Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HUBUNGAN ILMU TASAWUF DENGAN KEHIDUPAN MODERN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu : Sugiarto Widodo, M.Pd

Disusun oleh :

1. Abdulloh Hamid Barokah

2.Diah Gustina

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH ( STIS )

DARUSY SYAFA’AH LAMPUNG TENGAH

T.A 2021 / 2022

i
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A.    Latar Belakang 1
B.     Rumusan Masalah 1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A.    Pengertian Ilmu Tasawuf.........................................................................................2
B.     Pengertian Kehidupan Modern..............................................................................3
C.    Ciri-Ciri Kehidupan Modern.....................................................................................4
1. Bersifat Rasional.....................................................................................................5
2. Berfikir Futuristik....................................................................................................5
3. Menghargai Waktu.................................................................................................5
4. Bersikap Terbuka....................................................................................................5
5. Berfikir Obyektif.....................................................................................................5
D.    Hubungan Ilmu Tasawuf Dengan Kehidupan Modern.............................................6
E.     Peran Tasawuf Dalam Kehidupan Modern.............................................................8
BAB III...............................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................11
A.    Kesimpulan 11
Daftar pustaka..................................................................................................................12

ii
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum  Wr. Wb.

      Alhamdulillah kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan Rahmad, Inyah,


Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat meyelesaikan penyusunan makalah
ini yang berjudul “HUBUNGAN ILMU TASAWUF DENGAN KEHIDUPAN
MODERN” dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Sholawat serta salam
kita hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup nabi-nabi
terdahulu, dan para keluarganya, serta sahabatnya.
      Pada kesempatan kali ini izinkan penulis untuk menyampaikan rasa terima
kasih kepada bapak Sugiarto Widodo, M.pd selaku dosen pembimbing mata
kuliah “Akhlak Tasawuf”. Harapan dengan adanya makalah ini bisa menjadi suatu
yang bermanfaat bagi kita semua, khususnya para Mahasiswa/Mahasiswi dan
semua pihak umumnya.
      Penulis harapan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Terlepas dari
kekurangan-kekurangan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi teman-teman  pembaca dan menjadikan amal sholeh bagi penulis,
Aamiin Yaa Robbal A’lamin.

Wassalammualaikum Wr. Wb.


Kotagajah,05 Oktober 2021

Penulis

iii
iv
BAB I 

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang  

Belajar tasawuf yang sangat penting bagi umat Islam bukan pekerjaan yang
mudah dilakukan. Dari segi asal-muasal kata saja, sering terjadi pro dan kontra.
Belum lagi aplikasi praktisnya untuk menjalani kehidupan secara tasawuf itu
sendiri.
Tidak sedikit orang yang salah faham terhadap tasawuf. Sebagian orang
mengidentifikasikan  tasawuf  dengan orang-orang yang  hidupnya anti dunia, anti
kekayaan  bendawi, anti komunitas sosial, dan lain sebagainya. Sementara
lainnya, bahkan ada pula yang lebih ekstrim, yaitu ketika tasawuf didekatkan
dengan kehidupan yang penuh dengan kemiskinan, kumuh dan jauh dari
kemapanan finansial.
Arus modernisasi dan globalisasi akan menciptakan sebuah sistem yang dapat
melepas dan membebaskan manusia dari belenggu serta keterikatan terhadap
ajaran agama, nilai-nilai spiritualitas, adat-istiadat dan sebagainya. Paradigma
seperti ini manusia secara individual merasa berhak atas segalanya dan bebas
menentukan nasibnya sendiri secara rasional tanpa ikatan agama maupun norma
di masyarakat.
Masyarakat modern secara tidak langsung akan menganut dan mengikuti pola
hidup materialistis, kapitalis, hedonis dan individualis. Untuk meminimalisir hal
tersebut manusia perlu disirami dan disinari oleh nilai-nilai ajaran Islam yang
penjabaraan serta penerapannya terdapat dalam ajaran tasawuf

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan ilmu tasawuf?


2.      Apa yang dimaksud dengan kehidupan modern?
3.      Apa saja ciri-ciri kehidupan modern?
4.      Bagaimana hubungan ilmu tasawuf dengan kehidupan modern?

