa berhak atas segalanya dan bebas
menentukan nasibnya sendiri secara rasional tanpa ikatan agama maupun norma
di masyarakat.
Masyarakat modern secara tidak langsung akan menganut dan mengikuti pola
hidup materialistis, kapitalis, hedonis dan individualis. Untuk meminimalisir hal
tersebut manusia perlu disirami dan disinari oleh nilai-nilai ajaran Islam yang
penjabaraan serta penerapannya terdapat dalam ajaran tasawuf
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pada intinya ilmu tasawuf mempelajari bagaimana mensucikan jiwa sesuci
mungkin dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga kehadiran Tuhan
senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan.
Apabila ditinjau dari Al Qur’an. Sebenarnya ilmu tasawuf mengacu pada al-
qur’an surah Al-A'la ayat 14-15:
Saat ini manusia hidup pada dunia modern, yang ditandai dengan kehidupan
modern. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia mengartikan kehidupan sebagai
suatu cara (keadaan atau hal) hidup. Sedangkan modern adalah sesutu yang
terbaru, secara baru dan mutakhir.
Jadi, berdasarkan dua pengertian tersebut, maka kehidupan modern adalah
kehidupan yang maju, dengan berbagai fasilitas kehidupan mulai dari perumahan,
makanan, minuman, pakaian, transportasi, komunikasi, hiburan dan lain-lain.
Kehidupan menjadi semakin sintesis dan instan.
3
Saat makan misalnya, orang modern lebih menyukai makanan dan minuman yang
cepat saji. Padahal makanan cepat saji itu memerlukan berbagai macam bahan
tambahan yang sering kali justru tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia dan sering
kali malah berbahaya.
Istilah modernitas diderivasikan dari istilah modern. Istilah modern pertama kali
muncul pada abad ke-16 (sekitar tahun 1500-an di Eropa), berasal dari bahasa
latin moderna yang artinya sekarang, baru, atau saat ini. Melalui istilah inilah kata
modernitas itu muncul. Modernitas bukan hanya menunjuk pada suatu periode,
melainkan juga suatu bentuk kesadaran yang terkait dengan kebaruan
(Inggris: Newness), karena itu istilah perubahan, kemajuan, revolusi, pertumbuhan
adalah istilah-istilah kunci kesadaran modern. Pemahaman tentang modernitas
sebagai suatu bentuk kesadaran itu, lebih mendasar dari pada pemahaman-
pemahaman yang bersifat sosiologis maupun ekonomis.
Kata modern sebetulnya sangat menyingkap suatu kesadaran diri yang historis,
dari orang tertentu sera menandai adanya perbedaaan antara kondisi masa
sekarang dengan kondisi masa lalu. Oleh karena itu, istilah modernitas disini
dapat dimaknai sebagai wujud nyata dari realitas kemodernan yang terjadi saat ini
di masyarakat.
Kehidupan modern seringkali di barengi dengan segala sesuatu bersifat teknologi.
Kini yang menjadi persoalan adalah penggunakan teknologi masih lebih banyak
dikendalikan dan dikuasai oleh orang-orang yang moralitas kurang dapat
dipertanggungjawabkan. Hal tersebut tergambar dari sikap hidup mereka yang
materialistik, hedonistik, dan totaliteristik. Dari sikap mental tersebut telah
menimbulkan berbagai persoalan dan efek negatif dari kemajuan teknologi terlihat
nyata dalam kehidupan modern.
Modern adalah sikap dan cara berfikir dan bertindak sesuai dengan
tuntutan zaman. Menurut Deliar Noer,sebagaimana dikutip oleh Abudin Nata,
ciri-ciri masyarakat modern adalah sebagai berikut:
4
1. Bersifat Rasional
Masyarakat modern lebih mengutamakan pendapat
akal pikiran, dari pada pendapat emosi. Mereka
mengedepan pendapat yang dapat diterima oleh akal. Logis dan empiris.
Karenanya, mereka tidak percaya pada tahayul dan kegaiban-kegaiban yang di
luar nalar, meskipun mereka juga sering menjumpainya sebagai pengalaman.
Bersifat rasional berarti segala sesuatunya bersifat logis, sistematis dan kritis
sebagai hasil dari berfikir rasional.
2. Berfikir Futuristik
Masyarakat modern bersifat futuristik. Mereka berfikir untuk masa depan
yang lebih baik, terprogram. Tidak hanya berfikir saat ini atau keperluan
saat ini saja, melainkan mempersiapkan strategi untuk masa depan.
3. Menghargai Waktu
Masyarakat modern selalu berfikir bahwa waktu sangat berharga dan
dimanfaatkan secara maksimal. Ada istilah ‘waktu adalah uang’, sehingga
mereka tidak ingin menyia-nyiakan
waktu untuk sesuatu yang belum jelas untung ruginya. Waktu yang ada
dimanfaatkan sebaik mungkin, terprogram dan dilaksanakan sesuai schedule
yang telah disusun sebelumnya.
4. Bersikap Terbuka
Masyarakat modern bersikap terbuka (open minded), artinya siap menerima
masukan, saran, kritikan dan apapun bentuknya dari siapapun demi perbaikan
hidup dan kehidupan.
5. Berfikir Obyektif
Masyarakat modern melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan
kegunaannya. Sedangkan menurut Atho Muzhar, masyarakat modern ditandai
oleh lima hal: Pertama, berkembangnya Mass Culture. Kedua, tumbuhnya sikap-
sikap yang lebih mengakui kebebasan bertindak manusia menuju perubahan masa
depan. Ketiga, tumbuhnya berfikir rasional. Keempat, tumbuhnya sikap
hidup yang materialistik. Kelima, meningkatnya laju urbanisasi.
5
Melihat karakteristik masyarakat modern seperti di atas, tentu saja akan
melahirkan berbagai problem kehidupan, sekaligus tantangan bagi tasawuf dan
keagamaan.
6
merupakan tanda kemunduran suatu bangsa. Perkembangan dalam berbagai
bidang, dari bidang ekonomi sampai bidang teknologi. Hal telah banyak membuat
kita lupa akan daratan kita tujuan awal yang sejak awal kita bangun.
Kenyataannya, modernisme makin hari membawa diri kita terselubungi dengan
perkembangan teknologi.
Sebagaimana firman Allah dalam al-qur’an surah Ar-Rum ayat 41:
7
Tasawuf menjanjikan penyelamatan. Apalagi di tengah berbagai krisis kehidupan
yang serba materialis, hedonis, sekular, plus kehidupan yang makin sulit secara
ekonomis maupun psikologis itu, tasawuf memberikan obat penawar rohani, yang
memberi daya tahan. Dalam wacana kontemporer, sering dibahas tasawuf
sebagai obat mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang telah lepas dari
pusat dirinya, sehingga ia tidak mengenal lagi siapa dirinya, arti dan tujuan dari
kehidupan di dunia ini. Ketidakjelasan atas makna dan tujuan hidup ini memang
sangat tidak mengenakkan, dan membuat penderitaan batin. Maka mata air
tasawuf yang sejuk dan memberikan penyegaran dan penyelamatan pada manusia-
manusia yang terasing itu.
Luasnya pengaruh tasawuf dalam hampir seluruh episode peradaban islam
menandakan tasawuf relevan dengan kebutuhan umat islam. Menurut Hamka
tasawuf ibarat jiwa yang menghidupkan tubuh dan merupakan jantung dari
keislaman. Dalam masyarakat modern fenomena ketertarikan terhadap pengajian
bernuansa tasawuf mencerminkan adanya kebutuhan untuk mengatasi problem
alenasi yang diakibatkan modernitas. Modernitas memberikan kemudahan hidup
tetapi tidak selalu memberikan kebahagiaan.
Melihat gejala manusia modern yang penuh dengan
problematika dan mengakibatkan kekosongan spiritual, maka sudah
waktunya untuk mencari sebuah solusi untuk melakukan perbaikan dalam
segala aspek kehidupan masyarakat dan di sinilah ilmu tasawuf memiliki peran
yang amat penting.
Tasawuf berperan melepaskan kesengsaraan dan kehampaan spiritual untuk
memperoleh keteguhan dalam mencari Tuhan. Karena
inti ajaran tasawuf adalah bertujuan untuk memperoleh hubungan
langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa di hadirat-
Nya dan terlepas dari kegundahan, kesedihan, dan kegalauan.
Adapun ajaran tasawuf yang paling mendasar yang dapat dijadikan
sebuah solusi dalam mengatasi problematika kehidupan masyarakat modern
8
yaitu dengan mengadakan instropeksi diri atau dalam bahasa tasawuf dikenal
dengan muhasabah terhadap diri sendiri.
Sementara itu, Komaruddin Hidayat berpendapat perlunya memperkenalkan nilai-
nilai tasawuf pada masyarakat dengan tujuan agar nilai-nilai tasawuf turut serta
terlibat dan berperan dalam menyelamatkan kemanusiaan dari kegersangan
spiritual, dan memperkenalkan nilai-nilai esetoris (kebatinan) Islam sebagai
referensi, khususnya kepada masyarakat barat.
Upaya tersebut akan melahirkan ketahanan diri serta terhindar
dari kemungkinan pelencengan kepribadian. Hasil dari sikap ini adalah sikap
rendah hati dan tidak arogan.
Dalam pandangan tasawuf, penyelesaian dan perbaikan di atas
tidak dapat tercapai secara optimal jika hanya berorientasi untuk
mencari kehidupan lahir, karena kehidupan lahir hanya merupakan
gambaran atau akibat dari kehidupan manusia yang digerakkan oleh
tiga kekuatan pokok yang ada pada diri manusia, yaitu: akal, syahwat, dan
nafsu amarah.
Sebagaimana pada firman Allah dalam surah Al-Fajr ayat 28-30:
Artinya: “kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridha-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba ku. Masuklah ke dalam surga-
ku”.
9
akhirnya tasawuf mengajak mengenal Allah melalui ajaran ajarannya yang
mampu memberikan solusi bagi manusia untuk menghadapi krisis-krisis dunia.
Usaha perbaikan tersebut
dapat ditempuh melalui tiga tahapan yang terkandung dalam ajaran
tasawuf, yaitu takhalli, tahalli, dan tajalli yang diyakini mampu memberikan
solusi untuk memprbaiki kondisi masyarakat modern yang sedang mengalami
kerusakan moral dan kehampaan nilai nilai spiritual disebabkan karena
meninggalkan ajaran agama. Beberapa ajaran tasawuf tampaknya dapat
memberikan sumbangan positif yang dapat diamalkan dalam kehidupan
masyarakat modern dan dapat digunakan sebagai solusi masyarakat, sebagai
benteng spiritual dalam menghadapi berbagai problematikan modern. Untuk itu,
dalam mengatasi problematika masyarakat modern, tasawuf harus dijadikan
alternatif terpenting.
Ajaran tasawuf perlu di aplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan
manusia modern, aspek ekonomi, sosisl, politik, kebudayaan, dan
lain sebagainya. Dengan menerapkan ajaran tasawuf secara
proporsional dan menerapkan prinsip-prinsip moral Islam, maka akan
terwujud kapribadian manusia utama yang mampu menjadi warga masyarakat
dan bangsa yang baik dan bermanfaat.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
5. Tasawuf berperan melepaskan kesengsaraan dan kehampaan
spiritual untuk memperoleh keteguhan dalam mencari Tuhan .
11
Daftar pustaka
12