Di tahun ini sedang maraknya wabah virus Corona hampir dari seluruh penjuru
Dunia. Virus ini telah menyita perhatian banyak pihak, virus ini telah melumpuhkan
perekonomian. Perusahaan dan pembisnis negara banyak yang mengalami kerugian.
Masyarakat menjerit karena banyak yang tidak bisa bekerja mencari nafkah, sementara
itu kebutuhan hidup terus menuntut, sebelum terjadi wabah virus Corona, orang-orang
bebas berpergian hingga malam hari, seperti liburan, shopping , anak-anak pergi
bersekolah, orang tua mencari nafkah, dan mahasiswa pergi ke kampus. Akibat wabah
ini membuat banyak orang tidak keluar rumah, dan pemerintah mengeluarkan
peraturan bagi siapa yang berkeliaran di luar rumah akan dipenjarakan. Peraturan ini
menjadikan masyarakat benar-benar harus tinggal di dalam rumah (stay at home).
Kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut tentu sangat berpengaruh
terhadap segala sisi kehidupan, hal ini sangat berdampak terhadap perekonomian
dunia usaha.
Dampak negatif penyebaran virus ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat saja,
tetapi dunia usaha baik sekala kecil, menengah, maupun sekala besar. Berikut beberapa
dampak pagi pembisnis akibat pandemi ini.
• Perhotelan
Dimasa pandemi ini orang-orang jarang dan bahkan sedikit yang keluar rumah, maka
semakin sedikit dan semakin jarang orang-orang untuk mengunjungi dan menginap di
hotel. Bahkan data menunjukkan jumlah tamu mengalami penurunan hingga puluhan
persen di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menyebabkan sebagian pembisnis
perhotelan mengurangi pengeluaran dengan cara mencutikan karyawan, jika pandemi
ini berlangsung hingga jangka panjang memungkinkan pihak perhotelan melakukan
pemutusan hubungan Kerja (PHK). Pembisnis perhotelan berharap pemerintah
memberikan insentif agar industri ini dapat bertahan.
• Pariwisata
Pariwisata merupakan sektor yang sangat penting bagi Indonesia. Dengan keindahan
alam, kultur dan warisan leluhur Indonesia yang sangat asli dari nenek moyang yang
menjadikan nilai lebih yang patut kita jaga.
Dampak dari virus Corona bagi pariwisata Indonesia. Menurut data Badan Pusat
statistik. Jumlah kunjungan wisata mancanegara ke Indonesia pada tahun 2020
mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2019 . Sejak adanya intruksi menjaga
jarak dan beraktivitas di rumah saja, menjadikan sektor pariwisata menjadi lesu.
Bayang-bayang dirumahkan atau PHK maupun tutup semakin dekat. Pada situasi ini
industri berharap adanya peran aktif pemerintah dalam menjaga agar kondisi bisnis
pariwisata tetap stabil dan terlindungi ekosistem bisnis usahanya dari dampak virus
Corona.
Dampak dari virus ini membuat perusahaan di Indonesia mengambil langkah seperti
pengurangan tenaga kerja hingga penundaan tenaga kerja baru.
Faktanya bahwa ada banyak perusahaan yang memilih untuk melakukan penundaan
rekrutmen hingga waktu yang tidak ditentukan demi menjaga keberlangsungan
perusahaan.
Mayoritas perusahaan hanya akan merekrut pekerja yang memiliki produktivitas tinggi
dan mampu melakukan beberapa pekerjaan sekaligus dalam satu waktu.
Pekerja kontrak akan lebih diminati oleh pelaku usaha karena fleksibilitasnya dalam
hubungan ketenagakerjaan,
Hanya perusahaan yang Menggunakan teknologi yang masih bisa berkembang pada
saat ini hingga nanti pasca pandemi
Tidak hanya pekerja yang mendapat banyak kerugian dari adanya pandemi ini,
perusahaan juga merasakan kerugian yang cukup besar hingga mereka perlu menutup
perusahaan mereka.
Terlebih lagi untuk perusahaan produksi Pasti sangat terganggu, karena mereka tidak
bisa melakukan produksi akibat dari karyawan yang tidak berada di tempat kerja,
berbeda dengan perusahaan yang menggunakan teknologi meski karyawan bekerja
dari rumah kegiatan perusahaan masih terus bisa berjalan.
Kita semua berharap agar virus ini dapat segera terselesaikan dan kehidupan berjalan
secara normal seperti semula, Oleh karena itu Mari kita lakukan upaya dalam
membantu pemerintah dalam menangani wabah ini dengan melakukan dari hal kecil
seperti menggunakan masker, selalu mencuci tangan, menjaga jarak dan tetap berada
di dalam rumah.