1
BAB II 

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ilmu Tasawuf

Istilah tasawuf berasal dari bahasa Arab dari kata”tashowwafa-


yatashowwafu-tashowwuf” mengandung makna (menjadi) berbulu yang banyak,
yakni menjadi sufi atau menyerupainya dengan ciri khas pakainnya terbuat dari
bulu domba/wol (suf), walaupun pada prakteknya tidak semua ahli sufi
pakaiannya menggunakan wol. Menurut sebagian pendapat menyatakan bahwa
para sufi diberi nama sufi karena kesucian (shafa) hati mereka dan kebersihan
tindakan mereka. Di sisi yang lain menyebutkan bahwa seseorang disebut sufi
karena mereka berada di baris terdepan (shaff) di hadapan Allah, melalui
pengangkatan keinginan mereka kepadanya. Bahkan ada juga yang mengambil
dari istilah ash-hab al-Shuffiah, yaitu para sahabat Nabi SAW yang tinggal di
kamar/serambi-serambi masjid (mereka meninggalkan dunia dan rumah mereka
untuk berkonsentrasi beribadah dan dekat dengan Rasulullah SAW).
Tasawuf merupakan suatu usaha dan upaya dalam rangka mensucikan diri
(tazkyyyat unnafs) dengan cara menjauhkan dari pengaruh kehidupan dunia yang
menyebabkan lalai dari Allah SWT untuk kemudian memusatkan perhatiannya
hanya ditujukan kepada Allah SWT. Menurut syaikh Muhammad Amin al-Kurdi
bahwa tasawuf adalah ilmu yang menerangkan tentang keadaan-keadaan jiwa
(nafs) yang dengannya diketahui hal-ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara
membersihkannya dari (sifat-sifat) yang buruk dan mengisinya dengan sifat-sifat
yang terpuji, cara melakukan suluk, jalan menuju Allah, dan  meninggalkan
(larangan-larangan) Allah menuju (perintah-perintah) Allah SWT
Ada dua pengertian ilmu tasawuf yang dianut oleh para
pengikutnya.  Pertama, ilmu tasawuf diartikan sebagai ilmu tentang kesucian jiwa
untuk menghadapi tuhan sebagai zat yang maha suci. Kedua, ilmu
tasawuf diartikan sebagai ilmu yang mempelajari upaya pendekatan diri secara
individual kepada tuhannya.

2
Pada intinya ilmu tasawuf mempelajari bagaimana mensucikan jiwa sesuci
mungkin dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga kehadiran Tuhan
senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan.
Apabila ditinjau dari Al Qur’an. Sebenarnya ilmu tasawuf mengacu pada  al-
qur’an surah Al-A'la ayat 14-15:

Artinya : “sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan


beriman), dan mengingat nama tuhannya, lalu dia shalat”.

Secara ringkas tasawuf adalah suatu norma,  aturan,  dan  ilmu bagaimana orang


bisa mendidik jiwa dan hatinya untuk bisa berakhlakul karimah,
beribadah,  dan  selalu  mendekatkan diri kepada Allah serta selalu mencari ridha-
Nya.  Oleh karena itu tasawuf  adalah jalan yang  harus  ditempuh  oleh  setiap
individu yang ingin mencari keselamatan hidup  di  dunia  dan  akhirat,  baik  oleh
orang-orang yang hidup di masa lalu, masa kini maupun yang akan datang.
Secara terminologi, menurut Muhammad Amin Al-Kurdy  tasawuf adalah  suatu
ilmu yang  dengannya dapat  diketahui  hal-ihwal  kebaikan  dan keburukan  jiwa,
cara membersihkannya dari sifat-sifat yang  buruk  dan mengisinya  dengan  sifat-
sifat yang terpuji, cara melakukan  suluk,
melangkah  menuju  keridhaan  Allah  dan meninggalkan  larangan-Nya  menuju
kepada  perintah-Nya.

B.     Pengertian Kehidupan Modern

Saat ini manusia hidup pada dunia modern, yang ditandai dengan kehidupan
modern. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia mengartikan kehidupan sebagai
suatu cara (keadaan atau hal) hidup. Sedangkan modern adalah sesutu yang
terbaru, secara baru dan mutakhir.
Jadi, berdasarkan dua pengertian tersebut, maka kehidupan modern adalah
kehidupan yang maju, dengan berbagai fasilitas kehidupan mulai dari perumahan,
makanan, minuman, pakaian, transportasi, komunikasi, hiburan dan lain-lain.
Kehidupan menjadi semakin sintesis dan instan.

3
Saat makan misalnya, orang modern lebih menyukai makanan dan minuman yang
cepat saji. Padahal makanan cepat saji itu memerlukan berbagai macam bahan
tambahan yang sering kali justru tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia dan sering
kali malah berbahaya.
Istilah modernitas diderivasikan dari istilah modern. Istilah modern pertama kali
muncul pada abad ke-16 (sekitar tahun 1500-an di Eropa), berasal dari bahasa
latin moderna yang artinya sekarang, baru, atau saat ini. Melalui istilah inilah kata
modernitas itu muncul. Modernitas bukan hanya menunjuk pada suatu periode,
melainkan juga suatu bentuk kesadaran yang terkait dengan kebaruan
(Inggris: Newness), karena itu istilah perubahan, kemajuan, revolusi, pertumbuhan
adalah istilah-istilah kunci kesadaran modern. Pemahaman tentang modernitas
sebagai suatu bentuk kesadaran itu, lebih mendasar dari pada pemahaman-
pemahaman yang bersifat sosiologis maupun ekonomis.
Kata modern sebetulnya sangat menyingkap suatu kesadaran diri yang historis,
dari orang tertentu sera menandai adanya perbedaaan antara kondisi masa
sekarang dengan kondisi masa lalu. Oleh karena itu, istilah modernitas disini
dapat dimaknai sebagai wujud nyata dari realitas kemodernan yang terjadi saat ini
di masyarakat.
Kehidupan modern seringkali di barengi dengan segala sesuatu bersifat teknologi.
Kini yang menjadi persoalan adalah penggunakan teknologi masih lebih banyak
dikendalikan dan dikuasai oleh orang-orang yang moralitas kurang dapat
dipertanggungjawabkan. Hal tersebut tergambar dari sikap hidup mereka yang
materialistik, hedonistik, dan totaliteristik. Dari sikap mental tersebut telah
menimbulkan berbagai persoalan dan efek negatif dari kemajuan teknologi terlihat
nyata dalam kehidupan modern. 

C.    Ciri-Ciri Kehidupan Modern

  Modern  adalah  sikap  dan  cara berfikir  dan  bertindak  sesuai  dengan
tuntutan zaman.  Menurut  Deliar  Noer,sebagaimana  dikutip  oleh  Abudin  Nata,
ciri-ciri  masyarakat  modern  adalah sebagai berikut:

4
1. Bersifat Rasional
  Masyarakat modern lebih mengutamakan pendapat
akal  pikiran, dari  pada  pendapat emosi. Mereka
mengedepan  pendapat  yang  dapat diterima  oleh akal. Logis  dan  empiris.
Karenanya,  mereka  tidak  percaya  pada tahayul  dan  kegaiban-kegaiban yang di
luar  nalar, meskipun mereka juga  sering menjumpainya sebagai pengalaman.
Bersifat rasional  berarti  segala sesuatunya bersifat logis, sistematis dan kritis
sebagai hasil dari berfikir rasional.
2. Berfikir Futuristik
Masyarakat modern bersifat futuristik. Mereka berfikir  untuk masa depan
yang lebih baik, terprogram. Tidak hanya  berfikir  saat  ini  atau  keperluan
saat  ini  saja, melainkan  mempersiapkan strategi untuk masa depan.
3. Menghargai Waktu
Masyarakat modern selalu berfikir bahwa  waktu  sangat  berharga  dan
dimanfaatkan secara  maksimal. Ada istilah ‘waktu  adalah  uang’, sehingga
mereka  tidak  ingin  menyia-nyiakan
waktu  untuk  sesuatu  yang  belum  jelas untung  ruginya. Waktu  yang  ada
dimanfaatkan  sebaik  mungkin, terprogram  dan  dilaksanakan sesuai schedule
yang  telah  disusun sebelumnya.
4. Bersikap Terbuka
Masyarakat modern bersikap terbuka (open minded), artinya siap menerima
masukan, saran, kritikan dan apapun bentuknya dari siapapun demi perbaikan
hidup dan kehidupan.
5. Berfikir Obyektif 
Masyarakat modern melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan
kegunaannya. Sedangkan menurut Atho Muzhar,  masyarakat  modern  ditandai
oleh lima hal: Pertama, berkembangnya Mass Culture. Kedua, tumbuhnya  sikap-
sikap yang lebih mengakui kebebasan bertindak manusia menuju  perubahan masa
depan. Ketiga, tumbuhnya berfikir rasional. Keempat,  tumbuhnya sikap
hidup yang materialistik. Kelima, meningkatnya laju urbanisasi.

5
Melihat karakteristik masyarakat modern seperti  di  atas,  tentu saja  akan
melahirkan berbagai problem kehidupan, sekaligus tantangan bagi tasawuf  dan
keagamaan.

D.    Hubungan Ilmu Tasawuf Dengan Kehidupan Modern

Relevansi tasawuf dengan problem manusia modern adalah karena tasawuf


secara seimbang memberikan kesejukan batin dan disiplin syari’ah sekaligus. Ia
bisa dipahami sebagai pembentuk tingkah laku melalui pendekatan tasawuf
suluki, dan bisa memuaskan dahaga intelektual melalui pendekatan tasawuf
falsafi. Karena tasawuf ini bisa diamalkan oleh setiap muslim, dari lapisan sosial
manapun dan di tempat manapun.
Telah disebut di muka bahwa bertasawuf artinya mematikan nafsu dirinya
untuk menjadi diri yang sebenarnya. Jadi dalam kajian Tasawuf, nafs difahami
sebagai nafsu, yakni tempat pada diri seseorang dimana sifat - sifat tercela
berkumpul, Nafs juga dibahas dalam kajian Psikologi dan juga filsafat. Dalam
upaya memelihara agar tidak keluar dari koridor Al- Qur’an maka baik tasawuf
maupun Psikologi (Islam) perlu selalu menggali konsep nafs (dan manusia)
menurut Al - Qur’an dan hadis.
Intisari ajaran tasawuf sebagaimana paham mistisme dalam agama-agama lain
adalah bertujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari  dengan Tuhan,
sehingga seseorang merasa dengan kesadaranya itu berada di kehadirat - Nya.
Upaya ini antara lain dilakukan kontemplasi, melepaskan diri dari jeratan dunia
yang senantiasa berubah dan bersifat sementara. Sikap dan pandangan sufistik ini
sangat diperlukan oleh masyarakat modern yang mengalami jiwa yang terpecah
sebagaimana disebutkan, asalkan pandangan terhadap tujuan tasawuf tidak
dilakukan secara  ekslusif dan individual, melainkan berdaya aplikatif dalam
meresponi berbagai masalah yang dihadapi.
Abad yang berkembang telah tiba, teknologi yang modern semakin berkembang.
Perkembangannya seiring dengan perubahan  waktu. Siapa yang tidak bisa
mengejar perkembangan berarti ketinggalan zaman. Inilah perkataan yang
memancing kita terjerumus terjun ke dalam tawaran
kemodernismean.  Modernisme merupakan tanda kemajuan dan moderniame juga

6
merupakan tanda kemunduran suatu  bangsa. Perkembangan dalam berbagai
bidang, dari bidang ekonomi sampai bidang teknologi. Hal telah banyak membuat
kita lupa akan daratan kita tujuan awal yang sejak awal kita bangun.
Kenyataannya, modernisme makin hari membawa diri kita terselubungi dengan
perkembangan teknologi.
Sebagaimana firman Allah dalam al-qur’an surah Ar-Rum ayat 41:

Artinya : “ telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Efeknya, penghayatan terhadap Islam mulai digantikan dengan penghayatan


duniawi yang serba ingin modern. Prinsip materiaistik memenuhi otak pikiran,
yang melepaskan kontrol agama dan kebebasan bertindak demi memenuhi
modernisme telah berkuasa untuk mengalahkan terapi sufisme atau
tasawuf. Masyarakat modern semakin mendewakan keberadaan ilmu
pengetahuan, maka seakan-akan kita berada pada wilayah pinggiran yang
bermadzab kebaratan dan bahkan kita hampir-hampir kehilangan visi
keillahian. Hal inilah yang membuat kita makin stress dan gersang hati kita
dengan dunia, akibat tidak mempunyai pegangan hidup.
Sebagai muslim yang beritikad shaleh untuk agama, berkeyakinan baik dengan
adanya perkembangan zaman, hendaknya menyeimbangi pekembangan tersebut
bukan mengikuti bahkan terpengaruh perkembangan zaman. Untuk itu, pertebal
kekuatan keilmuan untuk menyeimbangi perkembangan zaman.  Sekularitas
Tasawuf menjadi jawaban ini semua, harapan terbesar dengan menjadikan
manusia berpaling sejenak untuk manggapai lagi sifat keilahiannya yang sering
kali pudar dengan modernisme. Ajakan dan rayuan semata, telah membutakan
sekilas perjuangan yang selama ini kita rintis. Seyogyanya kemampuan
mengeksistensikan kembali tasawuf- lah yang bisa menyayat sedikit gemerlap
hujatan hitam di dunia modern ini.

