Anda di halaman 1dari 19

ARTIKEL

KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

Kelompok 2

Nama : M sulton zulkarnaen(20193020058)

Nama : Jauhar fahreza (20173020053)

Narasumber : Juanda.S,Ag,.M.A.

TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

2020
Daftar isi

Kata pengantar ………………………………………………….

Pendahuluan…………………………………………………......

Landasan teori penelitian wawancara…………………………...

Pertanyaan wawancara…………………………………………..

Rumusan masalah……………………………………………….

Tujuan kepribadian muhammadyiah……………………………

Tujuan kepribadian muhammadyah menurut narasumber………

Landasan teori…………………………………………………..

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmatNya
sehingga Artikel ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Artikel ini
diharapkan dapat memberikan tambahan edukasi tentang muhammadiyah sebagai gerakan islam.
Dalam penyelesaian Artikel ini, saya banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya Artikel ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya
jika saya mengucapkan terima kasih kepada:
Teman – teman, narasumber yang dapat dipercaya , serta semua pihak yang ikut membantu
dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cetak maupun
elektronik, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terima kasih atas semuanya. Saya sadar,
sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan Artikel ini masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat positif, guna penulisan Artikel yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan
saya, semoga Artikel yang sederhana ini, dapat memberi manfaat tersendiri bagi para pembacanya
dan juga mampu memberikan sedikit kemajuan bagi Bangsa dan Negara.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah


 Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman
Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H). Persyarikatan Muhammadiyah
didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang
dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis
dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam
pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai
Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School
Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu’allimin _khusus laki-laki, yang bertempat
di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu’allimaat Muhammadiyah_khusus Perempuan, di
Suronatan Yogyakarta).
Pada masa kepemimpinan Ahmad Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas
di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah
Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut
pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera
Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus
gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah
kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun
1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.

B. Sebab Sebab Muhammadiyah didirikan


  Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara lain:
1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga
menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam
tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam
tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;
2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah
Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-
kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman;
4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta
berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
5. dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama
Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin
menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat (Junus Salam, 1968: 33).

C. Tujuan Organisasi Muhammadiyah


Segala hal yang dikerjakan oleh muhammadiyah didahului dengan adanya maksud dan
tujuan tertentu. Dan dengan maksud dan tujuan itu pula akan mengarahkan gerak perjuangan gerak
perjuangan, menentukan besar kecillnya kegiatan serta macam macam amal usaha muhammadiyah.
Pada waktu pertama berdirinya Muhamadiyah memiliki maksud dan tujuan sebagi berikut:
1. Menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
penduduk bumi-putra, di dalam residensi Yogyakarta.
2. Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya
Sejak pertama kali didirikan oleh Ahmad Dahlan sampai Muktamar Muhammadiyah ke-44
di Jakarta tahun 2000. Rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah telah mengalami tujuh kali
perubahan redaksional, susunan bahasan dan istilah yang dipergunakan. Saat ini Muhammadiyah
menggunakan rumusan yang dihasilkan saat Muktamar ke-34 di Yogyakarta, yaitu : “Menegakkan
dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.”
LANDASAN TEORI PENELITIAN WAWANCARA

a. Dalam Bidang Aqidah

1) Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani
berupa tauhid kepada Allah Subhanahu Wata'alayang benar, ikhlas, dan penuh
ketundukkan sehingga terpancar sebagai lbad ar-rahmanyang menjalani
kehidupan dengan benar-benar menjadi mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin
yang paripurna.

2) Setiap warga Muhammadiyah wajib menjadikan imandan tauhidsebagai sumber


seluruh kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan berdasarkan tauhid
itu, dan tetap menjauhi serta menolak syirk, takhayul, bid'ah, dan khurafat yang
menodai iman dan tauhid kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

b. Dalam Bidang Akhlaq

1) Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi dalam


mempraktikkan akhlaq mulia, sehingga menjadi uswah hasanahyang diteladani
oleh sesama berupa sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

2) Setiap warga Muhammadiyah dalam melakukan amal dan kegiatan hidup harus
senantiasa didasarkan kepada niat yang ikhlasdalam wujud amalamal shalih dan
ihsan, serta menjauhkan diri dari perilaku riya’, sombong, ishraf, fasad, fahsya,
dan kemunkaran.

3) Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk menunjukkan akhlaq yang mulia


(akhlaq al-karimah) sehingga disukai/diteladani dan menjauhkan
diri dari akhlaq yang tercela (akhlaq al-madzmumah) yang membuat dibenci dan
dijauhi sesama.

4) Setiap warga Muhammadiyah di mana pun bekerja dan menunaikan tugas maupun
dalam kehidupan sehari-hari harus benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan
korupsi dan kolusi serta praktik-praktik buruk lainnya yang merugikan hak-hak
publik dan membawa kehancuran dalam kehidupan di dunia ini.
c. Dalam Bidang Ibadah

1) Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk senantiasa membersihkan jiwa/hati


ke arah terbentuknya pribadi yang mutaqqin dengan beribadah yang tekun dan
menjauhkan diri dari jiwa/nafsu yang buruk, sehingga terpancar kepribadian
yang shalih yang menghadirkan kedamaian dan kemanfaatan bagi diri dan
sesamanya.

2) Setiap warga Muhammadiyah melaksanakan ibadah mahdhah dengan sebaik-


baiknya dan menghidup suburkan amal nawafil (ibadah sunnah) sesuai dengan
tuntunan Rasulullah serta menghiasi diri dengan iman yang kokoh, ilmu yang
luas, dan amal shalih yang tulus sehingga tercermin dalam kepribadian dan
tingkah laku yang terpuji.

d. Dalam Bidang Mu’amalah Duniawiyah

1) Setiap warga Muhammadiyah harus selalu menyadari dirinya sebagai abdi dan
khalifah di muka bumi, sehingga memandang dan menyikapi kehidupan dunia
secara aktif dan positif serta tidak menjauhkan diri dari pergumulan kehidupan
dengan landasan iman, Islam, dan ihsan dalam arti berakhlaq karimah.

2) Setiap warga Muhammadiyah senantiasa berpikir secara burhani, bayani, dan


irfani yang mencerminkan cara berpikir yang Islami yang dapat membuahkan
karya-karya pemikiran maupun amaliah yang mencerminkan keterpaduan antara
orientasi habluminallah dan habluminannas serta maslahat bagi kehidupan umat
manusia.

3) Setiap warga Muhammadiyah harus mempunyai etos kerja Islami, seperti: kerja
keras, disiplin, tidak menyia-nyiakan waktu, berusaha secara maksimal/optimal
untuk mencapai suatu tujuan.

e. Kehidupan Bidang Berorganisasi

1) Persyarikatan Muhammadiyah merupakan amanat umat yang didirikan dan


dirintis oleh K.H. Ahmad Dahlan untuk kepentingan menjunjung tinggi dan
menegakkan Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenarbenarnya, karena itu menjadi tanggungjawab seluruh warga dan lebih-
lebih pimpinan Muhammadiyah di berbagai tingkatan dan bagian untuk benar-
benar menjadikan organisasi (Persyarikatan) ini sebagai gerakan da'wah Islam
yang kuat dan unggul dalam berbagai bidang kehidupan.

2) Setiap anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah berkewajiban memelihara,


melangsungkan, dan menyempurnakan gerak dan langkah Persyarikatan dengan
penuh komitmen yang istiqamah, kepribadian yang mulia (shidiq, amanah,
tabligh, dan fathanah), wawasan pemikiran dan
visi yang luas, keahlian yang tinggi, dan amaliah yang unggul sehingga
Muhammadiyah menjadi gerakan Islam yang benar-benar menjadi

rahmatan lil `alamin.

3) Dalam menyelesaikan masalah-masalah dan konflik-konflik yang timbul di


Persyarikatan hendaknya mengutamakan musyawarah dan mengacu pada
peraturan-peraturan organisasi yang memberikan kemaslahatan dan kebaikan
seraya dijauhkan tindakan-tindakan anggota pimpinan yang tidak terpuji dan
dapat merugikan kepentingan Persyarikatan.

4) Menggairahkan ruh al Islam dan ruh al jihad dalam seluruh gerakan


Persyarikatan dan suasana di lingkungan Persyarikatan sehingga
Muhammadiyah benar-benar tampil sebagai gerakan Islam yang istiqamah dan
memiliki ghirah yang tinggi dalam mengamalkan Islam.

