Anda di halaman 1dari 10

Muhammadiyah

Sebagai Gerakan
Keagamaan
KHUSNUL BOY WIDYA201410180311251
LATIFA INSAF MAULIDA 201410180311256
WISQA MEIDINA SAFITRI 201410180311273
Pendahuluan
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam, amar maruf nahi
munkar dan tajdid, bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, tentunya
bukan sembarang organisasi tetapi lebih sebagai gerakan Islam (Al
Harakah Al Islamiyah).
Kata Gerakan secara harfiah memiliki arti perbuatan atau keadaan
bergerak dan pergerakan usaha atau kegiatan. Dengan demikian,
kata gerakan atau pergerakan mengandung arti, unsur dan esensi
yang dinamis dan sebaliknya tidak statis. Karenanya, Muhammadiyah
dan orang-orang Muhammadiyah manakala mengklaim dirinya
berada dalam organisasi gerakan, maka haruslah selalu bergerak
dinamis dan tidak boleh statis atau berdiam diri.
Makna Kehadiran Muhammadiyah
Sebagai Gerakan Keagamaan
Muhammadiyah merupakan bentuk dari revitalisasi atau
kebangkitan Islam untuk perubahan yang bercorak pembaruan
yang disebut revitalisme, modernisasisme dan reformisme.
Semangat dasarnya adalah pergerakan untuk perubahan.
Muhammadiyah bukan sebagai gerakan sosial keagamaan yang
biasa, tetapi sebagai gerakan Islam. Bergerak bukan asal
bergerak harus selalu dilandasi, dibingkai, dan diarahkan dengan
Islam. Islam bukan sekedar asas formal, tetapi menjiwai,
melandasi, mendasari, mengkerangkai, mempengaruhi,
mengerakkan, dan menjadi pusat orientasi dan tujuan yakni
yanngbersumber dari Al-Quran dan Sunnah disertai
pengembangan ijtihad.
Dalam penjelasan pokok pikiran ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah disebutkan bahwa berdasarkan ayat 104 Qs. Ali
Imran, nyatalah bahwa Muhammadiyah adalah satu organisasi yang
bersifat sebagaai gerakan, ialah yang mempunyai ciri-ciri tertentu
yakni :
a. Muhammadiyah adalah sebagai subjek atau pemimpin, dan
masyarakat semuanya adalah objek atau yang dipimpinnya.
b. Lincah (dinamis), maju (progresif), selalu dimukan dan militant.
c. Revolusioner.
d. Mempunyai pemimpin yang kuat, cakap, tegas dan berwibawa.
e. Mempunyai orgaanisasi yang susunannya lengkap dan selalu
tepat atau up to date.
Model Gerakan Keagamaan
Muhammadiyah
Muhammadiyah sebenarnya telah menggagas tentang penguatan
basis gerakan sejak awal berdirinya, bahkan muktamar tahun 1970an
telah memutuskan untuk menggalang Gerakan Jamaah dan Dakwah
Jamaah (GJDJ). Hanya saja gerakan itu belum maksimal di
implementasikan dalam aktivisme organisasi.
Kesadaran yang sama muncul pada muktamar ke-46 Yogyakarta
dengan adanya program revitalisasi cabang dan ranting serta
pembentukan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR)
sebagai respon atas klondisi global dan tantangan yang akan dihadapi
Muhammadiyah di masa depan. Meningkatnya kesadaran sosial
masyarakat yang disertai dengan sikap kritis terhadap persoalan
politik, hak asasi manusia, lingkungan hidup dan demokrasi
merupakan tuntutan umum yang semakin penting bagi masyarakat.
1. Gerakan Jamaah dan Dakwah
Jamaan (GJDJ)
Esensi GJDJ penguatan kesadaran jamaah dan kepedulian mereka
terhadap lingkungan sosialnya. Definisi sederhana mengenai
jamaah adalah kompulan keluarga muslim yang berada dalam
satu lingkungan tempat tinggal atau dalam konsep perkotaan
sebagai ikatan ideology mereka yang berada dalam komunitas
yang sama. Mereka disatukan dengan kesadaran yang sama
dalam proses pembentukan oleh persyarikatan Muhammadiyah.
Penguatan cabang dan ranting Muhammadiyah dapat dilakukan
dengan maksimal apabila pembinaan jamaah dapat dilakukan
secara efektif dan continue.
Perhatian utama GJDJ adalah membina keluarga secara aktif
melakukan advokasi terhadap berbagai persoalan yang terjadi di
akar, rumput atau dilevel jamaah. Orientasi dari gerakan ini
adalah membangun basis kehidupan jamaah di bidang
pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan.
Melalui penguatan basis tersebut, gerakan jamaah perlu
melakukan berbagai langkah produktif yang dapat mendorong
masyarakat di tingkat basis untuk memecahkan persoalan-
persoalan empiric yang mereka hadapi.
2. Langkah Penguatan Jamaah
Langkah pemberdayaan melalui penguatan institusi cabang dan ranting akan
memberi kontribusi bagi kohesi sosial atau solidaritas antar warga ditengah
meluasnya faham-faham radikal yang belakangan ini cenderung anarkis. Langkah
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cabang dan ranting Muhammadiyah
melalui gerakan jamaah dan dakwah jamaah adalah :
a. Melakukan assessment awal mengenai kehidupan keagamaan di desa,
komunitas atau ranting
b. Memantapkan konsep dakwah jamaah yang akan digunakan sesuai dengan
konsisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat basis
c. Melakukan sosialisasi dan pelatihan bagi pari fasilitator yang akan
menggerakkan cabang dan ranting
d. Melakukan pendampingan dakwah jamaah
e. Memantapkan organisasi gerakan di akar rumput sebagai ujung tombak
gerakan dakwah jamaah
Untuk mensinergikan langkah langkah diatas, diperlukan adanya
keterlibatan berbagai lembaha amal Muhammadiyah seperti
sekolah, rumah sakit ataupun masjid yang tumbuh begitu cepat
diberbagai daerah di Indonesia. Perlibatan lembaga amal itu
dalam mempercepat proses pengembangan cabang dan ranting
sebagai sentral untuk mengembangkan Muhammadiyah sebagai
organisasi yang berbasis jamaah sehingga berbentuk masyarakat
khairah ummah sebagaimana cita-cita Muhammadiyah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai