JAWAB :
1. Dalam pandangan muhammadiyah gerakan islam adalah suatu gerakan agaman yang
mengandung nilai-nilai ajaran tentang kemajuan untuk mewujudkan peradaban umat manusia
yang utama. Muhammadiyah melihat bahwa pelaksanaan ajaran oleh sebagian umat Islam
sendiri ada penyimpangan dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu
muhammadiyah berkomitmen untuk melakukan gerakan islam yang memberikan perubahan
terhadap peradaban.
2. Faktor munculnya Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah yaitu :
(1) Informasi tak tersebar secara merata
(2) Pergeseran nilai kegotong-royongan ke Individualistis
(3) Masih adanya pengurus Persyarikatan yang tidak mau melaksanakan gerakan dakwah
jama'ah
(4) Masih adanya sikap mental acuh tak acuh warga Muhammadiyah terhadap pelaksanaan
cita-cita luhur Muhammadiyah
Sedangkan mekanisme GJDJ yaitu membina dan mengajak jamaah, keluarga dan secara aktif
melakukan advokasi terhadap berbagai persoalan yang muncul di lingkungan jamaah. Gerakan
ini juga berbasis pada kegiatan pendidikan, sosial, dan ekonomi. Sehingga dapat membantu
jamaah untuk melaksakan segala instrumen kehidupan.
3. Nilai religi/iman : Dalam ayat ke empat dan lima memiliki arti “Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang sholat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya”. Maksud dari ayat
tersebut adalah orang yang melaksanakan sholat ketika bersama orang banyak namun
meninggalkan sholat ketika ia sendiri. Orang yang melakukan itu tidak lain hanyalah orang yang
ingin dipuji imannya dihadapan orang banyak. Juga dapat memiliki maksud orang yang sholat
tetapi lalai dengan kewajiban dan rukun rukunnya.
Nilai tolong menolong : Dalam ayat ke tujuh memiliki arti ” Dan enggan (menolong dengan)
barang yang berguna”.Maksud ayat ini dengan orang yang mencegah dari berbuat baik
terhadap saudaranya, tidak membantu saudara, dan mencegah orang untuk bersikap baik
terhadap saudaranya.
4. Layanan pendidikan : Muhammadiyah mendirikan sekolah sebagai sarana pendidikan yang
modern dan mengutamakan kurikulum dan mutu memberikan banyak beasiswa untuk anak
anak yang kurang mampu.
Layanan Kesehatan : Muhammadiyah mendirikan banyak rumah sakit, rumah bersalin bahkan
apotek.
Layanan Sosial : Muhammadiyah mendirikan panti asuhan, panti jompo, melakukan berbagai
santunan kepada anak yatim.
5. Sebelum kedatangan kolonial Belanda ke Indonesia sistem pendidikan di Indonesia masih
dalah bentuk pondok pesantren. Pendidikan pondok pesantren tidak mengenal diskusi, kelas,
dan ujian. Kemudian K.H Ahmad Dahlan bertekad untuk memperbarui pendidikan islam yang
ada dengan cara menerapkan cita cita untuk membentuk muslim yang berakhlah baik, alim dan
luas pandangan terhadap permasalahan duniawi. Muhammadiyah mendirikan pondok
muhammadiyah pada tahun 1920 yang memberikan pelajaran agama dan pelajaran umum
secara bersamaan.
6. Low politic disebut juga praktis-kepartaian yaitu politik yang sekedar hanya ingin
memperoleh kekuasaan. Sedangkan high politic adalah politik yang lebih mengedepankan
moral dan kesejahteraan dari pada kekuasaan.
7. Dalam individu : Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, selalu bersikap dan
berkata jujur, berperilaku sederhana dan tidak melakukan hedonisme.
Dalam Kehidupan Bermasyarakat : Kita harus menunjukan rasa hormat dan memuliakan
tetangga, menjenguk tengga yang sakit, bersikap pemaaf dan lemah lembut terhadap tetangga
yang berbuat kesalahan, saling tolong menolong terhadap masyarakat sekita kita.
8. Menurut pandangan saya untuk tahap pertama yaitu penghimpunan dilakukan dari
kelompok paling terkecil sehingga masyarakat memiliki kesadaran untuk melakukan zakat
karena lingkungannya banyak yang melakukan zakat lalu dari kelompok kelompok kecil tersebut
bisa terlihat dengan baik siapa saja yang mengeluarkan zakat, tahap kedua yaitu pengelolaan
dilakukan dengan memberikan amanah kepada orang yang sudah dipercaya dan profesional
yang ada agar tidak terjadi kecurangan dan pengelolaan yang tidak profesional, untuk tahap
ketiga yaitu pendistribusian dilakukan pendataan terhadap setiap yatimpiatu, fakir miskin, dan
mualaf dan siapa saja yang berhak menerima zakat agar pendistribusian zakat bisa tepat
sasaran dan dapat bermanfaat bagi orang yang membutuhkan.