5) Setiap anggota pimpinan Persyarikatan hendaknya menunjukkan keteladanan


dalam bertutur-kata dan bertingkahlaku, beramal dan berjuang, disiplin dan
tanggungjawab, dan memiliki kemauan untuk belajar dalam segala lapangan
kehidupan yang diperlukan.

6) Dalam lingkungan Persyarikatan hendaknya dikembangkan disiplin tepat waktu


baik dalam menyelenggarakan rapat-rapat, pertemuan-pertemuan, dan
kegiatankegiatan lainnya yang selama ini menjadi ciri khas dari etos kerja dan
disiplin Muhammadiyah.

7) Dalam acara-acara rapat dan pertemuan-pertemuan di lingkungan persyarikatan


hendaknya ditumbuhkan kembali pengajian-pengajian singkat (seperti Kuliah
Tujuh Menit) dan selalu mengindahkan waktu shalat dan menunaikan shalat
jama'ah sehingga tumbuh gairah keberagamaan yang tinggi yang menjadi
bangunan bagi pembentukan kesalihan dan ketaqwaan dalam mengelola
Persyarikatan.

8) Para pimpinan Muhammadiyah hendaknya gemar mengikuti dan


menyelenggarakan kajian-kajian keislaman, memakmurkan masjid dan
menggiatkan peribadahan sesuai ajaran Al-Quran dan Sunnah Nabi, dan
amalanamalan Islam lainnya.

9) Wajib menumbuhkan dan menggairahkan perilaku amanat dalam memimpin


danmengelola organisasi dengan segala urusannya, sehingga milik dan
kepentinganPersyarikatan dapat dipelihara dan dipergunakan subesar-besarnya
untukkepentingan da'wah serta dapatdipertanggungjawabkan secara organisasi.

10) Setiap anggota Muhammadiyah lebih-lebih para pimpinannya hendaknya jangan


mengejar-ngejar jabatan dalam Persyarikatan tetapi juga jangan menghindarkan
diri manakala memperoleh amanat sehingga jabatan dan amanat merupakan
sesuatu yang wajar sekaligus dapat ditunaikan dengan sebaik-baiknya, dan
apabila tidak menjabat atau memegang amanat secara formal dalam organisasi
maupun amal usaha hendaknya menunjukkan jiwa besar dan keikhlasan serta
tidak terus berusaha untuk mempertahankan jabatan itu lebih-lebih dengan
menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan akhlaq Islam.

11) Setiap anggota pimpinan Muhammadiyah hendaknya menjauhkan diri dari


fitnah, sikap sombong, ananiyah, dan perilaku-perilaku yang tercela lainnya
yang mengakibatkan hilangnya simpati dan kemuliaan hidup yang seharusnya
dijunjung tinggi sebagai pemimpin.

12) Dalam setiap lingkungan Persyarikatan hendaknya dibudayakan tradisi


membangun imamah dan ikatan jamaah serta jam'iyah sehingga Muhammadiyah
dapat tumbuh dan berkembang sebagai kekuatan gerakan da'wah yang kokoh.

13) Dengan semangat tajdid hendaknya setiap anggota pimpinan Muhammadiyah


memiliki jiwa pembaru dan jiwa da'wah yang tinggi sehingga dapat mengikuti
dan memelopori kemajuan yang positif bagi kepentingan `izzul Islam wal
muslimin (kejayaan Islam dan kaum muslimin dan menjadi rahmatan lil ‘alamin
(rahmat bagi alam semesta).

14) Setiap anggota pimpinan dan pengelola Persyarikatan di manapun berkiprah


hendaknya bertanggungjawab dalam mengemban misi Muhammadiyah dengan
penuh kesetiaan (komitmen yang istiqamah) dan kejujuran yang tinggi, serta
menjauhkan diri dari berbangga diri (sombong dan ananiyah) manakala dapat
mengukir kesuksesan karena keberhasilan dalam mengelola amal usaha
Muhammadiyah pada hakikatnya karena dukungan semua pihak di dalam dan di
luar Muhammadiyah dan lebih penting lagi karena pertolongan Allah Subhanahu
Wata'ala.