7
Tasawuf menjanjikan penyelamatan. Apalagi di tengah berbagai krisis kehidupan
yang serba materialis, hedonis, sekular, plus kehidupan yang makin sulit secara
ekonomis maupun psikologis itu, tasawuf memberikan obat penawar rohani, yang
memberi daya  tahan. Dalam wacana kontemporer, sering dibahas tasawuf
sebagai  obat mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang telah lepas dari
pusat dirinya, sehingga ia tidak mengenal lagi siapa dirinya, arti dan tujuan dari
kehidupan di dunia ini. Ketidakjelasan atas makna dan tujuan hidup ini memang
sangat tidak mengenakkan,   dan membuat penderitaan batin. Maka mata air
tasawuf yang sejuk dan memberikan penyegaran dan penyelamatan pada manusia-
manusia yang terasing itu.
Luasnya pengaruh tasawuf dalam hampir seluruh episode peradaban islam
menandakan tasawuf relevan dengan kebutuhan umat islam. Menurut Hamka
tasawuf ibarat jiwa yang menghidupkan tubuh dan merupakan jantung dari
keislaman. Dalam masyarakat modern fenomena ketertarikan terhadap pengajian
bernuansa tasawuf mencerminkan adanya kebutuhan untuk mengatasi problem
alenasi yang diakibatkan modernitas. Modernitas memberikan kemudahan hidup
tetapi tidak selalu memberikan kebahagiaan. 

E.     Peran Tasawuf Dalam Kehidupan Modern

Melihat  gejala  manusia  modern  yang  penuh  dengan
problematika  dan  mengakibatkan kekosongan  spiritual,  maka  sudah
waktunya  untuk  mencari sebuah  solusi  untuk  melakukan  perbaikan dalam
segala aspek kehidupan masyarakat dan di sinilah ilmu tasawuf memiliki peran
yang amat penting.
Tasawuf  berperan  melepaskan  kesengsaraan  dan  kehampaan spiritual  untuk
memperoleh  keteguhan  dalam  mencari  Tuhan.  Karena
inti  ajaran  tasawuf  adalah bertujuan  untuk  memperoleh  hubungan
langsung  dan  disadari  dengan  Tuhan, sehingga  seseorang  merasa  di hadirat-
Nya  dan  terlepas  dari  kegundahan,  kesedihan,  dan  kegalauan.
Adapun  ajaran  tasawuf  yang  paling  mendasar  yang dapat  dijadikan
sebuah  solusi  dalam  mengatasi  problematika  kehidupan  masyarakat modern  

8
yaitu  dengan  mengadakan  instropeksi  diri  atau  dalam  bahasa tasawuf dikenal
dengan muhasabah terhadap diri sendiri.
Sementara itu, Komaruddin Hidayat berpendapat perlunya memperkenalkan nilai-
nilai tasawuf  pada masyarakat  dengan  tujuan agar  nilai-nilai tasawuf turut serta
terlibat dan berperan dalam menyelamatkan  kemanusiaan dari kegersangan
spiritual,  dan memperkenalkan nilai-nilai esetoris (kebatinan) Islam sebagai
referensi,  khususnya kepada masyarakat barat.
Upaya  tersebut  akan  melahirkan  ketahanan  diri  serta  terhindar
dari  kemungkinan  pelencengan  kepribadian.  Hasil dari  sikap  ini  adalah sikap
rendah hati dan tidak arogan.
Dalam  pandangan tasawuf,  penyelesaian dan perbaikan di  atas
tidak  dapat  tercapai secara optimal  jika  hanya berorientasi  untuk
mencari  kehidupan  lahir, karena  kehidupan lahir  hanya  merupakan
gambaran  atau  akibat  dari  kehidupan manusia  yang  digerakkan  oleh
tiga  kekuatan  pokok  yang  ada  pada  diri manusia,  yaitu:  akal,  syahwat, dan
nafsu amarah.
Sebagaimana pada firman Allah dalam surah Al-Fajr ayat 28-30:

Artinya: “kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridha-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba ku. Masuklah ke dalam surga-
ku”.

Oleh sebab itu, untuk dapat menghasilkan secara optimal dalam


membenahi  keadaan masyarakat  modern,  tasawuf  mempunyai  potensi
untuk  menawarkan  kebebasan spiritual, dapat  memberikan jawaban-
jawaban  terhadap  kebutuhan  spiritual, mempersenjatai  diri  manusia
dengan  nilai  nilai  rohaniah  yang  akan membentengi diri  saat
menghadapi  problem  kehidupan  yang  serba  materialistik dan berusaha
merealisasikan  keseimbangan  jiwa  sehingga timbul kemampuan menghadapi
problem-problem yang ada, mengajak manusia  mengenal dirinya  sendiri  dan

9
akhirnya  tasawuf  mengajak  mengenal  Allah melalui ajaran ajarannya yang
mampu memberikan solusi bagi manusia untuk menghadapi krisis-krisis dunia.
Usaha  perbaikan  tersebut
dapat  ditempuh  melalui  tiga  tahapan  yang  terkandung dalam  ajaran
tasawuf,  yaitu  takhalli,  tahalli,  dan  tajalli  yang  diyakini mampu memberikan
solusi untuk memprbaiki kondisi masyarakat modern yang sedang mengalami
kerusakan moral dan kehampaan nilai nilai spiritual disebabkan karena
meninggalkan ajaran agama. Beberapa ajaran  tasawuf tampaknya dapat
memberikan sumbangan  positif  yang dapat  diamalkan  dalam  kehidupan
masyarakat modern dan dapat digunakan sebagai solusi masyarakat, sebagai
benteng spiritual dalam menghadapi berbagai problematikan modern. Untuk itu,
dalam mengatasi  problematika  masyarakat  modern,  tasawuf  harus dijadikan
alternatif terpenting.
Ajaran  tasawuf  perlu  di  aplikasikan  dalam  seluruh  aspek kehidupan
manusia modern, aspek ekonomi, sosisl, politik, kebudayaan, dan
lain  sebagainya.  Dengan  menerapkan  ajaran  tasawuf  secara
proporsional  dan  menerapkan  prinsip-prinsip  moral  Islam,  maka  akan
terwujud  kapribadian  manusia  utama  yang  mampu menjadi  warga masyarakat
dan bangsa yang baik dan bermanfaat.

10
BAB III 

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1      Pada intinya ilmu tasawuf mempelajari bagaimana mensucikan jiwa sesuci


mungkin dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga kehadiran Tuhan
senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan.

2.      Kehidupan modern adalah kehidupan yang maju, dengan berbagai fasilitas


kehidupan mulai dari perumahan, makanan, minuman, pakaian, transportasi,
komunikasi, hiburan dan lain-lain. Kehidupan menjadi semakin sintesis dan
instan.

3.      Ciri-ciri masyarakat modern yaitu bersifat rasional, menghargai waktu,


berfikir futuristik, bersikap terbuka dan berfikir obyektif 

4.      Relevansi tasawuf dengan problem manusia modern adalah karena tasawuf


secara seimbang memberikan kesejukan batin dan disiplin syari’ah sekaligus.

5.      Tasawuf  berperan  melepaskan  kesengsaraan  dan  kehampaan
spiritual  untuk memperoleh  keteguhan  dalam  mencari  Tuhan .

11
Daftar pustaka

 Bahrudin, Pengantar Ilmu Tasawuf, Serang: Putri Kartika Banjarsari, 2015. Hlm.


1
 Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2014. Hlm. 203.
 Mochammad Sodiq, Ilmu Kealaman Dasar, Jakarta: Kencana, 2014. Hlm. 22.
 Emanuel Wora, Kritik Atas Modernisme dan Postmodernisme, Jakarta: Kanisius,
2006. Hlm. 37.
 Rahmawati, Peran Akhlak Tasawuf Dalam Masyarakat Modern, kendari: Al-
Munzir, 2015. Hlm. 234
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000. Hlm.
279-280.
 Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1996. Hlm. 23-24
 M. Atha Muzhar, Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Perspektif Tantangan
Hidup Beragama Dimasa Depan, Jakarta: Balai Pustaka, 1993. Hlm. 11-12
 Tim Penyusun, Akhlak Tasawuf, Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2001. Hlm. 21
 Rahmawati, Peran Akhlak Tasawuf Dalam Masyarakat Modern, kendari: Al-
Munzir, 2015. Hlm. 241

12

Anda mungkin juga menyukai