15) Setiap anggota pimpinan maupun warga Persyarikatan hendaknya menjauhkan


diri dari perbuatan taqlid, syirik, bid'ah, tahayul dan khurafat.1

16) Pimpinan Persyarikatan harus menunjukkan akhlaq pribadi muslim dan


mampumembina keluarga yang Islami.

1
Pertanyaan wawancara

Biodata Singkat Narasumber :


 Nama : Juanda, S.Ag.,M.A
 Alamat : Jl. Lingkar selatan, Tamantirto,Kasihan,Bantul
 Jabatan :

Pertanyaan wawancara

Pertanyaan tentang narasumber  Sejak kapan bapak menjadi


anggota muhammadyah
 Apa jabatan bapak di
muhammadyah
 Apa pendidikan terakhir bapak
 Apa jabatan bapak sekarang di
muhammadyah
 Apa peran bapak yang pernah
bapak ikuti dalam kegiatan-
kegiatan kemuhammadyah
 Sumbangsih apa yang pernah
dilakukan oleh bapak untuk
kemajuan muhammadiyah

Bagaimana peran muhammadyah  Bagaimana peran


dalam menanamkan nilai keagamaan muhammadyah dalam
menanamkan nilai kegamaan
 Bagaimana cara membangun
hubungan yang baik sesame
manusia
 Bagaimana cara menunjukan
komitmen tindakan dlam
bermuhammadyah
 Apa yang harus dilakukan untuk
memperkuat akhlak kita kepada
masyarakat
 Bagaimana muhammadyah
menyikapi perilaku
menyimpang dalam kelalaian
ibadah
 Bagaimana cara menjaga
ukhuwah Islamiyah
Kepribadian muhammadyah  Apa itu muhammadyah
 Sperti apa sifat kepribadian
muhammadyah
 Sifat yang paling menonjol dari
kepribadian muhamadyah
 Apa ciri kepribadian
muhammadyah
 Identitas yang menojol dari
kepribadian muhammadyah
Latar belakang kepribadian  Apa yang melatar belakangi
muhammadyah kepribadian muhammadyah
 Apa yang melatar belakangi
berdirinya organisasi
muhammadiyah
 Apa tujuan berdirinya
muhammadyah
 Apakah muhammadyah sudah
mencapai tujuan tersebut
 Bagaimana cara mengenalkan
muhammadiyah untuk orang
awam
Metode menanamkan nilai nilai  Bagaimana cara menanamkan
muhammadyah nilai kemuhammadyahan sejak
kecil
 Bagaimana penggunaan metode
yang tepat agar sesuai dengan
tujuan muhammadyah
khususnya dalam ibadah
 Bagaimana cara menanamkan
nilai muhammadiyah dalam
keluarga
Amal usaha  Apa amal usaha muhammadyah
 Apa amal usaha muhammadyah
dalam bidang pendidikan
 Apa amal usaha muhammadyah
dalam bidang kesehatan
 Apa amal usaha muhammadyah
dalam bidang keamanan

Jawaban dari narasumber


1. Pertanyaan tentang narasumber

 Sejak kapan bapak menjadi Semenjak tahun 1991 sampai dengan


anggota muhammadyah sekarang
 Apa pendidikan terakhir bapak S2 di Universitas Muhammadyiah
Yogyakarta psikologi pendidikan
agama islam
2. Bagaimana peran muhammadyiah dalam menanamkan nilai keagamaan
 Bagaimana cara membangun kita harus berpartisipasi dengan
hubungan yang baik sesame masyarakat dan juga harus ramah
manusia kepada sesame manusia

 Apa yang harus dilakukan untuk Ya kita memberikan contoh dengan


memperkuat akhlak kita kepada akhlak yang baik dengan masyarakat
masyarakat dan tunjukan dengan kepribadian
akhlak yang baik
 Bagaimana cara menjaga Dengan 4T T pertama ta’aruf
ukhuwah Islamiyah mengenal kedua ta’afum memahami
kepribadianyang ke tiga ta’awun
saling menolong satusama lain dan
yang terakhir takafun menjalin
hubungan dengan sesama

3. Kepribadian muhammadyiah
 Apa itu muhammadyiah Muhammadyiah itu artinya ada dua kata
pertama kata Muhammad yaitu: pengikut nabi
Muhammad SAW dan yang kedua
ya’niskiyah yaitu:makna nya pengikut jadi
kesimpulannya adalah yang merasa pengikut
nabi Muhammad yaitu muhammadyiah.
Muhammadyiah bukan agama baru yaitu
organisasi keagamaan bukan organisasi politik
maupun yang lainnya
 Apa ciri kepribadian Kepribadian merupakan rumusan yang
muhammadyah menggambarkan hakekat muhammadyiah serta
sifat-sifat kepribadian muhamadyiah sebagai
landasan, pedoman dan pegangan

4. Metode menanamkan nilai nilai muhammadyah


 Bagaimana cara mengenalkan Dengan cara ciri istilahnya kata dari
muhammadiyah untuk orang muhammadyiah dulu yaitu pengikut
awam nabi muhammadyiah
 Bagaimana cara menanamkan kalo kita sudah menanamkan akidah
nilai kemuhammadyahan sejak sejak dini itu kita sudah menanamkan
keci kemuhammadyiahan jadi
janganmenyembah selain allah
itumerupakan cara menanamkan sejak
dini
 Apa itu amal usaha banyak sekali yaitu salah satunya
muhammadyiah membangun yayasan panti asuhan
anak yatimpiyatu dan panti jompo
 Apa amal usaha muhammadyah
dalam bidang kesehatan

Rumusan Masalah
 Pertanyaan tentang narasumber
 Sejak kapan bapak menjadi anggota muhammadiyah
 Apa pendidikan terakhir bapak
 Apa tujuan

 Apa yang melatarbelakangi kepribadian Muhammadiyah


 Sejak kapan bapak menjadi anggota muhammadyah
 Apa jabatan bapak di muhammadyah
 Apa pendidikan terakhir bapak
 Apa jabatan bapak sekarang di muhammadyah
 Apa peran bapak yang pernah bapak ikuti dalam kegiatan-kegiatan kemuhammadyah
 Bagaimana peran muhammadyah dalam menanamkan nilai kegamaan
 Bagaimana cara membangun hubungan yang baik sesame manusia
 Bagaimana cara menunjukan komitmen tindakan dlam bermuhammadyah
 Apa yang harus dilakukan untuk memperkuat akhlak kita kepada masyarakat
 Bagaimana muhammadyah menyikapi perilaku menyimpang dalam kelalaian ibadah
 Apa itu muhammadyah
 Sperti apa sifat kepribadian muhammadyah
 Sifat yang paling menonjol dari kepribadian muhamadyah
 Apa ciri kepribadian muhammadyah
 Identitas yang menojol dari kepribadian muhammadyah
 Apa yang melatar belakangi kepribadian muhammadyah
 Apa yang melatar belakangi berdirinya organisasi muhammadiyah
 Apa tujuan berdirinya muhammadyah
 Apakah muhammadyah sudah mencapai tujuan tersebut
 Bagaimana cara mengenalkan muhammadiyah untuk orang awam
 Bagaimana cara menanamkan nilai kemuhammadyahan sejak kecil
 Bagaimana penggunaan metode yang tepat agar sesuai dengan tujuan muhammadyah khususnya
dalam ibadah
 Bagaimana cara menanamkan nilai muhammadiyah dalam keluarga
 Apa amal usaha muhammadyah
 Apa amal usaha muhammadyah dalam bidang pendidikan
 Apa amal usaha muhammadyah dalam bidang kesehatan
 Apa amal usaha muhammadyah dalam bidang keamanan

Bagaimana cara menjaga ukhuwah Islamiyah

 Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Maka,


tak sedikit pula organisasi Islam banyak didirikan di Indonesia. Beberapa organisasi Islam
di Indonesia antara lain Nahdlatul 'Ulama, dan Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadi
organisasi msyarakat Islam yang sering terdengar di kalangan masyarakat. 

Tujuan kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah adalah masuknya pemikiran dan cara-cara politik dalam mengelola
dan menggerakan Muhammadiyah setelah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia)
dibubarkan dan orang-orang Muhammadiyah yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebut
kembali ke Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai organisasi dan gerakan sosial keagamaan didirikan oleh KH. Ahmad
Dahlan (1868-1923) pada awal abad kedua puluh, tepatnya pada 8 Dzulhijjah 1330 H, bersesuaian
dengan tanggal 18 Nopember 1912. Pendirian organisasi ini, antara lain, dipengaruhi oleh gerakan
tajdîd (reformasi, pembaruan pemikiran Islam) yang digelorakan oleh Muhammad ibn ‘Abd al-
Wahhab (1703-1792) di Arab Saudi, Muhammad ‘Abduh (1849-1905), Muhammad Rasyîd Ridhâ
(1865-1935) di Mesir, dan lain-lain. Masing-masing tokoh tersebut memiliki corak pemikiran yang
khas, berbeda satu dengan yang lain. Jika Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhâb menekankan pemurnian
akidah, sehingga gerakannya lebih bersifat puritan (purifikasi), maka Muhammad ‘Abduh lebih
menekankan pemanfaatan budaya modern dan menempuh jalur pendidikan, dan karena itu,
gerakannya lebih bersifat modernis dan populis. Sementara itu, Rasyîd Ridhâ menekankan
pentingnya keterikatan pada teks-teks al-Qurân dalam kerangka pemahaman Islam, yang dikenal
dengan al-Rujû’ ilâ al-Qur’ân wa al-Sunnah (kembali kepada al-Qur’an dan al-Sunnah). Oleh
karena itu, gerakannya lebih bersifat skriptualis (tekstual), yang kelak menjadi akar
fundamentalisme (al-ushûliyyah) di Timur Tengah (Syafiq A. Mughni, 1998).

Tujuan kepribadian Muhammadiyah Menurut Narasumber

kepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan setiap gerak
Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya ialah
Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan
masyarakat . Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua
golongan: Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada
ajaran Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan
ajakan untuk memeluk agama Islam. Memahami “Kepribadian Muhammadiyah”
Memahami Kepribadian Muhammadiyah berarti:
1. Memahamai apa sebenarnya Muhammadiyah
2. Karena Muhammadiyah ini sebagai organisasi, sebagai suatu persyarikatan yang berasaskan
Islam maka perlu pula difahami Islam yang bagaimanakah yang hendak ditegakkan dan dijunjung
tinggi itu, mengingat telah banyaknya kekaburan-kekaburan dalam Islam di Indonseia ini. Dan ini
pulalah yang hendak dipergunakan mendasari atau menjiwai segala amal usaha Muhammadiyah
sebagai organisasi.
3. Kemudian dengan sifat-sifat yang kita contoh atau kita ambil dari bagaimana sejarah da’wah
Rasulullah yang mula-mula dilaksanakan, itu pulalah yang kita jadikan sifat-sifat gerak da’wah
Muhammadiyah, dengan kita sesuaikan pada keadaan dan kenyataan-kenyataan yang kita hadapi.

Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah Ini Kita Pimpinkan/ Berikan?


Seperti diatas telah kita uraikan, bahwa kepribadian ini pada dasarnya adalah memberikan
pengertian dan kesadaran kepada warga kita, agar mereka itu tahu tugas kewajibannya, tahu
sandaran atau dasar-dasar beramal usahanya, juga tahu sifat-sifat atau bentuk/nada-nada bagaimana
mereka para warga pada saat melaksanakan tugas kewajibannya.
Adapun da’wah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat,
bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar
taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata.

Tujuan Organisasi Muhammadiyah Menurut Narasumber

Latar belakang berdirinya Organisasi Muhammadiyah yaitu menjunjung tinggi dan


menegakkan agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Ungkap
DRS. Agus Isbandi di Masjid Jabir. Beliau juga menjelaskan bahwa berdirinya organisasi
Muhammadiyah sejak zamannya dirintis oleh K.H. Ahmad Dahlan dan pada saat itu masyarakat
masih berada pada zaman penjajahan Belanda pada zaman itu sudah banyak masyarakat memeluk
agama Islam tetapi masih banyak yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam yang terdapat dalam
Al qur’an dan Hadist dan perlu diberikan pencerahan agar Agama Islam itu sesuai dengan ajaran
islam yaitu berpegang pada Al qur’an dan Hadist. Dan pada saat itu K.H. Ahmad Dahlan mulai
merintis di keraton dengan mulai mengajak masyarakat disekitar masjid untuk berdakwah
menyampaikan ajaran agama islam yang sesuai dengan Al qur’an dan Hadist.
Organisasi Muhammadiyah juga bertujuan untuk mencerdaskan masyarakat khususnya
masyarakat islam pada masa itu dengan membangun lembaga pendidikan berupa sekolah-sekolah
dan dalam pembangunan tersebut dilakukan dengan mandiri dengan mengajak masyarakat secara
luas melalui dakwah untuk ber amal ma’ruf nahi munkar. Ungkap Beliau. Dan pada perjalanannya
Muhammadiayah melakukannya dari hal-hal kecil kemudian menuju hal yang lebih besar seperti
yang bamyak kita lihat hari ini cukup banyak sekolah-sekolah baik itu dari TK sampai ke Pergurun
Tinggi yang di dirikan oleh muhammadiyah dan tidak hanya sekolah banyak juga membangun
fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit, Pantai Asuhan dan lain sebagainya. Dan pembangunan itu
sudah menyebar luas hampir disetiap wilayah di Indonesia bahkan sampai ke luar Negeri. Ungkap
Beliau .
Adapun hal yang memotivasi K.H. Ahmad Dahlan dalam membangun sarana pendidikan
menurut Drs. Agus Isbandi yaitu beliau pada saat itu tidak rela melihat rakyat Indonesia sering di
bodoh-bodohi oleh para penjajah Belanda pada masa itu. Maka dari itu K.H. Ahmad Dahlan
bertekad kuat untuk membangun sarana Pendidikan agar masyarakat memiliki pikiran yang
berkemajuan dan cerdas supaya bisa melawan para penjajah dan mempercepat kemerdekaan
Indonesia.

Selain membangun seokolah-sekolah tahfiz dan membuka jurusan di bidang keagamaan di


sekolah maupun Universitas, ternyata Muhammadiyah juga mengajarkan ilmu umum seperti ilmu
Kedokteran, Teknik, Ekonomi dan lain sebagainya. Karena untuk memajukan sumber daya manusia
tidak cukup dengan urusan akhirat saja kita juga harus mempelajari ilmu umum sebagai bekal hidup
didunia.

Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi


dalam proses dakwah. Dan penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur
dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.  Sehingga membuat agama islam tidak
kembali menjadi agama yang suci atau bersih. Muhammadiyah sendiri, merupakan gerakan islam
yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan
menjunjung tinggi agama islam yang sebenarnya. Ungkap Drs. Agus Isbandi mengenai tujuan inti
Muhammadiyah.

Lebih jelasnya pengaruh dari luar yang membuat ajaran islam tidak lagi murni dan
ajarannya yang mulai di campur dengan adat atau kebudayaan yang terpengaruh langsung oleh
kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Sehingga banyak praktek nya umat islam di Indonesia
memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran islam, terutama yang
berhubungan dengan prinsip akidah islam. Itu sebabnya, di berikan pencerahan atau dimurnikan nya
ajaran islam ini sangat di butuhkan. Agar kembali menjadi panutan bagi banyak orang untuk mau
punya kesadaran dan memiliki perubahan sosial yang lebih baik.

Menurut narasumber pribadi apakah tujuan-tujuan tersebut telah terwujud?

“Tujuan itu sebenarnya kalau di bilang tercapi, ya hampir semuanya tercapai tetapi kalau
tujuan itu dibilang tercapai ya kita akan berhenti Muhammadiyah akan berhenti. Karena ilmu yang
kita tuju itu masih banyak, tidak ada ujungya. Maka dari itu Muhammadiyah harus tetap maju untuk
menyebarkan agama Islam dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan.

Landasan teori
Dasar Dan Amal Usaha Muhammadiyah

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam


yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata,
Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang
tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-
satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi

Pedoman Amal Usaha Dan Perjuangan Muhammadiyah


Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun
cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman “
Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang
dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah.”
maka Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin
di bawah ini:
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
3. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara
yang sah.
6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai
dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan
membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
10. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa haldiantaranya
sebagai berikut ::
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-
satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi

Saran
semoga artikel yang kami buat ini dapat menjadi salah satu referensi untuk mengetahui
tentang Kepribadian Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai